Anda di halaman 1dari 14

FENOMENA LIKUIFAKSI SEBAGAI BENCANA ALAM PERSPEKTIF AL-

QUR’AN (Kajian Tafsir Tematik)

Oleh: Nopi Nafisatunnisa

I. PENDAHULUAN

Bencana alam geologi merupakan kejadian alam ekstrim yang diakibatkan


oleh berbagai fenomena geologi dan geofisika. Aktivitas tektonik di permukaan
bumi dapat menjadi salah satu penyebabnya, demikian halnya dengan aktivitas
vulkanik di bawah permukaan bumi yang juga mungkin sampai di permukaan.
Pemahaman mengenai mitigasi bencana alam geologi dan mitigasi hazard
menjadi menarik dan mendesak untuk diteliti mengingat dampak yang
ditimbulkan bencana tersebut dewasa ini. Kerugian jiwa, material, dan budaya
merupakan aspek utama yang berisiko menanggung dampak bencana. Kesadaran
tentang potensi bencana di Indonesia dan fakta ilmiah di sekitar bencana yang
menimpa negara ini menjadi alasan utama perlunya dilakukan usaha-usaha ilmiah
untuk mengatasinya. Peran aktif semua pihak yang terkait merupakan sikap
terbaik yang diperlukan untuk menanggulangi masalah bencana.

Bumi dengan luasnya lautan dan daratan telah banyak mengalami gejala-
gejala alamiah aneh dan tidak sesuai dengan kebiasaannya yang sering disebut
dengan bencana alam. Bencana alam sangatlah beragam diantaranya fenomena
likuifaksi yang baru-baru ini terjadi di Palu pada tanggal 28 September 2018,1 Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal
dunia akibat likuifaksi pascagempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Kepala Pusat
Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan 165 orang
meninggal dunia di Balaroa (Kota Palu), 120 orang meninggal di Petobo (Kota Palu),

1
Tim CNN Indonesia, “Mengenal Likuifaksi, Fenomena Tanah Bergerak Gempa Palu”, dalam
http://likuifaksi/Mengenal Likuifaksi, Fenomena ‘Tanah Bergerak’ Gempa Palu.htm/ (diakses pada 30
September 2018)

1
dan dua orang meninggal di Jono Oge (Sigi).2 kemudian beberapa tahun terakhir
telah terjadi fenomena serupa di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 Mei
2006,3 Sabtu pagi sekitar pukul 5:55, 27 Mei, gempa bumi berkekuatan 6,3 Mw
(Magnitude Moment) atau 5,9 skala Richter mengguncang kawasan DIY dan
meruntuhkan sebagian gedung, merusak 370-an ribu rumah (untuk kawasan DIY
saja) hingga menewaskan 5.700-an jiwa di Yogyakarta dan Jawa Tengah.4 Di Aceh
26 Desember 2004 dan 7 Desember 2016.5 Pada tahun 2004, kerusakan-kerusakan
bangunan dan infrastuktur yang terjadi Ibukota Provinsi Aceh yaitu Kota Banda
Aceh, pada umumnya akibat hilangnya kapasitas dukung lapisan tanah , dan tersebar
di dataran aluvium sekitar pantai dan Sungai Krueng Aceh, misalnya penurunan
pondasi bangunan.

Fenomena likuifaksi adalah suatu fenomena kehilangan kekuatan geser


tanah pada lapisan jenuh air akibat gempa bumi, sehingga tanah mengalami
keruntuhan dan berperilaku seperti cairan (likuid). Likuifaksi umumnya terjadi
pada tanah non kohesif (granuler) jenuh air dan menerima beban siklik berupa
gempa.6 Proses fenomena likuifaksi ini yaitu keluarnya lumpur dari lapisan tanah
akibat guncangan gempa dan menyebabkan lapisan tanah yang awalnya kompak,
bercampur dengan air menjadi lumpur.

