Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321

Universitas Syiah Kuala pp. 71- 80

RANCANGAN DISTRIBUSI WAKTU CURAH HUJAN


MENGGUNAKAN METODE MOMEN PROBABILITAS DAN
BLOK PUNCAK

Masimin
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, Email: masimin_mas@yahoo.com

Abstract: Study on rainfall design was conducted by using a time base – annual daily
maximum rainfall. A preliminary test was applied to the data set for independency and
homogeneity and also for outliers. The probability weighted moments (PWM) was used as a
method in frequency analysis and the result was used to define a temporal hourly rainfall
distribution. The identification for data distribution showed that the data set tended to follow
the Lognormal (LN) and Generalized Extreme Values (GEV) distributions. By using a Peak
Block method, a 24 hours of rainfall duration scale consisted of two-sequence rainfall events
that the first rainfall peak was reached on the 4th hours and the second rainfall peak was on
the 18th hours. The structure of this temporal rainfall distribution, more over, can be used as
an input data for the work of flood modelling.
Keywords : temporal distribution, probability weighted moments, peak block

Abstrak: Studi perancangan curah hujan dilakukan dengan menggunakan data ’time base’ curah hujan
harian maksimum tahunan. Pengujian awal data dilakukan untuk uji independensi, homogeneitas dan
data luar (outliers). Metode ’probability weighted moments’ (PWM) diterapkan dalam analisa frekuensi
dan hasilnya digunakan untuk menentukan distribusi waktu curah hujan jam-jaman. Identifikasi
distribusi menunjukkan bahwa data set cenderung cocok untuk mengikuti distribusi Lognormal (LN)
dan distribusi ’Generalized Extreme Values’ (GEV). Dengan menggunakan metode ’Peak Block’ ,
selama 24 jam terjadi dua hujan yang berurutan dengan puncak hujan pertama dicapai pada jam ke 4
dan puncak hujan kedua terjadi pada jam ke 18. Struktur distribusi waktu curah hujan ini selanjutnya
dapat digunakan sebagai data masukan pada kegiatan pemodelan banjir.

Kata kunci : distribusi waktu, momen probabilitas, blok puncak

Salah satu komponen pada pengembangan yang lebih realistik pada pemodelan hujan-
sumber daya air adalah perilaku banjir, limpasan (rainfall-runoff model).
yang bukan saja identifikasi besarnya Dalam studi ini, data curah hujan
puncak banjir akan tetapi juga waktu harian maksimum tahunan dari Sta.107C
puncak dan bentuk hidrografnya. Sesuai Blang Bintang diambil sebagai data olahan.
anggapan bahwa hujan maksimum akan Panjang pencatatan data adalah 28 tahun
memproduksi banjir maksimum, maka (1972-1999) dan secara statistik data
distribusi waktu curah hujan yang tersebut layak untuk digunakan. Sebelum
menunjukkan variabilitas curah hujan perlu dianalisa, maka data perlu dilakukan uji
diadopsi dalam desain curah hujan statistik untuk mengetahui independensi
rancangan. Hasil rancangan ini dimaksud- dan homogeneitas data serta kemungkinan
kan untuk menyediakan data masukan adanya data luar (outliers).

Volume 1 Nomor 1, September 2011 - 71


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Metode diagram rasio parameter kumpulan angka-angka melalui karakte-


