Anda di halaman 1dari 14

Perdarahan pada Arteri Subclavia dan Carotis Communis

Pricilya Maryani Mutiara Seto


102013132 – E3
pricilya.2013fk132@civitas.ukrida.ac.id
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 – Jakarta Barat
.
Abstrak
Tubuh manusia terdapat sistem sirkulasi darah yang berfungsi sebagai sistem transportasi
dalam tubuh. Sistem sirkulasi darah mempunyai tiga komponen utama, yaitu jantung, pembuluh
darah, dan darah sendiri. Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah
untuk menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan.
Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan menyebarkan darah dari
jantung ke seluruh tubuh sampai kembali ke jantung, sementara darah berfungsi sebagai medium
pengangkut. Pembuluh darah memiliki struktur bercabang-cabang sehingga bila terjadi
kerusakan pada salah satu pembuluh darah maka dapat berpengaruh pada yang lain.
Kata kunci : Sistem sirkulasi, jantung, pembuluh darah, darah

Abstract
In the human body there is a circulation system that serves as the body's transportation
system. Circulatory system has three main components, namely the heart, blood vessels, and
blood itself. Heart pumps blood to put pressure on to produce the required pressure gradient for
blood flow to the tissues. Blood vessel serves as a channel for directing and spreading blood
from the heart to the rest of the body to return to the heart, while the blood serves as a carrier
medium. Blood vessels branching structure so that in the event of damage to one of the blood
vessels can affect the others.
Key words : breathing, inspiration, expiration, nose, lungs.
Pendahuluan

Seperti yang kita tahu bahwa tubuh manusia tersusun dari sel-sel sebagai unit kehidupan

terkecil. Dari berjuta-juta sel yang menyusun tubuh manusia, semuanya membutuhkan nutrisi

untuk melakukan metabolisme dan mengeluarkan sisa metabolisme. Namun sel-sel dalam tubuh

manusia tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar padahal mereka membutuhkan

pertukaran dengan lingkungan luar tersebut, misalnya untuk mengambil oksigen dan

mengeluarkan karbondiksida. Oleh karena itu, tubuh manusia diciptakan lengkap dengan suatu

sistem untuk mentransport bahan-bahan yang dibutuhkan dan hasil metabolisme dari sel-sel

tersebut. Sistem ini dinamakan sistem sirkulasi darah yang terdiri dari tiga komponen utama

yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah sendiri. Dalam kasus diketahui bahwa ada kerusakan

pada beberapa pembuluh darah pada tubuh manusia dan cabang-cabangnya, sehingga pada

makalah ini akan juga dijelaskan macam-macam pembuluh darah dan cabang-cabang yang

berhubungan dengan kasus.

Isi

Jantung

Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya cenderung kerucut mirip

pyramid dan terletak di dalam perikardium di mediastinum. Jantung pada tubuh manusia terdapat

di antara kedua paru-paru, tepatnya pada bagian tengah rongga toraks. Jantung memiliki 4 buah

ruang berongga. Ukuran jantung itu sendiri kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.

Jantung manusia terletak di sebelah kiri bagian dada, di antara paru-paru, terlindungi oleh tulang

rusuk. Bagian dalam jantung terdiri dari 4 buah bilik berongga. Keempat rongga tersebut terbagi

menjadi 2 bagian, yaitu bagian kanan dan kiri yang dipisahkan oleh dinding otot atau
septum.Pada bagian kanan dan kiri terbagi menjadi 2 bilik. Rongga bilik sebelah atas disebut

dengan atrium dan dua bilik bawah yang disebut dengan ventrikel yang memiliki peran dalam

memompa darah menuju arteri. Kedua atrium dipisahkan oleh septum interatrial dan kedua

ventrikel dipisahkan oleh septum interventrikularis. Jantung mempunyai tiga permukaan :

 Facies Sternocostalis terutama dibentuk oleh atrium dextrum dan ventriculus dexter, yang

dipisahkan satu sama lain oleh sulcus atrioventricularis.

 Facies diaphragmatica jantung terutama dibentuk oleh ventriculus dexter dan sinister yang

dipisahkan oleh sulcus interventricularis posterior.

 Basis cordis, atau facies posterior terutama dibentuk oleh atrium sinistrum, tempat bermuara

empat venae pulmonales.

