Anda di halaman 1dari 33

AKTIFITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENDENGARKAN

BAHASA INGGRIS DI KELAS


PADA TINGKAT PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MAKALAH

OLEH
CHANDRA MEI RIZZA
NIP 19840512 200904 1 003

SMP NEGERI 1 MARTAPURA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANJAR
KALIMANTAN SELATAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Aktifitas Pembelajaran Keterampilan Mendengarkan Bahasa Inggris Di


Kelas Pada Tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Pertama, disusun oleh
Nama : Chandra Mei Rizza
NIP : 19840512 200904 1 003
Pangkat/ Golongan : Penata Muda Tk I/ IIIb
Jabatan : Guru Bahasa Inggris
Unit Kerja : SMPN 1 Martapura Timur
Alamat Unit Kerja : Jalan K.H. Anang Sya’rani Desa Melayu Tengah
Kecamatan Martapura Timur.

Martapura Timur, September 2017


Mengesahkan,
Kepala SMPN 1 Martapura Timur

Isnu Wahyono, M.Pd


NIP 19670201 200003 1 002

ii
PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 1 MARTAPURA TIMUR
Alamat : Jalan. K.H Anang Sya’rani Arif Ds Melayu Tengah
Kec. Martapura Timur Kab Banjar Kode Pos 70617
SURAT KETERANGAN
No. 421.2/1101
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Perpustakan SMP Negeri 1 Martapura
Timur :
Nama : Fitria Hajati,S.Pd
NIP : 19860118 201001 2 023
Pangkat/Golongan : Penata/IIIc
Jabatan : Kepala Perpustakaan
Unit Kerja : SMP Negeri 1 Martapura Timur
Menerangkan bahwa :
Nama : Chandra Mei Rizza
NIP : 19830208 201101 2 005
Pangkat/ Golongan : Penata Muda TK 1/ IIIb
Jabatan : Guru Pertama
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Unit Kerja : SMP Negeri 1 Martapura Timur
Makalah dengan judul : ”Aktifitas Pembelajaran Keterampilan
Mendengarkan Bahasa Inggris Di Kelas
Pada Tingkat Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama “ didokumentasikan di perpustakaan
SMP Negeri 1 Martapura Timur.

Demkian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.
Martapura, 04 Juni 2017
Kepala Sekolah Kepala Perpustakaan

Isnu Wahyono,M.Pd Fitria Hajati,S.Pd


NIP. 19670201 200003 1 002 NIP. 19860118 201001 2 023

iii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan

makalah dengan judul “Aktifitas Pembelajaran Keterampilan Mendengarkan

Bahasa Inggris Di Kelas Pada Tingkat Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama”.

Harapan penulis kedepannya semoga makalah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, dan semoga makalah ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca

dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga penulisan makalah nantinya

dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran.

Martapura,September 2017
Penyusun

Chandra Mei Rizza


NIP.19840512 200904 1 003

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i

Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii

Surat Dokumentasi Perpustakaan .................................................................... iii

Kata Pengantar ............................................................................................. iv

Daftar Isi ............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

C. Tujuan Makalah ................................................................................. 5

D. Manfaat Makalah ............................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kesulitan Umum Yang Ditemui Siswa Dalam Kegiatan Mendengarkan

Bahasa Inggris .................................................................................... 7

B. Jenis Bahasa Lisan Yang Dapat Digunakan Dalam Kegiatan

Mendengarkan Bahasa Inggris ............................................................ 11

C. Karakteristik Pelajar Pemula Dalam Kegiatan Mendengarkan Bahasa

Inggris ............................................................................................. 13

BAB III PEMBAHASAN

A. Panduan Dalam Merencanakan Kegiatan Mendengarkan Bahasa

Inggris Untuk Siswa SMP .................................................................... 16

v
D. Aktifitas Yang Dapat Dilakukan Pada Kegiatan Inti Mendengarkan Bahasa

Inggris di Dalam Kelas Untuk Tingkat SMP ...................................... 20

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 25

B. Saran ............................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 27

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia pembelajaran bahasa dikenal adanya empat keterampilan

berbahasa yang harus dimiliki seseorang agar bisa membangun sebuah konstruksi

komunikasi yang baik dalam kehidupan sosialnya. Empat keterampilan tersebut

adalah keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

jenis keterampilan tersebut tersusun sedemikian rupa berdasarkan urutan

penguasaannya dalam proses akuisisi dan belajar bahasa. Keterampilan

mendengarkan diletakkan pada urutan pertama karena memang pada praktiknya

sebuah bahasa diperoleh dari kegiatan mendengar bahasa lisan terlebih dahulu,

baru kemudian berdasarkan input dan contoh-contoh kebahasaan yang telah

didengarnya tersebut, seseorang mencoba memproduksi bahasa lisan dengan cara

berbicara. Selanjutnya seseorang lalu belajar untuk mengenal lambang-lambang

tulis dalam kegiatan membaca. Terakhir, setelah dia memiliki penguasaan yang

cukup tentang lambang bahasa tulis tersebut, dia akan mencoba untuk

memproduksi sebuah karya dalam kegiatan menulis.

Keempat keterampilan bahasa ini memiliki kaitan yang sangat erat satu

sama lain. Penguasaan satu keterampilan akan mempengaruhi penguasaan

keterampilan yang lain. Sulit untuk mengharapkan seseorang mampu berbicara

apabila dia tidak memiliki keterampilan mendengarkan yang baik. Hal ini dapat

1
kita lihat pada penderita tuna rungu yang cacat pendengarannya sehingga secara

otomatis menghambat keterampilan berbicaranya walaupun organ-organ

bicaranya sebenarnya dapat berfungsi secara maksimal. Begitu pula halnya

dengan keterampilan menulis yang hampir sepenuhnya dipengaruhi oleh seberapa

banyak pengalaman membaca sesorang. Seorang penulis handal biasanya juga

adalah seorang pembaca yang giat. Karena semakin banyak materi bacaan yang

diterimanya akan sangat membantunya dalam memproduksi sebuah karya tulis

yang berkualitas.

Dalam dunia pendidikan, sering kali keterampilan berbicara dan

menulis dianggap sebagai tolak ukur kompetensi berbahasa siswa. Proses

pembelajaran dianggap berhasil apabila telah mampu membimbing siswa untuk

dapat menciptakan produk bahasa lisan ataupun tulisan. Dua keterampilan

produktif ini sering kali dianggap lebih penting untuk dikuasai dibandingkan

dengan dua keterampilan reseptif yang lain, mendengarkan dan membaca. Padahal

mustahil siswa dapat menguasai keterampilan produktif tanpa memiliki

penguasaan yang baik dulu pada keterampilan receptif.

Lebih khusus lagi, secara alami dan tanpa disadari, kita sering kali

menempatkan keterampilan berbicara beberapa derajat lebih tinggi daripada

keterampilan mendengarkan. Kita sering kali lebih mengagumi sorang siswa yang

mampu berbicara beberapa patah kata bahasa Inggris dibandingkan dengan siswa

yang mampu memahami secara rinci sebuah dongeng bahasa Inggris yang

disampaikan secara lisan. Bahkan, sebagai contoh lain, ketika ingin mengetahui

apakah seseorang mampu berbahasa Inggris misalnya, ekspresi “Do you speak

2
English?” lebih lazim digunakan daripada ekspresi “Do you listen to English?”

Tentu hal ini semakin menekankan bahwa ketika kita berfikir tentang penguasaan

bahasa Inggris, maka hal pertama yang muncul adalah kemampuan berbicara.

Sehingga tidak mengherankan pada tahun 1950an sampai 60an dunia pendidikan

bahasa Inggris dalam kelas dipenuhi oleh kegiatan drill para siswa yang sedang

mempraktikkan keterampilan pengucapan frase-frase dan ekspresi bahasa Inggris

yang seringkali tidak difahami oleh siswa (Brown, 2001: 247).

Keterampilan mendengarkan pada masa tersebut dianggap tidak terlalu

penting karena hanya sebagai keterampilan pasif yang tidak memproduksi apa pun

dan dianggap kegiatan yang terlalu sederhana untuk ditampilkan secara khusus di

dalam kelas. Pada praktik pengajaran di kelas, keterampilan mendengarkan tidak

mendapat porsi yang seimbang dibandingkan dengan keterampilan berbicara. Para

guru cenderung lebih mengharapkan siswanya mampu memproduksi kalimat-

kalimat lisan yang mewakili berbagai macam ekspresi komunikasi sehari-hari.

Namun, hal ini berubah secara fundamental setelah adanya beberapa

kesepakatan yang disetujui dalam Konferensi kedua AILA (Association

Internationale de Linguistique Applique) pada tahun 1969 di Cambridge, Inggris.

Dua buah poin kesepakatan penting terkait pembelajaran mendengarkan yaitu:


2. listening and reading as nonpassive and very complex receptive
process;
3. listening comprehension’s being recognized as a fundamental skill;

(Morley, 2001: 69)

Berdasarkan kesepakatan inilah kemudian kegiatan mendengarkan

mengalami perubahan status dalam praktik pembelajaran di kelas. Kegiatan

3
mendengarkan dianggap sangat fundamental dan bukan lagi sebagai kegiatan pasif

yang sederhana, namun melibatkan suatu proses reseptif yang kompleks dan

interaktif. Maka dari itu sangat penting bagi para guru untuk kembali mengingat

pentingnya menyajikan sebuah kegiatan mendengarkan yang baik pada kegiatan

pembelajaran bahasa Inggris di dalam kelas agar siswa dapat secara maksimal

menguasai keterampilan ini sebagai dasar penting menguasai keterampilan-

keterampilan berbahasa lainnya. Terlebih lagi bagi para siswa SMP yang

tergolong masih pelajar pemula dalam pelajaran bahasa Inggris karena pada

praktinya, menyajikan kegiatan mendengarkan tidaklah semudah yang

diperkirakan. Perlu adanya beberapa pertimbangan dan perencanaan yang baik

agar proses pembelajaran di kelas dapat berjalan lancar dan mampu mengantarkan

siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang, maka disusun beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apa saja kesulitan umum yang ditemui siswa dalam kegiatan

mendengarkan bahasa Inggris?

2. Apa saja jenis bahasa lisan yang dapat digunakan dalam kegiatan

mendengarkan bahasa Inggris?

3. Bagaimana karakteristik pelajar pemula dalam kegiatan

mendengarkan bahasa Inggris?

4. Bagaimana panduan dalam merencanakan kegiatan mendengarkan

bahasa Inggris?

4
5. Apa saja aktifitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti

mendengarkan bahasa Inggris di dalam kelas?

C. TUJUAN MAKALAH

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kesulitan umum yang ditemui siswa dalam kegiatan

mendengarkan bahasa Inggris?

2. Mengetahui jenis bahasa lisan yang dapat digunakan dalam kegiatan

mendengarkan bahasa Inggris?

3. Mengetahui karakteristik pelajar pemula dalam kegiatan

mendengarkan bahasa Inggris?

4. Mengetahui panduan dalam merencanakan kegiatan mendengarkan

bahasa Inggris?

5. Mengetahui aktifitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti

mendengarkan bahasa Inggris di dalam kelas?

D. MANFAAT MAKALAH

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Menyadari pentingnya menyajikan kegiatan mendengarkan yang

baik dalam proses pembelajaran bahasa Inggris di kelas.

2. Memberikan gambaran umum tentang pengajaran kegiatan

mendengarkan di dalam kelas bahasa Inggris.

5
3. Sebagai dasar penulisan karya tulis yang lebih spesifik lagi terkait

pembelajaran kegiatan mendengarkan bahasa Inggris di kelas.

4. Sebagai pedoman guru untuk menyajikan kegiatan mendengarkan

bahasa Inggris di kelas.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KESULITAN UMUM YANG DITEMUI SISWA DALAM KEGIATAN

MENDENGARKAN BAHASA INGGRIS

Keterampilan mendengarkan dalam pelajaran bahasa Inggris diletakkan

sebagai keterampilan pertama yang harus dikuasai oleh siswa. Pada praktiknya

untuk menguasai keterampilan ini, masih sering ditemukan adanya para siswa

yang mengalami kesulitan. Secara umum, kesulitan yang ditemui para siswa

dikarenakan sifat dari bahasa lisan yang disajikan sebagai input utama dalam

kegiatan mendengarkan seperti penggugusan, redundansi, pengurangan bentuk,

bahasa kolokial, kecepatan penyampaian, dan unsur prosodi, (Brown, 2001: 252-

254). Berikut ini dijelaskan beberapa sifat bahasa lisan yang cenderung menjadi

penyebab para siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman mendengarkan

1. Penggugusan

Pada bentuk bahasa tulis, siswa disajikan sebuah kalimat sebagai unit

terkecil pada organisasi bahasa. Berbeda halnya dengan bentuk bahasa lisan

dimana siswa cenderung berusaha mengelompokkan atau mengguguskan

suatu bentuk ujaran yang diterimanya ke dalam kelompok-kelompok yang

lebih kecil daripada sebuah kalimat utuh. Seringkali para siswa memecah

bahasa lisan yang didengarnya menjadi bentuk klausa atau bahkan frase yang

lebih kecil untuk memudahkannya memahami makna dari suatu ujaran yang

7
didengarnya. Namun pada praktiknya, melakukan penggugusan ini tidaklah

begitu mudah. Sering kali ditemukan siswa tidak mampu melakukan

penggugusan dengan baik sehingga langsung ‘melahap’ input bahasa dalam

satu buah kalimat penuh. Atau ada juga siswa yang salah mengambil gugusan

kata yang benar sehingga gagal untuk memaknai dan untuk memberikan

respon yang tepat. Contoh dari masalah penggugusan ini dapat dilihat ketika

siswa kelas VII SMP diminta untuk mencari informasi tentang jam pada

sebuah percakapan sederhana berikut:

A : Can you tell me the time please?

B : Sure. It is quarter to eight right now.

Pada kegiatannya mendengarkan percakapan yang disajikan siswa

mungkin saja memecah kalimat ujaran B menjadi unit-unit yang lebih kecil

seperti ‘sure”, ‘it is’, ‘quarter to eight’, dan ‘right now’. Bagi siswa yang

berhasil memilih penggugusan yang benar, dia akan mampu memahami

bahwa informasi tentang jam yang diharapkan adalah ‘quarter to eight’.

Namun tidak sedikit pula siswa yang gagal memilih penggugusan yang benar

yang malah cenderung focus pada gugusan ujaran terakhir ‘right now’ yang

belum pernah mereka dengar sebelumnya dan kemudian menganggapnya

sebagai informasi baru. Selanjutnya mereka sedemikian rupa mencoba

mengasosiakan bunyi kata ‘now’ menjadi kata-kata yang sudah pernah

mereka dengar seperti ‘new’ atau bahkan ‘nine’. Kesalahan pemilihan

gugusan seperti ini berakibat pada gagalnya siswa menemukan informasi

yang tepat dan tidak mampu memberikan respon yang diharapkan.

8
2. Redundansi

Redundansi adalah penambahan suatu informasi atas informasi yang

telah ada dan terkadang informasi tambahan tersebut bisa bersifat penting

atau bisa juga tidak terlalu penting. Bentuk bahasa lisan sangat rentan dengan

adanya redundasi berbeda dengan bahasa tulis yang lebih rapi dan efisien

dalam penggunaan kata, bahasa lisan bersifat lebih spontan dan kondisional.

Pada ujaran lisan bahasa Inggris, khususnya pada percakapan yang

tidak terencana seperti percakapan antar dua orang teman, redundansi sering

kali ditandai dengan ditemukannya penggunaan ‘I mean’ dan ‘You know’

seperti pada penggalan percakapan di bawah ini:

A : So what happened?