statistik dengan berbagai jenis distribusi ristik parameternya. Banyak parameter
digunakan untuk identifikasi jenis distribu- statistik akan tetapi hanya perlu ditampil-
si statistik yang paling cocok, sedangkan kan parameter statistik yang terkait dan
analisa frekuensi curah hujan digunakan digunakan dalam analisa (Haan, 1977).
metode ’probability weighted moments’ Parameter dimaksud adalah nilai tengah
(PWM). Pemilihan metode PWM didasar- ( R ), varian (s2), standar deviasi (Sd),
kan pada hasil yang dicapai relatif lebih koefisien variasi (Cv), koefisien kemen-
baik, perhitungannya mudah dan dapat cengan (Cs) dan koefisien kurtosis (Ck).
mengadopsi pencatatan data pendek. Hasil Dalam analisa statistik terda-pat tiga
dari analisa frekuensi dengan memakai tahapan, yaitu: (a) metode analisa, (b)
skala durasi 24 jam tipe ’time base’ ini pemilihan distribusi data dan (c) estimasi
digunakan untuk menentukan distribusi parameter dan kuantil. Rao dan Hamed
waktu curah hujan dengan mengambil (2000) menyatakan ada tiga dari sekian
segmen waktu jam-jaman. Dalam menen- banyak metode yang dapat digunakan
tukan distribusi waktu hujan, digunakan dalam analisa frekuensi, yaitu metode
metode blok puncak (peak block). Metode momen biasa (MOM), metode maksimum
ini menghasilkan nilai yang relatif realistis likelihood (MLM) dan metode ’probability
dibandingkan dengan hasil dari metode weighted moments’ (PWM). Metode PWM
lainnya seperti bentuk nilai konstan atau memberikan estimasi parameter yang
bentuk segitiga. sebanding dengan yang diberikan oleh
Hasil studi menunjukkan bahwa data metode MLM, belum lagi pada beberapa
lulus uji statistik dan layak untuk dianalisa. kasus prosedur estimasi metode PWM
Data set cenderung untuk mengikuti kurang begitu rumit dan perhitungannya
distribusi LN dan GEV. Curah hujan durasi lebih simpel (Greenwood et al., 1979).
24 jam terbentuk oleh dua kejadian hujan
yang berurutan, sehingga diperoleh dua Metode PWM
buah puncak hujan yang terjadi pada jam Pada metode PWM, variabel Mprs
ke 4 dan ke 18. Struktur curah hujan diusulkan oleh Greenwood et al., (1979)
distribusi waktu selanjutnya dapat diguna- merupakan hubungan seperti dituliskan pada
kan untuk data masukan pada pemodelan Rumus (1), dimana F adalah distribusi
banjir. kumulatif dan yang terdapat dua buah momen
seperti pada Rumus (2) dan (3).
DASAR PERTIMBANGAN TEORI
M p ,r , s = E{[ x( F )] p F r (1 − F ) s }
Analisa Statistik (1)
= ∫ {x( F )} p (1 − F ) s dF
Maksud dari analisa statistik adalah 0

untuk mendapatkan deskripsi matematik


dari data hasil observasi sebagai sebuah
72 - Volume 1 Nomor 1, September 2011
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

1 n
⎛n − i⎞ ⎛ n − 1⎞
M 1,0,s = α s = ∫ x( F )(1 − F ) s dF (2) as = 1
n ∑ ⎜⎜
i =1 ⎝ s ⎠
⎟⎟ xi / ⎜⎜ ⎟⎟ (8)
0 ⎝ s ⎠
1
M 1,r ,0 = β r = ∫ x( F ) F r dF (3) n
⎛ i − 1⎞ ⎛ n − 1⎞
0 br = 1
n ∑ ⎜⎜
i =1 ⎝ r ⎠
⎟⎟ xi / ⎜⎜ ⎟⎟ (9)
⎝ r ⎠
Kedua α s dan β r adalah linear terhadap x
Alternatif lain yang konsisten dan tak bias,
dan biasanya cukup relevan untuk estimasi
posisi plot nilai estimasi dapat diperoleh
parameter. Hubungan antara α s dan β r
dengan menggunakan Rumus (10) dan (11).
adalah seperti pada Rumus (4) dan (5). n
s
⎛s⎞ a s = α̂ s = 1
n ∑ (1 − P i:n ) s xi (10)
α s = ∑ ⎜⎜ ⎟⎟( −1) k β k (4) i =1
k =0 ⎝ k ⎠
n

⎛r⎞
r br = β r = 1
n ∑P r
i:n xi (11)
β r = ∑ ⎜⎜ ⎟⎟( −1) k α k (5) i =1

k =0 ⎝ k ⎠
dengan Pi:n adalah posisi plot. Penggunaan
Parameter L-momen λr +1 diperkenalkan Pi:n = (i – 0.35)/n biasanya dapat memberi-
oleh Hosking et al. (1985) dan Hosking kan estimasi parameter dan kuantil untuk
(1990) dengan membuat fungsi linear distribusi general nilai ekstrim seperti
PWM’s. Disini lebih nyaman untuk distribusi GEV (Hosking et al., 1985),
menggunakan PWM’s kerena memberikan General Pareto (Hosking and Wallis,
interprestasi langsung terhadap besaran 1987a), dan distribusi Wakeby (Lattenmeir
skala dan bentuk distribusi probabilitasnya. et al., 1987). Walaupun demikian Hosking