Bila fenomena likuifaksi atau tanah menjadi lumpur hidup yang menyedot
semua yang ada di atasnya ini ramai diperbincangkan di khalayak ramai saat ini,
ternyata bukanlah fenomena alam yang baru. Dalam Al-Qur’an, ada peringatan
bencana yang dijelaskan selain gempa bumi, banjir, angin kencang dan bencana
lainnya. Maka dalam hal ini penulis akan mengkaji tentang fenomena likuifaksi

2
Tim Republika, “Korban Likuifaksi Palu bisa mencapai 5000an” dalam
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/10/07/pg8fch440-korban-likuifaksi-palu-bisa-
mencapai-5000an, (diakses 04 January 2019).
3
Lindung Zalbuin Mase, “Studi Eksperimental Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta”, 17 Th Annual Scientific Meeting, (November, 2013), 199.
4
Addi M Idhom, “Gempa Bumi Yogyakarta”, (diakses 1Januari 2019).
5
Munirwansyah, “Kajian Potensial Likuifaksi Akibat Gempa Berdasarkan Data SPT-N di Wilayah
Provinsi Aceh”, Prosiding Simposium II, (September, 2017), 457.
6
Ibid, 199.

2
dalam sudut pandang al-Qur’an. Mengenai bagaimana fenomena likuifaksi, Dan
sebagai seorang muslim hendaknya kita tidak sekedar mengetahui melainkan juga
menerapkan bagaimana peran kita terhadap fenomena likuifaksi tersebut.

Benar bahwa al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan namun ia


merupakan kitab suci yang memuat isyarat-isyarat akan ilmu pengetahuan yang amat
luas, sehingga kitab ini mendorong naluri keingintahuan manusia untuk berikhtiar
dan mencari pengetahuan melalui berbagai cabang studi ilmu pengetahuan termasuk
di dalamnya geografi, geologi dan fisika7 yang ada kaitannya dengan likuifaksi.
Berikut ayat al-Qur’an yang menggambarkan fenomena likuifaksi:8

‫ُون ه‬
‫َّللاِ وما‬ ُ ‫فخس ْفنا ِب ِه و ِبد ِار ِه ْاْل ْرض فما كان لهُ ِمن فِئة ين‬
ِ ‫ص ُرونهُ ِمن د‬
ِ ‫كان ِمن ْال ُمنت‬
‫۝‬٨١ ‫ص ِرين‬
Maka Kami benamkanlah dia bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada
baginya suatu golonganpun yang menolongnya (dari siksa) selain Allah. Dan
tiadak (pula) dia termasuk orang-orang yang mampu membela (dirinya). 9

Yang menjadi fokus dalam ayat tersebut adalah lafadh ‫خسف‬. Didalam al-
Qur’an kata ‫ خسف‬diterjemahkan ditenggelamkan atau dibenamkan. Hal ini menjadi

menarik untuk dikaji lebih dalam, karena kebanyakan mufassir menjelaskan kata
tersebut dengan kejadian gempa bumi. Atau memang dalam kata tersebut terdapat
makna yang tersimpan yang belum diketahui kalangan mufassir. Atau boleh jadi

‫ خسف‬merupakan bagian dari gempa bumi dilihat dari kejadiannya dan prosesnya
yang berbeda.

Kajian ini diharapkan dapat menambah khazanah kelimuan dalam bidang ilmu
tafsir sebagai pintu masuk dalam menganalisa sejauh mana langkah Islam dalam

7
Muhammad Makmun Abha, “Gempa Bumi dalam al-Qur’an (Tafsir Tematik)”, Esensia, Vol XIV
(April, 2013), 20.
8
Al-Qur’an, 28:81.
9
M. Quraish Shihab, al-Qur’an & maknanya, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), 395.

3
berperan sebagai agama yang mampu berbicara mengenai isu kebencanaan sehingga
perannya tidak terkesan eksklusif.

II. FENOMENA LIKUIFAKSI DARI KACA MATA AL-QUR’AN


1. Pengertian Likuifaksi dalam al-Qur’an
Likuifaksi adalah istilah yang diambil dari bahasa Indonesia dan
tentunya akan mendapatkan kesulitan ketika mencari terjemahan mengenai
ayat yang menyandang kata berartikan likuifaksi. Sejauh penulis mencari kata
yang cocok, kemudian menemukan pemaknaan yang serupa dengan sifat-sifat
likuifaksi.
Istilah yang digunakan dalam al-Qur’an yang dikaitkan dengan

peristiwa likuifaksi adalah ‫ خسف‬diantaranya yaitu:


