Anda di halaman 1dari 10

CONTOH SKALA NOMINAL, ORDINAL, INTERVAL DAN RASIO

A. Skala Nominal : ukuran yang tidak sebenarnya.


Contoh :
1. Untuk membedakan objek antara perempuan dan laki - laki, diberikan indeks, untuk
perempuan 0 dan untuk laki - laki 1, bukan berarti 1 lebih besar dari pada 0, hanya saja
untuk pembeda antara laki - laki dan perempuan.
2. Ada sebuah sekumpulan toko disuatu lokasi, untuk memudahkan para pengunjung
maka toko tersebut di beri nomor 1A, 1B, 1C dan seterusnya tanpa untuk
membandingkan satu dengan yang lainnya.
3. Sebuah gedung bioskop, para penonton diberikan no kursi duduk yang berbeda agar
tidak terjadi perebutan kursi.
4. Dalam suatu rumah susun setiap lantainya diberikan nama misalkan lantai 1, lantai 2,
lantai 3, dan seterusnya.
5. Dalam salah pesantren antara santriwan dan santriwati asramanya dipisahkan dengan
diberi simbol untuk santriwan A2 sedangkan untuk santriwati adalah B2.
6. Untuk membedakan antara polisi laki - laki dan polisi perempuan, seragam untuk polisi
laki -laki menggunakan baju lengan pendek dan bercelana panjang sedangkan untuk
perempuan baju lengan pendek dan menggunakan rok.
7. Dalam pembuatan plat nomor harus berbeda dari kendaraan yang satu dengan kendaraan
yang lainnya.
8. Dalam sebuah tim sepak bola setiap pemain di berikan no punggung berbeda-beda
untuk mempermudah wasit menulis siapa saja yang melanggar.
9. Pada suatu perusahan motor setiap mesinnya dibuat no indeks rangka mesin
sebagai acuan untuk mengetahui jumlah mesin yang telah diproduksi.
10. Untuk membedakan antara motor bebek dan dengan motor matic jika motor matic
tidak menggunakan gigi sedangkan motor bebek menggunakan gigi.