Dalam terminologi PWM’s, α s dan β r dan Wallis (1993) menyarankan untuk


menggunakan posisi plot estimasi ketika
dapat ditentukan dengan menggunakan
menggunakan distribusi Wakeby dalam
Rumus (6).
r
mengestimasi bagian ekstrim ekor kuantil
λ r +1 = (1 )∑ p α k r *
r ,k dalam analisa frekuensi regional dan untuk
k =0
r (6) menggunakan estimasi tak bias dibawah
= ∑ p r*,k β k
k =0
semua kondisi. Sampel L-momen (lr)
dapat dihitung dengan menggunakan
⎛ r ⎞⎛ r + k ⎞
dengan, p *
r ,k = ( −1) r −k
⎜⎜ ⎟⎟⎜⎜ ⎟⎟ (7) Rumus (12) dengan mengganti parameter
⎝ k ⎠⎝ k ⎠
α s atau β r dengan estimasi sampel as dan
Menurut Hosking dan Wallis,
(1987a), maka untuk besaran nilai sampel br dari Rumus (10) dan (11). Nilia rasio L-

yang diketahui xi ≤ ... ≤ xn , n > r, dan momen yang analog dengan rasio momen
konfensional seperti ditentukan oleh
nilai n > s maka nilai sampel tak bias
Hosking et al. (1985) dand Hosking (1990)
PWM’s dapat dihitung dengan mengguna-
dalam Rumus (2.7).
kan Rumus (8) dan (9).
τ = λ2 / λ1 dan τ r = λ r / λ 2 ; r ≥ 3 (12)

Volume 1 Nomor 1, September 2011 - 73


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

dengan λ1 = lokasi terukur; τ = skala durasi = 12x5-menit, waktu puncak = 5x5-

terukur dan dispersi (L-Cv); τ 3 = kemen- menit, AB = 4x5-menit, PB = 3x5-menit


dan RB = 5x5-menit seperti yang dilaku-
cengan terukur (L-Cs); and τ 4 = kurtosis
kan oleh Peyron et al. (2005).
terukur (L-Ck). Sampel rasio L-momen
Ukuran besarnya PB ditentukan
disimbulkan dengan t dan tr dapat dihitung
berdasarkan nilai koefisien variasi (Cv)
dengan menggunakan Rumus (12), dengan
yang merupakan rasio antara nilai varian
memasukkan estimasi sampel lr untuk nilai
( σ ) dan nilai tengah ( μ ). Nilai μ
populasi λr . Rasio L-momen ini mena-
merupakan skala untuk mendapatkan nilai
warkan cara yang mudah untuk identifikasi maksimum dari pdf yang lokasinya
data, khususnya untuk distribusi yang ditengah lengkung distribusi. Untuk
menceng (Hosking, 1990). sampel data, ukuran PB dapat ditentukan

Struktur distribusi waktu curah hujan menurut Rumus (13a) dengan S dan R

Sebuah anggapan bahwa bentuk adalah nilai standar deviasi dan nilai

segitiga pada distribusi waktu baik men- tengah. Waktu puncak dicari berdasarkan

ceng positif, simetris atau negatif adalah lokasi nilai tengah setelah data disortir dari

sebuah kemungkinan untuk kerangka kecil ke besar seperti pada Rumus (13b)

