Anda di halaman 1dari 14

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PENGELOLAAN

SAMPAH BERDASARKAN UU NO. 18 TAHUN 2008

Improving Community Welfare Through Waste Management


Based On Act No. 18 Of 2008

Sri Nurhayati Qodriyatun


Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)Sekretariat Jenderal DPR RI
Kompleks DPR MPR RI Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta

Naskah diterima: 28Maret 2014


Naskah dikoreksi: 19 Mei 2014
Naskah diterbitkan: Juni 2014

Abstract: People have always produced waste and it is become a problem if not managed properly. The Act No.
18 of 2008 on Waste Management has shift the paradigm of waste management to a resource that has economic
value useful for human life as to improve the welfare of society. This research used a qualitative approach with
descriptive method, which aims at describing waste management based on the Act No. 18 of 2008 so as to
improve the welfare of society. The results showed that waste management as mandated by the Act No. 18 of
2008, has brought many benefits for the improvement of the well-being of the community in the city of Malang.
With a strong commitment, local government found innovative ways in utilizing waste in the city.
Keywords: Welfare of community, waste management, The Act No. 18 of 2008, The city of Malang.

Abstrak: Dalam setiap kehidupan manusia selalu menghasilkan sampah dan sampah menjadi masalah ketika
tidak dikelola dengan baik. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengubah paradigma sampah
menjadi suatu sumber daya yang memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan
bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan pengelolaan sampah berdasarkan UU No. 18
Tahun 2008 sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengelolaan sampah seperti yang diamanatkan UU No. 18 Tahun 2008, telah memberikan banyak manfaat
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Malang. Dengan komitmen pemerintah daerah yang kuat
muncul berbagai inovasi dalam pemanfaatan sampah di kota tersebut.
Kata kunci: Kesejahteraan masyarakat, pengelolaan sampah, UU No. 18 Tahun 2008, Kota Malang.

Pendahuluan Indonesia (2008), total timbulan sampah seluruh


Peningkatan jumlah penduduk dan laju Indonesia diestimasikan berjumlah 38,5 juta ton
pertumbuhan ekonomi serta pembangunan di suatu per tahun, dengan jumlah timbulan sampah di kota
daerah tidak hanya membawa dampak positif bagi metropolitan/besar sebesar 14,1 juta ton sampah
kesejahteraan masyarakat, tetapi juga membawa per tahun (KNLH, 2009:4). Jumlah tersebut akan
dampak negatif bagi kehidupan masyarakat terus bertambah jika tidak dilakukan pengelolaan
misalnya kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan sampah dengan baik.
lingkungan hidup saat ini telah mengglobal, salah Sementara itu persentase penduduk yang
satu penyebabnya adalah sampah. Sampah telah terlayani persampahan di Indonesia tahun 2008
menjadi persoalan pokok di kota-kota besar, baru mencapai 56% dari total penduduk Indonesia
termasuk kota-kota di Indonesia. atau sekitar 130 juta jiwa (KNLH, 2009:6).
Dalam kehidupan, manusia tidak dapat Persentase pelayanan persampahan juga belum
terlepas dari sampah. Setiap hari manusia mengalami peningkatan hingga tahun 2010. Data
menghasilkan sampah yang harus dibuang, baik Riskesdas 2010 tingkat pelayanan persampahan
di rumah, di kantor, maupun dimana kita berada. di Indonesia baru mencapai kurang lebih 56,24%
Tidak mengherankan jika sampah bertambah, dengan pelayanan persampahan di perkotaan 47%
seiring dengan bertambahnya jumlah manusia. dan sisanya di perdesaan. Kondisi ini masih jauh di
Berdasarkan Statistik Persampahan Domestik bawah target yang ditetapkan dalam RPJMN 2009

Sri Nurhayati Qodriyatun, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat | 21


– 2014 yaitu 70% pada tahun 2014. Juga masih jauh Berbagai pengertian sampah tersebut
dari target Millenium Development Goals (MDGs) menggambarkan bahwa sampah bagi masyarakat
yaitu 80% pada tahun 2015.1 Indonesia masih dianggap sebagai sesuatu yang
Sampah yang tidak terkelola oleh pemerintah tidak berguna sehingga harus dibuang. Sampah
ditangani oleh masyarakat dengan cara dibakar yang dibuang tersebut menjadi masalah ketika
35%, dikubur 7,5%, dikompos 1,6% atau dengan jumlah timbulan sampah terus bertambah tetapi
cara lainnya 15,9% (Trihadiningrum dalam Sulistyo, pengelolaan sampah tidak dilakukan. Dampaknya
2010:33-67). Berbagai cara yang belum mengarah lingkungan menjadi kotor, sumber air dan
pada pengelolaan sampah yang baik dan ramah tanah tercemar, menjadi tempat berkembang
terhadap lingkungan. Kondisi seperti ini terjadi di biaknya bibit penyakit, dan penyumbat air yang
sebagian besar kota di Indonesia. Di sisi lain, pesatnya menimbulkan banjir ketika musim hujan. Tidak
pertumbuhan industri, perubahan pola konsumsi hanya itu, sampah pun dapat merusak keindahan
dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan kota dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap,
jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman serta mengeluarkan gas metan yang merupakan
karakteristik sampah. Pengelolaan sampah dengan salah satu gas rumah kaca yang menimbulkan
paradigma Pengumpulan, Pengangkutan, dan pemanasan global.
Pembuangan (P3), tidak lagi dapat digunakan untuk Kondisi ini terjadi hampir setiap waktu di
mengatasi timbulan sampah yang telah bertambah banyak daerah di Indonesia. Menurut Direktorat
secara kuantitas maupun kualitas. Perlu adanya Pengembangan Penyehatan Lingkungan
perubahan paradigma dalam pengelolaan sampah. Permukiman (Direktorat PPLP) Kementerian
Masih jauhnya persentase pelayanan Pekerjaan Umum Indonesia masih dihadapkan pada
persampahan di Indonesia dilatarbelakangi oleh permasalahan sampah yang tidak terkelola baik
adanya persepsi yang salah tentang sampah. mulai dari sumber hingga di tempat pembuangan
Beberapa pengertian sampah yang dilontarkan oleh akhir. Permasalahan sampah di sumber antara
para ahli dan pakar memperlihatkan bahwa sebelum lain adalah terus naiknya laju timbulan sampah
dikeluarkannya Undang-Undang (UU) Nomor 18 di sumber (2%-4% per tahun), sampah tidak
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah dimanfaatkan, sampah tidak dipilah, dan tidak
dipandang sebagai sesuatu yang tidak berguna. semua sampah dibuang ke bak sampah tetapi
Beberapa pengertian tersebut antara lain dibuang ke sungai, kebun, pekarangan, jalan,
(Basyriyanta, 2007:17-18): dan lain-lain. Kemudian permasalahan pada
1. Kamus Lingkungan (1994), sampah adalah pengangkutan sampah dari sumber ke Tempat
bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak Penampungan Sementara (TPS), antara lain:
berharga untuk digunakan secara biasa atau sampah tidak terpilah, jadwal pengangkutan yang
khusus dalam produksi atau pemakaian; tidak rutin, diperlukan biaya angkut yang tinggi,
barang rusak atau cacat selama manufaktur; dan kondisi alat angkut yang tidak memadai.
atau materi berkelebihan atau buangan. Sedangkan untuk permasalahan di TPS, antara lain:
2. Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink sulitnya mencari lokasi yang dapat dijadikan TPS,
(1996), sampah adalah suatu bahan yang tidak ada pemilahan di TPS, kondisi TPS masih
terbuang atau dibuang dari sumber hasil terbuka, bau, dan berlalat, serta sampah di TPS
aktivitas manusia maupun proses alam yang tidak setiap hari diangkut ke Tempat Pembuangan
belum memiliki nilai ekonomis. Akhir (TPA). Permasalahan pada pengangkutan ke
3. Tanjung, sampah adalah sesuatu yang tidak TPA, antara lain: tingginya biaya angkut, jarak ke
berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau TPA jauh, jadwal pengangkutan tidak rutin, tidak
pemakai semula. ada pemilahan sampah dan kondisi alat angkut
tidak memadai. Dan permasalahan di TPA, antara
Ada 8 tujuan pembangunan yang ditargetkan ingin
1
lain: susahnya mencari lokasi yang akan dijadikan
dicapai melalui MDGs yaitu (1) teratasinya masalah TPA, lokasi TPA berada jauh di luar kota, biaya
kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim; (2) tercapainya
tingkat pendidikan dasar umum; (3) meningkatnya peran
pembangunan TPA mahal, biaya operasional TPA
gender dan kemampuan wanita; (4) berkurangnya tingkat mahal, TPA masih menggunakan metodeopen
kematian anak-anak; (5) meningkatnya kesehatan iu; (6) dumping, pengolahan lindi di TPA terbatas, kondisi
terkendalinya HIV/AIDs, malaria, dan penyakit menular TPA terbuka, bau, berlalat dan menjadi sumber
lainnya; (7) tercapainya keberlanjutan lingkungan, dan (8) penyakit (Direktur PPLP Kementerian Pekerjaan
berkembangnya kemitraan global untuk pembangunan.
Umum, FGD, 8 April 2013).
Pengelolaan sampah yang baik menjadi salah satu indikator
bagi tercapainya tujuan ke-7 (keberlanjutan lingkungan) Dirumuskannya UU No. 18 Tahun 2008
MDGs. tentang Pengelolaan Sampah, ternyata membawa

