Anda di halaman 1dari 12

Silakan dipelajari dan dipahami, apabila perlu disalin dicatat

kembali supaya paham dan memori otak dan tangan kalian


berjalan.
Jangan hanya cetak cara pengerjaan ini saja karena waktu
kalian akan terbatas.
Percuma membawa hasil cetakan, namun dipelajari dalam
ruangan ujian = WASTING TIME
Pastikan tetap membawa kalkulator, buku atau materi
manajemen keuangan, alat tulis yang diperlukan.
Terakhir, tolong jangan siksa saya dengan tulisan yang tidak
dapat dibaca ya
Good Luck Everybody… J
1. Baca dan pahami soal terlebih dahulu, kemudian memilih penghitugan nilai masa
depan anuitas yang cocok dengan soal. Dijelaskan bahwa kalian diharapkan
menanamkan modal di awal tahun, sehingga penghitungan yang cocok adalah future
value annuity due. Maka penghitungan yang digunakan adalah

FVA = X [((1+r)n -1)/r] (1+r)

Investasi 1
FVA = X [((1+r)n -1)/r] (1+r)
= 9.500.000 [((1+0,09)6 – 1) / 0,09] (1+0,09)
= 9.500.000 [(0,677/0,09)](1+0,09)
= 9.500.000 (7,523) (1,09)
= 77.900.665

Investasi 2
FVA = X [((1+r)n -1)/r] (1+r)
= 12.000.000 [((1+0,12)5 – 1) / 0,12] (1+0,12)
= 12.000.000 [(0,762/0,12)](1+0,12)
= 12.000.000 (6,352) (1,12)
= 85.382.268

Investasi 3
FVA = X [((1+r)n -1)/r] (1+r)
= 17.500.000 [((1+0,1)4 – 1) / 0,1] (1+0,1)
= 17.500.000 [(0,4641/0,1)](1+0,1)
= 17.500.000 (4,641) (1,1)
= 89.339.250
Dari perhitungan di atas, maka investai yang sebaiknya dipilih adalah investasi 3,
dikarenakan memberikan nilai masa depan anuitas yang terbesar.

2. Pahami soalnya terlebih dahulu. Yang dicari adalah besarnya cicilan dari pinjaman
bank, artinya kita harus mencari besarnya nilai cicilan saat ini atau present value.
Kemudian tentukan jenis present value yang akan digunakan untuk penghitungan.
Dikarenakan cicilan merupakan serangkaian pembayaran pada jangka waktu tertentu
maka gunakalah present value ordinary annuity. Maka perhitungan yang digunakan
adalah

! ! ! !
PVA = PMT [(!#$) + (!#$)& + (!#$)' + …….. + (!#$)( ]

! ! ! ! ! !
25.000.000 = PMT [(!#),!)! + (!#$),!)& + (!#),!)' + [(!#),!)+ + (!#),!), + (!#),!)- +
! ! ! !
[(!#),!). + (!#),!)/ + (!#),!)0 + (!#),!)!) ]

25.000.000 = PMT (6,141)


PMT = 25.000.000 / 6,141
PMT = 4.068.634,87

Tahun Cicilan Bunga Pokok pinjaman Saldo akhir


1 IDR 4.068.634,87 IDR 2.500.000,00 IDR 1.568.634,87 IDR 23.431.365,13
2 IDR 4.068.634,87 IDR 2.343.136,51 IDR 1.725.498,36 IDR 21.705.866,77
3 IDR 4.068.634,87 IDR 2.170.586,68 IDR 1.898.048,20 IDR 19.807.818,57
4 IDR 4.068.634,87 IDR 1.980.781,86 IDR 2.087.853,01 IDR 17.719.965,56
5 IDR 4.068.634,87 IDR 1.771.996,56 IDR 2.296.638,32 IDR 15.423.327,24
6 IDR 4.068.634,87 IDR 1.542.332,72 IDR 2.526.302,15 IDR 12.897.025,09
7 IDR 4.068.634,87 IDR 1.289.702,51 IDR 2.778.932,36 IDR 10.118.092,73
8 IDR 4.068.634,87 IDR 1.011.809,27 IDR 3.056.825,60 IDR 7.061.267,13
9 IDR 4.068.634,87 IDR 706.126,71 IDR 3.362.508,16 IDR 3.698.758,97
10 IDR 4.068.634,87 IDR 369.875,90 IDR 3.698.758,97 IDR (0,00)
(Penghitungan ini mendekati akurat dikarenakan menggunakan program Excel, namun
apabila dalam mengerjakan soal ini tidak menemukan hasil akhir lunas atau 0 tidak menjadi
masalah asalkan mengerti proses dalam penghitungan cicilan tersebut.