B : Well, you’re not gonna believe this, but my neighbor Jenny and I

– you know Jenny? I think have met her at my birthday party-

anyway, she and I rode bicycle up to Point Reyes, you know, up in

Marin Country. …

Kemunculan redundasi seperti penambahan pertanyaan mengenai

Jenny dan informasi di mana letak Point Reyes bisa saja dianggap penting

atau tidak penting tergantung dari informasi apa yang akan dicari ketika

mendengarkan percakapan tersebut. Namun sering kali redundansi seperti ini

malah mengganggu siswa untuk bisa focus pada informasi tertentu yang

seharusnya dicari.

9
3. Pengurangan Bentuk

Selain adanya redundansi, bahasa lisan juga sering memunculkan

bahasa yang telah mengalami pengurangan bentuk. Hal ini disebabkan sifat

bahasa lisan yang kontekstual sehingga pada praktiknya tidak memerlukan

penggunaan kalimat yang utuh. Misalnya ketika ada telepon berbunyi seorang

anak berkata ‘Mom! Phone!’ daripada harus mengucapakan kalimat lengkap

‘Mom, I hear the phone is ringing. Maybe you should hang it up.’

Bentuk pengurangan seperti ini dapat memberikan kesulitan kepada

siswa yang terbiasa diekspos dengan bentuk-bentuk kalimat bahasa Inggris

yang lengkap dan benar secara gramatikal.

4. Bahasa Kolokial

Para siswa yang terbiasa dengan bahasa Inggris terstandar dan bersifat

‘text-book’ seringkali mengalami kesulitan ketika mendengarkan bentuk

bahasa kolokial yang didengarnya. Bentuk bahasa kolokial yang dimaksud

adalah bentuk idiom, slang, pengurangan bentuk, dan lain-lain. Bentuk

kolokial ini biasanya dapat muncul baik itu pada monolog ataupun dialog.

5. Kecepatan Penyampaian

Biasanya para siswa beranggapan bahwa penutur asli bahasa Inggris

berbicara dengan sangat cepat. Hal ini mempersulit mereka dalam usahanya

memahami sebuah ujaran lisan. Terlebih lagi ujaran lisan tidak dapat diulang-

ulang sebagaimana bentuk bahasa tulis yang apabila siswa tidak bisa

memahaminya, maka dengan mudah dapat kembali membacanya lagi. Bahasa

10
lisan mengalir begitu saja, sehingga ketika ada hal yang terlewatkan maka

akan lebih sulit untuk kembali mengulanginya.

6. Tekanan, ritme, dan intonasi (unsur prosodi)

Unsur prosodi seperti penekanan kata, ritme bahasa, dan turun naiknya

intonasi sering kali juga menjadi sumber kesulitan siswa dalam memahami

bahasa lisan. Bahasa Inggris adalah bahasa yang memiliki penekanan di

berbagai posisi kata. Para siswa tidak terbiasa dengan adanya penekanan-

penekanan seperti ini karena pada Bahasa Indonesia unsur penekanan seperti

ini jarang ditemukan. Akibatnya siswa sering kali tidak mampu mengenali

sebuah kata dalam bentuk lisan karena tidak terbiasa dengan pengucapannya

yang bertekanan tersebut.

B. JENIS BAHASA LISAN YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM

KEGIATAN MENDENGARKAN BAHASA INGGRIS

Penyajian kegiatan mendengarkan bahasa Inggris di dalam kelas tidak

terlepas dari pemilihan jenis bahasa lisan sebagai sumber input utamanya.

Ada dua jenis bahasa lisan yang lazim digunakan sebagai sumber belajar

kegiatan mendengarkan yaitu jenis bahasa monolog dan jenis bahasa dialog.

Kedua jenis bahasa lisan inipun dapat dipecah menjadi lebih kecil lagi.

Bahasa monolog dapat dibagi menjadi monolog terencana dan monolog tidak

terencana. Sedangkan bahasa dialog dibagi menjadi dialog interpersonal dan

dialog transaksional. Untuk lebih jelasnya pembagian jenis bahasa lisan ini

dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

11
Monologue Dialogue

Planned Unplanned Interpersonal Transactional

Familiar Unfamiliar Familiar Unfamiliar

Gambar 1. Jenis bahasa lisan (Nunan 1991b: 20-21 dalam Brown 2001: 251)

Pada jenis monolog, penutur berbicara dalam satuan waktu tertentu

tanpa adanya jeda. Dalam jenis ini penutur berbicara sendiri tanpa

mengharapkan adanya interaksi kebahasaan dari pendengarnya. Contoh

monolog terencana seperti pidato bahasa inggris, siaran berita, pengumuman

yang dibacakan, dan berbagai materi lain yang telah disiapkan bentuk

tulisannya terlebih dahulu. Sedangkan monolog tidak terencana dapat

berbentuk cerita bahasa Inggris yang disampaikan secara spontan dan tanpa

menggunakan panduan teks.

Berbeda dengan monolog, dialog melibatkan lebih dari satu orang

untuk berinterksi. Interaksi yang dilakukan dapat bertujuan untuk

membangun sebuah hubungan social (interpersonal) seperti menanyakan

kabar, saling sapa, menyatakan kesukaan, mengungkapkan simpati, memohon

ijin, dan lainnya. Selain itu interaksi pada dialog juga dapat bertujuan untuk

menyampaikan informasi factual atau untuk melaksanakan sesuatu

(Transaksional) seperti meminta tolong, meminta melalukan sesuatu,

meminta barang, bertanya informasi, dan lain-lain.