22 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


paradigma baru dalam pengelolaan sampah. dan Koperasi; 5) Pendidikan dan Kebudayaan; 6)
Sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 tersebut Kesejahteraan Sosial; 7) Perumahan; 8) Keamanan
diterjemahkan sebagai sisa kegiatan sehari-hari dan Ketertiban Masyarakat; 9) Agama; dan 10)
manusia dan/atau proses alam, yang berbentuk Umum. Namun indikator sosial yang dirumuskan
padat yang pengelolaannya ditujukan untuk belum merefleksikan hubungan antara proses
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas pembangunan yang telah dilakukan dan hasilnya
lingkungan, serta menjadikan sampah sebagai di masyarakat. Kemudian tahun 1980, indikator
sumber daya. Atau dengan kata lain, sampah sosial berkembang menjadi indikator kesejahteraan
bukan lagi sebagai sesuatu yang tidak berguna, rakyat yang terdiri dari enam komponen dan 83
tetapi merupakan sumber daya yang memiliki indikator, yaitu: 1) Penduduk, Keluarga Berencana,
nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan bagi dan Migrasi; 2) Pendidikan dan Sosial Budaya;
kehidupan manusia. Sampah dapat menjadi sumber 3) Kesehatan, Gizi, dan Pengeluaran/Konsumsi
energi, menjadi kompos, pupuk, ataupun bahan Rumah Tangga; 4) Angkatan Kerja; 5) Keamanan
baku industri yang kesemuanya diarahkan untuk dan Ketertiban Masyarakat; 6) Perumahan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lingkungan Hidup (Esmara dalam Soesastro dkk,
Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini 2005:183-200).
adalah bagaimana pengelolaan sampah berdasar UU Indikator kesejahteraan rakyat ini kembali
No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengalami perubahan hingga lahir UU No. 11
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat? Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang
dan kegiatan apa saja yang dapat dikembangkan dari mendefinisikan kesejahteraan masyarakat–dengan
proses pengelolaan sampah untuk meningkatkan menggunakan istilah kesejahteraan sosial – sebagai
kesejahteraan masyarakat ? kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,
Tulisan ini merupakan hasil penelitian pada dan sosial warga negara agar dapat hidup layak
tahun 2013 yang dilakukan dengan menggunakan dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat
metode penelitian kualitatif. Adapun pengumpulan melaksanakan fungsi sosialnya. Atau dengan
datanya dilakukan melalui studi kepustakaan, kata lain masyarakat dikatakan sejahtera ketika
wawancara (indepth interview maupun Focus Group kebutuhan dasarnya terpenuhi sehingga dapat
Discussion) dan observasi lapangan. Melalui metode melaksanakan fungsi sosialnya. Fungsi sosial
kualitatif tersebut semua data yang terkumpul dalam masyarakat merupakan cara-cara bertingkah
dianalisis secara deskriptif, sehingga tergambar laku atau melakukan tugas-tugas kehidupan
bagaimana pengelolaan sampah berdasarkan UU dalam memenuhi kebutuhan hidup individu, orang
No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah perorangan maupun sebagai keluarga, kolektif,
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. masyarakat, apakah normal dapat diterima
masyarakat sesuai dengan norma sosial.
Kesejahteraan Masyarakat Untuk mengukur tingkat kesejahteraan
Konsep kesejahteraan masyarakat muncul masyarakat, Badan Perencana Pembangunan
sebagai indikator untuk mengukur hasil-hasil Nasional (Bappenas) menggunakan tiga indikator,
pembangunan ketika indikator yang selama ini yaitu: penurunan tingkat kemiskinan, penurunan
biasa digunakan yaitu pendapatan nasional atau tingkat pengangguran, dan meningkatnya
Gross National Product (GNP) dianggap kurang pendapatan perkapita rakyat. Dengan kemiskinan
memuaskan. Di tahun 1953 PBB membentuk panitia didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang
ahli untuk membahas masalah pengukuran tingkat atau sekelompok orang, tidak mampu memenuhi
kehidupan rakyat, yang kemudian dikenal dengan hak dasarnya untuk mempertahankan dan
konsep kualitas kehidupan rakyat (the quality of mengembangkan kehidupan yang layak, antara
life) (Esmara dalam Soesastro dkk, 2005:183-200). lain terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,
Walaupun ukuran kualitas kehidupan rakyat ini pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
bersifat universal, tetapi berbagai negara mencoba pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan
menyesuaikannya dengan kondisi dan situasi hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman
negaranya masing-masing. tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi
Pada mulanya di tahun 1974, Indonesia dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi
merumuskan kualitas kehidupan rakyat dalam bentuk perempuan maupun laki-laki. Dalam rangka untuk
indikator sosial pembangunan. Ada 10 komponen membuat poverty line (garis kemiskinan), Badan
dan 115 indikator sosial pembangunan, yaitu: 1) Pusat Statistik (BPS) menggunakan acuan batasan
Kependudukan termasuk Keluarga Berencana dan kemiskinan yang berpatokan pada kecukupan
Transmigrasi; 2) Kesehatan; 3) Gizi; 4) Tenaga Kerja kebutuhan kalori (2100 kkal/kapita/hari) dan

