I. Latar Belakang
Komoditas Udang merupakan salah satu komoditas primadona pada sub sektor
perikanan budidaya yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi (High
Economic Value) dan peluang pasar yang sangat terbuka baik dipasar internasional
atau dipasar domestik. Agar ekspor udang Indonesia dapat meningkat maka perlu di
lakukan revitalisasi tambak udang di seluruh Indonesia.
Kegiatan budidaya tambak merupakan jenis usaha perikanan yang hampir semua
proses produksinya dapat ditargetkan sesuai dengan keinginan, sejauh manusia
dapat memenuhi persyaratan pokok dan pendukung kehidupan serta pertumbuhan
udang yang optimal. Komoditas yang umum di budidayakan ditambak adalah udang
dan ikan bandeng. Dalam upaya peningkatan produksi komoditas tersebut maka
salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah peningkatan produksi melalui
budidaya tambak, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi.
2
III. Sasaran
V. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber dana APBN Tahun Anggaran 2018 pada Satuan
Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Mesuji
Sekampung sebesar Rp. 500.000.000,-(Lima ratus juta Rupiah) termasuk PPN.
Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah Kegiatan Irigasi
dan Rawa III Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan
Pemanfaatan Air Mesuji Sekampung, Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji
Sekampung, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
DATA PENUNJANG
Pengumpulan data exsiting termasuk rencana kerja dan gambar desain awal yang
mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Gambar Desain
b. Spesifikasi Teknis
c. Dokumen Metode Pelaksanaan
d. Peta Lokasi Kegiatan
e. Dokumen Kontrak Pelaksanaan
3
f. Jadwal waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Standar Nasional Indonesia dan Pedoman Teknis yang terkait dengan pekerjaan ini yang
masih berlaku. Penyedia Jasa wajib memiliki dan memahami seluruh standard dan
pedoman tersebut dan menjadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Data-data hasil studi sebelumnya yang berkaitan dengan kegiatan ini harus
dikumpulkan oleh penyedia jasa sebagai bahan acuan baik dari Balai Besar Wilayah
Sungai Mesuji Sekampung maupun dari dinas instansi lainnya.
X. Referensi Hukum
Referensi Hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas
pada:
1. Undang-Undang No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
4
07/PRT/M/2015 tentang Pengaman Pantai.
7. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 07/SE/M/2010 tentang
Pemberlakuan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai.
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat Republik Indonesia
No. 05/PRT/M/2015 Tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi
Berkelanjutan pada Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
No. 06/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air dan
Bangunan Pengairan.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
No. 09/PRT/M/2015 Tentang Penggunaan Sumber Daya Air.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
No. 11/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi
Rawa Pasang Surut.
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
No. 13/PRT/M/2015 Tentang Penggunaan Penanggulangan Darurat Bencana
Akibat Daya Rusak air.
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
No. 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen
Pekerjaan Umum.
14. Peraturan perundangan lainnya yang berhubungan.
5
sebagai berikut:
A. Umum
1) Menyiapkan Laporan Awal yang berisi garis besar rencana proyek,
metode pelaksanaan, jadwal, Rencana Mutu Kontrak (RMK)
konsultan;
2) Menyiapkan Pedoman/Manual Pengawasan dan Kendali Mutu
Konstruksi yang menguraikan prosedur kerja pengawasan dan
administrasi pelaksanaan;
3) Menyiapkan laporan bulanan yang memuat status proyek saat
pelaporan seperti progres fisik dan keuangan, kemampuan kerja
Kontraktor dan permasalahan dalam periode pelaporan, jadwal kerja
untuk periode pelaporan yang akan datang dan informasi lain yang
diperlukan, serta laporan akhir pelaksanaan kegiatan konsultansi ;
4) Membantu PPK memeriksa usulan kontraktor: rencana kerja, setting
out pekerjaan bangunan, personil inti, bahan konstruksi dan
sumbernya, Rencana Mutu Kontrak (RMK) Konstruksi, Rencana
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Konstruksi (RK3K), dan membuat
rekomendasi untuk mendapat persetujuan PPK ;
5) Membantu PPK untuk memastikan dan menyepakati tanggung jawab
pekerjaan, metode pengawasan, dokumen/ bentuk surat, prosedur
persetujuan, penyerahan gambar dan aliran/ tata cara pemberian
persetujuan ;
6) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor
menjamin bahwa konstruksi dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknis dan ketentuan yang diatur dalam Dokumen Kontrak Konstruksi.
7) Memantau kemampuan kerja kontraktor, kemajuan/ keterlambatan
pelaksanaan dan masalah yang terjadi, dan merekomendasikan
langkah-langkah penyelesaian masalah termasuk langkah percepatan
pelaksanan pekerjaan (jika terjadi keterlambatan) ;
8) Membantu PPK dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan,
mencakup pengendalian waktu, mutu dan biaya, dengan melakukan
inspeksi pekerjaan secara berkala ;
9) Memberikan saran dan rekomendasi kepada PPK terhadap klaim dan
semua masalah yang terkait dengan peristiwa kompensasi dan
perselisihan dengan Kontraktor, merekomendasikan penyelesaiannya
termasuk penyelesaian melalui dewan sengkata maupun arbitrase ;
10) Membantu PPK mengintrepretasikan dan menerapkan pasal-pasal
dalam Dokumen Kontrak Konstruksi berkaitan dengan kepatuhan dan
pemenuhan kewajiban Kontraktor secara umum dan secara khusus
terkait dengan peristiwa kompensasi yang menimbulkan perpanjangan
waktu, pekerjaan tambah kurang, kompensasi tambahan, pembayaran
tambahan biaya dan perselisihan yang diajukan oleh Kontraktor ;
11) Melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan dalam Kontrak
Konsultansi dan sewaktu-waktu diperintahkan secara tertulis oleh
PPK;
6
12) Menghadiri rapat rutin dan rapat khusus (ad hoc) serta membantu
PPK untuk persiapan pelaporan/bahan diskusi untuk rapat rutin/rapat
khusus (ad hoc).
7
12) Mengawasi pekerjaan timbunan hasil galian di lokasi pekerjaan dan
menentukan metoda pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk kendali
mutu bersama staf PPK dan kontraktor;
13) Memeriksa metode konstruksi, peralatan yang digunakan,
kemampuan kerja, dan kualitas pekerjaan lapangan dibandingkan
dengan spesifiksi teknik selama periode konstruksi bersama Direksi
Pekerjaan;
14) Membantu PPK menganalisa klaim kontraktor untuk diusulkan
persetujuannya kepada PPK.
15) Memeriksa usulan kontraktor atas perubahan jadwal ataupun
perubahan waktu, serta usulan pekerjaan tambah kurang dan
perubahan lingkup pekerjaan (scope of works) untuk mendapat
persetujuan PPK.
16) Memantau kepatuhan Kontraktor terhadap syarat-syarat yang sudah
ditetapkan terkait dengan aspek sosial dan lingkungan.
17) Membantu direksi pekerjaan untuk menulis/ mencatat dalam buku
harian Direksi yang akan mencatat semua kejadian yang berkaitan
administrasi kontrak, permintaan (persetujuan) oleh dan/atau perintah
kepada kontraktor, catatan tentang peristiwa/kejadian yang terjadi dan
berbagai informasi lainya yang mungkin dikemudian hari menjadi
“bantuan” untuk menjawab “keraguan” berkaitan pelaksanaan
pekerjaan.
18) Memantau dan mengukur secara regular hasil kerja kontraktor dari
segi mutu dan kemajuan progress fisik dan keuangan terhadap
“tahapan penyelesaian pekerjaan atau bagian pekerjaan”, sehingga
menjamin penyelesaian pekerjaan tepat waktu.
19) Berdasarkan permintaan pemeriksaan oleh kontraktor, membantu
PPK atau Direksi Pekerjaan melakukan pemeriksaan pekerjaan.
20) Mengidentifikasi permasalahan dan keterlambatan pelaksanaan
konstruksi dan merekomendasikan langkah-langkah percepatan
pelaksanaan bila terjadi keterlambatan.
21) Menyiapkan rekomendasi rinci kepada PPK untuk perintah perubahan
pekerjaan dan adendum Kontrak, jika diperlukan, untuk menjamin
bahwa hasil dengan kualitas teknis terbaik dapat dicapai dengan biaya
yang tersedia.