QS al-Qasas: 81

‫فخس ْفنا ِب ِه و ِبد ِار ِه ْاْل ْرض‬


Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi10
QS: al-Qasas:82
‫ل ْوَل أن هم هن ه‬
‫َّللاُ عليْنا لخسف ِبنا‬
Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia
telah membenamkan kita (pula)11

QS al-Ankabut: 40

‫و ِم ْن ُهم هم ْن خس ْفنا ِب ِه ْاْل ْرض‬


dan ada pula yang Kami benamkan ke dalam bumi,12
QS Saba’: 9

ْ ‫ِإن نهشأ ْ ن ْخس‬


‫ِف ِب ِه ُم ْاْل ْرض‬
Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi13
QS al-Nahl: 45

10
M. Quraish Shihab, al-Qur’an & maknanya,395.
11
Ibid, 395.
12
Ibid, 401.
13
Ibid, 429.

4
‫َّللاُ ِب ِه ُم ْاْل ْرض‬
‫ت أن ي ْخ ِسف ه‬ ‫أفأ ِمن الهذِين مك ُروا ال ه‬
ِ ‫س ِيِّئا‬
maka apakah orang-orang yang membuat tipudaya yang jahat itu,
merasa aman (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh Allah bersama
mereka,14
Al-Isra’: 68

ِ ‫أفأ ِمنت ُ ْم أن ي ْخسِف ِب ُك ْم جانِب ْالب ِ ِّر أ ْو يُ ْر ِسل عل ْي ُك ْم ح‬


‫اصبًا‬
Maka apakah kamu merasa aman bahwa Dia tidak akan
membenamkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan
(angin keras yang membawa) batu-batu kecil?15
Al-Mulk: 16

ُ ‫اء أن ي ْخسِف ِب ُك ُم ْاْل ْرض فإِذا ِهي ت ُم‬


‫ور‬ ‫أأ ِمنتُم همن فِي ال ه‬
ِ ‫سم‬
Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan
membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?16

Likuifaksi dalam bahasa Arab diistilahkan dengan ‫خسف‬. Menurut


arti bahasa, kata ‫خسف‬ itu sendiri berasal dari kata khasafa, yakhsifu,

khasfan. Hanya bermaksud membenamkan dalam tanah dengan apa yang ada

diatasnya.17 Biasanya kata ‫ خسف‬dijumpai berdampingan dengan kata ‫االقمر‬

menjadi ‫الخسوف القمر‬ artinya gerhana bulan, atau ‫الخسوف‬ artinya

hilang. Atau bisa juga dijadikan majaz dari kata ‫ الذل‬yaitu penghinaan.18

Al-Qur’an al-Mulk 16 menuturkan:19

ُ ‫اء أن ي ْخسِف ِب ُك ُم ا ْْل ْرض فإِذا ِهي ت ُم‬


‫ور‬ ‫أأ ِمنتُم همن فِي ال ه‬
ِ ‫سم‬
Ibnu Asyur menjelaskan mengenai makna ‫الخسف‬ yaitu membalikan

(merobohkan) sebagian perkara yang terlihat di bumi (permukaan bumi) ke

14
Ibid, 272.
15
Ibid, 289.
16
Ibid, 563.
17
Ibn Manzur, Lisan al- ‘Arab, (Beirut: Dar Ihya’ al-Turath al-‘Arabi1999), 4:91.
18
Al-Raghib al-Ashfahani, Mufradat fi alfadh al-Qur’an, (Damaskus: Dar al-Falah, 2009),282.
19
Al-Qur’an, 67:16.

5
dalam perut bumi, dan sebaliknya atau bisa juga diartikan sebagai gempa yang
berkekuatan tinggi. 20

Kata ‫ خسف‬sendiri secara pasti tidak berartikan likuifaksi, hal ini


dikarenakan istilah Likuifaksi itu sendiri baru terdengar pada akhir-akhir ini.

‫خسف‬ akan mendapatkan arti sebagai sebuah kejadian likuifaksi ketika

disandingkan dengan kata selanjutnya sebagai sebuah kejadian atau fenomena

likuifaksi yaitu ‫اْلرض‬.

2. Likuifaksi sebagai bencana alam


A. Likuifaksi sebagai bencana alam geologi
Dalam bahasa Arab, segala hal yang tidak disukai yang menimpa
21
seseorang disebut musibah. Kata ini diserap dalam bahasa Indonesia
menjadi musibah yang mempunyai dua makna: pertama, kejadian (peristiwa)
menyedihkan yang menimpa, kedua, malapetaka.22 Al-Qur’an juga
menggunakan kata ini diantaranya untuk memaknai apa yang kita kenal
sebagai bencana. Seperti kata asaba pada ayat berikut:23

‫ير فما وهنُوا ِلما أصاب ُه ْم فِي‬ ِّ ‫وكأ ِيِّن ِ ِّمن نه ِب‬
ٌ ِ‫ي قاتل معهُ ِر ِبِّيُّون كث‬
‫صا ِب ِرين‬ ‫َّللاِ وما ضعُفُوا وما ا ْستكانُوا ۗ و ه‬
‫َّللاُ يُ ِحبُّ ال ه‬ ‫س ِبي ِل ه‬
‫۝‬١٤٦
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka
sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak
menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah,
dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah
menyukai orang-orang yang sabar.24
Lafadh ‫ه ْم‬
ُ ‫ أصاب‬pada ayat tersebut diterjemahkan sebagai bencana.
20
Muhammad al-ṭāhir bin Muhammad bin Muhammad al-ṭāhir bin ‘āshūr al-Tūnisī, al-Taḥrīr al-
Tanwīr, (Tunis: Dār al-Tūnisiyyah, 1984 H.), 29: 34.
21
Al-Ayid, Ahmad, dkk. Al-Mu’jam al-‘Arabi, (Beirut: Larus, 2003), 754.
22
Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), 766.
23
Al-Qur’an, 3:146.
24
M. Quraish Shihab, al-Qur’an & maknanya, 68.

6
Bencana alam geologi adalah bencana yang terjadi di permukaan bumi
atau disebabkan oleh gerakan atau aktifitas dari dasar bumi yang muncul ke
permukaan. al-An’am: 65 menuturkan:25

ِ ‫قُ ْل ُهو ْالقاد ُِر عل ٰى أن يبْعث عل ْي ُك ْم عذابًا ِ ِّمن ف ْوقِ ُك ْم أ ْو ِمن ت ْح‬
‫ت أ ْر ُج ِل ُك ْم أ ْو‬
‫ت لعله ُه ْم‬ ِ ‫ف ْاْليا‬ ُ ‫ظ ْر كيْف نُص ِ ِّر‬ ُ ‫ي ْلبِس ُك ْم ِشيعًا ويُذِيق ب ْعض ُكم بأْس ب ْعض ۗ ان‬
‫۝‬٦٥‫ي ْفق ُهون‬
Dalam hadith, Imam Bukhari mengatakan,26

‫ ع ْن‬،‫ ع ْن ع ْم ِرو ب ِْن دِينار‬،‫ حدهثنا ح همادُ ب ُْن زيْد‬،‫ان‬ ِ ‫حدهثنا أبُو النُّ ْعم‬
‫ {قُ ْل ُهو ْالقاد ُِر على أ ْن‬:ُ‫ت ه ِذ ِه ْاْلية‬ْ ‫ ل هما نزل‬:‫َّللاِ قال‬ ‫جا ِب ِر ب ِْن ع ْب ِد ه‬
‫َّللاِ صلهى ه‬
‫َّللاُ عل ْي ِه‬ ‫سو ُل ه‬ ُ ‫يبْعث عل ْي ُك ْم عذابًا ِم ْن ف ْوقِ ُك ْم} قال ر‬
ُ ‫ع ُوذ‬ ُ ‫ "أ‬:‫ت أ ْر ُج ِل ُك ْم} قال‬ِ ‫ {أ ْو ِم ْن ت ْح‬."‫عوذ ُ ِبو ْج ِهك‬ ُ ‫ "أ‬:‫وسلهم‬
‫ {أ ْو ي ْلبِس ُك ْم ِشيعًا ويُذِيق ب ْعض ُك ْم بأْس ب ْعض} قال‬."‫ِبو ْج ِهك‬
."‫ هذا أيْس ُر‬:‫أ ْو قال‬- ‫ "ه ِذ ِه أ ْهو ُن‬:‫َّللاُ عل ْي ِه وسلهم‬
‫َّللاِ صلهى ه‬ ‫سو ُل ه‬ ُ ‫ر‬
Telah menceritakan kepada kami Abun Nu'man, telah menceritakan kepada
kami Hammad ibnu Zaid, dari Amr ibnu Dinar, dari Jabir ibnu Abdullah
yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan: Katakanlah, "Dialah
yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian.
(Al-An'am: 65) Maka Rasulullah Saw. mengucapkan, "Aku berlindung
kepada Zat-Mu. atau dari bawah kaki kalian." (Al-An'am: 65) Rasulullah
Saw. mengucapkan, "Aku berlindung kepada Zat-Mu. atau Dia
mencampurkan kalian dalam golongan-golongan (yang saling
bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebagian
yang lain. (Al-An'am: 65) Rasulullah Saw. berkata, "Ini adalah yang paling
ringan —atau— paling mudah."

25
Al-Qur’ān, 6:65.
26
Abi al-Fida Isma’il bin ‘Umar bin Kathir al-Qurashi al-Dimashqi, Tafsir al-Qur’an al-Adhῑm,
(Beirut: Dar Ibn Hazm, 2000), 689.

7
Musthofa al-Maraghi dalam tafsirnya mengatakan bahwasannya yang

dimaksudkan dari hadith tersebut mengenai makna ‫ت‬


ِ ‫ِمن ت ْح‬ yaitu

)‫(الخسف و الزَلزل‬ adhab berupa bencana alam seperti likuifaksi dan

gempa bumi.27

Jadi, dalam al-An’am: 65 likuifaksi termasuk bencana alam geologi,


yaitu bencana alam yang terjadi di permukaan bumi sebagai bentuk peringatan
dan adhab dari Allah.

3. Likuifaksi Akibat Gempa


Menurut ahli geologi, peristiwa likuifaksi akan terjadi di daerah rawan
gempa bumi besar. Sebagaimana telah disebutkan diatas likuifaksi didalam al-

Qur’an di ambil dari kata ‫خسف‬, banyak ulama tafsir yang menafsirkan

‫ خسف‬sebagai bencana gempa bumi. Istilah ini berkaitan dengan gempa bumi
karena kejadian gempa bumi menyebabkan semua yang ada di permukaan
bumi tertimbus kedalam tanah. Yang mana ini bisa disebut fenomena
likuifkasi. al-Mulk 16 menuturkan: 28

ُ ‫اء أن ي ْخسِف ِب ُك ُم ْاْل ْرض فإِذا ِهي ت ُم‬


‫ور‬ ‫أأ ِمنتُم همن فِي ال ه‬
ِ ‫سم‬
‫۝‬١٦

Dalam tafsir Jalalain, dijelaskan lafadh ُ ‫ ِب ُك ُم ْاْل ْرض فإِذا ِهي ت ُم‬yaitu
‫ور‬
“Menjadi gempa dan menindih kalian”29 kemudian ‫خسِف‬ ْ ‫أن ي‬
“menjungkirbalikkan” (likuifaksi). Maksudnya disini yaitu likuifaksi akan
terjadi jika terdapat bencana gempa bumi.

27
Ahmad Muṣṭofa Al-Marāghī, Tafsir Al-Marāghī, (Mesir: Muṣṭofa Al-Bābi Al-Ḥalbi Wa Awlādihi,
1946), Cet. 1, 7: 154.
28
Al-Qur’ān, 67:16.
29
Jalal al-Din Muhammad al-Mahally dan Jalal al-Din ‘Abd al-Rahman al-Suyuthi, Tafsir al-Qur’an
al-Adhim, (ttp: al-Haramain, 2007), 229.