distribusi curah hujan (Hromadka et al., dimana m R adalah lokasi nilai tengah dan
1987). Sebuah studi untuk mengakomo- N adalah jumlah data.
dasi bukan saja karakteristik puncak hujan PB = S / R (13a) dan t p = m R / N (13b)
tetapi juga untuk mengetahui volume air
Untuk curah hujan yang mempunyai durasi
dilaksanakan oleh beberapa peneliti
panjang dan merupakan multiple hujan maka
(Peyron et al., 2004). Salah satu studi
perlu dipecahkan menjadi beberapa curah
dilakukan untuk hujan 1-jam dengan
hujan karena desain curah hujan diarahkan
menentukan volume puncak berdasarkan
pada curah hujan tunggal.
waktu puncak 25-menit sebagai pusat total
durasi untuk 15 menit dan volume sisanya METODOLOGI
didistribusikan pada bagian awal dan akhir Pengumpulan Data
secara merata (Peyron et al., 2004). Data yang digunakan pada penelitian
Struktur dari distribusi waktu curah ini merupakan data hujan harian maksi-
hujan terdiri dari tiga blok; AB, PB and RB mum tahunan yang merupakan data hasil
dengan kemungkinannya terdiri dari dua pencatatan selama 28 tahun (1972-1999)
blok jika waktu puncak terlalu pendek atau dari Sta.107C Blang Bintang, Banda Aceh.
terlalu panjang dan juga kalau ukuran PB Data tersebut merupakan data ’time base’
adalah terlalu besar. Sebagai contoh struk- yaitu data yang dicatat pada jam tertentu
tur curah hujan yang terdiri dari total setiap harinya.

74 - Volume 1 Nomor 1, September 2011


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Metode Uji Data Uji homogeneitas data


Uji kebebasan data Dalam uji ini dua buah sampel
Uji ini menggunakan metode Wald- ukuran p dan q dengan p ≤ q dibanding-
Wolfowitz atau Tes-WW (Kanji, 1995). Uji kan. Kombinasi set dua data N = p + q di
independensi melihat kalau terjadi kecen- urut dari nilai kecil ke besar. Menurut
derungan didalam set data tersebut. Untuk Kanji (1995), Mann and Whitney pada
sebuat set data x1, x2. ….xN , nilai statistik tahun 1947 memperkenalkan cara uji-MW
R dihitung dengan Rumus (14). dengan memperhitungkan jumlah V dan W
N −1 seperti pada Rumus (18) dan (19).
R = ∑ x i x i +1 + x1 x N (14)
i =1 V = R − { p( p + 1)} / 2 (18)
Apabila elemen dari set data adalah W = pq − V (19)
bebas, R akan mengikuti distribusi normal dengan, R adalah jumlah dari elemen
dengan nilai tengah dan varian seperti yang sampel pertama ukuran p dalam kombinasi
diberikan pada Rumus (15) dan (16). sampel N, dan V srta W dihitung berdasar-
R = ( s − s 2 ) /( N − 1)
2
1 (15) kan R, p, dan q. Nilai statistik U dari uji
MW dipilih nilai terkecil antara V dan W.
var(R) = {(s22 − s4 ) /(N −1)} − R 2
Jika N > 20 dan p, q > 3, dan dibawah
+ [(s14 − 4s12 s2 + 4s1s3 + s22 (16)
hipotesa nol bahwa dua sampel berasal dari
− 2s4 );{(N − 1)(N − 2)}]
satu populasi, nilai U adalah mengikuti
dimana s r = Nm r' dan m r' adalah nilai
distribusi normal dengan nilai tengah
th
momen ke r dari sampel terhadap nilai
U = ( pq / 2) dan varian var(U ) seperti
awal. Nilai statistik u didekati dengan
ditunjukkan pada Rumus (20),
distribusi normal dengan nilai tengah sama
var(U ) = [ pq /{N ( N − 1)}] *
dengan nol dan varian sama dengan satu (20)
{( N 3 − N ) / 12 − ∑ T ]
dan digunakan untuk uji hipotesis
dengan T = (J3-J)/12 dan J adalah jumlah
kebebasan pada tingkat signifikan α ,
observasi terkait pada urutan rangking. T
dengan membandingkan nilai statistik u
adalah penjumlahan semua grup terkait
dengan standar normal uα / 2 sesuai dengan
dengan observasi kedua sampel ukuran p
probabilitas eksidensi α / 2 . Nilai statistik dan q. Nilai statistik-u digunakan untuk
u dihitung dengan Rumus (17) dimana menguji hipotesa homogeneitas pada
pendekatan distribusi normal untuk nilai tingkat signifikan α dengan membanding-
tengah sama dengan nol dan varian sama kannya pada standar normal varian. Nilai
dengan satu. Nilai statistik u perlu statistik-u ini dihitung dengan Rumus (21)
dibandingkan dengan nilai krikik pada dan hasilnya perlu dibandingkan dengan
tingkat 5% signifikan dari tabel statistik. nilai kritik yang diambil dari tabel.
u = ( R − R ) /(var(R) 1/ 2
(17) Apabila nilai statistik-u lebih kecil dari