• Cicilan didapatkan melalui penghitungan present value ordinary annuity yang telah
dikerjakan sebelumnya.
• Bunga untuk tahun awal didapatkan melalui perhitungan jumlah pinjaman dikalikan
bunga, bunga untuk tahun kedua seterusnya didapatkan melalui perhitungan saldo
akhir dikalikan bunga.
• Pokok pinjaman didapatkan melalui perhitungan selisih antara cicilan dengan bunga.
• Saldo akhir awal didapatkan melalui perhitungan selisih antara jumlah pinjaman
awal dengan pokok pinjaman awal, saldo akhir tahun kedua seterusnya didapatkan
melalui saldo akhir tahun awal dikurangi pokok pinjaman kedua
3. Dalam mengevaluasi kredit, faktor yang perlu diperhatikan antara lain :
a. VOLUME PENJUALAN KREDIT
b. SYARAT PEMBAYARAN PENJUALAN KREDIT
c. KETENTUAN TENTANG PEMBATASAN KREDIT
d. KEBIJAKSANAAN PENGUMPULAN PIUTANG
e. KEBIASAAN MEMBAYAR DARI PELANGGAN
Adapun tambahan analisis secara kualitatif dalam pemberian kredit yang dapat
dilakukan adalah dengan memperhatikan 5C antara lain :
• Character
• Capacity
• Capital
• Collateral
• Conditions
Silakan kalian menjelaskan dengan pemahaman dan bahasa kalian sendiri yang
didapatkan selama perkuliahan J

4. Bayangkan kalian sebagai pembeli, maka akan terdapat beberapa cara yang dapat
kalian gunakan untuk membayar barang dagangan yang akan dibeli. Tiga skenario
terkait dengan perilaku pembayaran yang dapat dilakukan antara lain :
a. Membayar secara tunai sebesar Rp 26.250.000,-
b. Melakukan pembelian secara kredit sebesar Rp 26.250.000,- dan membayar
pada waktu yang telah ditentukan
c. Menggunakan potongan tunai yang diberikan sesuai dengan syarat penjualan
kredit sebesar 4/10 n 60
Yang artinya pelanggan dapat membayar sampai dengan hari ke 10 sebesar
= Rp 26.250.000 – (Rp 26.250.000 x 10%)
= Rp 26.250.000 – Rp 1.050.000
= Rp 25.200.000

5. Pastikan kalian telah memahami unsur penyusun dalam rumus menghitung piutang,
maka setelahnya kita dapat memasukkan informasi yang ada ke dalam rumus. Jumlah
piutang didapatkan melalui penghitungan periode pengumpulan rata-rata (Average
Collection Period) dikalikan dengan penjualan harian rata-rata (Average Daily Sales).

• Average Collection Period dihitung dengan cara menambahkan antara


probabilitas/persentase pembeli menggunakan diskon dengan
probabilitas/persentase pembeli lainnya
• Average Daily Sales dihitung dengan cara mengalikan antara harga jual dengan
jumlah unit yang terjual, kemudian dibagi dengan 365/360 hari (sesuai dengan
asumsi yang ada di soal ujian, perhatikan)

Average collection period = (0,7 x 10) + (0,3 x 30)


= 7 + 9 = 16 hari

Average daily sales = (Harga jual x jumlah unit terjual) / 360


= (120.000 x 1.500) / 360
= 180.000.000 / 360
= 500.000

Jumlah Piutang = Average collection period x Average daily sales


= 16 hari x Rp 500.000,-
= Rp 8.000.000

Maka jumlah piutang yang dimiliki PT XYZ dengan informasi pada soal adalah sebesar
Rp 8.000.000

6. Kalian dapat mempelajari cara penghitungan analisis kuantitatif manfaat dan biaya
pada manajemen piutang bab 23 halaman 558 pada buku manajemen keuangan pak
Mamduh, sudah punya bukunya kan ya.. J

Caranya adalah kita menghitung dahulu tambahan keuntungan yang akan didapatkan
dengan penjualan secara kredit kemudian menghitung tambahan biaya yang akan
terjadi.