Apex cordis, dibentuk oleh ventriculus sinister, mengarah ke bawah, depan, dan kiri. Apex

terletak setinggi spatium intercostals V sinister, 9 cm dari garis tengah. Jantung dibagi oleh septa

ventrikel menjadi empat ruang: atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus dexter dan,

ventriculus sinister. Dinding jantung tersusun atas otot jantung , myocardium, yang di luar

terbungkus oleh pericardium serosum, yang disebut epicardium, dan di bagian dalam diliputi

oleh selapis endothel, disebut endocardium.1 Dalam rongga toraks, jantung berbatasan dengan :

diafragma pada bagian inferior, os sternum pada bagian anterior, columna vertebralis pada

bagian posterior, dan permukaan mediastinal pulmo dextra dan sinistra pada bagian lateral.

Jantung dilapisi oleh selaput yang disebut dengan perikardium. Perikardium terbagi menjadi

perikardium fibrosa dan perikardium serosa.2 Perikardium fibrosa merupakan lapisan yang luar

jantung yang kuat, yang memisahkan jantung dengan bagian dari mediastinum. Sedangkan

perikardium serosa adalah lapisan tipis, merupakan lapisan parietal yang berlanjut menjadi

lapisan viseral.2,3
Darah

Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang terangkut di dalam cairan kuning yang

disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90% air yang mengandung sari makanan,

protein, hormon, dan endapan kotoran selain sel-sel darah. Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel

darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah

merah dan sel darah putih disebut juga korpuskel.4 Sel darah merah berbentuk piringan pipih

yang menyerupai donat. 45% darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di sumsum

tulang. Dalam setiap 1 cm kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang

diproduksi setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari. Semakin tua

semakin rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut menjadi sepertiga ukuran mula-

mula. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi. Sel darah merah yang

tua akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa.

Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan tubuh yang terpenting. Sel darah putih

yang terbanyak adalah neutrofil (± 60%). Tugasnya adalah memerangi bakteri pembawa

penyakit yang memasuki tubuh. Mula-mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera

melepaskan zat kimia untuk menghancurkan dan mencegah bakteri berkembang biak. Sel darah

putih mengandung ± 5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat

kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak. Basofil, yang menyususn 1%

sel darah putih, melepaskan zat untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah di dalam

pembuluhnya. 20 sampai 30% kandungan sel darah putih adalah limfosit. Tugasnya adalah

menghasilkan antibodi, suatu protein yang membantu tubuh memerangi penyakit. Monosit

bertugas mengepung bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di dalam sel darah putih. Trombosit

atau keping darah berperan dalam proses pembekuan darah.


Pembuluh darah

Susunan umum pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan, yaitu tunika intima, tunika media,

dan tunika adventitia. Tunika intima terdiri dari lapisan endotel yang tersusun dari epitel selapis

gepeng dan lapisan subendotel yang tersusun dari jaringan ikat areolar. Tunika media memiliki

jumlah jaringan ikat yang bervariasi dan tersusun dari otot polos. Tunika adventitia terdiri dari

jaringan ikat, serat saraf, pembuluh limfe, dan vasa vasorum. Pembuluh darah dapat dibagi

menjadi tiga, yakni:

1. Arteri

 Arteri besar (tipe elastis)

Fungsi dari arteri besar adalah menyalurkan darah, meredam tekanan yg disebabkan sistol

jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus sehingga disebut conducting arteries.5

Contoh: A.inominata, subklavia, A. karotis komunis, A. Iliaka. Diameternya kurang dari

1 cm, rata-rata 2,5 cm. Rata-rata tebal dinding arteri besar adalah 2 mm. Terdapat 3

tunika yaitu :

a. Tunica Intima

Ciri-cirinya adalah endotel dengan lamina basalis dan subendotelnya terdiri atas

jaringan ikat kolagen, elastin, dan otot polos. Terdapat lamina elastika interna dan

tight junction serta gap junction.

b. Tunica Media :

Ciri-cirinya adalah lapisan lebih tebal. Terdapat serat elastin, kolagen dan sel-sel otot

polos. Selain itu juga terdapat beberapa fibroblas.

c. Tunica Adventitia
Ciri-cirinya adalah terdiri dari jaringan ikat dan fibroblas. Tunika adventisia lebih

tipis daripada tunica media. Terdapat beberapa serat elastin. Selain itu juga terdapat

vasa vasorum dan serat saraf.