Sri Nurhayati Qodriyatun, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat | 23


kebutuhan dasar non-makanan lainnya per-kapita ayat (1) UU No. 18 Tahun 2008). Prinsip 3R dalam
per-hari.2 pengelolaan sampah adalah:
Dalam tulisan ini peningkatan kesejahteraan 1) Dari awal proses produksi sudah dilakukan
masyarakat mengacu pada ukuran peningkatan pembatasan sampah yang dihasilkan dari suatu
kesejahteraan masyarakat Bappenas, yaitu produk (reduce). Caranya dengan mengimbau
adanya penurunan tingkat kemiskinan, penurunan para produsen agar menggunakan bahan
tingkat pengangguran, dan peningkatan pendapatan produksi yang sesedikit mungkin menimbulkan
masyarakat. Kaitannya dengan pengelolaan sampah sampah, mudah di daur ulang, atau mudah
berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008 adalah diurai oleh proses alam dan untuk masyarakat
memungkinkan kegiatan pengelolaansampah untuk mengonsumsi produk yang sesedikit mungkin
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. menimbulkan sampah, mudah di daur ulang
atau mudah diurai oleh proses alam;
Pengelolaan Sampah Berdasarkan 2) Pada proses dikonsumsi, masyarakat dan
UU No. 18 Tahun 2008 produsen diharapkan memanfaatkan kembali
UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampahnya, baik dengan mengguna ulang
Sampah membawa paradigma baru dalam (reuse) atau mendaur ulang (recycle) menjadi
pengelolaan sampah, yaitu pengelolaan sampah produk-produk tertentu;
tidak lagi bertumpu pada pendekatan akhir karena 3) Setelah proses konsumsi, sisa sampah yang
sampah merupakan sumber daya yang mempunyai dibuang diangkut ke TPA dan diolah dengan
nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan untuk metode pengolahan sampah yang berwawasan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh lingkungan (yaitu dengan metode sanitary
karenanya pengelolaan sampah berdasarkan UU landfill;
tersebut dilakukan secara sistematis dari hulu (sejak 4) Proses pengolahan sampah di TPA dapat di
sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi daur ulang menjadi sebagai material recovery
menjadi sampah) hingga ke hilir (fase produk atau menjadi energi (energy recovery).
sudah digunakan), sehingga menjadi sampah yang
Jika digambarkan prinsip 3R UU No. 18 Tahun
dikembalikan ke media lingkungan secara aman.
2008 dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 1. Prinsip 3R dalam Pengelolaan Sampah


(Asdep Pengelolaan Sampah Deputi IV Kementerian Lingkungan Hidup, FGD,
11 April 2013)
Pengelolaan sampah dilakukan melalui
Sementara dalam Pasal 22 UU No. 18 Tahun
kegiatan pengurangan dan penanganan sampah
2008, menyebutkan bahwa penanganan sampah
(Pasal 19-23), serta setiap orang wajib melakukan
dilakukan melalui kegiatan, sebagai berikut: 1)
pengurangan dan penanganan sampah dengan
Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan
cara yang berwawasan lingkungan (Pasal 12
pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/
Ayat (1). Pengurangan sampah dilakukan melalui
atau sifat sampah; 2) Pengumpulan dalam bentuk
kegiatan 3R yaitu pembatasan timbulan sampah
pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber
(reduce), pendauran ulang sampah (recycle), dan
sampah ke tempat penampungan sementara atau
pemanfaatan kembali sampah (reuse) (Pasal 20
tempat pengolahan sampah terpadu; 3) Pengangkutan
“Upaya Pengurangan Kemiskinan”, Senin, 5 Oktober 2009,
2
dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content atau dari tempat penampungan sampah terpadu
&task=view&id=4044, diakses 12 Maret 2014.

24 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


Gambar 2. Konsep Penanganan Sampah
(Direktur PPLP Kementerian Pekerjaan Umum, FGD, 8 April 2013)
menuju ke tempat pemrosesan akhir; 4) Pengolahan (Gambar 3). Seperti dalam kegiatan pengurangan
dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, sampah, dapat dikembangkan usaha daur ulang
dan jumlah sampah; dan/atau 5) Pemrosesan akhir dan pasar produk guna ulang. Demikian juga dalam
sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/ kegiatan penanganan sampah. Bahkan pada proses
atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media pengolahan sampah di TPS dapat dikembangkan
lingkungan secara aman. Konsep penanganan pabrik kompos, pembangkit listrik berbahan baku
sampah berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008 dapat sampah (energi biomassa – jenis bahan bakar yang
dilihat pada Gambar 2 berikut: dibuat dengan mengkonversi bahan biologis seperti
Dalam kegiatan pengurangan dan penanganan dari sampah organik), pabrik daur ulang, dan lain-
sampah berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008 lain.
dimungkinkan dilakukan kegiatan-kegiatan ekonomi Bahkan pada proses pengolahan sampah di TPA
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat memanfaatkan gas metan dari sampah untuk

Gambar 3. Diagram Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah


(Asdep Pengelolaan Sampah Deputi IV Kementerian Lingkungan Hidup,
FGD, 11 April 2013)

Sri Nurhayati Qodriyatun, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat | 25


dikonversi menjadi energi yang bisa berbentuk gas 18 Tahun 2008 yang mampu untuk meningkatkan
atau cair. Energi yang dihasilkan dari sampah ini kesejahteraan masyarakat.
termasuk salah satu energi masa depan. Bukan saja
Pengembangan Bank Sampah
karena bisa diperbaharui (renewable) tetapi energi
UU No. 18 Tahun 2008 mengamanatkan perlunya
ini bersifat ramah lingkungan (Prihandana dan
perubahan paradigma mendasar dalam pengelolaan
Hendroko, 2008:34).
sampah yaitu dari paradigma kumpul – angkut – buang
menjadi pengelolaan yang bertumpu pada pengurangan
Pengembangan Kegiatan Ekonomi
sampah dan penanganan sampah. Dalam kegiatan
dalam Pengelolaan Sampah
pengurangan sampah, seluruh lapisan masyarakat
Pengelolaan sampah yang baik akan
(baik pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat
memberikan nilai ekonomi, selain memberikan
luas) harus melakukan kegiatan pembatasan timbulan
manfaat positif bagi lingkungan. Pengelolaan
sampah (reduce), pendauran ulang sampah (recycle),
sampah yang baik adalah pengelolaan sampah yang
dan pemanfaatan ulang sampah (reuse) – atau yang
dilakukan secara terpadu mulai dari sumber sampai
dikenal dengan 3R. Kunci utama dalam pelaksanaan
ke TPA atau dengan kata lain dilakukan mulai dari
3R adalah adanya pemilahan mulai dari sumber.
hulu hingga hilir seperti yang diamanatkan UU
Namun kegiatan 3R banyak terkendala pada kurangnya
No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Bank
Dalam setiap prosesnya, seperti terlihat pada
Sampah adalah salah satu solusi untuk mengatasi
Gambar 3, memungkinkan berkembang kegiatan
kendala tersebut (Asdep Pengelolaan Sampah Deputi
ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan
IV Kementerian Lingkungan Hidup, FGD, 11 April
masyarakat.
2013).
Praktik pengelolaan sampah yang baik seperti
Dimana keterkaitan kegiatan pengembangan
yang diatur dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang
Bank Sampah dengan kegiatan pengelolaan
Pengelolaan Sampah tersebut telah dilakukan
sampah? Pengembangan Bank Sampah sangat
di Kota Malang. Beberapa praktik pengelolaan
terkait dengan adanya ketentuan dalam UU No. 18
sampah di Kota Malang memberi kontribusi pada
Tahun 2008 yang mewajibkan produsen mengelola
peningkatan pendapatan masyarakat, mengurangi
kemasan dan/atau barang yang diproduksinya
pengangguran – karena membuka lapangan kerja
yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses
baru di masyarakat – dan mengurangi kemiskinan
alam (Pasal 15). Kewajiban tersebut menuntut
di masyarakat. Bahkan inovasi-inovasi dalam
para produsen mengintegrasikan biaya-biaya
pengelolaan sampah di Kota Malang telah
lingkungan ke dalam proses produksi barangnya
membawa banyak penghargaan bagi kota tersebut.
sehingga meminimalkan sampah dari produk yang
Berikut kegiatan ekonomi yang berkembang dari
dihasilkannya. Konsep tersebut dikenal dengan
kegiatan pengelolaan sampah berdasarkan UU No.
Extended Producer Responcibility (EPR).

