Anda di halaman 1dari 2

Nama : Benedictus Alerio

Kunjungan ke kapal perang

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dipadati oleh pengunjung. Mereka adalah anak-anak TK,
sejumlah pelajar dan mahasiswa dari perbagai Perguruan Tinggi, hingga masyarakat umum.

Kedatangan mereka untuk menyaksikan empat kapal perang, yaitu dua kapal perang dari
Indonesia KRI Sultan Hasanudin dan KRI Diponegoro, dan dua kapal perang asal Thailand
yaitu HTMS Khirirat dan TMS Sukhothai berkunjung ke Pelabuhan.

Masyarakat dipersilakan mengunjungi dan melihat-lihat kapal perang tersebut, 8-9 Agustus
2017 pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB, berlokasi di Samudera 01 Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang.

HELIKOPTER - Pengunjung sedang berselfie di depan helikopter yang berada di atas kapal
perang KRI Diponegoro di Pelabuhan Tanjung Mas, Selasa 8 Agustus 2017

HELIKOPTER - Pengunjung sedang berselfie di depan helikopter yang berada di atas kapal
perang KRI Diponegoro di Pelabuhan Tanjung Emas , Selasa 8 Agustus 2017
(tribunjateng/desta leila kartika)

Masuk melalui pos 4 dan parkir kendaraan di pelataran parkir terminal penumpang.

Pengunjung bisa melihat-lihat, masuk dan merasakan berada dalam kapal perang tersebut.

“Kegiatan ini dalam rangka pelatihan bersama Sea Garuda 19AB-17. Latihan bersama ini
dilaksanakan oleh TNI AL, bersama Angkatan Laut Thailand yang dilaksanakan setiap dua
tahun sekali. Untuk yang menjadi tuan rumah area latihannya itu secara bergantian. Dimana
kebetulan tahun 2017 ini TNI AL sebagai tuan rumah, pembukaan dilaksanakan di Surabaya
kemudian area latihan di Laut jawa, dan berakhir di Semarang,” ujar Kol Laut Rudhi Aviantara,
Satgas latihan bersama Sea Garuda 19AB-17.

Rudhi Aviantara menuturkan, jumlah personel yang ikut bergantung jenis kapalnya, untuk di KRI
sendiri masing-masing ada 105 personil, dikali dua ada 210 personil. Kemudian dari Angkatan
Laut Thailand ada 250 personil, jadi kurang lebih total ada 500 sampai 600 personil.

“Tujuan dari kegiatan latihan ini adalah untuk meningkatkan hubungan bilateral antara TNI AL
dan Angkatan Laut Thailand, serta meningkatkan hubungan antar kedua Negara, Indonesia dan
Thailand. Jadi sangat positif bagi kedua negara," tuturnya.
Satu diantara banyak pengunjung, ada Inayah seorang siswa Politeknik Ilmu Pelayaran
Semarang.

Dia ungkapkan perasaannya ketika hadir dan mengikuti kunjungan untuk melihat keempat kapal
perang yang ada.

“Jadi sebelumnya saya pikir kapal masih memakai kendali yang lama, tetapi setelah tadi masuk
ke dalam KRI Diponegoro dan dijelaskan oleh kru, ternyata sudah memakai sistem yang baru
semua dan kapal ternyata masih baru. Tadi dijelaskan juga mengenai kapal ini dibuat tahun
2005,” ungkapnya.

Inayah mengaku sangat antusias dengan kegiatan seperti ini, karena mendapatkan ilmu baru
sekaligus bisa bertemu dengan kru-kru kapal. Mereka juga menceritakan mengenai
pengalaman pada saat perang, sistem kapal dan masih banyak lagi. Sehingga sangat
bermanfaat bagi dia dan teman-temannya.

“Menambah pengetahuan mengenai KRI Diponegoro khususnya, kapal ini semacam kapal
siluman. Jadi bentuk kapal ini membuat keberadaannya tidak akan terlihat oleh radar musuh,”
jelasnya.

Rudhi Aviantara menambahkan kegiatan ini hanya dalam rangka latihan saja, tidak ada tujuan
khusus atau semacamnya.

“Dalam latihan ini kita juga memang ada semacam kesepahaman, bagaimana apabila terjadi
suatu peristiwa di laut, SAR atau perompakan di laut khususnya di perbatasan. Maka dari itu
kita latihan dengan Angkatan Laut Thailand,” pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai