Anda di halaman 1dari 8

KASUS AUDIT ATAS PT SRIWEDARI PROPERTI

PROFIL PERUSAHAAN
PT Sriwedari Properti (Perseroan) berdiri pada 20 Juli 2004 berdasarkan akta no. 139 yang
dikeluarkan Sunyoto Wijaya, notaris di Kota Surabaya. akta tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman republik indonesia, melalui Surat Keputusan no. C2-122.hT.01.Th.04 tanggal 17
Desember 2004, serta telah diumumkan dalam Berita negara no. 28 tanggal 12 Januari 2005
Tambahan no. 420. Terkait hal tersebut, anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali
perubahan yang terakhir dengan akta no. 24 tanggal 21 Oktober 2015, yang telah disahkan di
hadapan notaris Intan Hutagaol, SH. Akta perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan
Menteri hukum dan hak asasi Manusia republik indonesia, melalui Surat Keputusan no. ahu-
ah.01.03-09807729 tanggal 23 September 2015.
Di bulan Juni Tahun 2005, Perseroan melakukan akuisisi atas 5 hektar tanah di daerah
Manyar, Surabaya. akuisisi tersebut sekaligus menjadi aset pertama yang dimiliki oleh perusahaan
yang kemudian diatasnya berdiri satu gedung pertokoan 3 lantai. Gedung pertokoan tersebut mulai
beroperasi dan disewakan ke tenant-tenant perusahaan pada tanggal 1 Februari 2007. Seiring
dengan perkembangannya, mulai tahun 2015 hingga saat ini di kompleks tanah yang dimiliki oleh
perusahaan telah berdiri total 2 unit bangunan yang keseluruhaannya digunakan sebagai area
pertokooan yang disewa oleh para tenant perusahaan, tampat untuk event pameran, maupun sewa
tempat untuk acara-acara lainnya. Gedung kedua mulai beroperasi tepatnya pada tanggal 7 Juni
2015. Hingga saat ini, tercatat terdapat 8 tenant besar dan 32 tenant kecil yang menyewa lokasi di 2
gedung yang dimiliki oleh perusahaan. Semenjak pembangunan gedung ke 2 di tahun 2015, belum
ada lagi penambahan gedung baru milik perusahaan hingga tahun ini. Aktivitas pembangunan
hanya dilakukan sebatas pada perluasan lahan parkir, area outdor, taman, maupun perbaikan dari
kedua gedung yang ada.
STRUKTUR ORGANISASI
Organisasi adalah suatu usaha kerjasama dari sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya struktur organisasi yang mampu
menggambarkan secara jelas mengenai tugas, tanggung jawab, dan wewenang setiap anggota.

RAPAT UMUM
PEMEGANG SAHAM (RUPS)

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA
AHMAD LUKITO

MANAJER PROYEK MANAJERPEMASARAN MAN AJER AK UNTAN SI & K EU ANGAN MANAJER UMUM DAN SDM
HADI HAMDANI SALMAN FARIS YUNITA SARI RUBEN NAINGGOLAN

Admin Pembelian dan


Administrasi Proyek Administrasi Pemasaran Kabag Akuntansi
Rino P amungkas Rino P amungkas Restu Syamsi Penggudangan
Herman Surya