Gambar 4. Integrasi Bank Sampah dengan Penerapan EPR


(Asdep Pengelolaan Sampah Deputi IV Kementerian Lingkungan
Hidup, FGD, 11 April 2013)

26 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


Konsep EPR adalah mewajibkan para produsen yang ingin mengembangkan bank sampah. Berdiri
untuk bertanggung jawab terhadap seluruh siklus tahun 2011 dengan modal awal Rp250 juta dari
produk dan kemasan dari produk yang mereka dana hibah APBD Pemerintah Kota Malang. Pada
hasilkan. Tujuan EPR adalah mendorong produsen November 2013 BSM telah mampu menghasilkan
meminimalisir pencemaran dan mereduksi ± Rp150 juta baik dari sampah yang dicacah/
penggunaan sumber daya alam dan energi dari digiling maupun yang tidak, dengan keuntungan
setiap tahap siklus hidup produk melalui rekayasa kotor mencapai Rp30 juta – Rp35 juta (Rahmat
desain produk dan teknologi proses (Tri Wahyuni Hidayat, Direktur BSM, Wawancara, Kantor BSM
dkk, 2014:8-23). Dalam kaitan dengan kewajiban Malang, 29 Mei 2013, pukul 10.00).
ini sangat dimungkinkan bagi industri untuk Jumlah nasabah BSM pun setiap tahun terus
menerapkan kebijakan menampung kembali produk bertambah. Data November 2013 telah mencapai ±
dan/atau kemasan yang habis masa pakainya 22.500 nasabah yang terdiri dari Unit Masyarakat
dan dikelola melalui cara reuse, recycle, atau 303 kelompok (yang aktif 90%), Unit Sekolah
dimanfaatkan sebagai sumber energi. Atau dengan 174 sekolah (yang aktif 60%), Instansi 24 (aktif),
memanfaatkan pihak ketiga untuk mengumpulkan Individu 542 orang (aktif), dan 14 unit lapak/
dan mengelola produk dan/atau kemasan mereka. pengepul. Rata-rata sampah yang terambil BSM
Mekanisme pengembalian sampah kemasan dari perhari ± 3 ton (0,5 ton dari Lapak/Pengepul dan
konsumen ke produsen dapat dilakukan melalui 2,5 ton dari nasabah BSM) dengan jumlah total
Bank Sampah. Jika digambarkan keterkaitan Bank transaksi rata-rata perhari ± Rp.4 juta– Rp.5 juta.4
Sampah dengan pelaksanaan EPR adalah sebagai Pemerintah Kota Malang menilai bahwa
berikut: pengembangan BSM tidak hanya telah mengurangi
Dimana keterkaitan Bank Sampah dengan sampah yang harus diolah di TPA per-harinya (meski
peningkatan kesejahteraan masyarakat? Bank kecil persentasenya, yaitu sekitar 0,4%), tetapi juga
Sampah merupakan kegiatan yang bersifat telah mampu meningkatkan partisipasi masyarakat
rekayasa sosial (social engineering) yang dalam pengelolaan sampah dan memberdayakan
mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah ekonomi masyarakat. Karena BSM telah mampu
serta menumbuhkan kesadaran masyarakat mengurangi pengangguran (membuka lapangan
untuk mengolah sampah secara bijak, yang pada kerja baru), meningkatkan pendapatan, dan
gilirannya nanti akan mengurangi sampah yang menggerakkan ekonomi masyarakat kelas bawah
diangkut ke TPA. Mekanisme kerja Bank Sampah (Wasto, Kepala DKP Kota Malang, Wawancara,
adalah: 1) Masyarakat melakukan pemilahan sampah Kantor Bappeda Kota malang, 28 Mei 2013, pukul
di rumah;3 2) Masyarakat menyetor sampah yang 09.00).
sudah terpilah ke Bank Sampah; 3) Petugas Bank Berdasarkan data BSM, nasabah dari unit
Sampah menimbang sampah sesuai jenis dan kelompok masyarakat hampir 80% berasal dari
jumlahnya; 4) petugas Bank Sampah menghargai kelompok masyarakat dengan status sosial ekonomi
dan mencatat uang dari hasil penukaran sampah menengah ke bawah. Melalui kegiatan pengelolaan
yang sudah terpilah ke dalam buku tabungan dari sampah di BSM, mereka dapat membiayai sebagian
masyarakat yang membawa sampah terpilahnya ke kebutuhan ekonomi keluarganya seperti untuk
Bank Sampah; 5) Bank Sampah menjual sampah membayar sekolah, listrik, telepon, dan bahkan ada
dari masyarakat tersebut ke supplier pabrik, pabrik, yang telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan
ataupun industri rumah tangga yang menggunakan selama lebaran. Sebab BSM menawarkan beberapa
kembali sampah-sampah tersebut untuk digunakan program tabungan yang memungkinkan nasabah
kembali (reuse) ataupun didaur ulang (recycle) memanfaatkan uang dari sampahnya untuk
menjadi produk-produk tertentu. Sedangkan berbagai kebutuhan. Adapun program tabungan
masyarakat atau nasabah Bank Sampah akan yang ditawarkan BSM adalah tabungan reguler
mendapatkan selisih harga dari penjualan tersebut. (tabungan yang dapat diambil sewaktu-waktu),
Bank Sampah Malang (BSM) adalah bank tabungan lebaran (tabungan yang diambil pada
sampah di Indonesia yang berkembang sangat waktu menjelang lebaran untuk kebutuhan saat
pesat dan menjadi percontohan bagi daerah lain merayakan hari raya), tabungan sekolah (tabungan
yang dapat diambil pada waktu tahun ajaran sekolah
Pemilahan sampah merupakan kegiatan mengelompokkan
3

dan memisahkan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/ untuk keperluan memenuhi kebutuhan sekolah),
atau sifat sampah. Maksudnya sampah organik seperti tabungan sembako (tabungan yang diambil dalam
sampah sayur-sayuran, buah, dedaunan, dll dipisahkan dari
“Transaksi Sampah dan Jumlah Nasabah”, http://bank
4
sampah anorganik seperti sampah plastik, kertas, kaca,
sampah.org/home.php?page=profil/transaksi_nasabah,
alumunium, dll.
diakses 24 Maret 2014.

Sri Nurhayati Qodriyatun, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat | 27