8
Dalam Likuifaksi ketika gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan
pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah
yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut, al-Qasas 81
menuturkan:30

‫ُون ه‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫فخس ْفنا ِب ِه و ِبد ِار ِه ْاْل ْرض فما كان لهُ ِمن فِئة ين‬
ِ ‫ص ُرونهُ ِمن د‬
‫۝‬٨١ ‫ص ِرين‬ ِ ‫وما كان ِمن ْال ُمنت‬

Quraish Shihab menafsirkan ‫ خسف‬yaitu kami longsorkan tanah, sehingga


ia terbenam ‫و ِبد ِار ِه‬ beserta rumahnya serta seluruh perhiasan dan

kekayaannya ‫ ْاْل ْرض‬kedalam perut bumi.31


Pada ayat tersebut kejadian pembenaman ke dalam bumi merupakan
antara bentuk kejadian likuifaksi akibat gempa bumi kerana pada waktu itu
bumi bergegar dan terjadilah tanah runtuh serta bumi terbelah sehingga Qarun
dan hartanya tenggelam ke dalam perut bumi. Bentuk kejadian seperti ini
kerap berlaku apabila terjadi gempa bumi sehingga dapat mengubah bentuk
muka bumi. Kejadian gempa yang berlaku pada kisah tersebut adalah
berbentuk gegaran yang disertai dengan kejadian tanah runtuh longsor
sehingga menenggelamkan segala yang ada di permukaan bumi sehingga
semuanya tertimbus dan terbenam di dalam perut bumi.
4. Hikmah Likuifaksi
A. Menyadarkan manusia yang lalai akan hari kiamat
Pada hakekatnya manusia diciptakan sesuai dengan tujuan penciptaan
manusia, proses penciptaan manusia , hakikat penciptaan manusia, konsep
manusia dalam Islam, dan hakikat manusia menurut Islam, namun ketika
Likuifaksi terjadi, ada beberapa analisa yang dikaitkan dalam mencari

30
Al-Qur’an, 28:81.
31
M. Quraish Shihab, Al-Misbah, (Jakarta: Lentera hati, 2002), 9:673.

9
penyebab terjadinya yakni karena azab dari Allah akibat dosa yang dilakukan,
ujian dari Allah dan gejala alam yang biasa terjadi.Apabila memang suatu
bencana dikaitkan dengan dosa manusia karena banyaknya kemaksiatan yang
terjadi, perintah agama yang dilalaikan dan orang-orang miskin yang
ditelantarkan, Saba’ ayat 9 menuturkan: 32

‫ض إِن‬ ِ ‫اء و ْاْل ْر‬


ِ ‫سم‬ ‫أفل ْم ير ْوا إِل ٰى ما بيْن أ ْيدِي ِه ْم وما خ ْلف ُهم ِ ِّمن ال ه‬
‫اء ِإ هن ِفي ٰذ ِلك‬
ِ ‫سم‬‫ط عل ْي ِه ْم ِكسفًا ِ ِّمن ال ه‬ ْ ‫نهشأ ْ ن ْخس‬
ْ ‫ِف ِب ِه ُم ْاْل ْرض أ ْو نُ ْس ِق‬
‫۝‬۹ ‫ْليةً ِلِّ ُك ِِّل عبْد ُّم ِنيب‬
Menurut penafsiran Abduh, ayat ini membangkitkan atau
menyadarkan orang-orang yang lalai dari kelalaiannya terhadap hari kiamat.33
Hal ini diperkuat kembali oleh ayat yang berkaitan dengan likuifaksi yaitu
pada surat al-Mulk ayat 16: 34

ُ ‫اء أن ي ْخسِف بِ ُك ُم ْاْل ْرض فإِذا ِهي ت ُم‬


‫۝‬١٦ ‫ور‬ ‫أأ ِمنتُم همن فِي ال ه‬
ِ ‫سم‬
Lafadh ‫ أأ ِمنتُم‬pada ayat diatas, Quraish Shihab menuturkan didalam tafsirnya

yaitu Setiap orang hedaknya tidak merasa aman dari bencana yang dapat
menimpa; rasa aman yang mengantar kepada kelengahan akan kuasa Allah
35
SWT. rasa aman yang disertai dengan kesadaran akan kuasa Allah SWT.
maksudnya yaitu manusia dianjurkan untuk selalu mengingat Allah, dan tidak
lalai kepada-Nya, dan manusia harus meyakini adanya hukum-hukum alam
yang telah ditetapkan Allah swt. dan menjadi takdir pengaturan-Nya terhadap
alam semesta.
B. Harta dan kekayaan tidak akan menolong dari bencana
Hal ini dipertegas didalam al-Qur’an mengenai kisah Qarun.