Volume 1 Nomor 1, September 2011 - 75


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

nilai kritik maka hasil uji dapat diterima. yang cocok untuk data hujan dan hanya
u = (U − U ) /[var(U )]1 / 2 (21) distribusi yang akan digunakan maka
disajikan disini dengan cara analisanya
Uji data luar menggunakan metode PWM’s. Identifika-
Hadirnya data luar dalam set data si dan pemilihan distribusi statistik dilaku-
dapat membuat kesukaran ketika menentu- kan dengan menggunakan metode diagram
kan jenis distribusinya. Kedua jenis data rasio L-momen. Distribusi tersebut adalah

luar baik kecil maupun besar akan LN dan GEV yang struktur distribusinya

membuat efek yang berbeda dalam analisa. memperlihatkan estimasi parameter dan
kuantil yang disajikan secara singkat pada
Uji Grubbs dan Beck (Uji-GB) dapat
bagian berikut.
digunakan untuk mendeteksi data luar
tersebut. Dalam uji ini, nilai xH dan xL Distribusi LN
dihitungan dengan menggunakan Rumus Probabilitas fungsi kerapatan (pdf)
(22) dimana xH dan xL adalah nilai batas dari distribusi LN diberikan seperti pada
atas dan bawah. Rumus (24) seperti dikemukakan oleh
x H = exp( x ± k N S ) (22) Evans et al.. (2000); Balakrishnan dan
Nevzorov (2003).
dengan x dan S adalah nilai tengah dan
standar deviasi dari nilai logaritma natural
{ }
f (x) = 1/(xσ y 2π ) exp− (logx − μy )2 / 2σ y2 (24)

dari sampel. Untuk jumlah sampel N, nilai dimana μ y dan σ y adalah nilai tengah dan
kN dapat ditentukan dengan Rumus (23). standar deviasi dari logaritma natural dari x.
= −3.62201 + 6.28446 N Besarnya nilai μ y dan σ y didapat masing-
1/ 4
kN
− 2.49835 N 1 / 2 + 0.491436 N 3 / 4 (23)
masing dengan Rumus (25) dan (26).
− 0.037911N
σˆ y = 2erf −1 (l2 / l1 ) = 2erf −1 (t ) (25)
Identifikasi Distribusi Data
)
Distribusi statistik dapat ditentukan dengan
μˆ y = log l1 − (σ y2 / 2) (26)

menggunakan metode diagram parameter dimana erf-1(t) didapat dari Rumus (27)
momen statistik (MPD’s) akan tetapi hal dengan F(.) adalah fungsi distribusi normal
ini dapat didapatkan dengan mudah apabila sebagai F = (t+1)/2.
menggunakan diagram rasio parameter L- erf ( x ) = 2 F ( x 2 ) − 1 (27)
momen khusunya kalau distribusinya Estimasi nilai kuantil didapat
menceng. Nilai hubungan untuk memben- dengan menggunakan Rumus (28), dimana
tuk diagram rasio L-momen diberikan oleh nilai u didapat dari Rumus (29) dengan P
Rao dan Hamed (2000) dimana τ 4 dan τ 3 adalah nilai probabilitas, c dan d adalah
diganti dengan L-Ck dan L-Cv. konstanta serta ε (P ) adalah kesalahan
sebesar 0.0045 (Rao dan Hamed, 2000).
Analisa Frekuensi
log xˆT = μˆ y + uσˆ y (28)
Terdapat banyak distribusi statistik
76 - Volume 1 Nomor 1, September 2011
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

⎧ c +c w+c w2 ⎫ xˆT = uˆ + (αˆ / kˆ)[1 − {− log(1 − (1/ T ))}k̂ ] (35)