Petugas Penagihan Kabag Keuangan


Fandi Fadlan Ami Anandita

Berikut ini akan dijelaskan mengenai struktur organisasi PT SRIWEDARI PROPERTI beserta tugas,
tanggungjawab dan wewenang setiap anggota:
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
• Meminta pertanggungjawaban mengenai jalannya kegiatan perusahaan.
• Mengangkat dan memberhentikan dewan komisaris dan direktur utama.
• Mengambil keputusan yang sangat penting bagi perkembangan perusahaan.
2. Dewan Komisaris
• Mengawasi pekerjaan direktur utama.
• Memberikan pertimbangan dan nasehat kepada direktur utama dalam mencapai
tujuan perusahaan.
3. Direktur Utama (Ahmad Lukito)
• Menetapkan rencana kerja dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
rencana kerja secara keseluruhan.
• Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada masing-masing bagian.
• Mengkoordinir dan mempertanggungjawabkan kepada dewan komisaris seluruh
aktivitas perusahaan sesuai dengan rencana dan tujuan serta kebijaksanaan yang
digariskan oleh dewan komisaris.
• Menjaga kelancaran operasional untuk jangka panjang
• Bertanggung jawab atas segala akibat dari pengambilan keputusan atau kebijakan.
4. Manajer Proyek (Hadi Hamdani)
• Merencanakan kegiatan-kegiatan dalam proyek, tugas-tugas dan hasil
akhir, termasuk pemecahan pekerjaan, penjadwalan dan anggaran.
• Mengorganisasikan, memilih dan menempatkan orang-orang dalam tim
proyek.
• Memonitor status proyek.
• Mengkoordinasikan subkontraktor, user, konsultan, top management.
• Merekomendasikan penghentian proyek atau pengerahan kembali sumber
daya.
Untuk memperlancar tugasnya, Hadi Hamdani dibantu oleh:
a. Administrasi Proyek (Rino Pamungkas)
❖ Mengindentifikasikan masalah-masalah teknis yang terjadi dalam proyek.
❖ Membuat permintaan pembelian kebutuhan proyek yang ditujukan kepada Bagian
Umum.
❖ Melakukan inventarisasi aset proyek dan membuat laporannya secara berkala.
❖ Mengkoordinasikan aktivitas pemeliharaan aset proyek secara berkala
5. Manajer Pemasaran (Salman Faris)
• Menentukan kebijaksanaan pokok dalam bidang pemasaran dan memimpin
pelaksanaannya.
• Menyusun dan menetapkan rencana strategi harga pemasaran yang realistis dan
terpadu atas distribusi produk dan promosi.
• Menyusun dan menetapkan rencana program dan anggaran pemasaran
berdasarkan kebijakan strategis yang telah ditetapkan.
• Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pemasaran, menganalisis penyimpangan
yang terjadi dan melakukan penyesuaian,
• Mewakili perusahaan dalam bidang pemasaran untuk mencapai sasaran organisasi.
• Mengadakan hubungan koordinasi dengan manajer lainnya.
• Menandatangani dokumen perjanjian kerja dengan tenant.
Untuk memperlancar tugas, Salman Faris dibantu oleh:
a. Administrasi Pemasaran (Sanusi Firdaus).
❖ Melakukan aktivitas pemasaran.
❖ Memeriksa proses pembayaran sewa oleh tenant.
❖ Membuat surat perjanjian kerjasama dengan tenant.
❖ Menginventarisasi status tenant yang menyewa lahan perusahaan.
❖ Menginformasikan kepada petugas penagihan bahwa periode pembayaran sewa
oleh tenant telah jatuh tempo.
b. Petuhas Penagihan (Fandi Fadlan).
❖ Melaskukan proses penagihan kepada tenant.
❖ Menginformasikan status penagihan dan pembayaran sewa oleh tenant ke bagian
akuntansi.
❖ Melakukan rekonsiliasi secara berkala status pembayaran sewa oleh tenant dengan
bagian keuangan.
6. Manajer Umum dan Personalia (Ruben Nainggolan)
• Memenuhi permintaan pembelian material proyek dan perlengkapan maintanance
yang diminta oleh bagian administrasi proyek.
• Merumuskan kebijaksanaan perusahaan dibidang personalia.
• Melaksanakan perencanaan serta seleksi karyawan sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan oleh perusahaan.
• Membuat peringatan, teguran dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi
ataupun yang tidak sesuai catatan dan laporan prestasi karyawan.
• Mengadakan hubungan koordinasi dengan manajer lainnya.
• Mengatur pembagian kerja karyawan.
• Mengawasi kelancaran pekerjaan karyawan.
• Menghitung gaji karyawan.
a. Administrasi Pembelian dan penggudangan (Herman Surya)
❖ Membuat order pembelian.
❖ Menandatangani dokumen-dokumen pembelian material proyek dan perlengkapan
maintanance gedung perusahaan sebatas pada wewenang yang diberikan.
❖ Mencatat jumlah pembelian.
❖ Membuat laporan pembelian secara berkala untuk dipertanggungjawabkan kepada
Ruben Nainggolan.
❖ Melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara keseluruhan terhadap keadaan
material proyek dan perlengkapan maintanance gedung dalam hal penyimpanan,
keadaan fisik dan kuantitasnya.
❖ Mencatat semua data permintaan dan pengeluaran barang dari gudang serta barang
yang baru diterima dari pemasok.
❖ Menerima barang yang dikirimkan dari pemasok dan mengecek kualitas serta
kuantitasnya.
7. Manajer Keuangan dan Akuntansi (Yunita Sari)
• Melakukan pemenuhan permintaan pembelian oleh bagian Proyek
• Menganalisis laporan keuangan yang dihasilkan oleh Amir Syamsi dan Restu
Anandita secara periodik.
• Membuat laporan pertanggungjawaban kepada Direktur Utama.
• Mengadakan huungan koordinasi dengan manajer lainnya.
Untuk memperlancar tugasnya, Yunita Sari dibantu oleh:
a. Kepala Bagian Akuntansi (Restu Syamsi), dengan tugas yaitu mengatur dan mengawasi
pembukuan perusahaan serta mengerjakan tugas yang berhubungan dengan perpajakan.
b. Kepala Bagian Keuangan (Ami Anandita), dengan tugas yaitu:
❖ Mengatur penerimaan dan pengeluaran tunai.
❖ Melakukan pembayaran gaji pegawai.
❖ Melakukan rekonsiliasi pelunasan cicilan sewa oleh tenant.
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR AKUNTANSI
Dasar Akuntansi
Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan basis akrual, artinya setiap transaksi dan
kejadian keuangan yang terjadi dalam perusahaan akan dicatat pada saat kejadian (bukan pada saat
kas dan setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan
dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Komponen dalam laporan keuangan
perusahaan disusun berdasarkan konsep harga perolehan/nilai historis. Laporan arus kas disusun
berdasarkan konsep kas dengan metode langsung.

Prosedur Akuntansi
Posting pada buku besar dilakukan secara bulanan oleh pemegang buku besar, berdasarkan bukti
jurnal (journal voucher) yang dijurnal secara tersistem dengan menggunakan software akuntansi
setelah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.

Penerimaan Kas/Bank
Sumber penerimaan kas/bank terutama berasal dari hasil penyewaan area gedung/ properti
perusahaan kepada tenant serta penagihan piutang sewa. Setiap penerimaan dengan cek/giro atas
nama PT Sriwedari Properti dilakukan ketika kasir perusahaan melakukan setoran ke Bank. Selain
itu, kas masuk pada akun bank juga berasal dari pembayaran biaya sewa oleh tenant maupun pihak
penyelenggara event yang menyewa lahan di area gedung milik perusahaan yang mana nilai
pembayarannya lebih dari Rp. 3.000.000.
Setiap penerimaan uang harus dibuatkan bukti penerimaan kas (cash receipt voucher) dan apabila
akan disetorkan harus dilengkapi dengan slip setoran bank. Kasir membuat laporan penerimaan
kas harian dan diperiksa oleh Ami Anandita. Kas yang diterima dan yang tersisa, setiap harinya
harus disetorkan ke bank (selain kas kecil) setiap pagi pada keesokan harinya. Tetapi apabila hari
libur maka disimpan dalam brankas yang terletak dalam perusahaan. Adapun cek/giro mundur
dicatat dalam buku tersendiri oleh kasir dan pada hari jatuh tempo diserahkan kepada Ami
Anandita untuk disetorkan ke bank.