12
Jenis percakapan interpersonal dan transaksional dapat dipengaruhi

oleh kedekatan/ keakraban antar para pelaku percakapan. Keakraban antar

pelaku ini akan berdampak pada pemilihan ragam bahasa lisan seperti ragam

santai dan formal. Dalam kegiatan mendengarkan di kelas bahasa Inggris,

siswa diharapkan mampu mengidentifikasi ragam bahasa ini agar dapat

memberikan respon yang berterima dan pantas. Blundel, dkk (1992: ix)

menyarankan sesorang untuk bisa mendengarkan dengan seksama cara lawan

tuturnya dalam berbicara apakah menggunakan ragam santai atau formal

untuk kemudian mengikutinya dan memberikan respon yang sesuai dengan

ragam bahasa yang didengarnya. Dengan begitu sesorang akan yakin telah

memilih ragam bahasa yang sesuai dengan kondisi percakapan. Hal ini

tentunya dapat juga diterapkan dalam pengajaran keterampilan mendengarkan

di dalam kelas Bahasa Inggris.

C. KARAKTERISTIK PELAJAR PEMULA DALAM KEGIATAN

MENDENGARKAN BAHASA INGGRIS

Hampir seluruhnya dari peserta didik di SMP khususnya di kelas VII

adalah pelajar pemula dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Bahkan banyak

ditemukan para peserta didik yang tidak pernah sama sekali mengikuti

pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasarnya. Para pembelajar dari golongan

seperti inilah yang dikenal dengan istilah True Beginner atau pelajar pemula.

Terkait dengan pembelajaran keterampilan mendengarkan bahasa Inggris para

pelajar pemula ini memiliki beberapa karakteristik tertentu yang sepatutnya

13
dapat dipertimbangkan oleh guru sebelum memutuskan materi apa yang akan

diajarkan kepada mereka.

Peterson (2001: 87), menjelaskan beberapa karakter pelajar pemula

dalam kegiatan mendengarkan. Penjelasan tersebut dapat diringkas ke dalam

beberapa poin berikut:

1. Pelajar pemula belum mampu mengembangkan kategori

kebahasaan atas bahasa asing yang didengarnya. Mereka kesulitan

dalam mensegmentasikan sebuah aliran tuturan lisan ke dalam

unit-unit kata. Sering kali mereka tidak dapat menentukan kapan

sebuah kata dimulai dan berakhir. Mereka menerima bahasa lisan

sebagai satu kesatuan utuh.

2. Apabila pola penekanan kata bahasa Inggris berbeda dari pola

penekanan kata pada bahasa pertama mereka, maka pelajar

pemula akan mengalami kendala dalam mengidentifikasi sebuah

kata bahasa Inggris tersebut. Hal ini disebabkan karena pada

umumnya para pelajar pemula tidak menguasai aturan-aturan

fonologi bahasa Inggris

3. Perbendahaan kata mereka sangat sedikit bahkan hampir tidak

ada. Oleh karena itu pelajar pemula tidak familiar dengan aturan

pembentukan dan pengurutan kata-kata bahasa Inggris.

4. Pelajar pemula memerlukan bantuan/ bimbingan dalam

menyederhanakan kode-kode bahasa Inggris untuk membantu

mengarahkan perhatian mereka pada fitur-fitur penting dalam

14
sebuah pesan dalam bahasa lisan. Diperlukan waktu beberapa jam

dalam pemberian penjelasan dan instruksi sebelum para pelajar

pemula mampu memunculkan pemahaman mereka atas kategori

kebahasaan yang mereka dengar.

15
BAB III

PEMBAHASAN

A. PANDUAN DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN

MENDENGARKAN BAHASA INGGRIS UNTUK SISWA SMP

Panduan dalam merencakan kegiatan mendengarkan bahasa Inggris di

dalam kelas perlu mempertimbangkan beberapa hal, salah satunya adalah

karakteristik pelajar pemula yang telah dijelaskan di atas. Dalam praktik

pengajaran keterampilan mendengarkan, guru dapat menengok beberapa

saran yang diajukan oleh Brewster, dkk (2002: 98-101), antara lain:

1. Berikan kepercayaan diri pada siswa

Guru sebaiknya tidak selalu mengharapkan siswa untuk mampu

memahami setiap kata yang mereka dengar. Sejalan dengan itu, siswa

juga harus mengetahui bahwa tidak semua kata yang mereka dengar

harus dipahami satu demi satu. Perencanaan pembelajaran mendengarkan

yang baik akan memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus

dapat siswa lakukan dalam kegiatan mendengarkan. Misalnya apakah

siswa diharapkan mampu memperoleh ide umum tentang cerita yang

dibacakan, atau mungkin hanya beberapa informasi spesifik saja dari

cerita tersebut. Apakah guru mengharapkan siswa mampu memberikan

respon berupa ujaran atau berupa tindakan setelah mendapat stimulus

bahasa. Cara penyampaian materi, bahasa tubuh guru, nada suara,

bantuan visual, serta kejelasan instruksi dipercaya dapat meningkatkan

16
rasa percaya diri siswa dalam mengkonsentrasikan kemampuannya pada

hal-hal penting yang akan dicapai pada kegiatan mendengarkan bahasa

Inggris.