B. Skala Ordinal : menunjujukan suatu urutan atau peringkat.


Contoh :
1. Suatu peringkat ranking disuatu kelas misalkan Ihsan ranking 1 dan udin ranking 2 berarti
ihsan lebih pintar dari pada udin.
2. Penghitungan suara dalam pemilu, misalkan total suara Demokrat 60%, PDI 30%, Golkar
20% berarti suara tertinggi di pegang oleh demokrat sebagai peringkat 1, sehinnga
menjadi pemenang dalam pemilu tersebut.
3. Dalam suatu survei bahwa pelajar di jawa barat 67% mengaku mengalami seks
pranikah sedangkan pelajar di jawa timur hampir 84% mengalami seks pranikah, dalam
hal ini jawa timur memegang angka tertinggi dalam survei ini.
4. Dalam sautu kontes musik telah memasuki babak 3 besar dimana merupakan
penampilan terakhir para peserta kontes musik dengan peserta finalish Ichsan Muiz, Fathin
Sidqia Lubish, dan Ladie Gaga, dengan perolehan SMS yang tertinggi didapatkan oleh Ichsan
Muiz yaitu 54%, posisi kedua Fathin yaitu 36% dan perolehan terendah adalah Ladie
Gaga yaitu 10%, maka yang keluar sebagai the winner adalah Ichsan Muiz.
5. Dalam perlombaan ketampanan ada 3 orang peserta yaitu Lee Min hoo, Siwon,
dan Ichsan Muiz, setelah melakukan persaingan ketat maka juri mengumumkan bahwa
Ichsan mendapatkan skor 9 dari urutan skor 1-10, siwon mendapatkan skor 7, Lee
Min Hoo mendapatkan skor 6 dan Bruno Mars mendapatkan skor 4, sehingga
peringkat pertama dimenangkan oleh Ichsan muiz diikuti dengan peringkat yang kedua oleh
Siwon, dan berikutnya oleh Lee Min Hoo.
6. Pada tingkatan Taekwondo memiliki beberapa tahapan sabuk misalkan dari awal sabuk
putih, kuning, hijau, biru, merah dan yang terakhir hitam.
7. Dalam sautu struktur organisasi harus memiliki kepengurusan yang jelas mulai dari ketua,
wakil ketua, sekertaris, bendahara sampai seksi-seksi harus tersusun secara jelas.
8. Sebuah pertunjukan super junior para penonton dipisahkan dengan berbagai macam kelas
tiket dari harga yang murah untuk kelas tribun kisaran 650 rb , sampai kelas kelas
ekslusive yaitu kelas GOLD kisaran 2,4 jt.
9. Dalam sistem pendidikan di indonesia jenjang pendidikan di bagi menjadi 4 bagian
yang pertama SD, SMP, SMA dan yang selanjutnya kuliah diperguruan tinggi, masing-
masing jenjang tersebut harus berurutan mulai dari SD terlebih dahulu.
10. Pada saat kita akan menggunakan kereta api kita dihadapkan pada 3 kelas kereta yang
pertama yaitu kelas ekonomi dimana kelas ini biasanya untuk kalangan rendah, dan yang
kedua adalah kelas bisnis dimana kelas ini untuk kalangan kelas menengah, dan yang
terakhir adalah kelas exklusif biasanya untuk kalangan kelas atas.
C. Skala Interval : ukuran yang bersifat numerik
Contoh :
1.
Data SKS Waktu
Dasar Pemrograman 1 50 menit
Teknik Digital 2 100 menit
Kalkulus 3 150 menit
Pada tabel diatas menunjukan bahwa Dasar Pemrograman memiliki 1 SKS, waktunya
adalah 50 menit, begitupun dengan Teknik Digital yang memiliki 2 sks berarti waktunya 100
menit, dan yang terakhir yaitu kalkulus memiliki 3 SKS waktunya adalah 150 menit
sehingga dapat disimpulkan bahwa selisih data diatas adalah 50 menit.
2.
Data Kecepatan Ukuran

Maharani 20 – 40 km/jam Pelan

Ichsan 50 - 60 km/jam Sedang

Valentina 70 - 80 km/jam Cepat


Rosi
Tabel diatas merupan kecepatan masing – masing orang dalam berkendara di jalan raya, tabel
diatas menunjukan Maharani jika berkendaraan dengan kecepatan 20 – 40 km/jam masuk ke
ukuran pelan, untuk Ichsan dalam berkendaraan memiliki kecepatan 50 – 60 km/jam maka
masuk ke dalam ukuran sedang dan yang terakhir Valentina Rosi dalam berkendaraannya
selalu berkecepatan 70 – 80 km/jam maka masuk ke ukuran cepat.
3.
Data Usia Tinggi Badan

Anak - 6 – 12 130 – 145 cm


anak
Remaja 13 – 18 146 – 160 cm

Dewasa 19 – 26 161 – 199 cm


Tabel diatas merupakan rata – rata tinggi badan berdasarkan usia, untuk anak – anak yang
berusia
6 – 12 memiliki rata – rata tinggi badan 130 – 145 cm, untuk remaja yang berusia 13 – 18
memiliki
rata – rata tinggi badan 146 – 160 cm, dan untuk dewasa yang berusia 19 – 26 cm memiliki
rata –
rata tinggi badan 161 – 199 cm.
4.
Data Nilai Simbol
Muiz 100 A
Cinta 80 B
Putri 60 C
Tabel diatas menunjukan nilai raport pelajar, dimana Muiz mendapatkan nilai 100 (A), Cinta
mendapatkan nilai 80 (B), dan Putri mendapatkan nilai 60 (C) .
5.
Pengirim Pengiriman barang Harga
Sinta Bandung - Jakarta Rp. 10.000,- /kg
Santi Bandung - Rp. 20.000,- /kg
Yogyakarta
Santa Bandung - Rp. 30.000,- /kg
Surabaya
Tabel diatas merupakan pengiriman barang ke berbagai tempat, seperti contoh diatas Sinta
mengirimkan barang dari Bandung ke Jakarta dengan harga Rp. 10.000,- /kg, dan Santi
mengirimkan dari bandung ke Yogyakarta dengan harga Rp. 20.000,- /kg sedangkan Santa
mengirimkan barang dari Bandung ke Surabaya dengan harga Rp. 30.000,- /kg.