bentuk sembako sesuai dengan nilai tabungan), ke pengepul; 2) Dana yang terkumpul digunakan
tabungan lingkungan (tabungan dalam bentuk sarana untuk pelayanan kesehatan secara holistik, yaitu
untuk lingkungan seperti tong sampah, tanaman, pengobatan jika pasien sakit (kuratif), melakukan
komposter, gerobak, dan lain-lain), tabungan sosial progam peningkatan kualitas kesehatan (promotif
(tabungan yang disalurkan ke panti asuhan, pondok seperti penyuluhan, konsultasi gizi, pembagian buku,
pesantren ataupun ke lembaga sosial lainnya sesuai dan lain-lain), mencegah terjadinya sakit (preventif),
dengan permintaan nasabah) (Rahmat Hidayat, dan rehabilitatif (home visit, kontrol diabetes, dll).6
Direktur BSM, Wawancara, Kantor BSM Malang, Ada beberapa keunggulan dari program
29 Mei 2013, pukul 10.00; Ibu Pungut, pengurus asuransi kesehatan dari pengelolaan sampah ini,
unit masyarakat BSM Gurih 32, Wawancara, RW 3 yaitu: 1) Bersifat sosio enterpreneur, maksudnya
Kelurahan Sukun, 29 Mei 2013, pukul 14.00). keuntungan yang didapatkan dari program
Kegiatan pengembangan Bank Sampah ini ini seluruhnya digunakan untuk pembiayaan
tidak hanya memberi manfaat secara ekonomi, klinik memberikan pelayanan kesehatan pada
tetapi juga secara sosial dan lingkungan. Secara masyarakat; 2) Menggunakan sampah sebagai
ekonomi karena Bank Sampah menambah lapangan sumber pembiayaan; 3) Menerapkan sistem
kerja baru dan memberikan tambahan penghasilan pelayanan kesehatan holistik; dan 4) Akses luas.
bagi masyarakat dari kegiatan pemilahan sampah Jika diperbandingkan dengan asuransi kesehatan
yang mereka lakukan. Secara sosial memunculkan pada umumnya, maka perbedaan mendasar dari
rasa kepedulian dan kegotongroyongan masyarakat program klinik asuransi sampah adalah:7 Sistem
dalam pengelolaan sampah. Secara lingkungan, asuransi kesehatan dari klinik asuransi sampah ini
karena pengembangan Bank Sampah membantu memberikan dua manfaat bagi masyarakat yaitu
mengurangi volume sampah yang ada sehingga manfaat pelayanan kesehatan yang terjangkau
lingkungan menjadi bersih dan sehat. dan kebersihan lingkungan karena tidak ada lagi
sampah yang menumpuk di sekitar rumah.8
Pengembangan Asuransi Kesehatan
dari Pengelolaan Sampah Pengembangan Pasar Produk Daur Ulang
Terobosan baru dari kegiatan pengelolaan Kegiatan pengelolaan sampah di Kota Malang
sampah di Kota Malang yang juga membantu juga menciptakan berkembangnya pasar produk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah daur ulang. Berkembangnya pasar produk daur
adanya asuransi kesehatan dari pengelolaan ulang ini tumbuh seiring dengan meningkatnya
sampah. Program asuransi kesehatan dikeluarkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah
oleh klinik asuransi sampah yang didirikan oleh sebagai dampak dikembangkannya BSM. Seperti
Dr. Gamal Albinsaid tahun 2010 melalui organisasi kerajinan limbah plastik yang dikembangkan oleh
Indonesia Medika. Meski sempat terhenti setelah Yunus yang saat ini telah menembus pasar ekspor
berjalan enam bulan, namun sejak Maret 2013 Jepang.9 Demikian juga kerajinan tangan seni daur
klinik asuransi sampah kembali diaktifkan dengan ulang Shandra Craft yang menawarkan koleksi
sasaran utama keluarga kurang mampu. Sampai
saat ini sudah ada lima klinik yang menerapkan 6
Arifin Masruri, “Klinik Asuransi Sampah”, 5 Februari 2014,
sistem asuransi sampah dengan anggota mencapai
Gamal Albinsaid dan Asuransi Premi Sampah”, 10 Februari
500 peserta, dan penambahan sekitar 50 orang per 2014, http://solusiriba.com/solusi-riba/taawun-solusi-riba/
minggu.5 klinik-asuransi-sampah.html dan “Lewat Asuransi Sampah,
Klinik asuransi sampah (Garbage Insurance Raih Penghargaan dari Pangeran Charles”, 1 Februari 2014,
Clinic) adalah program asuransi kesehatan dengan di http://www.malang-post.com/features/81306-lewat-
premi sampah sebagai pembiayaan kesehatan. asuransi-sampah-raih-penghargaan-dari-pangeran-charles,
diakses 25 Maret 2014.
Dengan program ini warga cukup menyerahkan 7
Arifin Masruri, “Klinik Asuransi Sampah”, 5 Februari 2014,
sampahnya kepada klinik yang menjalankan asuransi Gamal Albinsaid dan Asuransi Premi Sampah”, 10 Februari
premi sampah sejumlah Rp10.000 per bulan. Sampah 2014, http://solusiriba.com/solusi-riba/taawun-solusi-riba/
yang dikumpulkan warga diolah menjadi uang klinik-asuransi-sampah.html, diakses 25 Maret 2014.
sebagai “Dana Sehat” melalui dua cara: 1) Untuk
8
“Cerita Anggota Klinik Asuransi Sampah”, 19 Januari 2014
– 12:11 WIB, http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/
sampah organik dijadikan pupuk dengan Metode
2014/01/140119_majalahlain_kliniksampah.shtml, diakses
Takakura, sedangkan untuk sampah anorganik dijual 25 Juni 2014.
9
Cahyo Nugroho, “Kerajinan Limbah Plastik Yunus, Tembus
“Berobat dengan Pembayaran Sampah”, 13 Januari 2014 -
5
Pasar Ekspor Jepang”, 21 November 2011, http://mediacenter.
06:41 WIB, http://www.bbc.co.uk/ indonesia/majalah/2014/
malangkota.go.id/2011/11/kerajinan-limbah-pastik-yunus-
01/140113_bisnis_sosial_klinik.shtml, diakses 24 Maret
tembus-pasar-ekspor-jepang/, diakses 25 Maret 2014.
2014.

28 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


Tabel 1. Perbandingan antara Klinik Asuransi Sampah dengan Asuransi Biasa
Pembanding Klinik asuransi sampah Klinik asuransi biasa
Sistem Masyarakat cukup menyerahkan sampahnya, tidak perlu Masyarakat harus mengeluarkan
pembiayaan mengeluarkan uang yang biasa dikeluarkan untuk iuran pendapatan bulanan untuk membayar
kebersihan premi
Tingkat risiko Jika tidak sakit, pasien tidak akan rugi karena Pasien akan rugi jika tidak sakit karena
kerugian mendapatkan fasilitas promotif dan preventif, serta sudah membayar premi dan tidak ada
tidak perlu membayar pelayanan bagi orang yang tidak sakit
Fasilitas Promotif (peningkatan kualitas kesehatan), preventif Kuratif (pengobatan jika sakit)
pelayanan (pencegahan dari sakit) dan rehabilitatif (pemulihan
setelah sakit)
Dampak sosial Mengamankan risiko biaya ketika sakit, meningkatkan Mengamankan risiko biaya ketika sakit
kualitas kesehatan masyarakat melalui upaya promotif,
mencegah terjadinya sakit melalui upaya preventif,
mengoptimalkan potensi pengelolaan sampah, dan
melakukan pembiayaan secara mandiri
SDM Multiprofesi: tenaga kesehatan, pemulung, masyarakat, Tenaga kesehatan
mahasiswa
Akses masyarakat Menyeluruh karena sampah merupakan produk setiap Terbatas karena hanya untuk mereka yang
dan partisipasi rumah tangga bahkan perorangan sehingga setiap memiliki cukup uang untuk membayar
orang yang memiliki sampah dapat menjadi bagian dari premi
sistem asuransi ini
pernak-pernik kado dari bahan daur ulang.10 Produk Untuk daur ulang sampah untuk pengembangan
daur ulang sampah juga dikembangkan oleh BSM. budi daya cacing tanah saat ini sudah berkembang
Pembuatan produk daur ulang termasuk salah satu di 57 kelurahan di Kota Malang. Budi daya cacing
kegiatan dari divisi organisasi dalam BSM, yaitu tanah dapat digunakan untuk pupuk, industri farmasi,
Divisi Pemberdayaan dan Pengambilan (Rahmat bahan kosmetik, pengolahan limbah, hingga pakan
Hidayat, Direktur BSM, Wawancara, Kantor BSM ternak burung dan bebek. Untuk mempermudah
Malang, 29 Mei 2013, pukul 10.00). dalam membudidayakan dan memasarkan cacing
Produk daur ulang sampah tidak hanya sebatas tanah ini dibentuk Komunitas Pengusaha Organik
produk kerajinan tangan dari sampah anorganik. Di Malang Raya (Komara). Berkembangnya budi daya
Kota Malang juga berkembang produk daur ulang cacing tanah dengan pemanfaatan sampah di Kota
dari sampah organik, antara lain kompos (cair Malang tidak luput dari peran Pemerintah Kota
ataupun padat) dan budi daya cacing tanah. Malang yang memfasilitasi masyarakat melakukan
Yang cukup menarik adalah daur ulang sampah budi daya cacing (Ibu X, pembudidaya cacing tanah,
menjadi kompos tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Wawancara, 30 Mei 2013, Kelurahan Sukun, pukul
Kota Malang – yaitu di TPS 3R, TPS SPA, maupun di 15.00). Seperti halnya daur ulang sampah untuk
TPA – tetapi juga dilakukan oleh masyarakat. Salah pembuatan kompos, budi daya cacing juga memberi
satu yang cukup berhasil adalah yang dilakukan Rumah manfaat secara ekonomi. Menurut Adam Azis, salah
Kompos Merjosari, Kelurahan Merjosari, Kecamatan satu anggota Kelompok Tani Sri Mulyo Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang. Dengan memanfaatkan Sukun Malang, dari 6 kotak cacing yang dikelolanya
sampah organik dari pasar Merjosari, Rumah Kompos dalam seminggu menghasilkan kurang lebih 50 kg-
Merjosari telah mampu memproduksi kompos 1,5 60 kg cacing. Harga 1 kg cacing adalah Rp50.000,-.
ton sehari. Dari kegiatan ini ada tiga manfaat yang Ditambah penghasilan dari pupuk bekas cacing yang
didapatkan yaitu sampah dari pasar Merjosari telah terus meningkat dari hari ke hari. Dengan prospek
berhasil tertangani sebesar 30% per harinya, mendapat pasar yang luas dan pemeliharaan yang mudah, budi
manfaat ekonomi karena per satu plastik kompos 4 kg daya cacing tanah dengan memanfaatkan sampah
dihargai Rp6.000,- dan untuk satu tas glangsi (15 kg) organik sangat menjanjikan untuk meningkatkan
dihargai Rp12.000,-, dan lingkungan menjadi lebih pendapatan.12 Tidak hanya manfaat secara ekonomi
bersih. Ketika lingkungan lebih bersih, penyakit akibat yang didapat masyarakat dari budi daya cacing tanah,
lingkungan yang kotor pun berkurang.11 tetapi juga memberi manfaat terhadap lingkungan.
Manfaat lingkungan dari kegiatan budidaya cacing
10
“Produk Daur Ulang Diminati”, 27 Februari 2013, di http://
adalah mengurangi timbulan sampah, tanah menjadi
www.malang-post.com/ekonomibisnis/62725-produk-daur-
ulang-diminati, diakses 25 Maret 2014. 12
“Kelompok Tani Sukun Malang Sukses Kembangkan Budi
11
Cahyo Nugroho, “Menggiurkan Bisnis Sampah Organik”, 21
Daya Cacing”, 4 September 2012,http://kominfo.jatimprov.
Maret 2012, http://mediacenter.malangkota.go.id/2012/03/
go.id/watch/ 32334, diakses 26 Maret2014.
menggiurkannya-bisnis-sampah-organik/, diakses 25 Maret 2014.