1. Tambahan keuntungan:
Tambahan penjualan = Rp 15.000.000,-
Tambahan keuntungan = margin kontribusi x tambahan penjualan
= 0,4667 x Rp 15.000.000,-
= Rp 7.000.000,-

*margin kontribusi didapatkan melalui perhitungan:


Margin kontribusi = [(harga – biaya variabel)/harga] x 100%
Margin kontribusi = [(Rp 15.000,- – Rp 8.000,- )/Rp 15.000,- ] x 100%
Margin kontribusi = 46,67%

2. Tambahan biaya:
Tambahan piutang = Rp 105.000.000 / 3
= Rp 35.000.000,-
Tambahan investasi pada piutang = 0,5333 x Rp 35.000.000,-
= Rp 18.665.500
Keuntungan yang disyaratkan = 0,25 x Rp 18.665.500
= Rp 4.666.375

• tambahan piutang diperoleh melalui penambahan antara penjualan saat ini ( Rp


90.000.000,-) dan tambahan penjualan (Rp 15.000.000,-) kemudian dibagi dengan
periode pengumpulan piutang (12 bulan dibagi rata-rata pengumpulan piutang =
12 bulan dibagi 4 bulan).
• Tambahan investasi didapatkan melalui perkalian antara selisih persentase margin
kontribusi dikalikan dengan tambahan piutang
Berdasarkan perhitungan analisis kuantitaif manfaat dan biaya yang telah dilakukan
maka, pemberian kredit layak dilakukan dikarenakan tambahan keuntungan lebih
besar dibandingkan dengan tambahan biaya yang akan terjadi

7. Pastikan kalian telah memahami unsur penyusun dalam rumus menghitung


persediaan optimal atau Economic Order Quantity (EOQ) dan Reorder Point (ROP),
maka setelahnya kita dapat memasukkan informasi yang ada ke dalam rumus.

Persediaan Optimal atau Economic Order Quantity dapat dihitung dengan cara:
& 3 4 3 5
Q = 1
6 3 7
& 3 &.,)) 3 !.,))
Q = 1
&, 3 ,))
..,)).)))
Q = 1
!&.,))
Q = √600
Q = 24,49 atau 25 unit

Maka jumlah persediaan optimal yang dimiliki oleh PT XYZ adalah sebesar 25 unit.

Untuk penghitungan Reorder Point kita dapat menggunakan penjumlahan antara Lead
Time Unit dengan Safety Stock. Langkah yang dapat dilakukan pertama kali adalah
mengubah Lead Time menjadi Lead Time Unit guna mengetahui seberapa banyak
barang yang dibutuhkan pada saat Lead Time, dengan cara mengkalikan Lead Time
dengan penggunaaan material per hari (dengan cara membagi antara persediaan yang
ada atau penjualan yang dimiliki dengan satuan hari dalam tahun (360 atau 365 hari,
perhatikan asumsi di soal))

Lead time unit = lead time x penggunaan material per hari


= 14 hari x (2.500 unit / 365 hari)
= 14 hari x 6,89 unit
= 97,16 unit atau 97 unit

Reorder Point = Lead Time Unit + Safety Stock


= 97 unit + 150 unit
= 247 unit
Sehingga pada saat persediaan mencapai 247 unit maka perusahaan harus melakukan
pemesanan kembali

Untuk soal nomor 8 dan 9 pahami bab 6 halaman 147-155 mengenai analisis
penganggaran modal pada buku pak Mamduh untuk mengerjaan soal ini. Dalam
analisis pengganggaran modal akan terdapat dua aktivitas yang terjadi yaitu
mengestimasi aliran kas dan mengevaluasi usulan investasi yang akan dilakukan. Hal
pertama yang dilakukan adalah mengestimasi aliran kas yang terjadi selama tahun
investasi. Aliran kas akan terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar yang
nantinya akan terbagi ke dalam beberapa unsur penyusun aliran kas tersebut.
Kemudian setelah kita mengetahui aliran kas investasi tersebut maka baru kita dapat
mengevaluasi investasi melalui beberapa kriteria penilaian investasi.