22) Membantu PPK memeriksa pengukuran volume dan kendali mutu
yang dilaksanakan kontraktor dan memastikan kebenaran semua
pengukuran dan perhitungan volume yang diperlukan untuk
pembayaran dan menjamin bahwa pengukuran dan perhitungan
tersebut telah dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontrak
Konstruksi untuk kemudian bersama dengan wakil yang ditunjuk PPK
(Direksi Pekerjaan) menandatangani “Berita Acara Kemajuan
Pelaksanaan Pekerjaan untuk Pembayaran”.
23) Memberi saran kepada Kontraktor untuk melaksanakan semua
pekerjaan atau mengambil semua tindakan yang perlu yang menurut
8
pandangannya diperlukan untuk menghindari atau mengurangi resiko
kondisi darurat yang mempengaruhi keselamatan jiwa atau pekerjaan
atau harta benda disekitarnya.
24) Membantu PPK dan direksi pekerjaan memeriksa dan menyetujui
daftar penulangan yang disampaikan oleh kontraktor dan sesuai
desain dan gambar kerja yang sudah disetujui oleh PPK. Pengecoran
hanya dapat dizinkan jika daftar penulangan dan pemasangan
tulangan pada bangunan telah disetujui.
25) Jika ada bagian pekerjaan yang tidak memenuhi standar atau tidak
dapat diterima, Konsultan harus menyampaikan kepada PPK dan
Kontraktor secara tertulis pada kesempatan pertama untuk setiap
pembetulan/perbaikan yang diperlukan.
26) Melakukan pemeriksaan akhir (MC.100%) pada semua pekerjaan
yang diselesaikan oleh kontraktor bersama Direksi Pekerjaan/ Tim
PHO-FHO.
27) Memeriksa gambar purna bangun (as-built drawing) yang disiapkan
oleh kontraktor.
28) Memeriksa dan mengevaluasi pedoman OP yang disusun oleh
kontraktor, dan mengawasi pelatihan petugas pemerintah propinsi/
kabupaten yang diselenggarakan oleh kontraktor berkoordinasi
dengan PPK (bila diperlukan).
29) Menyimpan dan menyusun data yang diperlukan untuk penyusunan
laporan pekerjaan selesai.
30) Menyiapkan Laporan Pekerjaan Konstruksi Selesai.
XII. Keluaran
2 Laporan Pendahuluan A4 5
3 Laporan Akhir A4 5
Laporan Gambar A3 2
4
5 Dokumentasi Set 1
6 Album CD Buah 1
7 Laporan Bulanan A4 3
9
8 Hard Disk External 1 TB Buah 1
Semua Laporan harus diserahkan berupa soft copy dalam bentuk format asil
(docx.xlsx.dwg, dll ) dan dalam format pdf.
PPK menyediakan ruang asistensi dan diskusi (expose), PPK akan mengangkat
petugas atau wakilnya bertindak sebagai pengawas atau pendamping.
PPK menyediakan data yang ada di Kegiatan Irigasi dan Rawa III yang dianggap
perlu oleh pelaksanaan pekerjaan sebagai data sekunder untuk menunjang
pekerjaan yang akan dilakukan.
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan:
o Komputer (sewa)
o Printer (sewa)
o Peralatan Survey (sewa)
o Kendaraan (sewa)
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, bagi penyedia jasa yang melaksanakan
kegiatan ini harus mempunyai kantor di Kota Bandar Lampung dan personilnya
bekerja di kantor tersebut.
Jangka waktu pelaksanaan Kegiatan ini adalah 120(Seratus dua puluh)hari kalender atau
selama 4(empat) bulan.
10
XVII. Personil
A. TENAGA AHLI
Kuantitas (Orang Bulan)
No Uraian
Orang Bulan Keterangan
1
Tenaga Ahli
. 1 Ketua Tim / Team Leader 1 4
2 Construction Engineer 1 4
C. Tenaga Pendukung
Administrator
Operator Komputer
11
Driver
Office Boy
RMK merupakan dokumen yang disusun oleh penyedia jasa dan disetujui oleh
pengguna jasa untuk diterapkan oleh keduanya dalam sebagai sistem manajemen
mutu selama pelaksanaan pekerjaan. Format penyusunan RMK sesuai dengan
petunjuk yang diberikan yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor.
