Anda di halaman 1dari 10

Relay

A. PENGERTIAN RELAY
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang
dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga
listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka
(mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri
arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan
manual tanpa perlu arus listrik.

Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan
mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini
didefinisikan sebagai berikut.

 Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka


kontak saklar.
 Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.
Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem
rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat
yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan perangakat pengendali
yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat berfungsi sebagai
pengaman.

Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam


keadaan normal).
2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk
menciptakan medan magnet.
3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.

B. DASAR-DASAR RELAY
Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835. Dalam
pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan
sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada
tegangan () dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi
sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak
merusak komponen di sekitarnya.
Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay
men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya
relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya
adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere
pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan
maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang
namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari
besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus,
kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi
saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak
kembali terbuka (off).

C. PRINSIP KERJA
Relay merupakan komponen listrik yang memiliki prinsip kerja magnet dengan
induksi listrik. Relay terdiri atas bagian-bagian utama sebagai berikut.

1. Coil atau Kumparan, merupakan gulungan kawat yang mendapat arus listrik.
adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus
listrik di coil.
2. Contact atau Penghubung, adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung
dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis
: Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open),
dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).

Cara kerja relay adalah sebagai berikut :

1. Saat Coil mendapatkan energi listrik (energized) akan menimbulkan gaya


elektromanetik
2. Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik plat/lengan kontak (armature)
berpegas (bersifat berlawanan), sehingga menghubungkan 2 titik contact
D. CARA KERJA
Cara kerja relay sangat sederhana. Di sini kita akan membahas relay pada umumnya.

Relay Segi (contoh : Hella, Bosch dll).

Relay terdiri dari 2 terminal trigger, 1 terminal input dan 1 terminal output.

1. Terminal trigger : yaitu terminal yang akan mengaktifkan relay..seperti alat


electronic lainya relay akan aktif apabila di aliri arus + dan arus -. Pada contoh
relay yang kita gunakan terminal trigger ini adalah 85 dan 86.
2. Terminal input : yaitu terminal tempat kita memberikan masukan..pada contoh
adalah terminal 30
3. Terminal output : yaitu tempat keluarnya output pada contoh adalah terminal
87
E. JENIS-JENIS DAN SIMBOL RELAY
Ada beberapa jenis relay berdasarkan cara kerjanya yaitu:

1. Normaly On
Kondisi awal kontaktor tertutup (On) dan akan terbuka (Off) jika relay diaktifkan
dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan atau koil relay. Istilah lain
kondisi ini adalah Normaly Close (NC).

2. Normaly Off
Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika relay diaktifkan dengan
cara memberi arus yang sesuai pada kumparan atau koil relay. Istilah lain kondisi ini
adalah Normaly Open (NO).

3. Change-Over (CO) atau Double-Throw (DT)


Relay jenis ini memiliki dua pasang terminal dengan dua kondisi yaitu Normaly Open
(NO) dan Normaly Close (NC).

Selain itu, seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang
dimilikinya. Pole adalah banyaknya kontak yang dimiliki oleh relay. Sedangkan throw
adalah banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki kontak. Berikut ini
penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw atau disebut juga sebagai simbol
relay.
1. SPST (Single Pole Single Throw)
Relay ini memiliki empat terminal yaitu, dua terminal kumparan atau koil dan dua
terminal saklar (A dan B) yang dapat terhubung dan terputus.

2. SPDT (Single Pole Double Pole)


Relay ini memiliki lima terminal, yaitu dua terminal kumparan atau koil dan tiga
terminal saklar (A,B, dan C) yang dapat terhubung dan terputus dengan satu terminal
pusat. Jika suatu saat terminal (misal A) terputus dengan terminal pusat (C) maka
terminal lain (B) terhubung dengan terminal pusat tersebut (C), demikian juga
sebaliknya.

3. DPST (Double Pole Single Throw)


Relay ini mempunyai enam terminal, yaitu dua terminal kumparan atau koil dan
empat terminal, merupakan dua pasang saklar yang dapat terhubung dan terputus (A1
dan B1 serta A2 dan B2).
4. DPDT (Double pole Double Throw)
Relay ini mempunyai delapan terminal, yaitu dua terminal kumparan atau koil, enam
terminal merupakan dua set saklar yang dapat terputus dan terhubung (A1,B1,C1 dan
A2, B2, C2).