2. Jelaskan mengapa siswa harus mendengarkan

Sebelum melaksanakan kegiatan mendengarkan di kelas, guru

sebaiknya memastikan bahwa siswa telah benar-benar tahu mengapa

mereka harus mendengar, apa tujuan utama dari aktifitas mendengar

yang akan mereka lakukan. Kegiatan mendengarkan sendiri memiliki

beberapa tujuan sebagaimana berikut:

a. Untuk menyipkan siswa secara fisik atas pelajaran yang akan

dihadapi

b. Untuk mengendalikan siswa; dalam artian kegiatan mendengarkan

dapat menjadi variasi sisipan aktifitas yang membantu siswa

membuang kejenuhan dalam pembelajaran.

c. Untuk meningkatkan sikap mendengarkan secara umum baik itu

kegiatan mendengarkan untuk kesenangan, meningkatkan

kemampuan berkonsentrasi, dan mengasah daya ingat.

d. Untuk mengembangkan aspek kebahasaan; dapat dilakukan dalam

bentuk kegiatan mendengarkan yang memfokuskan pada perbaikan

pengucapan, tekanan kata, ritme, intonasi, dan pengenalan kosakata

baru.

e. Untuk menguatkan pengembangan konseptual; beberapa contoh teks

lisan dapat dijadikan sebagai bahan penguatan untuk disajikan dalam

17
kelas mendengarkan untuk memperkuat penanaman konsep-konsep

sepert angka, kata sifat, hubungan sebab akibat dan lain-lain.

f. Untuk berinteraksi dengan orang lain; dapat dilakukan dalam

aktifitas mendengarkan yang menuntut siswa untuk menegosiasikan

makna melalui kegiatan mendengar dan bertanya, menyetujui,

mengkonfirmasi, dan lain-lain.

g. Untuk mendukung literasi; dapat dilakukan dengan memutarkan

dukungan bahasa lisan atas sebuah teks cerita. Siswa membaca teks

cerita sambil mendengarkan narrator membacakan teks tersebut.

Kegiatan seperti ini diyakini dapat menumbuhkan motivasi membaca

pada siswa.

3. Bantu siswa untuk mengembangkan strategi mendengarkan tertentu

Salah satu strategi mendengarkan yang selayaknya diajarkan guru

kepada siswa adalah strategi ‘intelegent guess work’ (menebak secara

cerdas). Pada umumnya siswa berusaha mengambil kembali latar

belakang pengetahuan mereka ketika mereka sedang mengerjakan

sesuatu yang mereka masih belum yakin. Guru harus menyadari dan

meyakinkan kepada siswa bahwa tindakan ini dapat bermanfaat dalam

kegiatan mendengarkan. Berikut adalah beberapa strategi mendengarkan

yang cukup penting untuk diajarkan kepada siswa, yaitu:

a. Predicting/ Memperkirakan; sebelum siswa diminta untuk

mendengarkan sesuatu, ada baiknya meminta mereka untuk

memperkirakan apa yang akan mereka dengar. Guru dapat

18
menggunakan gambar misalnya untuk membatu siswa memprediksi

topic yang akan mereka dengar. Guru juga dapat berhenti di tengah-

tengah kegiatan mendengarkan dan meminta kembali siswa untuk

menebak lagi apa yang akan mereka dengarkan selanjutnya. Hal ini

dapat mendorong siswa melihat apakah prediksi mereka sesuai

dengan kenyataan yang mereka dengar sehingga dapat menambah

motivasi mereka untuk terus terikat pada kegiatan yang sedang

dilakukan.

b. Mencari arti kata melalui konteks; walaupun sebenarnya guru dapat

dengan mudah mengartikan bagitu saja kata-kata baru kepada siswa,

namun sangat dianjurkan agar guru mendorong siswa untuk secara

aktif menebak arti sebuah kata baru dengan memperhatikan konteks

penggunaanya dalam suatu teks lisan yang sedang didengarkan.

c. Mengenali penanda dan pola wacana; kata-kata seperti first, then,

finally, but, dan so dapat memberikan penanda penting terhadap apa

yang akan muncul berikutnya pada sebuah wacana lisan.

4. Siapkan tugas mendengarkan yang spesifik

Dalam mempersiapkan kegiatan mendengarkan, penting bagi guru

untuk mempertimbangkan tiga tahapan kegiatan mendengarkan yaitu;

tahap persiapan (pre-listening activities), tahap utama kegiatan

mendengarkan (while listening activities) dan tahap setelah kegiatan

(post-listening acitvities). Kegiatan persiapan dapat berfungsi untuk (1)

mengenalkan konsep, (2) memberikan motivasi, (3) memberikan

19
gambaran latar belakang pengetahuan, serta (4) memperkenalkan

kosakata, strukturm dan konsep yang bermanfaat untuk kegiatan inti.

Dalam melaksanakan kegiatan inti yang baik, guru harus benar-

benar menentukan tindakan apa yang diharapkan siswa lakukan setelah

mereka mendengarkan input bahasa Inggris. Dalam hal ini tidak hanya

merencanakan kegiatan sebaik mungkin, guru juga diminta dapat

menggunakan media-media yang dapat membantu siswa melaksanakan

instruksi yang telah ditentukan. Penjelasan lebih detil tentang apa saja

bentuk kegiatan inti yang dapat dilakukan pada kegiatan mendengarkan

bahasa Inggris akan dibahasa pada bagian selanjutnya di bawah ini.