04/PRT/M/2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Kementerian Pekerjaan
Umum.
12
3. Tujuan Pekerjaan
Menjelaskan apa produk yang diharapkan oleh Pengguna Jasa dalam Kegiatan
ini sebagai hasil kerja dari Konsultan pengawas.
4. Data-data sekunder
Menjelaskan tentang data-data sekunder yang telah terkumpul beserta kondisi
dari data-data sekunder tersebut.
5. Hasil orientasi dan survey pendahuluan.
Menjelaskan hasil orientasi dan survey pendahuluan yang telah dilakukan oleh
Konsultan serta informasi awal yang didapat dari data-data sekunder yang telah
diperoleh Konsultan, terutama tentang hal-hal yang erat kaitannya dengan
metode kerja, rencana kerja, dan program pelaksanaan pekerjaan yang akan
dilakukan oleh Konsultan dalam melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaannya.
6. Metode Kerja Secara Umum
Menjelaskan tentang bagaimana cara Konsultan dalam melaksanakan dan
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan sesuai dengan kontrak.
Metode kerja dilengkapi dengan tahapan-tahapan kerja secara detail, mulai dari
awal pekerjaan sampai penyelesaian pekerjaan.
Tahapan-tahapan kegiatan tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk diagram /
Flow Chart.
Diagram/ Flow Chart agar menunjukan dengan jelas:
a. Tahap-tahap pelaksanaan
b. Tahap-tahap asistensi atau diskusi
c. Tahap pemeriksaan
d. Tahap permintaan persetujuan
e. Tahap penyampaian bagian dari hasil pekerjaan konsultan
f. Tahap penyampaian hasil penyelesaian pekerjaan.
7. Rencana Kerja
Menjelaskan secara detail bagaimana cara konsultan dalam melaksanakan
setiap tahapan kegiatan yang ada dalam diagram/ flow chart tersebut di atas
(item no.6)
13
Penjelasan tersebut setidaknya mencakup:
a. Pekerjaan apa saja yang akan dilakukan
b. Kuantitas pekerjaan yang akan dilakukan
c. Prosedur dalam melaksanakan pekerjaan
d. Standar dalam melaksanakan pekerjaan (diuraikan secara ringkas untuk
uraian lengkapnya cukup dengan menunjuk identitas dokumen
pendukungnya)
e. Dokumen yang dibutuhkan dan atau yang perlu dipersiapkan
f. Alat dan atau piranti yang akan digunakan
g. Produk dan atau dokumen yang akan dihasilkan berikut bentuknya.
9. Dokumen lain
Dokumen yang dapat dianggap sebagai bagian dari dan terkait dengan laporan
Pendahuluan adalah dokumen KAK dan Rencana Mutu Kontrak (RMK) atau
dokumen lainnya.
Dengan demikian, apabila hal-hal dalam laporan pendahuluan tersebut di atas
ternyata telah tertuang dengan lengkap dalam RMK dan KAK maka dokumen
laporan pendahuluan cukup menampilkan scara ringkas (pointer) dan selanjutnya
menunjuk pada dokumen RMK dan Kak tersebut tanpa perlu mengulaninya
kembali dalam laporan pendahuluan.
14
10. Tanggapan terhadap KAK
Menjelaskan tanggapan dan saran Konsultan terhadap KAK. Tanggapan tersebut
dapat menyangkut tentang hal-hal yang dinilai kurang jelas atau saling
bertentangan atau hal-hal yang dinilai kurang sesuai dengan kondisi dan situasi
lapangan sesuai dengan hasil survey pendahuluan atau hal-hal lain menyangkut
acuan kerja.
Laporan penunjang berupa data-data yang diperoleh, Survei Lapangan dan Analisa.
Laporan ini dilengkapi dengan foto pelaksanaan survey.
Semua Kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakuan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia (Kecuali ditetapkan lain dalam angka 4) KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
15
XXVI. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan
16