Sri Nurhayati Qodriyatun, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat | 29


subur jika digunakan untuk pupuk, dan lingkungan manfaat ekologis. Masyarakat sekitar TPA yang
menjadi bersih dan sehat. pada mulanya menolak kehadiran TPA karena bau
sampah yang tajam, setelah adanya pemanfaatan
Pengembangan Energi dari Sampah gas metan merasakan adanya perubahan kondisi
Kegiatan pengelolaan sampah berdasarkan lingkungan sekitar TPA, bau sampah hilang dan
UU No. 18 Tahun 2008 memungkinkan untuk lingkungan lebih bersih.15
mengembangkan energi biomassa ataupun listrik Gas metan TPA Supit Urang belum secara
dari sampah. TPA Supit Urang Kota Malang sejak keseluruhan termanfaatkan, baru 5% potensi yang
tahun 2012 telah mengelola gas metan TPAnya termanfaatkan (penyaluran gas metan ke masyarakat
menjadi sumber energi dalam bentuk gas yang untuk bahan bakar rumah tangga). Masih ada 95 %
disalurkan kepada masyarakat sekitar. Gas metan potensi yang belum termanfaatkan.16 Berdasarkan
tersebut dijadikan bahan bakar rumah tangga kajian Kementerian ESDM dan BPPT, TPA Supit
menggantikan elpiji yang selama ini banyak Urang berpotensi menghasilkan listrik 885 KW.17
digunakan oleh masyarakat. Hingga tahun 2013 Untuk itu saat ini Pemerintah Kota Malang sedang
sudah sekitar 300 KK di Kelurahan Mulyorejo, menjajagi untuk melakukan kerjasama dengan
Malang yang mendapatkan sambungan gas pihak swasta untuk membangun Pembangkit
metan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar Listrik Tenaga Sampah (Wasto, Kepala DKP
rumah tangga (Wasto, Kepala DKP Kota Malang, Kota Malang, Wawancara, Kantor Bappeda Kota
Wawancara, Kantor Bappeda Kota Malang, 28 Mei Malang, 28 Mei 2013, pukul 09.00).
2013, pukul 09.00; Lanto, Kepala UPT TPA Supit Berkembangnya berbagai inovasi dalam
Urang, Wawancara, TPA Supit Urang, 30 Mei pengelolaan sampah di Kota Malang muncul sebagai
2013, pukul 13.00) dan awal tahun 2014 bertambah dampak dari adanya kebijakan yang memberikan
menjadi 408 KK.13 ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
Adanya sambungan gas metan tersebut sangat pengelolaan sampah. Ruang partisipasi masyarakat
membantu mengurangi pengeluaran kebutuhan dalam pengelolaan sampah diatur dalam Peraturan
rumah tangga masyarakat sekitar TPA Supit Daerah (Perda) Kota Malang Nomor 10 Tahun
Urang yang sebagian besar merupakan pekerja 2010 tentang Pengelolaan Sampah. Dalam Perda
sektor informal (pemulung, pengumpul, lapak). tersebut, pada Pasal 25 Ayat (3) disebutkan bahwa
Sebelum menggunakan energi dari gas metan TPA, untuk lebih mengaktifkan peran masyarakat dalam
masyarakat harus menyiapkan uang Rp58.000,- pengelolaan sampah maka pemerintah daerah dapat
setiap bulan untuk membeli gas elpiji. Dalam satu melaksanakan kegiatan sosialisasi pengelolaan
bulan rata-rata masyarakat menghabiskan empat sampah pada masyarakat dan pihak-pihak terkait,
gas elpiji 3 kg yang harga per satuannya kurang publikasi dalam bentuk reklame dialokasi strategis,
lebih Rp14.500,- Setelah ada sambungan gas metan lomba-lomba terkait dengan kebersihan lingkungan
TPA, masyarakat hanya mengeluarkan Rp10.000,- serta memfasilitasi pembentukan kader-kader
per bulan untuk membayar iuran yang digunakan pengelolaan sampah di tingkat Rukun Warga
untuk perawatan jalur distribusi gas metan tersebut. (RW) maupun Kelurahan.” (Wasto, Kepala DKP
Anggaran tersebut dikelola oleh kelompok swadaya Kota Malang, Wawancara, Kantor Bappeda Kota
masyarakat yang mereka bentuk bersama. Setelah Malang, 28 Mei 2013, pukul 09.00). Kebijakan
membayar iuran, masyarakat setempat dapat
menikmati gas metan sepuasnya.14
15
Abdul Kodir, Ketua KSM Mandiri Supit Urang, masyarakat
sekitar TPA Supit Urang, Dialog Interaktif Pemanfaatan
Pemanfaatan gas metan sampah TPA Supit
Energi Baru Terbarukan Gas Metan TPA Supit Urang Bagi
Urang tidak hanya memberi manfaat secara Masyarakat yang disiarkan TV Batu Malang 8 Maret 2013,
ekonomis pada masyarakat sekitar TPA, tetapi juga http://dkp.malangkota.go.id/2014/01/dialog-pemanfaatan-
gas-metan-di-tpa-supit-urang/ , diakses 26 Maret 2014.
13
Muhammad Aminudin, “Warga Sekitar TPA Supit Urang 16
Drs. Wasto, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Manfaatkan Gas Metan untuk Memasak”, 8 Januari 2014, Kota Malang, Dialog Interaktif Pemanfaatan Energi Baru
detiknews, http://news.detik.com/surabaya/read/2014/01 Terbarukan Gas Metan TPA Supit Urang Bagi Masyarakat
/08/085317/2461211/475/warga-sekitar-tpa-supiturang- yang disiarkan TV Batu Malang 8 Maret 2013, http://dkp.
manfaatkan-gas-metan-untuk-memasak, diakses 26 malangkota.go.id/2014/01/dialog-pemanfaatan-gas-metan-
Maret2014. di-tpa-supit-urang/ , diakses 26 Maret 2014.
14
Abdul Kodir, Ketua KSM Mandiri Supit Urang, masyarakat 17
Dr. Ir, Marzan A. Iskandar, Kepala Badan Pengkajian dan
sekitar TPA Supit Urang, Dialog Interaktif Pemanfaatan Penerapan Teknologi, “B2TE-BPPT Energy Partners
Energi Baru Terbarukan Gas Metan TPA Supit Urang Bagi Gathering 2013”, Jakarta, Hotel Borobudur, 4 Desember
Masyarakat yang disiarkan TV Batu Malang 8 Maret 2013, 2013, http://mctap.b2te.bppt.go.id/attachments/article/193/
http://dkp.malangkota.go.id/2014/01/dialog-pemanfaatan- Opening%20Remarks%20Ka.%20BPPT_BPPT_EPG2013_
gas-metan-di-tpa-supit-urang/, diakses 26 Maret 2014. 041213.pdf, diakses 26 Maret 2014.