5. QPDT (Quadruple Pole Double Throw)


QPDT sering disebut sebagai Quad Pole Double Throw atau 4PDT (Four Pole Double
Throw). Relay ini setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT atau dua buah relay
DPDT dan terdiri dari 14 pin (termasuk 2 buah untuk koil). 6.3PDT (Three Pole
Double Throw)

Selain itu terdapat jenis-jenis relay lainnya. Relay juga diaplikasiuntuk berbagai
keperluan, sehingga dianggap relay tersebut memiliki fungsi khusus, seperti contoh
berikut.
1. Timming Relay
Relay yang bekerja untuk sebuah pewaktuan. Di mana koil relay akan dianggap ON,
jika memenuhi beberapa waktu tertentu (misal 5 detik). Timing relay adalah
jenis relay yang khusus. Cara kerjanya ialah, jika koildari timing relayON, maka
beberapa detik kemudian, baru kontak relayakan ON atau OFF (sesuai jenis
NO/NC contact).

2. Latching Relay
Relay ini dipergunakan untuk menahan atau latch atau jenis relay yang digunakan
untuk latching atau mempertahankan kondisi aktif input sekalipun input sebenarnya
sudah mati. Cara kerjanya ialah, jika latch coil diaktifkan, ia tidak akan bisa dimatikan
kecuali unlatch coil diaktifkan.

3. Reed Relay
Relay ini memiliki seperangkat kontak di dalam vakum atau gas inert untuk mengisi
tabung gelas, yang melindungi kontak terhadap korosi atmosfer. Kontak tertutup oleh
medan magnet yang dihasilkan ketika arus mengalir melalui kumparan di sekeliling
tabung gelas. Reed relay mampu switching kecepatan lebih cepat daripada jenis relay
yang lebih besar, tetapi beralih rendah arus dan tegangan peringkat.

F. FUNGSI RELAY
Fungi atau kegunaan relay dalam dunia elektronika sebenarnya juga sama seperti
dalam teknik listrik. Hanya saja kebanyakan relay yang digunakan dalam teknik
elektronik adalah relay dengan voltase kecil seperti 6 Volt, 12 Volt, 24 Volt berbeda
dengan teknik listrik yang memakai relay 220 Volt dan 110 Volt. Namun ada juga
dalam teknik elektronik yang memakai relay dengan voltase tinggi. Walau ada
perbedaan pemakaian voltase pada relay, sebenarnya relay memiliki fungsi atau
kegunaan yang sama yakni sebagai alat pengganti saklar yang bekerja untuk
mengontrol atau membagi arus listrik ataupun sinyal lain ke sirkuit rangkaian lainnya.

Secara garis besar, fungsi relay adalah sebagai berikut.