D. Skala Rasio : skala pengukuran yang paling tinggi di mana selisih tiap pengukuran
adalah sama dan mempunyai nilai nol mutlak. Skala rasio merupakan skala untuk
membandingkan data – data yang ada.
Contoh :
1.
Data SKS Waktu
Dasar 1 50 menit
pemrograman
Teknik 2 100 menit
Digital
Kalkulus 3 150 menit
Berdasarkan tabel diatas ada tiga mata kuliah yang memiliki bobot SKS berbeda dimana
dasar pemrograman yaitu 1 SKS, teknik digital adalah 2 SKS, dan kalkulus adalah 3 SKS jika
dilihat dengan skala rasio SKS mata kuliah Kalkulus tiga kalilipat dengan SKS mata kuliah
dasar pemrograman, SKS mata kuliah Teknik Digital dua kali lipat dengan SKS mata kuliah
Dasar Pemrograman.
2.
Data Nilai Simbol
Muiz 100 A
Cinta 80 B
Putri 60 C
Tabel diatas merupakan tabel nilai raport siswa SMA dimana masing – masing siswa
memiliki nilai yang berbeda yaitu Muiz mendapatkan nilai 100 (A), Cinta 80 (B), dan Putri
60 (C) jika dilihat dari skala rasio nilai Muiz memiliki nilai lebih 20 dari pada nilai Cinta,
Cinta memiliki nilai lebih 20 dari pada nilai Putri, dan nilai putri kurang 40 untuk sama
dengan Muiz.
3.
Bayi Berat
A 3
B 2
C 1
Tabel diatas merupakan berat bayi dimana bayi A beratnya adalah 3, B adalah 2, dan C
adalah 1, jika dilihat menggunakan skala rasio berat badan bayi A tiga kalilipat dari berat
badan bayi C, berat badan bayi B dua kalilipat dari C.
4.
Data Penghasilan Penghasilan
Udin Supir bus 2.000.000 /bulan
Kosim Karyawan 3.000.000/bulan

Ichsan Programmer 10.000.000/bulan

Berdasarkan tabel diatas merupakan tabel pekerjaan dan penghasilan bulanan, dimana gajinya
bermacam – macam, jika dilihat berdasarkan skala rasio gaji Ichsan lebih besar dari pada gaji
Kosim sebagai karyawan, dan gajih Udin lebih lebih kecil dari pada gajih Kosim.
5.
Data Tinggi
Ichsan 160 cm

Muiz 150cm
chaby 140cm
Tabel diatas menunjukan tentang tinggi badan dari masing – masing data yang dikumpulkan,
jika dilihat dari skala rasio Ichsan lebih tinggi 10 cm dari pada Muiz, dan Muiz lebih tinggi
10 cm dari pada Chaby, dan chaby paling pendek diantara Ichsan dengan Muiz.
CONTOH SKALA NOMINAL, ORDINAL, INTERVAL DAN RASIO

1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala pengukuran paling sederhana atau tingkatannya paling
rendah di dalam suatu penelitian. Skala ini hanya digunakan untuk memberikan kategori saja.
Misalnya digunakan untuk memberi label, simbol, lambang, atau nama pada sebuah kategori
sehingga akan mempermudah pengelompokan data menurut kategorinya. Pada skala nominal
ini, peneliti akan mengelompokkan objek, baik individu atau pun kelompok kedalam kategori
tertentu dan disimbolkan dengan label atau kode tertentu. Kemudian, angka yang diberikan
kepada objek hanya memiliki arti sebagai label atau pembeda saja dan bukan untuk
menunjukkan adanya tingkatan.