32
Al-Qur’an, 34:9.
33
Shaikh Muhammad ‘Abduh dan Sayyid Muhammad Rashid Riḍa, Tafsir al-Qur’an al-Hakim,
(Mesir, Dar al-Manar, 1368 H), 2894.
34
Al-Qur’an, 67:16.
35
M. Quraish Shihab, Al-Lubab, (Tangerang: Lentera Hati, 2012),

10
al-Qur’an al-Ankabut: 40 menuturkan: 36

ِ ‫ف ُك اًّل أخ ْذنا ِبذن ِب ِه ف ِم ْن ُهم هم ْن أ ْرس ْلنا عل ْي ِه ح‬


ُ‫اصبًا و ِم ْن ُهم هم ْن أخذتْه‬
‫صيْحةُ و ِم ْن ُهم هم ْن خس ْفنا بِ ِه ْاْل ْرض و ِم ْن ُهم هم ْن أ ْغر ْقنا وما كان ه‬
ُ‫َّللا‬ ‫ال ه‬
﴾٤٠ :‫ظ ِل ُمون ﴿العنكبوت‬ ْ ‫ظ ِلم ُه ْم و ٰل ِكن كانُوا أنفُس ُه ْم ي‬
ْ ‫ِلي‬
Isi dari ayat tersebut menjelaskan bagi orang-oang yang mendustakan

Rasul. Yang menjadikan fokus disini adalah lafadh ‫هم ْن خس ْفنا ِب ِه ْاْل ْرض‬
Di telan bumi, inilah kisah Qarun, seorang hartawan. Pada mulanya, ia adalah
seorang beriman dan patuh kepada Musa. Kemudian setelah kaya, ia menjadi
sombong dan durhaka. Ia berbuat kemungkaran melampaui batas. Lebih dari
itu, ia tidak mau menyerahkan zakat sebagai kewajiban harta kekayaan bagi
orang kaya. Karena kecongkakan ini, Allah menyiksanya. Tanah sekitar
Qarun berpijak berguncang, runtuh dan secara berangsur menelan tubuh
Qarun sampai lenyap sama sekali dari permukaan bumi.37
Dalam ayat tersebut, terbukti bahwasannya penolong orang-orang
yang berlebihan ketika dia dalam keadaan kaya sangat banyak. Karena
mereka adalah orang-orang yang bersekongkol untuk mendapatkan
keuntungan. Tapi, jika sebuah urusan sudah berhubungan dengan akhirat
maka tidak ada seorang pun kenal dengan yang lain. Bahwa meskipun Qarun
memiliki kekuatan dan kekayaan tidak ada seorang pun yang berani turun
tangan untuk menolongnya dari adzab yang menimpanya, meskipun hanya
dengan satu kalimat.

Quraish Shihab menafsirkan kata ‫اْلرض‬ yaitu wilayah

pemukiman.38 Artinya bencana alam (likuifaksi) itu akan menimpa tempat-


tempat tertentu, atau pemukiman tertentu yang terdapat orang-orang yang

36
Al-Qur’an, 29:40.
37
Kementrian Agama RI, al-Qur’ān al-Karῑm wa Tafsῑruhū, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010),
8:402.
38
M. Quraish Shihab, Al-Misbah, 10:78.

11
sombong dan angkuh terhadap kekayaannya dan mengingkari nikmat yang
diberikan Allah kepadanya.

III. Kesimpulan

Dari uraian-uraian diatas, Likuifaksi dalam al-Qur’an sendiri yaitu


bermakna peristiwa akibat gempa dengan penggoncangan bumi yang
kemudian menenggelamkan segala yang terdapat diatas bumi. Likuifaksi
sebagai sebuah fenomena tentu nya bukan hanya dipandang sebagai sebuah
musibah atau bencana saja, melainkan perlu dilihat dari sisi kealamiahan
likuifaksi tersebut. Pada dasarnya, istilah likuifaksi tergolong baru, didalam
al-Qur’an pun masih bisa dikatakan belum menjadikan ayat-ayat yang
ditafsirkan adalah sebagai kata yang tunggal dan bermaknakan likuifaksi,
hanya saja ada sebuah keserupaan dan kesamaan dalam sifat atau akibat yang
didapatkan.