 Kontrol tegangan tinggi rangkaian dengan sinyal bertegangan rendah, seperti


dalam beberapa jenis modem atau audio amplifier.
 Kontrol sebuah rangkaian arus tinggi dengan sinyal arus rendah, seperti pada
solenoid starter dari sebuah mobil.
 Mendeteksi dan mengisolasi kesalahan pada jalur transmisi dan distribusi
dengan membuka dan menutup pemutus rangkaian (perlindungan relay).
 Sebuah kumparan relay DPDT AC dengan kemasan “ice cube”.
 Isolasi mengendalikan rangkaian dari rangkaian yang dikontrol ketika kedua
berada pada potensi yang berbeda, misalnya ketika mengendalikan sebuah
perangkat bertenaga utama dari tegangan rendah switch. Yang terakhir ini
sering digunakan untuk mengontrol pencahayaan kantor sebagai kawat
tegangan rendah dapat dengan mudah diinstal di partisi, yang dapat
dipindahkan sesuai kebutuhan sering berubah. Mereka mungkin juga akan
dikendalikan oleh hunian kamar detektor dalam upaya untuk menghemat
energi.
 Logika fungsi. Sebagai contoh, DAN fungsi boolean direalisasikan dengan
menghubungkan relay normal kontak terbuka secara seri, maka fungsi ATAU
dengan menghubungkan normal kontak terbuka secara paralel. Perubahan atas
atau Formulir C kontak melakukan XOR fungsi. Fungsi yang sama untuk
NAND dan NOR yang dicapai dengan menggunakan kontak normal tertutup.
Tangga bahasa pemrograman yang sering digunakan untuk merancang jaringan
logika relay.
 Awal komputasi. Sebelum tabung vakum dan transistor, relay digunakan
sebagai unsur-unsur logis dalam komputer digital.
 Safety logika kritis. Karena relay jauh lebih tahan daripada semikonduktor
radiasi nuklir, mereka banyak digunakan dalam keselamatan logika kritis,
seperti panel kontrol penanganan limbah radioaktif mesin.
 Waktu tunda fungsi. Relay dapat dimodifikasi untuk menunda pembukaan atau
penutupan menunda satu set kontak. Yang sangat singkat (sepersekian detik)
penundaan ini akan menggunakan tembaga disk antara angker dan bergerak
blade perakitan. Arus yang mengalir dalam disk mempertahankan medan
magnet untuk waktu yang singkat, memperpanjang waktu rilis. Untuk sedikit
lebih lama (sampai satu menit) keterlambatan, sebuah dashpot digunakan.
Sebuah dashpot adalah sebuah piston diisi dengan cairan yang diperbolehkan
untuk melarikan diri perlahanlahan. Jangka waktu dapat divariasikan dengan
meningkatkan atau menurunkan laju aliran. Untuk jangka waktu lebih lama,
mesin jam mekanik timer diinstal.
G. APLIKASI RELAY
Relay umumnya digunakan untuk hal-hal di bawah ini, yaitu :

1. Untuk mengendalikan rangkaian tegangan tinggi melalui sinyal tegangan


rendah.
2. Untuk mengendalikan rangkaian dengan arus yang tinggi melalui sinyal arus
kecil.
3. Untuk mendeteksi dan mengisolasi kegagalan pada jalur transmisi dan
distribusi dengan membuka atau menutup circuit breaker.
4. Untuk mengisolasi rangkaian pengendali dari rangkaian yang dikendalikan jika
potensial yang digunakan berbeda. Misalnya untuk mengendalikan rangkaian
daya tegangan tinggi melalui switch tegangan rendah.
5. Untuk merepresentasikan fungsi-fungsi logika. Misalnya fungsi AND didapat
dengan menserikan dua kontak NO dan sebagainya.
6. Relay juga dapat digabungkan fungsinya dengan sebuah timer untuk
mendapatkan fungsi penunda waktu.
H. KEUNTUNGAN PENGGUNAAN
RELAY
Beberapa keuntungan penggunaan relay dalam sistem elektronika antara lain :

1. Menggunakan arus yang relatif kecil untuk mengendalikan peralatan dengan


arus yang besar.
2. Dengan sebuah sinyal kontrol dapat mengendalikan lebih dari satu kontak.
3. Dapat menghidupkan atau mematikan peralatan yang sulit dijangkau.
4. Mengisolasi bahaya tegangan tinggi dari manusia, karena rangkaian dengan
tegangan tinggi dapat dikendalikan melalui tegangan rendah.
I. PEMILIHAN JENIS RELAY
Untuk aplikasi tertentu, pemilihan jenis relay yang akan digunakan sangat diperlukan.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis relay yang akan
digunakan untuk menjalankan fungsi tertentu :

– Jumlah dan jenis kontak (NO, NC, Chang-over)

– Rating kontak (kemampuan arus kontak)


– Rating tegangan dari kontak

– Tegangan coil

– Jenis kemasan

– Cara pemasangan (soket, rel dll)

– Waktu switching (jika kecepatan diperlukan)

– Proteksi kontak dan coil

– Isolasi antara kontak dengan coil dan sebagainya.

J. SPESIFIKASI RELAY
Dalam data sheet, penjelasan untuk coil dan contact terpisah. Hal ini menyebabkan
masing – masing mempunyai spesifikasi yang berbeda – beda juga. Perhatikan table
berikut.

K. PLC VS RELAY
Perbedaan PLC dengan kontrol konvensional (menggunakan relay) adalah seperti di
bawah ini:

Persamaan PLC dengan kontrol konvensional (menggunakan relay) adalah sebagai


berikut:
 Mengontrol sekuensial

 Memproses sinyal input dan mengubahnya menjadi sinyal output.


https://industri3601.wordpress.com/relay/

Anda mungkin juga menyukai