 Arteri sedang (tipe muskular)

Fungsi dari arteri sedang adalah membagi darah ke organ yg membutuhkannya yang

disebut distributing arteries.5 Ciri arteri sedang adalah tunika elastika interna & eksterna.

tampak jelas, terutama interna. Diameternya adalah 0,5 mm – 1 cm, rata-rata 0,4 mm.

Rata-rata tebal dindingnya adalah 1 mm. Contohnya terdapat pada A. brachialis, A.

ulnaris, A. Femoralis. Terdapat 3 lapisan yaitu:

 Tunica Intima

Ciri-cirinya adalah terdapat lapisan endotel dengan lamina basalis. Subendotelnya

sedikit jaringan ikat. Tunica Intima juga terdapat lamina elastika interna.

 Tunica Media

Ciri-cirinya adalah otot polos sirkular, kolagen dan terdapat beberapa serat elastin.

Selain itu tidak ada fibroblas. Pada tunica media terdapat lamina elastika eksterna.

 Tunica Adventisia

Ciri-cirinya adalah tebal lapisan jaringan ikat kira-kira sama dengan tebal Tunica

medianya. Terdapat kandungan kolagen yg tinggi dengan fibroblas di tunica

adventisia. Serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna.

 Arteri kecil dan arteriol


Fungsi dari arteri kecil adalah mendistribusikan darah ke jaringan organ2 dalam &

mengontrol aliran darah ke dalam kapiler. Tunica elastika interna ada pada arteriol besar

dan tidak ada pada arteriol kecil. Pada arteri kecil hanya terdapat tunika elastika eksterna.

Arteri kecil memiliki diameter sekitar 50-300 um. Rata-rata tebal dinding arteri kecil
adalah 20 um. Arteri kecil/arteriol mempunyai 1-2 lapis otot polos pada tunica media dan

8 lapis otot polos pada tunica media. Tunica Adventitia pada arteri kecil adalah tipis dan

kurang berkembang. Arteriol merupakan kunci yang mengontrol jumlah aliran darah.

2. Kapiler

Fungsi kapiler adalah tempat pertukaran zat. Pada kapiler terdapat dinding selapis endotel

atau hanya Tunika intima. Diameter kapiler adalah 8-12 um, lebih besar sedikit daripada

eritrosit. Lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja.. Sel endotel kapiler menonjol

kedalam lumen. Sel perisit kapiler menonjol keluar lumen. Ada 3 jenis kapiler yaitu:

 Kapiler tipe viseral yg berpori/bertingkap/berjendela (fenestrated capillary)

Ciri-cirinya adalah beberapa sel endotel mempunyai pori-pori dan banyak pori ditutupi

oleh membran. Kapiler ini sangat permeabel. Kapiler ini sering dijumpai di pankreas,

usus, kelenjar endokrin, dan ginjal.

 Kapiler tipe muskular atau kapiler sempurna/utuh (continuous capillary)

Ciri-cirinya adalah mempunyai sel endotel yang kontinu. Khusus di jaringan saraf pusat,

ujung2 endotelnya dilekatkan satu sama lain dengan taut kedap yg membentuk sawar

darah otak. Kapiler ini terdapat di otot, jaringan saraf, dan jaringan ikat.

 Sinusoid (discontinous capillary)

Sinusoid adalah bangunan yang berbentuk rongga. Bentuk sinusoid mengikuti bentuk

celah/ruang yg terdapat diantara lempeng epitel organ. Sinusoid terdapat di hati, lien,

korteks adrenal, dan adenohipofisis.

3. Vena

Vena berfungsi sebagai pembawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung. Dinding

vena lebih tipis daripada dinding arteri. Beberapa vena mempunyai katup untuk mencegah
aliran darah kembali/balik. Dinding vena lebih tipis, lebih lunak dan kurang elastis daripada

arteri pada potongan melintang vena yang mirip seperti ban kempis. Batas antara Tunica

intima, media & adventisia tidak sejelas pada arteri. Unsur jaringan ikatnya lebih mencolok,

unsur otot polos & elastinnya tidak ada. Katup vena merupakan lipatan intima dan

ditengahnya diperkuat oleh jaringan ikat.

Tipe vena yaitu:

 Venula

Venula berfungsi sebagai tempat pertukaran zat antara jaringan. Venula memiliki

diameter 15-20 um (lebih lebar daripada kapiler). Dinding venula terdiri dari 1 lapis sel

endotel (mirip dgn kapiler darah) Venula memiliki permeabilitas dinding sangat tinggi.