30 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


tersebut memungkinkan berkembangnya berbagai Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
inovasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Sejenis Sampah Rumah Tangga.
sampah. Sementara peraturan pelaksana yang belum
Selain itu juga karena adanya komitmen yang dibuat, antara lain: 1) Permen Lingkungan Hidup
kuat dari pemerintah daerah untuk melakukan tentang jenis-jenis sampah spesifik dan tentang
pengelolaan sampah dengan baik. Komitmen pedoman penyusunan tanggap darurat penanganan
pemerintah daerah yang kuat diwujudkan dalam sampah; 2) Permendagri tentang pedoman
bentuk anggaran dan dukungan terhadap berbagai kerjasama dan bentuk usaha bersama antardaerah
kegiatan masyarakat dalam pengelolaan sampah. dalam pengelolaan sampah; (3) PP tentang tata
Keberhasilan Kota Malang dalam melakukan cara penggunaan hak dalam pengelolaan sampah;
pengelolaan sampah tersebut saat ini banyak tentang tata cara penyediaan fasilitas pemilahan
menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam sampah di kawasan permukiman, kawasan
melakuan pengelolaan sampah. komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
Meskipun Kota Malang termasuk daerah fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lain;
yang cukup berhasil mengembangkan berbagai tentang tata cara pelabelan atau penandaan pada
kegiatan ekonomi dari pengelolaan sampahnya, kemasan atau produk oleh produsen dalam rangka
pada hakekatnya masih dimungkinkan untuk pengurangan dan penanganan sampah; tentang
dikembangkan kegiatan ekonomi lainnya. Seperti kewajiban produsen mengelola kemasan atau
pabrik daur ulang, pabrik kompos, pembangkit barang yang diproduksinya yang tidak atau sulit
listrik bertenaga sampah atau pengembangan gas terurai oleh proses alam; tentang pengurangan
dari sampah, ataupun pertanian organik dengan sampah; tentang jenis, bentuk, dan tata cara
memanfaatkan pupuk organik hasil dari daur ulang. pemberian insentif dan disinsentif dalam rangka
Berbagai kegiatan ekonomi tersebut merupakan pengurangan sampah; tentang penanganan
peluang bagi pemerintah daerah untuk membantu sampah; tentang pengelolaansampah spesifik;
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota tentang pembiayaan penyelenggaraan pengelolaan
Malang melalui kegiatan pengelolaan sampah. sampah; tentang dampak negatif dan kompensasi
Untuk menunjang berbagai pengembangan akibat dampak negatif yang ditimbulkan kegiatan
kegiatan ekonomi dari pengelolaan sampah penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir
diperlukan acuan dari pemerintah pusat. Acuan yang sampah; tentang pemberian kompensasi oleh
merupakan aturan pelaksana dari UU No. 18 Tahun pemerintah daerah; tentang bentuk dan tata cara
2008 tentang Pengelolaan Sampah. Ini menjadi peran masyarakat dalam pengelolaan sampah;
salah satu kendala yang dihadapi oleh pemerintah tentang larangan memasukkan sampah ke dalam
Kota Malang ketika akan mengembangkan wilayah NKRI, mencampur sampah dengan limbah
pemanfaatan gas methan dari TPA Supit Urang B3, dan mengelola sampah yang menyebabkan
(Wasto, Kepala DKP Kota Malang, Wawancara, pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;
Kantor Bappeda Kota Malang, 28 Mei 2013, pukul tentang larangan membuang sampah tidak pada
09.00). tempatnya, melakukan penanganan sampah dengan
Sampai penelitian dilakukan, baru ada 3 pembuangan terbuka di tempat pemrosesan akhir,
peraturan menteri dan 1 peraturan pemerintah dan membakar sampah yang tidak sesuai dengan
yang dibuat oleh pemerintah, dari total 6 peraturan persyaratan teknis pengelolaan sampah.
menteri dan 14 peraturan pemerintah yang harus Terkait dengan rencana Pemerintah Kota
dibuat. Adapun peraturan pelaksana yang sudah Malang dalam pemanfaatan gas methan TPA Supit
ada adalah Peraturan Pemerintah (PP) No. 81 Urang akan terbantu apabila aturan pelaksana
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah tentang pedoman kerjasama dan bentuk usaha
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah bersama antardaerah dalam pengelolaan sampah
Tangga, Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan ada. Sebab dalam pengembangan pemanfaatan gas
Hidup No. 16 Tahun 2011 tentang Pedoman Materi methan, Pemerintah Kota Malang nantinya akan
Muatan Rancangan Peraturan Daerah tentang membutuhkan sampah dari daerah-daerah lain di
pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah luar Kota Malang untuk menjadi bahan baku dari
Sejenis Sampah Rumah Tangga, dan Permen pengembangan gas methan tersebut. Mengingat
Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2012 tentang jika kesadaran masyarakat akan memilah sampah
Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle terus meningkat maka akan semakin sedikit
Melalui Bank Sampah, dan Permen Pekerjaan sampah yang akan dibawa ke TPA Supit Urang,
Umum No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan sehingga mengurangi bahan baku sampah yang
Prasarana dan Sarana Persampahan dalam akan diolah menjadi gas methan. Untuk itu, Kota

Sri Nurhayati Qodriyatun, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat | 31