Agar lebih paham, berikut ini ciri-ciri dari skala nominal:

 Kategori data bersifat mutually exclusive (setiap objek hanya memiliki satu kategori
saja).
 Kategori data tidak memiliki aturan yang logis (bisa sembarang).
Contoh :
Contoh pertama, contoh yang paling umum digunakan yaitu variabel jenis kelamin. Jenis
kelamin akan dibedakan menjadi Laki-laki dan Perempuan. Dalam hal ini, hasil pengukuran
tidak memiliki tingkatan tertentu. Artinya laki-laki tidak lebih tinggi daripada perempuan,
atau sebaliknya. Di dalam sebuah penelitian, biasanya akan diberi simbol angka sebagai
pembeda, misal jenis kelamin laki-laki diberi simbol angka 1, jenis kelamin perempuan diberi
simbol 0. Simbol angka disini hanya untuk membedakan saja, tidak menunjukkan bahwa 1
lebih besar dari 0 dan sebagainya.

Contoh kedua, misal nama kota lahir. Ada yang Bandung, Jakarta, Surabaya, Bogor, dan
lain lain. Hal ini hanya untuk pembeda saja, tidak menunjukkan tingkatan tertentu. Dengan
kata lain, orang yang lahir di Bandung bukan berarti lebih baik dari Bogor atau yang lainnya.

Contoh ketiga, misalnya menjelaskan agama, ada Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik. Ini
hanya bersifat membedakan saja
2. Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan peringkat antar
tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan juga tidak harus sama. Skala ordinal ini
memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada skala nominal, karena skala ini tidak hanya
menunjukkan kategori saja tetapi juga menunjukkan peringkat. Di dalam skala ordinal, objek
atau kategorinya disusun berdasarkan urutan tingkatannya, dari tingkat terendah ke tingkat
tertinggi atau sebaliknya,

Ciri-ciri dari skala ordinal antara lain:

 kategori data saling memisah.


 kategori data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya.
 kategori data dapat disusun sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki.
Contoh :
Contoh pertama, contoh pada variabel sikap seseorang terhadap suatu pernyataan, sikap
tersebut berupa sangat setuju, setuju, biasa saja, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Pada variabel sikap ini dari sangat setuju ke sangat tidak setuju menunjukkan kategori dan
memiliki tingkatan. Di dalam sebuah penelitian, kategori tersebut bisa disimbolkan dengan
angka, misal angka 5 untuk sangat setuju, angka 4 untuk setuju, angka 3 untuk biasa saja,
angka 2 untuk tidak setuju, dan angka 1 untuk sangat tidak setuju.

Contoh kedua, misal dalam variabel nilai huruf mutu pada perkuliahan, yaitu nilai A, B, C,
D, dan E. Pada nilai ini menunjukkan tingkatan bahwa nilai A lebih besar dari B, dan
seterusnya.

3. Skala Interval
Skala Interval merupakan skala pengukuran yang bisas digunakan untuk menyatakan
peringkat untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya
saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak. Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas skala
ordinal dan nominal. Besar interval atau jarak satu data dengan data yang lainnya memiliki
bobot nilai yang sama. Besar interval ini bisa saja di tambah atau dikurang.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari skala interval:


 Kategori data memiliki sifat saling memisah.
 Kategori data memiliki aturan yang logis.
 Kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karaaktristik khusus yang
dimilikinya.
 Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan yang sama dalam
jumlah yang dikenakan pada kategori.
 Angka nol hanya menggambarkan satu titik dalam skala (tidak memiliki nilai nol
absolut).

