Makalah SQH Prilaku Konsumen
Makalah SQH Prilaku Konsumen
Islam
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Studi Al-Qura’an dan
Hadisyang Dibimbing oleh :
Oleh :
Dawimatus Sholihah
( 839219029 )
Penulis
BAB 1
Pendahuluan
1
Veithzal Rivai Zainal, Nurul Huda, Ratna Ekawati, Sri Vandayuli Riorini, Ekonomi Mikro Islam,
(Jakarta : Bumi Akasara, 2018), h. 180.
2
Suharyono, Prilaku konsumen dalam perspektif Ekonomi Islam, Jurnal Al – Intaj Vol.4 No 2,
2018, h.308.
3
Rahmat Ilyas, Etika konsumsi dan kesejahteraan dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal At –
tawassuth Vol. 1 No 1, 2016, h. 153.
Sementara pengertian Prilaku Konsumsi adalah tanggapan atau reaksi
individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan.
Perilaku didasari oleh berbagai faktor baik dalam diri pribadi secara internal
maupun dari faktor luar.4
ُّت َماا َ َح َّل ََّّلاُ لَ ُك ْم َوالَ تَ ْعتَد ُ ْوا ا َِّن ََّّلاَ الَي ُِحب
ِ ط ِيّبَ ْيَئآّيُّ َهاالَّ ِذ يْنَ َءا َمنُ ْواْالَت ُ َح ِ ّر ُم ْوا
) ( َومنُ ْو ن ْ َّلا الَّذ
ِ ِي ا َ ْنت ُ ْم ِب ِه ُم َ ًْال ُم ْعت َ ِديْنَ ( ) َو ُكلُ ْواْ ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم ََّّلاُ َحلَال
َ َّ ْ ط ِيّبًا َواتَّقُ ْو
4
Ibid.,
5
Sri wigati, Prilaku Konsumen dalam Perspektif ekonomi Islam, Jurnal Maliyah Vol.1 No 1,
2011, h.25.
Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa – apa yang
baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang – orang yang melampaui
batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah
Allah rezekikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepadanya.
Artinya : Dari Amr bin syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata,
rasulullah SAW bersabda : “ Makan dan minumlah, Bersedekahlah serta
berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak sombong.
C. Tujuan Konsumsi
6
Sri wigati, Prilaku Konsumen dalam Perspektif ekonomi Islam, Jurnal Maliyah Vol.1 No 1,
2011, h. 23.
Konsumen ketika mengonsumsi sebuah barang. Artinya Utilitas sering kali
dimaknai sebagai kepuasan yang dirasakan oleh konsumen dalam
mengonsumsi sebuah barang.7
7
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 127.
8
Ibid., h.129
Hukum Penurunan Utilitas Marginal
9
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 145.
10
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 135.
M=F+B
Keterangan :
M = Maslahah
F = Manfaat
B = Berkah
11
Ibid., h. 147.
sehingga timbul rasa kebosanan, Penurunan kepuasaan ini dikenal dengan
Hukum utilitas marginal (Law of diminishing marginal utility). Berbanding
terbalik dengan Ekonomi Islam yang mempunyai tujuan konsumsi yaitu
Maslahah (manfaat dan Berkah), Pada tabel Marginal maslahah
menunjukkan bahwa marginal maslahah adalah konstan, Jadi Seorang
konsumen mukmin Tidak akan mengalami kebosanan dalam melakukan
ibadah madhah. Ini terlihat dari nilai maslahah marginal dari kegiatan ini
yang konstan tidak mengalami penurunan seperti halnya pada kasus utilitas.
12
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia, Ekonomi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2014), h. 130.
13
Ibid., h. 130.
dibandingkan antar satu orang dengan orang lain, Perbedaan desain rumah,
Pilihan warna, aroma adalah cerminan dari keinginan.
14
Veithzal Rivai Zainal, Nurul Huda, Ratna Ekawati, Sri Vandayuli Riorini, Ekonomi Mikro
Islam, (Jakarta : Bumi Akasara, 2018), h. 195-196.
َت َماا َ َح َّل ََّّلاُ َل ُك ْم َوالَ ت َ ْعتَد ُ ْوا ا َِّن ََّّلا َ َْيئآّيُّ َهاالَّ ِذ يْنَ َءا َمنُ ْواْالَت ُ َح ِ ّر ُم ْوا
ِ ط ِيّب
َالَي ُِحبُّ ْال ُم ْعت َ ِديْن
Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa –
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah
kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang –
orang yang melampaui batas
ْ َّلا الَّذ
ِ ِي ا َ ْنت ُ ْم ِب ِه ُم
َومنُ ْو ن َ ًَو ُكلُ ْواْ ِم َّما َرزَ َق ُك ُم ََّّلاُ َحلَال
َ َّ ْ ط ِيّبًا َواتَّقُ ْو
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah
Allah rezekikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepadanya.
Yang Membedakan antara kegiatan konsumsi konvensional dan
kegiatan konsumsi yang Islami terletak pada prinsip bahwa seorang
muslim dibatasi dengan barang ataupun jasa yang halal dan baik
(Halalan Toyyiban). Dalam Islam tidak boleh mengonsumsi ataupun
memperjual belikan suatu barang atau jasa yang diharamkan.