Langkah yang dapat dilakukan dalam mengestimasi aliran kas antara lain sebagai
berikut:
a) Kita akan menghitung aliran kas operasional dalam investasi tersebut, dimana kita
dapat menggunakan rumus laba bersih ditambah depresiasi/penyusutan

Penjualan 5.000.000
Biaya operasional 1.000.000
Depresiasi 175.000
laba operasional 3.825.000
Pajak (30%) 1.147.500
Laba bersih 2.677.500

Aliran kas operasional = laba bersih + depresiasi


= Rp 2.677.500 + Rp 175.000
= Rp 2.852.500

Aliran kas operasional ini merupakan salah satu komponen/unsur dalam aliran kas
masuk.

b) Selanjutnya kita akan mencari unsur/komponen aliran kas masuk lainya yaitu
penjualan nilai residu, yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Penjualan nilai residu = nilai akhir asset – (nilai asset bekas x pajak)
= Rp 800.000,- - (Rp 175.000 x 30%)
= Rp 800.000,- - Rp 52.500
= Rp 747.500
Nilai asset bekas didapatkan dengan cara sebagai berikut:
Asset bekas dijual = nilai akhir asset – nilai buku asset
= Rp 800.000,- - Rp 625.000,-
= Rp 175.000,-
Nilai buku asset didapatkan dengan cara sebagai berikut:
Nilai buku asset = nilai investasi – depresiasi
= Rp 1.500.000,- - Rp 875.000,-
= Rp 625.000
*Depresiasi sebesar Rp 175.000 x 5 tahun = Rp 875.000,-

c) Selanjutnya kita akan mencari unsur/komponen aliran kas masuk lainnya yaitu
penjualan bangunan, yang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Penjualan bangunan = harga jual akhir proyek – (laba/rugi penjualan x pajak)


= Rp 2.000.000,- - ((Rp 2.000.000,- Rp 1.500.0000 x 30%)
= Rp 2.000.000,- - (Rp 500.000,- x 30%)
= Rp 2.000.000,- - Rp 150.000,-
= Rp 1.850.000,-
d) Selanjutnya kita akan mencari unsur/komponen aliran kas masuk lainya yaitu
modal kerja kembali, yang dapat dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh
investasi modal kerja yang telah dilakukan yaitu Rp 100.000,- + Rp 200.000,- + Rp
250.000,- = Rp 550.000,-. Karena kita menganggap bahwa investasi modal kerja
yang telah dilakukan akan kembali pada akhir tahun proyek.

e) Kemudian kita akan mencari unsur/komponen aliran kas keluar yaitu investasi.
Investasi merupakan aliran kas keluar dalam penganggaran modal dikarenakan
kita akan mengeluarkan sejumlah uang untuk melakukan suatu
kegiatan/proyek./investasi, yaitu sebesar Rp 1.500.000,-

f) Kemudian kita akan mencari unsur/komponen aliran kas keluar lainnya yaitu
investasi modal kerja. Investasi modal kerja merupakan aliran kas keluar
dikarenakan hal tersebut merupakan bagian dari investasi guna. Memperlancar
kegiatan, dimana dalam informasi soal adalah sebesar Rp 100.000,- pada tahun 0,
Rp 200.000,- pada tahun 1 dan Rp 250.000,- pada tahun 2.

g) Kemudian kita akan mencari unsur/komponen aliran kas keluar yaitu biaya
kesempatan bangunan merupakan aliran kas keluar dikarenakan diasumsikan kita
akan membuang kesempatan penggunaan bangunan selama masa investasi, yang
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Biaya kesempatan bangunan= harga jual bangunan – (nilai buku bangunan x pajak)
= Rp 2.000.000,- - ((Rp 2.000.000 – Rp 1.750.000)x30%)
= Rp 2.000.000,- - ( Rp 250.000 x 30%)
= Rp 2.000.000,- - Rp 75.000,-
= Rp 1.925.000,-

h) Kemudian kita akan mencari unsur/komponen aliran kas keluar yaitu kanibalisme
pasar, merupakan aliran kas keluar karena diasumsikan sebagai biaya atau kas
yang akan terjadi/keluar dikarenakan pengurangan pangsa pasar teknologi lama
oleh teknologi baru, yang telah diinformasikan dalam soal sebesar Rp 750.000,-
per tahun selama investasi.