B. AKTIFITAS YANG DAPAT DILAKUKAN PADA KEGIATAN INTI

MENDENGARKAN BAHASA INGGRIS DI DALAM KELAS UNTUK

TINGKAT SMP

Kegiatan inti adalah salah satu tahap pelaksanaan kegiatan

pembelajaran dimana di dalamnya terdapat aktifitas-aktifitas yang

mendukung pada usaha pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam

menentukan aktifitas inti sebuah kegiatan mendengarkan bahasa Inggris,

guru harus benar-benar tahu apa yang diharapkannya kepada siswa,

sejalan dengan itu siswa pun harus tahu apa yang harus dilakukannya

setelah mereka mendapat input kebahasaan lisan. Berikut ini disajikan

berbagai jenis aktifitas kegiatan mendengarkan yang disertai tujuannya

masing-masing serta materi yang dapat digunakan guru.

20
Tabel Aktifitas Kegiatan Ini Mendengarkan Dalam Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas

Activity Type Purpose Materials


1 Listen and repeat
 Listening for details to improve Short spoken messages such as
Examples of this are found in games such as Chinese Whispers memory and concentration . instructions, or statements containing no
where one child whispers a message to another who then passes  Listening with enjoyment to improve more than ten words.
on the message to another child and so on. The last child repeats listening attitude
what they have heard and the class compares this message with  Listening to physically settle or calm
the original. Other listen and repeat games ask the learners to pupils
repeat something only if it is true.
2 Listen and discriminate
 Listening for detail to discriminate Sets of three or four words which contain
The learners' attention is often focused on pronunciation between sounds and rhythmic a matching pair
features such as listening for words which rhyme, or selecting patterns
phrases which have the same rhythmic pattern. This is especially  Providing ear-training to improve Songs and rhymes
useful when using songs and rhymes or stories which have pronunciation
rhyming sequences. Use Find the Pair or Odd-Man-Out type  Listening to physically settle or calm Rhyming stories
activities pupils
 Listening to encourage mental
activity and problem-solving
3 Listen and perform actions/follow instructions  Listening for enioyment
 Listening to improve memory and Action songs and rhymes
This kind of activity (TPR) is used with instructions (Being a concentration span Plans or maps
Robot), action songs, rhymes, or games such as Blind Man's Buff  Listening to the use of prepositional Instuctions for games, e .g. origami (paper-
or What's the Time Mr. Wolf? Asking learners to trace a route on phrases, e.g. on the left-right; or folding)
a plan or map is quite difficult and should not be used if the discourse markers. e.g. tint, then,

21
Activity Type Purpose Materials
children find this difficult in their mother tongue. next; and action verbs, e.g. put, fold,
turn
 Listening to ’stir’ pupils, make them
more lively, relieve boredom etc.
4 Listen and draw/ color
 listening to develop concentration on Short spoken desctiptions which can be
Picture dictation is often used to help children focus on key specific items e.g. specific verbs/ accomplished by drawing: which pupils
nouns and on adjectives used to describe their color, size, shape, actions finish or colour in
and so on. The whole picture can be drawn, or a picture which  Listening to consolidate
has missing items can be added to as chiidren listen understanding of concepts and new
vocabulary, e.g. mound, square,
large, small, blue, and yellow.
 Listening to physically 'settle' or calm
pupils
5 Listen and predict
 Listening to increase motivation and Question and answer sessions based on,
This kind of activity has already been referred to and is concentration e.g. general knowledge, pictures or the
particularly useful in drawing on pupils' previous learning.  Listening to activate schemata or cover of a book or story.
previous knowledge
 Finding out which words or concepts Predict content or key words from a
pupils already know picture
 Listening to encourage mental
activity and problem-solving Draw a word or mind maps about a topic

Complete a quiz to draw attention to what


pupiIs already know
6 Listen and guess
 Listening for detail to pick out key Short; spoken descriptions which can be

22
Activity Type Purpose Materials
This kind of listening is often based on the description of vocabulary used to describe, e.g. accompanied by a selection of items for
something whose identity the children have to guess. parts of an animal's body pupils to eliminate
 Listening to encourage mental
activity and problem-solving
7 Listen and label
 Listening to develop reading and Written labels provided for pupils or
This activity is used with drawings, maps or diagrams where the writing skills or to develop concepts written words on the blackboard for pupils
learners are asked to listen to a description of an animal, person,  Listening to physically settle pupils to copy
or place in order to lebel key parts.  Listening to encourage mental
activity and problem-solving.
8 Listen and match
 Listening to consolidate new Bingo cards
This usualiy involves matching pictures to spoken words and is vocabutary and structures
common in games such as Bingo. Older children can be involved  Listening to encourage mental Worksheets on which children draw a line
in activities which ask them to match pictures or written activity and problem-solving to connect a picture with the correct
statements to other written texts. such as speech bubble: taken  Listening to settle pupils words or written labels or speech bubbies
from dialogues or stories to match with pictures
9 Listen and sequence
 Listening to improve memory and Pictures or written statements
As described earlier, this activity is usually based on pictures or concentration span
written phrases which are rearranged into the correct order  Listening to conslidate new Worksheet with boxes in which children
while listening to a story or set at instructions. vocabulary and structures number the order of details listened to
 Listening to physically settle pupils
 Listening to encourage mental
activity and problem-solving.
10 Listen and Classify
 Listening to improve concentration Pictures