 Vena kecil
Diameter venula makin lama makin besar membentuk vena kecil. Vena kecil terdiri atas

sel otot polos. Mula-mula otot polos selapis, kemudian bertambah banyak mengelilingi

endotel.

 Vena sedang
Vena sedang memiliki diameter sekitar 1-2 mm. Vena sedang terdapat 3 macam tunica
yaitu:
 Tunica intima
Ciri tunica intima adalah selapis sel endotel dan kadang-kadang ada jaringan ikat
dibawahnya.
 Tunica media
Tunica media pada vena sedang jauh lebih tipis daripada arteri sedang. Serat kolagen
vena sedang lebih menonjol pada tunica media daripada serat otot polos.
 Tunica adventisia
Tunica adventisia lebih tebal daripada tunica media. Pada tunica adventisia terdapat

jaringan ikat dan beberapa otot polos.


 Vena besar

Vena besar terdapat pada vena kava. Terdiri atas 3 tunica yaitu

 Tunica intima, sama seperti pada vena sedang.

 Tunica media pada vena besar kurang sempurna perkembangannya, kadang tidak ada.

Bila ada, struktur histologis mirip dengan vena sedang.

 Tunica adventisia lebih tebal daripada Tunica medianya. Tunica ini terdiri atas

jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun longitudinal. Selain itu terdapat berkas

otot polos yg sangat mencolok dan tersusun longitudinal.

Mekanisme kerja pembuluh darah

Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari

seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah

yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan ditambahi

dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup

ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan

demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam

paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium

kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian

mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semus

sistim tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam

sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta

bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.6

Sirkulasi sistemik memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan

semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masing-masing bagian
tubuh menerima darah segar. Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan.

Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi.

Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk

sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang sekarang kekurangan O2 dan mengandung

CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus

berulang siklus yang sama setiap saat. Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah

yang sama. Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan

memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi

kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan

sirkulasi sistemik adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena

itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri

melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim

dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot

di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel

ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup

jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke membuka dan menutup secara pasif karena

perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan

gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup. Dua katup jantung yaitu katup

atrioventrikel (AV) terletak di antara atrim dan ventrikel kanan dan kiri. Katup AV kanan disebut

dengan katup trikuspid karena memiliki tiga daun katup sedangkan katup AV kiri sering disebut

dengan katup bikuspid atau katup mitral karena terdiri atas dua daun katup. Katup-katup ini

mengijinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel selama pengisian ventrikel (ketika tekanan
atrium lebih rendah dari tekanan ventrikel), namun secara alami mencegah aliran darah kembali

dari ventrikel ke atrium ketika pengosongan ventrikel atau ventrikel sedang memompa.

Dua katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis terletak pada sambungan

dimana tempat arteri besar keluar dari ventrikel. Keduanya disebut dengan katup semilunaris

karena terdiri dari tiga daun katup yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan-

separuh. Katup ini akan terbuka setiap kali tekanan di ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan

di aorta dan arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan mengosongkan isinya. Katup ini

akan tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan

arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah aliran balik dari arteri ke ventrikel. Jantung

secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi jantung dan berelaksasi untuk

mengisi darah. Siklus jantung terdiri atas periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan

diastol (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan

diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi (mekanisme listrik jantung) ke

seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi atau tahapan relaksasi otot

jantung.

Jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya, curah jantung, sering dapat

ditingkatkan sampai lebih dari 100 % melalui perangsangan simpatis. Sebaliknya, curah jantung

juga dapat diturunkan sampai serendah nol atau hampir nol melalui perangsangan vagus

(parasimpatis).7

1. Perangsangan jantung oleh sistem saraf simpatis

Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung pada

manusia dewasa dari 180 menjadi 200 dan, walaupun jarang terjadi, 250 kali denyutan per-

menit pada orang dewasa muda. Perangsangan simpatis meningkatkan kontraksi otot jantung,
oleh karena itu akan meningkatkan volume darah yang dipompa dan meningkatkan tekanan

ejeksi. Perangsangan simpatis sering dapat meningkatkan curah jantung sebanyak 2 sampai 3

kali lipat selain peningkatkan curahan yang mungkin disebabkan oleh mekanisme frank-

starling. Bila aktifitas system saraf simpatis ditekan sampai dibawah normal, keadaan ini

akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi ventrikel, sehingga akan

menurunkan tingkat pemompaan jantung sampai sebesar 30 % dibawah normal.