Pengeluaran Kas/Bank
Pengeluaran uang dari perusahaan harus dilakukan dengan kas kecil, kas besar atau cek/giro hanya
dikeluarkan ketika pengeluaran tersebut berjumlah di atas Rp 500.000. Setiap pengeluaran uang
dibuatkan bukti pengeluaran kas (cash disbursement voucher) dan distempel “LUNAS” serta
tanggal pembayaran pada bukti pendukung tersebut untuk menghindari pembayaran ganda.

Pembelian
Setiap pembelian harus memenuhi prosedur dan didukung bukti transaksi pembelian sebagai
berikut:
1. Prosedur Permintaan Pembelian (Purchase Requirement)
2. Prosedur Permintaan Penawaran Harga (Price Quotation) dan pemilihan pemasok untuk
belanja di atas Rp. 5.000.000
3. Prosedur Pesanan Pembelian (Purchase Order)
4. Prosedur Penerimaan Barang (Receiving Report)
5. Prosedur Pencatatan Pembelian (Journal Voucher)

Persewaan Lahan
Setiap persewaan lahan kepada tenant atau penyelenggara kegiatan yang hendak menggunakan
lahan milik perusahaan harus didukung bukti transaksi penjualan sebagai berikut:
1. Dokumen kontrak kerjasama antara perusahaan dan pihak penyewa
2. Prosedur Persetujuan Mekanisme Pembayaran.
3. Prosedur Penagihan (Collection Note)
4. Prosedur Pencatatan Pendapatan Sewa dan Penerimaan Kas (Invoice/Faktur, Bukti Bank
Masuk/Bank Receipt Voucher)
Setiap penunggakan pembayaran sewa yang tidak lebih dari Rp. 20.000.000 oleh tenant harus
melalui persetujuan dari Salman Faris. Adapun penunggakan sewa di atas itu harus mendapat
persetujuan langsung dari Ahmad Lukito .

Kas Kecil
Kas Kecil (petty cash) menggunakan system berdasarkan sistem dana tetap (imperest fund
system) sebesar Rp 1.250.000 untuk pembayaran tunai maksimum Rp 500.000 Pengeluaran melalui
kas kecil harus mendapat persetujuan dari Ami Anandita.
Pelaksanaan pengisian kembali dilakukan pada hari ke 5 di setiap bulan. Pengisian kembali
tersebut diambil dari kas besar (cash on hand).
Kas Besar
Voucher untuk pengeluaran diatas Rp 500.000 s/d Rp 5.000.000 harus disetujui oleh 2 orang yaitu
Ami Anandita dan Yunita Sari. Sedangkan pengeluaran Rp 5.000.000 s/d Rp 20.000.000 harus
mendapat persetujuan dari Ami Anandita, Yunita Sari dan Ahmad Lukito.

Kas Bank
• Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
• Semua rekening bank dan cek yang dibatalkan distempel “BATAL” dan dipegang oleh Bapak
Deni.
• Tiap bulan dibuat rekonsiliasi bank oleh bagian akuntansi dan diperiksa oleh Yunita Sari.

Piutang Dagang
Piutang sewa dihitung berdasarkan saldo terakhir dan perusahaan tidak melakukan pencadangan
piutang tak tertagih. Perusahaan menghapuskan piutang dagang pada saat piutang tersebut benar-
benar tidak dapat ditagih lagi (metode penghapusan langsung).

Aset Tetap
Aset tetap (fixed assets) dicatat berdasarkan harga perolehannya dan disajikan dengan akumulasi
penyusutan sehingga didapatkan nilai bukunya. Tanah memiliki masa manfaat yang tidak terbatas
dan tidak dianggap sebagai asset yang dapat disusutkan. Penyusutan dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasrkan taksiran masa manfaat
ekonomis asset tetap sebagai berikut:
Jenis Aset Tetap Masa Manfaat
Bangunan dan Prasarana 20 tahun
Kendaraan bermotor 10 tahun
Peralatan kantor 5 tahun

Sedangkan untuk beban reparasi dan pemeliharaan yang sifatnya tidak mempengaruhi nilai
ataupun produktivitas asset tetap tersebut, dibebankan sebagai beban pada tahun berjalan.

Anda mungkin juga menyukai