Berkaitan dengan Aturan pertama tentang larangan berlebih – lebihan ,
suatau barang yang halalpun tidak boleh kita konsumsi secara
berlebihan sesuai yang kita inginkan, tetapi harus kita batasi
secukupnya sesuai yang kita butuhkan untuk menghindari kemewahan,
berlebih – lebihan dan kemubadziran.
Sementara Etika konsumsi dalam Islam menurut yusuf Qardawi
diantaranya 15 :
ُه َو َخي ًْرا لَّ ُهم ْ َسبَ َّن الَّ ِذ يْنَ َي ْب َخلُ ْونَ بِ َما َءاتَ ُه ُم ََّّلاُ ِم ْن ف
ض ِل ِه َ َوالَ َي ْح
ُ َ َو ِ َّّلِلِ ِميْرا
ث ط َّوقُ ْونَ َما َب ِخلُ ْواْبِ ِه يَ ْو َم ا ْل ِقيَ َم ِة
َ ُسيَ بَ ْل ُه َوش ٌَّرلَّ ُه ْم
) (َّلاُ بِ َما ت َ ْع َملُ ْونَ َخبِيْر
َّ ض َو ِ ت َواْال ْر ِ س َموا َّ ال
Sekali – kali janganlah orang – orang yang Bakhil (Pelit) dengan
harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya
menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan buruk itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka
bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat.
Dan Kepunyaan Allah Lah segala yang ada di langit dan yang ada
di bumi. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan
b. Tidak melakukan kemubadziran.
Seperti yang disebutkan dalam surat Al maidah ayat 87 :
ت َماا َ َح َّل ََّّلاُ لَ ُك ْم َوالَ ت َ ْعتَد ُ ْوا ا َِّن َ َْيئآّيُّ َهاالَّ ِذ يْنَ َءا َمنُ ْواْالَت ُ َح ِ ّر ُم ْوا
ِ ط ِيّب
َََّّلاَ الَي ُِحبُّ ْال ُم ْعت َ ِديْن
Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa –
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah
kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
– orang yang melampaui batas.
c. Menjauhi hutang sehingga setiap muslim diperintahkan untuk
menyeimbangkan pendapatan dengan pengeluarannya
Dalam sebuah Hadis dijelaskan mengenai hutang
15
Ibid., h. 256.
ُّ َسلَّ ْم َم ْن َفا َرق
الر ْو ُح َ عل ْي ِه َو ّ ص َّل
َ َِّلا َّ س ْو ُل
َ َِّلا ُ ع ْن ث َ ْوبًا قَا َل َرَ
َّث دَ َخ َل ال َجنَّةَ ِمنَ ال ِكب ِْر َو ْالغُلُ ْو ِل َو الدٍ َىء ِم ْن ثَالْ سدَ َو ُه َو َب ِرَ ال َج
ي ِْن
Dari Tsauban , Rasulullah SAW bersabda “ Barangsiapa yang
ruh nya terpisah dari jasadnya terbebas dari 3 hal : 1. Sombong ,
2. Khianat, 3. Hutang maka dia akan masuk surga.
d. Menjaga aset yang mapan dan pokok
e. Tidak hidup mewah dan boros.
Allah menganjurkan manusia untuk tidak hidup mewah dan boros,
sebagaimana di sebutkan dalam surat Al Isra’ ayat 26 – 28 .
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Islam mewajibkan semua pemeluknya untuk melakukan kegiatan
konsumsi terhadap suatu barang yang halal dan juga baik (halalan
toyyiban). Islam juga melarang seorang muslim mengkonsumsi suatu
barang yang diharamkan, kecuali dalam keadaan darurat.
2. Dalam teori ekonomi konvensional Konsumen di asumsikan dalam prilaku
konsumsi bertujuannya untuk mendapatkan kepuasan (utility. Sementara
Tujuan konsumen dalam melakukan kegiatan Konsumsi menurut Teori
Ekonomi Islam adalah untuk mendapatkan mashlahah guna mencapai
Falah (Kebahagian dunia dan Akhirat).
3. Kegiatan konsumsi menurut Ekonomi Konvensional yang memiliki tujuan
Utility (Kepuasan), Jika dikonsumsi secara terus – menerus maka akan
menurunkan tingkat kepuasan itu sendiri sehingga timbul rasa kebosanan,
Penurunan kepuasaan ini dikenal dengan Hukum utilitas marginal (Law of
diminishing marginal utility). Berbanding terbalik dengan Ekonomi Islam
yang mempunyai tujuan konsumsi yaitu Maslahah (manfaat dan Berkah),
Maslahah dunia (Manfaat) bisa kita rasakan langsung setelah kegiatan
konsumsi. Sementara berkah dengan meningkatnya frekuensi kegiatan,
maka tidak ada penurunan berkah.
DAFTAR PUSTAKA
Wigati, Sri. 2011. Prilaku Konsumen dalam Perspektif ekonomi Islam. Jurnal
Maliyah Vol.1 No 1.
Zainal, Veithzal Rivail, Nurul Huda, Ratna Ekawati, Sri Vandayuli Riorini. 2018.
Ekonomi Mikro Islam. Jakarta : Bumi Akasara.