u = −2logP −⎨ 0 1 2 2 3 ⎬_ε(P) (29)
⎩d1w+ d2w + d3w ⎭
Distribusi Waktu Curah Hujan
Distribusi GEV
Durasi waktu hujan standar yaitu 24
Distribusi GEV adalah untuk identifi-
jam dengan tipe data ‘time base’ digunakan
kasi distribusi frekuensi nilai terbesar dari
dalam penelitian ini. Durasi hujan 24 jam
data meteorologi ketika bentuk terbatas
ini akan didistribusikan menjadi hujan
nilai distribusi ekstrim tidak diketahui.
jam-jaman. Pendistribusian waktu hujan
Bentuk distibusi fungsi GEV diperlihatkan
dipilih metode blok puncak dengan
seperti pada Rumus (30) untuk 0 ≤ x
penjelasan bahwa dalam satu hari derjadi
dengan λ > 0 dan r > 0 (Kottegoda dan
dua kali hujan dengan komposisi waktu
Rosso, 1997; Burn, 1990; Martins dan hujan pertama 54% dan hujan kedua 46%.
Stedinger, 2000). Jumlah volume hujan adalah 60% untuk
F(xmax) = exp[−{1 − k((x − ε ) / α)} ] (30) 1/ k
hujan pertama dan 40% untuk hujan kedua
dimana α sebagai parameter skala, (Masimin, 2008).
ε sebagai parameter lokasi, dan k adalah Distribusi besarnya volume hujan
parameter bentuk. Estimasi parameter mulai dari jam ke-1 hingga ke-24 adalah
PWM’s (Hosking et al. 1985) untuk sebagai berikut: (#1, 2.89%), (#2, 3.87%),
distribusi GEV adalah dalam bentuk (#3, 6.68%), (#4, 19.49%), (#5, 34%), (#6,
seperti pada Rumus (31). Nilai parameter k 3.54%), (#7, 2.79%), (#8-13, 2.70%),
didapat dari α̂ dan μ̂ yang dihitung (#14-#16, 1.90%), (#17, 4.90%), (#18,
14.27%), (#19, 4.05%), (#20, 2.48%), dan
dengan Rumus (34) dimana b0, b1, b2
(#21-#24, 1.90%).
adalah estimasi sampel β 0 , β1 , β 2 . Besarnya
nilai parameter k didapat dari Rumus (32) HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan C = (2/(3+t3)-0.6309 (Sveinsson et
Hasil Uji Data Curah Hujan
al., 2002).
Uji data curah hujan dilakukan untuk
β r = ( r + 1) −1 [u + (α / kˆ){1 − ( r + 1) − k Γ(1 + kˆ)}]
ˆ

uji indenpendensi, homogeneitas dan ada-


(31)
nya data luar (outliers). Perhitungan uji
kˆ = 7.8590C + 2.9954C 2 (32) kebebasan dipakai Rumus (14) hingga (17),
αˆ = l 2 kˆ /[Γ(1 + kˆ)(1 − 2 )] − kˆ
(33) uji homogeneitas digunakan Rumus (18)
hingga (21) dan uji adanya data luar
uˆ = l1 + (αˆ / kˆ ){Γ(1 + kˆ ) − 1} (34)
digunakan Rumus (22) dan (23).
Dengan memasukkan nilai (F = 1 – Hasil uji data curah hujan menyata-
1/T) dimana T adalah periode ulang, kan bahwa data layak untuk dianalisa.
besarnya kuantil curah hujan untuk periode Rangkuman hasil uji adalah seperti
ulang T-tahun dapat diperoleh dengan berikut:
menggunakan Rumus (35).