23
Activity Type Purpose Materials
This activity is also usually based on pictures. The children listen span and to consolidate new Worksheets using written words on the
carefully to descriptions, for example; different animals, which vocabulary and structures blackboacd which pupils copy into the
they then have to sort into different sets. This should be  Listening to physically settle pupils appropriate column of a chart while
accompanied by some kind key visual, e.g. a table, matrix, Venn  Listening to encourage mental listening
diagram etc. activity and problem-solving.
Key visuals, e.g. a tickchart, Venn diagram
matrix or grid.
11 Listen and transfer information
 Listening to improve interactional Worksheets to carry out surveys and
This involves an exchange of information in pairs or groups. The skils questionnaire: with columns for pupils to
pupils might be asked to carry out a survey or questionaire where  Listening to encourage mental complete. For example: ‘
they ask each other questions and listen carefully for the answer activity and problem-solving
e.g. favourite sports, birthdays, etc. The responses are recorded  Listening to develop key study skills. You Your Partner
on a key visual to heip the children remember details and to i.e. using and interpreting charts, Color of
consolidate their understanding. eyes
simple ‘date handling'
Shoe size
Best skill

Diadopsi dari Brewster, dkk (2002: 102-104)

24
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya,

maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagaimana berikut:

1. Pada praktik pembelajaran keterampilan mendengarkan di kelas bahasa

Inggris, siswa dapat menemukan kesulitan-kesulitan yang pada dasarnya

disebabkan oleh sifat dari bahasa lisan yang mereka dengarkan antara lain

adanya penggugusan, redundansi, pengurangan bentuk, bahasa kolokial,

kecepatan penyampaian, dan unsur prosodi bahasa lisan.

2. Untuk keperluan pengajaran keterampilan mendengarkan bahasa Inggris di

dalam kelas, guru dapat memanfaatkan berbagai jenis bahasa lisan antara lain

berupa monolog dan dialog. Monolog terbagi atas monolog terencana dan

monolog tidak terencana. Sedangkan dialog terbagi atas dialog interpersonal

dan dialog transaksional. Kedua jenis dialog ini memiliki ragam resmi dan

santai yang sangat ditentukan oleh keakraban para penutur yang terlibat

dalam dialog tersebut.

3. Para pembelajar pemula bahasa Inggris yang masih duduk di bangku SMP

memiliki ciri-ciri khas yang selayaknya mendapat perhatian guru sebelum

mereka dihadapkan pada sebuah kegiatan mendengarkan.

25
4. Terdapat beberapa panduan bagi guru untuk dapat menyajikan sebuah

kegiatan pembelajaran keterampilan mendengarkan bahasa Inggris yang baik

antara lain: memberikan kepercayaan diri kepada siswa, menjelaskan tujuan

dan alasan siswa mendengarkan suatu materi bahasa lisan, membantu siswa

mengembangkan keterampilan mendengarkan, serta menyiapkan tugas

kegiatan mendengarkan yang spesifik dan jelas.

5. Pada saat melaksanakan kegiatan inti pembelajaran keterampilan

mendengarkan di dalam kelas, guru dapat melakukan beberapa aktifitas

seperti listen and repeat, listen and discriminate, listen and perform action,

listen and draw/ color, listen and predict, listen and guess, listen and label,

listen and match, listen and sequence, listen and classify, dan listen and

transfer information.

B. SARAN

Adapun saran-saran yang dapat diberikan pada makalah ini antara lain:

1. Guru hendaknya dapat memberikan aktifitas pembelajaran mendengarkan

dalam porsi yang seimbang dengan keterampilan bahasa lainnya.

2. Guru dapat merencanakan kegiatan pembelajaran keterampilan

mendengarkan berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan pada makalah ini.

3. Guru dapat melaksanakan kegiatan inti pada pembelajaran keterampilan

mendengarkan dengan memperhatikan berbagai variasi aktifitas yang telah

disajikan dalam makalah ini.

26
DAFTAR PUSTAKA

Blundell, Jon,. Higgens, Jonathan,. & Middlemiss, Nigel. (1992). Function in

english. New York: Oxford.

Brewster, Jean., Ellis, Gail., & Girard, Denis. (2002). The primary english

teacher's guide. New York: Penguin English.

Brown, H. Douglas. (2001). Teaching by Principles: An interactive approach to

language pedagogy (2nd ed.). New York: Longman.

Morley, Joan. (2001). Aural comprehension instruction: principles and practices.

Dalam Murcia, Marianne Celce (Eds). Teaching english as a second or

foreign language (3rd ed). Boston: Heinle & Heinle.

Peterson, Pat. Wilcox. (2001). Skills and strategies for proficient listening. Dalam

Murcia, Marianne Celce (Eds). Teaching english as a second or foreign

language (3rd ed). Boston: Heinle & Heinle.

Universitas Negeri Yogyakarta. (2010). Pedoman tesis dan disertasi program

pascasarjana. Yogyakarta: PPUNY

27

Anda mungkin juga menyukai