Bencana alam juga tidak bisa dianggap sebagi gejala alam semesta,
tanpa ada upaya intropeksi dari manusia bahwa mungkin bencana itu
diakibatkan ulahnya yang tidak beriman atau tidak mensyukuri nikmat Allah.
Data dari al-Qur’an rata-rata menunjukkan bahwa semua bencana alam terjadi
diakibatkan oleh perilaku tidak beriman dan dhalim, misalnya yang terdapat
pada ayat-ayat likuifaksi diantaranya dijelaskan bahwa kejadian tersebut
merupakan adhab dari Allah yang diberikan kepada orang-orang yang angkuh,
sombong dan tidak beriman.

Bencana alam, yang termasuk didalamnya yaitu fenomena likuifaksi


merupakan bagian dari skenario Allah untuk “memanggil kembali” umatnya
agar mau kembali ke jalan-Nya. Dengan kata lain, orang yang bijak selalu
berhasil meraup hikmah dari kejadian yang terlihat tidak menguntungkan.
Bila ini yang dilakukan, bencana justru menjadi anugrah yang tertunda saja.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Tim CNN Indonesia, “Mengenal Likuifaksi, Fenomena Tanah Bergerak Gempa


Palu”, dalam http://likuifaksi/Mengenal Likuifaksi, Fenomena ‘Tanah
Bergerak’ Gempa Palu.htm/, (diakses pada 30 September 2018)
Tim Republika, “Korban Likuifaksi Palu bisa mencapai 5000an” dalam
https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/10/07/pg8fch440-
korban-likuifaksi-palu-bisa-mencapai-5000an, (diakses 4 Januari 2019).
Mase, Lindung Zalbuin. “Studi Eksperimental Potensi Likuifaksi di Kali Opak
Imogiri Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. 17 Th Annual Scientific
Meeting, 2013.
Idhom, Addi M. “Gempa Bumi Yogyakarta”, (diakses 1Januari 2019).
Munirwansyah. “Kajian Potensial Likuifaksi Akibat Gempa Berdasarkan Data SPT-N
di Wilayah Provinsi Aceh”, Prosiding Simposium II. 2017.
Abha, Muhammad Makmun. “Gempa Bumi dalam al-Qur’an (Tafsir Tematik)”,
Esensia, Vol XIV. 2013.
Shihab, M. Quraish. al-Qur’an & maknanya.Tangerang: Lentera Hati, 2013.
Manzur, Ibn. Lisan al- ‘Arab. Beirut: Dar Ihya’ al-Turath al-‘Arabi1999.
Ashfahani (al), Al-Raghib. Mufradat fi alfadh al-Qur’an. Damaskus: Dar al-Falah,
2009.
Tūnisī (al), Muhammad al-ṭāhir bin Muhammad bin Muhammad al-ṭāhir bin ‘āshūr.
al-Taḥrīr al-Tanwīr. Tunis: Dār al-Tūnisiyyah, 1984 H.
Ahmad, Al-Ayid. dkk. Al-Mu’jam al-‘Arabi. Beirut: Larus, 2003.
Alwi dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Dimashqi (al), Abi al-Fida Isma’il bin ‘Umar bin Kathir al-Qurashi. Tafsir al-Qur’an
al-Adhῑm, (Beirut: Dar Ibn Hazm, 2000.
Marāghī (al), Ahmad Muṣṭofa. Tafsir Al-Marāghī. Mesir: Muṣṭofa Al-Bābi Al-Ḥalbi
Wa Awlādihi, 1946.

13
Suyuthi (al), Jalal al-Din Muhammad al-Mahally dan Jalal al-Din ‘Abd al-Rahman.
Tafsir al-Qur’an al-Adhim. ttp: al-Haramain, 2007.
Shihab, M. Quraish Al-Misbah. Jakarta: Lentera hati, 2002.
Riḍa, Shaikh Muhammad ‘Abduh dan Sayyid Muhammad Rashid. Tafsir al-Qur’an
al-Hakim, (Mesir, Dar al-Manar, 1368 H.
Shihab, M. Quraish. Al-Lubab. Tangerang: Lentera Hati, 2012
Kementrian Agama RI. al-Qur’ān al-Karῑm wa Tafsῑruhū. Jakarta: Kementrian
Agama RI, 2010.

14

Anda mungkin juga menyukai