i) Setelah semua unsur/komponen aliran kas telah dihitung maka kita akan dapat
menghitung aliran kas investasi tesebut dengan bantuan tabel perhitungan aliran
kas suatu investasi, sebagai berikut:
Item aliran kas Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

Aliran kas
masuk
Kas masuk 2.825.500 2.825.500 2.825.500 2.825.500 2.825.500
operasional
Penjualan nilai - 747.500
residu
Penjualan 1.850.000
bangunan
Modal kerja 550.000
kembali
Total kas masuk 2.825.500 2.825.500 2.825.500 2.825.500 6.000.000

Aliran kas keluar

Investasi - 1.500.000

Investasi modal - 100.000 - 200.000 - 250.000


kerja
Biaya - 1.925.000
kesempatan
bangunan
Kanibalisme -750.000 -750.000 -750.000 -750.000 -750.000
pasar
Total kas keluar -3.525.000 -950.000 -1.000.000 -750.000 -750.000 -750.000

Aliran kas bersih -3.535.000 1.902.500 1.852.500 2.102.500 2.102.500 5.250.000

Aliran kas bersih didapatkan dari selisih aliran kas masuk dengan kas keluar

Untuk mengevaluasi investasi tersebut, kita dapat menggunakan beberapa kriteria penilaian
investasi yang telah ditentukan dalam soal antara lain payback period, net present value dan
profitability index, dengan cara sebagai berikut:

Aliran kas investasi yang terjadi yaitu

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun3 Tahun 4 Tahun 5

Aliran kas bersih -3.535.000 1.902.500 1.852.500 2.102.500 2.102.500 5.250.000

Payback period digunakan untuk mengetahui seberapa lama investasi akan kembali dengan
investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 3.535.000,- dengan sejumlah aliran kas masuk yang
terjadi, dapat dihitung sebagai berikut:
Payback period = 1.902.500 + (1.632.500/1.852.500)
= tahun 1 0,88 tahun
Maka payback period investasi ini adalah selama 1,88 tahun.

Net preset value merupakan present value aliran kas masuk dikurangi present value aliran kas
keluar. Dengan kriteria pengambilan keputusan apabila NPV > 0 maka investasi diterima dan
sebaliknya.

TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

1.902.500 1.852.500 2.102.500 2.102.500 5.250.000


(1 + 0,25)1 (1 + 0,25)2 (1 + 0,25)3 (1 + 0,25)4 (1 + 0,25)5
1.522.000 1.185.600 1.076.480 861.184 1.720.320

Apabila ditotal akan menghasilkan present value aliran kas masuk sebesar Rp 6.365.584,-

NPV = PV aliran kas masuk – PV aliran kas keluar


= Rp 6.365.584 – Rp 3.535.000
= Rp 2.840.584

NPV > 0 maka usulan investasi layak untuk diterima

Profitability index merupakan present value aliran kas masuk dibagi present value aliran kas
keluar. Dengan kriteria pengambilan keputusan apabila PI > 0 maka investasi diterima dan
sebaliknya.

PI = Rp 6.365.584 / Rp 3.535.000
= 1, 805

PI > 0 maka usulan investasu layak untuk diterima

Dari perhitungan kriteria penilaian investasi yang dilakukan maka untuk investasi teknologi
layak untuk diterima.
Untuk soal no 10 hingga 12, kalian hanya tinggal menghitung payback period, net present
value dan profitability index dari setiap proyek yang akan dilaksanakan

Proyek 101

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun3 Tahun 4 Tahun 5

Aliran kas bersih 500.000 175.000 175.000 175.000 175.000 175.000

Payback period digunakan untuk mengetahui seberapa lama investasi akan kembali dengan
investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 500.000,- dengan sejumlah aliran kas masuk yang
terjadi, dapat dihitung sebagai berikut:

Payback period = 175.000 + 175.000 + (150.000/ 175.000)


= tahun 1 tahun 2 0,85 tahun
Maka payback period investasi ini adalah selama 2,85 tahun.

TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

175.000 175.000 175.000 175.000 175.000


(1 + 0,2)1 (1 + 0,2)2 (1 + 0,2)3 (1 + 0,2)4 (1 + 0,2)5
145.830 121.520 101.270 84.390 70.320

Apabila ditotal akan menghasilkan present value aliran kas masuk sebesar Rp 523.330

NPV = PV aliran kas masuk – PV aliran kas keluar


= Rp 523.330 – Rp 500.000
= Rp 23.330

NPV > 0 maka usulan investasi layak untuk diterima

Profitability index merupakan present value aliran kas masuk dibagi present value aliran kas
keluar. Dengan kriteria pengambilan keputusan apabila PI > 0 maka investasi diterima dan
sebaliknya.

PI = Rp 523.330/ Rp 500.000
= 1, 04

PI > 0 maka usulan investasi layak untuk diterima

Dari perhitungan kriteria penilaian investasi yang dilakukan maka untuk proyek 101 layak
untuk diterima.
Proyek 202

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun3 Tahun 4 Tahun 5

Aliran kas bersih 500.000 75.000 125.000 150.000 175.000 200.000

Payback period digunakan untuk mengetahui seberapa lama investasi akan kembali dengan
investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 500.000,- dengan sejumlah aliran kas masuk yang
terjadi, dapat dihitung sebagai berikut:

Payback period = 75.000 + 125.000 + 150.000 + (150.000/ 175.000)


= tahun 1 tahun 2 tahun 3 0,85 tahun
Maka payback period investasi ini adalah selama 3,85 tahun.

TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

75.000 125.000 150.000 175.000 200.000


(1 + 0,2)1 (1 + 0,2)2 (1 + 0,2)3 (1 + 0,2)4 (1 + 0,2)5
62.500 86.800 86.805 84.390 80.370

Apabila ditotal akan menghasilkan present value aliran kas masuk sebesar Rp 400.860

NPV = PV aliran kas masuk – PV aliran kas keluar


= Rp 400.860 – Rp 500.000
= - Rp 99.140

NPV < 0 maka usulan investasi tidak layak untuk diterima

Profitability index merupakan present value aliran kas masuk dibagi present value aliran kas
keluar. Dengan kriteria pengambilan keputusan apabila PI > 0 maka investasi diterima dan
sebaliknya.

PI = Rp 400.860/ Rp 500.000
= 0,80

PI < 1 maka usulan investasi tidak layak untuk diterima

Dari perhitungan kriteria penilaian investasi yang dilakukan maka untuk proyek 202 tidak
layak untuk diterima.
Proyek 303

Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun3 Tahun 4 Tahun 5

Aliran kas bersih 500.000 200.000 175.000 150.000 125.000 75.000

Payback period digunakan untuk mengetahui seberapa lama investasi akan kembali dengan
investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 500.000,- dengan sejumlah aliran kas masuk yang
terjadi, dapat dihitung sebagai berikut:

Payback period = 200.000 + 175.000 + (125.000/150.000)


= tahun 1 tahun 2 0,83 tahun
Maka payback period investasi ini adalah selama 2,83 tahun.

TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

200.000 175.000 150.000 125.000 75.000


(1 + 0,2)1 (1 + 0,2)2 (1 + 0,2)3 (1 + 0,2)4 (1 + 0,2)5
166.670 121.528 86.805 60.281 30.140

Apabila ditotal akan menghasilkan present value aliran kas masuk sebesar Rp 465.424

NPV = PV aliran kas masuk – PV aliran kas keluar


= Rp 465.425 – Rp 500.000
= - Rp 34.576

NPV < 0 maka usulan investasi tidak layak untuk diterima

Profitability index merupakan present value aliran kas masuk dibagi present value aliran kas
keluar. Dengan kriteria pengambilan keputusan apabila PI > 0 maka investasi diterima dan
sebaliknya.

PI = Rp 465.424/ Rp 500.000
= 0,93
PI < 1 maka usulan investasi tidak layak untuk diterima

Dari perhitungan kriteria penilaian investasi yang dilakukan maka untuk proyek 303 tidak
layak untuk diterima.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka diantara ketiga proyek yang ada ,
sebaiknya memilih proyek 101 yang memberikan keputusan layak untuk diterima baik dari
NPV maupun PI.

Sekian cara pengerjaan latihan soal manajemen keuangan yang dapat saya berikan.
Apabila kalian menemukan hal yang janggal, jangan sungkan untuk menghubungi saya.. J
Semoga lulus dengan nilai memuaskan seperti yang diharapkan, aamiin ya rabbal’alaamiin.

Anda mungkin juga menyukai