Volume 1 Nomor 1, September 2011 - 77


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

(1) Uji kebebasan: hujan dilakukan dengan menggunakan dua


utes = 0.42 < ukritik (0.025) = 1.96 metode LN-PWM dan GEV-PWM, karena
(2) Uji keseragaman:
utes = 0.55 < ukritik (0.025) = 1.96 kedua distribusi statistik tersebut dinilai
(3) Uji data luar : paling cocok terhadap data yang tersedia.
XL = 73 < Xmin = 86 , dan Analisa LN-PWM menggunakan Rumus
Xmak = 195 < XH = 209 (25) hingga (29), sedangkan analisa GEV-
PWM menggunakan Rumus (30) hingga
Penentuan Distribusi Data Curah Hujan (34).
Dengan menggunakan metode PWM, Periode ulang kejadian hujan dalam
yaitu pemakaian Rumus (1) hingga (12) analisa ini dipilih untuk periode ulang 2-,
diperoleh besarnya nilai parameter statistik 5-, 10-, 20-, 50- dan 100-tahun. Hasil yang
seperti beikur: didapat dari kedua metode analisa tersebut
adalah seperti disajikan pada Tabel 1.
(a) l1 = 126.21; l2 = 15.39; l3 = 3.38 dan
l4 = 1.52; Tabel 1: Curah hujan rencangan RT24 (mm)
T (th) LN-PWM GEV-PWM
(b) L-Cv = 0.12; L-Cs = 0.22 dan L-Ck = 2 124.61 119.68
0.16 5 142.16 144.68
10 153.26 162.48
Nilai L-Cs dan L-Ck di plot bersama dengan 20 163.47 180.54
50 176.15 205.45
kurva rasio parameter lima jenis distribusi
100 185.32 225.33
yang hasilnya diperlihatkan seperti pada
Gambar 1. Dari Gambar 1 terlihat bahwa Gambar 2 memperlihatkan plot data
distribusi statistik yang paling dekat dengan yang menunjukkan bahwa nilai curah
data yang tersedia adalah distribusi LN dan hujan rancangan metode GEV-PWM mem-
GEV, sehingga analisa frekuensi data menggu-
berikan nilai lebih tinggi dibandingkan
nakan metode LN-PWM dan GEV-PWM.
dengan nilai hujan rancangan hasil metode
0.30 LN-PWM khususnya untuk T > 3-tahun.
Hal ini dapat diterima karena distribusi
0.20 GEV adalah untuk penanganan data
dengan analisa ekstrim (extreme analysis).
L -Ck

0.10
Pemilihan distribusi statistik yang
akan digunakan bersifat subjektif yaitu
GPAR GLOG GEV
G/P3 LN Data tergantung pada kebijakan dan lokasi
0.00
0.10 0.20 L -Cs 0.30 0.40 pekerjaan. Untuk pekerjaan yang mempu-
Gambar 1: Identifikasi distribusi data nyai resiko tinggi seperti padat penduduk
dan nilai properti didalamnya, maka lebih
Analisa Frekuensi Data Curah Hujan baik digunakan distribusi statistik GEV.
Analisa frekuensi terhadap data curah

78 - Volume 1 Nomor 1, September 2011


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

400 60

RT = 26.831Ln(T) + 100.95 50
300

43.92
RT (mm) R 2 = 0.9998

200 40

32.15
R (mm)
RT = 15.321Ln(T) + 116.34
100 30
R 2 = 0.9945

15.05
0 20

12.48

11.04
0 20 40 60 80 100

9.13
8.72

7.98
6.51
6.08

6.29
T (Tahun) 10

5.59
4.28 4.28
LN - PWM GEV - PWM
Log. (LN - PWM) Log. (GEV - PWM)
0
Jam
1

24
Gambar 2: Curah hujan rancangan R 24
T Gambar 3: Distribusi R100 = 225.33 mm

Distribusi Waktu Hujan SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Distribusi waktu hujan data tipe ’time
Kesimpulan dari studi ini adalah berikut:
base’ 24-jam untuk dibuat curah hujan
jam-jaman dengan persentasenya meng- (1) Data berasal dari satu famili, inde-

adopsi usulan Masimin (2008) dengan penden dan tidak dijumpai outliers.
skala 30-menit diubah menjadi jam-jaman. (2) Data set cenderung mengikuti
24
Untuk curah hujan R100 = 225.33 mm hasil distribuasi LN dan GEV.
(3) Disarankan untuk menggunakan
analisa GEV-PWM, distribusi waktu hujan
dan besarannya disajikan pada Gambar 3. distribusi GEV daripada LN untuk

Gambar 3 memperlihatkan bahwa kawasan beresiko tinggi seperti


dalam durasi 24 jam terjadi dua kali hujan, padat penduduk dan nilai properti
hujan pertama selama 13 jam dan hujan yang tinggi.
kedua 11 jam. Puncak hujan pertama (4) Dua hujan berurutan terjadi selama
terjadi pada jam ke-4 dihitung dari mulai 24 jam dengan waktu puncak hujan
awal hujan, sedang-kan puncak hujan pertama terjasi pada jam ke 4 dan
kedua terjadi pada jam ke-18. hujan kedua pada jam ke 18.
Besaran puncak hujan pertama
(5) Metode blok puncak mendapatkan
(43.92 mm) terjadi lebih besar dibanding
waktu puncak yang relatif lebih
dengan puncak hujan kedua (32.15 mm).
pendek yang berarti intensitas hujan
Skema distribusi waktu hujan untuk durasi
lebih besar diwaktu awal..
24 jam (225.33 mm) adalah sebagai
berikut: PA1 = 0 jam (0 mm), PB1 = 7 jam Saran
(94.66 mm), PR1 = 6 jam (42.79 mm), PA2 Saran yang dapat diberikan adalah:
= 3 jam (12.84 mm), PB2 = 4 jam (57.91 (1) Studi lanjutan perlu mengadopsi vari-
mm) dan PR2 = 4 jam (17.13 mm). abilitas spasial data dan pergerakan
massa hujan (rainfall transports).