Contoh:
Contoh pertama, contoh yang paling umum pada skala interval adalah suhu. Misalkan suatu
ruangan memiliki suhu 0C, ini bukan berarti bahwa ruangan tersebut tidak ada suhunya.
Angka 0C disini merupakan suhu, hal ini dikarena pada skala interval 0 (nol) bukanlah nilai
yang mutlak.

Contoh kedua, jam 00.00 bukan berarti waktunya kosong atau tidak ada nilainya, karena jam
00.00 sendiri masih menunjukkan waktu dimana jam 00.00 sama dengan jam 12 malam.

4. Skala Rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa
dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan. Skala rasio merupakan
tingkatan skala paling tinggi dan paling lengkap dibanding skala-skala lainnya. Jarak atau
interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai nol mutlak
berarti benar-benar menyatakan tidak ada.

Contoh :
Contoh pertama, misal tinggi badan Agung adalah 190 cm sedangkan tinggi badan Vatinson
adalah 95 cm. Pada situasi ini dapat dikatakan bahwa jarak tinggi badan Vatinson dengan
Agung adalah 95 cm. Bisa juga dikatakan bahwa tinggi badan Agung 2 kali tinggi badan
Vatinson.

Contoh kedua, misalkan nilai ujian matematika Tono adalah 50, sedangkan nilai Toni adalah
100. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai Toni adalah 2 kali nilai Tono.
CONTOH SKALA NOMINAL, ORDINAL, INTERVAL DAN RASIO

1. Skala Nominal (Statistik Non Parametrik)

Skala Nominal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori atau kelompok dari suatu
subjek saja. Angka tersebut tidak mempunyai arti. Juga tidak menunjukkan pangkat atau
tingkatan seperti skala ordinal. Biasanya menggunakan Chi Square, frekuensi dan tabulasi
silang untuk analisis statistiknya.

Contoh : Jenis kelamin diklasifikasikan sebagai berikut : Laki-laki = 1 Perempuan = 2

2. Skala Ordinal (Statistik Non Parametrik)

Skala ordinal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori atau kelompok sekaligus
melakukan rangking terhadap kategori tersebut. Dengan kata lain, di skala ini menunjukkan
adanya tingkatan. Biasanya menggunakan frekuensi, median dan modus, Spearman rank-
order correlation dan analisis varian untuk analisis statistiknya.

Contoh : Kepuasan pelanggan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Sangat Puas = 5 , Puas = 4 , Cukup Puas = 3 , Tidak Puas = 2 , Sangat Tidak Puas = 1

3. Skala Interval (Statistik Parametrik)

Skala interval adalah skala pengukuran yang memiliki rentangan (jarak) kedua titik yang
sudah diketahui. Namun tidak mempunyai nilai 0 mutlak. Biasanya menggunakan deviasi
mean dan standar, korelasi r, regresi, analisis varian dan analisis faktor ditambah berbagai
multivariat untuk analisis statistiknya.

Contoh : Temperatur Ruangan : Celcius pada 0 derajat sampai 100 derajat. Skala ini jelas
jaraknya, yaitu 100-0 = 100
4. Skala Rasio (Statistik Parametrik)

Skala rasio adalah skala pengukuran yang memiliki rentangan (jarak) kedua titik yang sudah
diketahui, dan juga mempunyai nilai 0 mutlak. Untuk analisis statistiknya sama seperti skala
interval.

Contoh : Jumlah kue. Jika ada 10, berarti benar-benar ada 10 kue. Jika 0, berarti benar-benar
tidak ada (absolut, real 0)

Sumber : http://tu.laporanpenelitian.com/2014/11/24.html (Buku Statistik Parametrik Konsep


Dan Aplikasi Dengan SPSS (Edisi Revisi)

Anda mungkin juga menyukai