Malang memerlukan aturan mengenai bagaimana maka yang sangat diperlukan untuk menunjang
kerjasama pengelolaan sampah dengan pemerintah keberhasilan program tersebut adalah adanya
daerah lain dapat dilakukan. komitmen yang kuat dari pemerintah daerah.
Komitmen yang kuat tersebut dijabarkan dalam
Penutup bentuk penganggaran, program-program, dan
Simpulan peraturan daerah yang mendukung bagi pelaksanaan
Dalam setiap kehidupan manusia selalu pengelolaan sampah yang baik seperti yang diatur
menghasilkan sampah dan sampah menjadi dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
sesuatu yang bermanfaat ketika paradigma tentang Sampah.
sampah diubah. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Di sisi lain pemerintah pusat selaku regulator
Pengelolaan Sampah mengubah paradigma sampah juga harus membuat peraturan pelaksana yang
menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Sampah diamanatkan dari dari UU No. 18 Tahun 2008
menjadi suatu sumber daya yang memiliki nilai tentang Pengelolaan Sampah yang hingga saat
ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia ini belum dibuat. Aturan pelaksana tersebut
dan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan sangat dibutuhkan bagi pemerintah daerah dalam
masyarakat. berinovasi mengembangkan kegiatan-kegiatan
Hasil penelitian pengelolaan sampah di Kota ekonomi dalam pengelolaan sampah.
Malang menunjukkan bahwa pengelolaan sampah
yang baik sesuai yang diamanatkan UU No. 18
Tahun 2008 telah memberikan banyak manfaat
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan sampah yang baik adalah dengan
menerapkan konsep 3R, mulai dari sumber guna
mengurangi timbulan sampah yang harus dikelola di
TPA. Itu berarti masyarakat dituntut berpartisipasi Buku
aktif melakukan pemilahan dan pemerintah daerah Basyriyanta. 2007. Memanen Sampah. Yogyakarta:
berperan aktif membuka peluang ekonomi dari Penerbit Kanisius
kegiatan tersebut. Pengelolaan sampah seperti Esmara, Hendra. Hadi Soesastro, Aida Budiman,
ini telah mampu membuka lapangan usaha baru Ninasapti Triaswati, Armida Alisjahbana, Sri
di masyarakat (mengurangi pengangguran), Adiningsih (Penyunting).2005. “Beberapa Indikator
memberikan manfaat ekonomis (menambah Pembangunan Indonesia” dalam Hadi Soesastro
penghasilan keluarga) dan juga ekologis (sampah dkk, Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di
berkurang dan lingkungan menjadi bersih). Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir, Buku 3
Dalam menerapkan konsep 3R kesadaran (1966-1982) Paruh Pertama Ekonomi Orde Baru.
masyarakat sangat dibutuhkan. Di Kota Malang, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
penerapan 3R berjalan karena adanya dukungan Prihandana, Rama., Hendroko, Roy. 2008. Energi Hijau.
pemerintah daerah yang memberikan ruang bagi Cetakan II. Depok: Penebar Swadaya.
masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam Trihadiningrum, Yulinah. 2010. “Perkembangan
pengelolaan sampah. Adanya ruang partisipasi Paradigma Pengelolaan Sampah Kota dalam
bagi masyarakat dan aktifnya pemerintah daerah Rangka Pencapaian Millenium Development
melakukan sosialisasi pengelolaan sampah Goals” dalam MDGs Sebentar Lagi, Sanggupkah
yang baik memunculkan inovasi-inovasi dalam Kita Menghapus Kemiskinan di Dunia, Editor: Budi
pemanfaatan sampah. Beberapa inovasi yang Sulistyo, Jodie Perdanakusuma, Ninok Leksono,
mampu mengangkat Kota Malang menjadi daerah Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
percontohan pengelolaan sampah yang baik antara
lain, pengembangan Bank Sampah Malang, asuransi Dokumen
kesehatan dengan premi sampah (Klinik Asuransi Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH). 2009.
Sampah), pasar produk daur ulang (produk daur Statistik Persampahan Indonesia Tahun 2008.
ulang anorganik dan organik, seperti pupuk, budidaya Jakarta: KNLH.
cacing tanah), dan pemanfaatan gas metan TPA
Supit Urang menjadi bahan bakar rumah tangga.
Peraturan Perundangan
UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
Saran
Jika pengelolaan sampah di Kota Malang UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
dijadikan model percontohan bagi daerah lain,

32 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


Jurnal “Lewat Asuransi Sampah, Raih Penghargaan dari
Wahyuni, Endah Tri., Sunarto., Setyono, Prabang. Pangeran Charles”, 1 Februari 2014, http://www.
2014. “Optimalisasi Pengelolaan Sampah Melalui malang-post.com/features/81306-lewat-asuransi-
Partisipasi Masyarakat dan Kajian Extended sampah-raih-penghargaan-dari-pangeran-charles,
Producer Responsibility (EPR) di Kabupaten diakses 25 Maret2014.
Magetan”. Jurnal EKOSAINS, Vol. VI. No. 1.
“Potensi Listrik Gas Metan 6,5 Juta Watt”, Koran
Maret 2014.
Sindo, 10 Maret 2014, http://m.koran-sindo.com/
node/ 3725 03, diakses 26 Maret 2014.
Makalah “Produk Daur Ulang Diminati”, 27 Februari 2013, http://
Asdep Pengelolaan Sampah Deputi IV Kementerian www.malang-post.com/ekonomibisnis/62725-pro
Lingkungan Hidup, “Pengelolaan Sampah Pasca duk-daur-ulang-diminati, diakses 25 Maret 2014.
Ditetapkannya UU No. 18 Tahun 2008”, makalah
dipresentasikan dalam rangka Focus Group “Transaksi Sampah dan Jumlah Nasabah”, http://
Discussion tentang Implementasi Perubahan banksampah.org/home.php? page=profil/transaksi_
Paradigma Pengelolaan Sampah di Daerah di nasabah, diakses 24 Maret 2014.
Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi, “Upaya Pengurangan Kemiskinan”, Senin, 5 Oktober
Sekretariat Jenderal DPR RI, Jakarta, 11 April 2009, http://www.setneg.go.id/index.php?option=
2013, pukul 10.00. com_content&task=view&id=4044, diakses 12
Direktur PPLP Kementerian Pekerjaan Umum, Maret 2014.
“Pengelolaan Sampah Pasca UU No. 18 Tahun Arifin Masruri, “Klinik Asuransi Sampah”, 5 Februari
2008”, makalah yang dipresentasikan dalam Forum 2014, Gamal Albinsaid dan Asuransi Premi
Group Discussion tentang Perubahan Paradigma Sampah”, 10 Februari 2014, http://solusiriba.com/
Pengelolaan Sampah Pasca-UU No. 18 Tahun solusi-riba/taawun-solusi-riba/klinik-asuransi-
2008, di Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan sampah. html, diakses 25 Maret 2014.
Informasi (P3DI) Setjen DPR RI, tanggal 8 April
2013, pukul 10.00. Cahyo Nugroho, “Kerajinan Limbah Plastik Yunus,
Tembus Pasar Ekspor Jepang”, 21 November 2011,
http://mediacenter.malangkota.go.id/2011/11/
Internet kerajinan-limbah-pastik-yunus-tembus-pasar-
“Berobat dengan Pembayaran Sampah”, 13 Januari 2014 ekspor-jepang/ diakses 25 Maret 2014.
- 06:41 WIB, http://www.bbc.co.uk/indonesia/
Cahyo Nugroho, “Menggiurkan Bisnis Sampah
majalah/2014/01/140113_bisnis_sosial_klinik.
Organik”, 21 Maret 2012, http://mediacenter.
shtml, diakses 24 Maret 2014.
malangkota.go.id/2012/03/menggiurkannya-bisnis-
“Cerita Anggota Klinik Asuransi Sampah”, 19 Januari sampah-organik/, diakses 25 Maret 2014.
2014 – 12:11 WIB, http://www.bbc.co.uk/
Marzan A. Iskandar, Kepala Badan Pengkajian dan
indonesia/majalah/2014/01/140119_majalahlain_
Penerapan Teknologi, “B2TE-BPPT Energy
kliniksampah.shtml, diakses 25 Maret 2014.
Partners Gathering 2013”, Jakarta, Hotel Borobudur,
“Dialog Interaktif Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan 4 Desember 2013, http://mctap.b2te.bppt.go.id/
Gas Metan TPA Supit Urang Bagi Masyarakat”, attachments/article/193/Opening%20Remarks%20
disiarkan TV Batu Malang 8 Maret 2013, http://dkp. Ka.%20BPPT_BPPT_EPG2013_041213.pdf,
malangkota.go.id/2014/01/dialog-pemanfaatan- diakses 26 Maret 2014.
gas-me tan-di-tpa-supit-urang/ , diakses 26 Maret
2014.
“Kelompok Tani Sukun Malang Sukses Kembangkan
Budi Daya Cacing”, 4 September 2012, http://
kominfo.jatimprov.go.id/watch/32334, diakses 26
Maret 2014.

Sri Nurhayati Qodriyatun, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat | 33

Anda mungkin juga menyukai