2. Perangsangan jantung oleh sistem saraf parasimpatis (vagus)

Perangsangan vagus yang kuat pada jantung dapat menghentikan denyut jantung selama

beberapa detik, biasanya jantung akan “mengatasinya” dan setelah itu berdenyut dengan

kecepatan 20 sampai 40 kali per-menit. Perangsangan vagus yang kuat dapat menurunkan

kekuatan kontraksi otot sebesar 20 % sampai 30 %. Penurunan frekuensi denyut jantung yang

besar digabungkan dengan penurunan kontraksi jantung yang kecil dan dapat menurunkan

peompaan ventrikel sebesar 50% atau lebih, terutama bila jantung bekerja dalam keadaan

beban kerja yang besar.

Tekanan Sistole dan Diastole

Tekanan darah sistole merupakan tekanan darah yang terukur pada saat ventrikel kiri

jantung berkontraksi (sistole). Darah mengalir dari jantung ke pembuluh darah sehingga

pembuluh darah teregang maksimal. Tekanan darah sistol pada orang normal rata-rata 120

mmhg. Tekanan darah diastole merupakan tekanan darah yang terjadi pada saat jantung

berelaksasi (diastole). Pada saat diastole, tidak ada darah mengalir dari jantung ke pembuluh

darah sehingga pembuluh darah dapat kembali ke ukuran normalnya sementara darah didorong

ke bagian arteri yang lebih distal. Tekanan darah diastole pada orang normal rata-rata 80 mmhg.8
Kasus : A. Carotis Communis dan A. Subclavia

Jantung memompa darah yang mengandung banyak O2 ke seluruh tubuh. Darah yang

dipompa jantung mengalir ke luar jantung lewat pembuluh aorta, yang kemudian terdapat

truncus aorta. Cabang dari truncus aorta adalah truncus braciochepalica, a. carotis communis

sinistra, dan a. subclavia sinistra. Sedangkan darah yang mengandung banyak CO2 dikembalikan

ke jantung melalui pembuluh balik vena cava superior dan vena cava inferior. Darah yang

mengandung O2 dialirkan ke ekstremitas atas melalui pembuluh arteri. Pembuluh arteri yang

terpenting dan terbesar di daerah bahu adalah a. axilaris yang merupakan lanjutan dari a.

subclavia mulai setinggi sisi lateralis iga I sampai di pinggir distalis m. pectoralis major. 2.3 A.

axilaris terbagi menjadi tiga bagian akibat disilang oleh m. pectoralis minor di sebelah ventral.

Ketiga bagian tersebut adalah:

- Bagian I

Terletak diantara sisi lateralis iga I sampai batas kranial m. pectoralis major.2,3 A. thoracalis

suprema menuju ke bagian kranial m. serratus anterior.

- Bagian II

Terletak di posterior m. pectoralis minor.2,3 A. thoracoacromialis yang bercabang menjadi rr.

Pectorales, r. deltoideus, r. acromialis.

- Bagian III

Terletak diantara batas distalis m. pectoralis minor sampai batas distalis m. pectoralis

minor.2,3 A. subscapularis dipercabangkan menjadi a. thoracodorsalis dan a. circumflexa

scapulae.
Penutup

Pembuluh darah dalam sistem sirkulasi darah berfungsi sebagai saluran yang menyebarkan

darah ke seluruh bagian tubuh. Pembuluh darah memiliki struktur bercabang-cabang sehingga

bila ada kerusakan pada suatu pembuluh darah, maka dapat terjadi gangguan aliran darah sampai

ke cabang-cabangnya.

Daftar Pustaka

1. Richard SS. Anatomi Klinik. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2006.

2. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray’s anatomy for students. Spain : Elsevier Inc. 2005.

pg. 157-78, 910.

3. Faiz O, Moffat D. At a Glance series anatomi. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2004.h.24-7.

4. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;

2003.

5. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. In: Dany F, editor. System

Sirkulasi. 10th ed. Jakarta :EGC; 2007.p.336-52.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;

2011.

7. Mutaqqin A. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskular.

Jakarta: Salemba Medika; 2006.

8. Ronny, Setiawan, Fatimah S. Fisiologi kardiovaskular berbasis masalah keperawatan. Jakarta

: Penerbit buku kedokteran EGC; 2009.h.29.

Anda mungkin juga menyukai