Volume 1 Nomor 1, September 2011 - 79


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

(2) Perlu analisa regional homogeneitas ‘Index Flood’ Procedure for Regional
dan faktor reduksi dalam analisa curah Rainfall Frequency Ana-lysis, EOS:
Transaction of American Geophysical
hujan kawasan (areal rainfall).
Union, 68: 312.
DAFTAR PUSTAKA Hosking, J.R.M. (1990). L-Moments: Analysis
Balakrishnan, N. dan Nevzorov, V.B. (2003). A and Estimation of Distri-butions Using
Primer on Statistical Distri-butions,: Linear Combinations of Order Statistics.
Wiley-Interscience, N. Jersey Journal of Royal Statistical Society, 52(1),
Burn, D.H. (1990). Evaluation of Flood 105-124.
Frequency Analysis with a Region of Hosking, J.R.M. dan Wallis, J.R. (1993). Some
Influence Approach. Water Resources Statistics Useful in Regional Frequency
Research. 26(10), 2257-2265. Analysis. Water Resources Research, 29(2),
Evans M., Hastings, N. dan Peacock, B. (2000). 271-281.
Statistical Distribution. New York: Wiley- Kanji, G.P., (1995). 100 Statistical Tests, SAGE
Interscience. Publications, New Delhi.
Greenwood, J.A., Landwehr, J.M., Matalas, Kottegoda, N.T. dan Rosso, R. (1977).
N.C. dan Wallis, J.R. (1979). Proba-bility Statistics, Probability, and Reliability for
Weighted Moments: Definition and Civil and Environmental Engineers,
Relation to Parameters of Several McGraw Hill, New York.
Distributions Expressable in Inverse Form. Martins, E.S. dan Stedinger, J.R. (2000).
Water Resources Research. 15(5), 1049- Generalized Maximum-Likelihood
1054. Generalized Extreme-Value Quantile
Haan, C.T. (1977). Statistical Method in Estimators for Hydrologic Data. Water
Hydrology. 4th ed. Ames, Iowa: Iowa State Resources Research, 36(3), 737-744.
University Press. Masimin, (2008). Temporal and Spatial
Hromadka II, T.V., McCuen, R.H. dan Yen, C- Rainfall Variability in Design Storms using
C. (1987). Computational Hydro-logy in Block Method, (Disertasi) Universiti
Flood Control Design and Planning, Teknologi Malaysia, Skudai, Johor Bahru.
Mission Vieja - California, USA: Peyron, N., Nguyen, V.T.V. and Rivard, G.
Lighthouse Publications. (2004). Regional Estimation of Floods for
Hosking, J.R.M., Wallis, J.R. dan Wood, E.F. Ungaged Medium-Sized Basins in Quebec,
(1985). Estimation of the Generalized Montréal, Quebec, Canada Dept. Civil
Extreme-Value Distri-bution by the Engineering and Applied Mechanics,
Method of Probability-Weighted Moments. McGill University.
Technometrics, 27(3), 251-261. Peyron, N., Nguyen, V.T.V. dan Rivard, G.
Hosking, J.R.M. dan Wallis, J.R. (1987a). (2005). Development of an Optimal Storm
Parameter and Quantile Estimation for the Pattern for Urban Drainage Systems
Generalized Pareto Distribution. Design. NOVATECH’2004, Montreal.
Technometrics, 29(3), 339-349. Rao, A.R., dan K.H. Hamed, (2000). Flood
Hosking, J.R.M. dan Wallis, J.R. (1987b). An Frequency Analysis, CRC Press, New

80 - Volume 1 Nomor 1, September 2011

Anda mungkin juga menyukai