Anda di halaman 1dari 2

Rakertas Tahun 2019 Resmi Ditutup

Jakarta - Rapat Kerja Terbatas Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan
Pertanahan Nasional (BPN) telah resmi ditutup. Setelah mendengarkan arahan dari para
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan diskusi kelompok, rapat ini ditutup dengan
menghasilkan beberapa rumusan. Rakertas ditutup oleh Sekretaris Jenderal, Himawan
Arief Sugoto yang disambung oleh sambutan Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Surya
Tjandra.

"Saya mendapat dua hal setelah mengikuti rapat ini," ujar Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala
BPN kepada peserta Rakertas saat menyampaikan sambutan penutupan Rakertas tahun
2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (13/11).

Ia mengungkapkan bahwa hal pertama, ia menyadari bahwa setiap jajaran Kementerian


ATR/BPN adalah manusia biasa, yang mau berkorban untuk kepentingan bangsa dan
masyarakat banyak. Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN juga akhirnya menyadari bahwa
anggapan miring sebagian orang tentang BPN tidak benar. "Rata-rata tudingan orang
terhadap Kementerian ini tidak benar. Saya lihat sendiri dalam Rakertas ini. Banyak peserta
yang mau berembuk dan berdiskusi di sini untuk mencari solusi atas permasalahan yang
dihadapi masyarakat. Ini merupakan kesempatan kita untuk memberikan sesuatu kepada
setiap orang," ujar Surya Tjandra.

Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN juga menilai setiap Pejabat Pimpinan Tinggi Madya
yang menjadi narasumber dalam Rakertas tahun ini sangat berkualitas. Ia menilai bahwa
semua Pejabat Pimpinan Tinggi Madya berpengalaman, baik dari segi keilmuan maupun
dalam pengalaman. "Ketika melihat para Direktur Jenderal (Dirjen), Sekretaris Jenderal
(Sekjen), dan Inspektur Jenderal (Irjen) memberikan paparan, saya menilai para Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya di sini sudah sangat matang dan berpengalaman. Saya kira butuh
proses panjang buat seseorang menjadi Pejabat Tinggi di Kementerian ini," ungkap Surya
Tjandra.

Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan salah satu


pembahasan dalam Rakertas tahun ini. Sekretaris Jenderal mengungkapkan bahwa target
9 juta bidang untuk didaftarkan tahun ini, baru mencapai 87 persen hingga bulan
November ini. Untuk itu, Ia mengingatkan agar setiap peserta melakukan upaya
percepatan. "Instruksi Menteri ATR/Kepala BPN jelas, yakni kita harus menjalin komunikasi
dengan stakeholder di daerah. Selain itu, kita juga sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE)
agar kita semua menjalin hubungan baik dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK)," ujar Himawan Arief Sugoto.
Program PTSL dalam dua tahun terakhir berakhir mendapat apresiasi dari Presiden RI,
Joko Widodo. Hal ini dikarenakan target yang diberikan oleh Presiden berhasil dilampaui.
Namun, pada tahun ketiga ini, Himawan Arief Sugoto mengingatkan agar PTSL tidak
hanya berbicara kuantitas saja, tapi juga kualitas. "Dashboard PTSL nantinya akan memuat
capaian PTSL dari sisi kuantitas dan juga kualitas. Ini juga akan menjadi salah satu
komponen penilaian kinerja," kata Himawan Arief Sugoto.

Target Indonesia terdaftar seluruhnya pada tahun 2025 kembali diingatkan oleh Sekretaris
Jenderal. Himawan Arief Sugoto meminta agar setiap Kepala Kantor membuat roadmap
PTSL hingga tahun 2025. "Kita juga akan mengejar target Kota Lengkap. Tahun depan,
minimal ada 10 Kota di Indonesia yang sudah terdaftar lengkap. Untuk itu, kami juga
mengundang beberapa Kepala Kantor Pertanahan yang daerahnya memiliki potensi
menjadi Kabupaten/Kota Lengkap," ungkap Sekretaris Jenderal.

Banyak topik bahasan serta solusi atas masalah dituangkan dalam rumusan Rakertas.
Menjelang akhir tahun 2019, semua jajaran Kementerian ATR/BPN dituntut agar
merespon cepat tantangan pekerjaan yang dihadapi.

Tetap Semangat!!!!

(Tim Peliput Rakertas)

Anda mungkin juga menyukai