Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PERHITUNGAN STRUKTUR

PEMBANGUNAN RUMAH 2 LANTAI


BANDUNG

YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI

I. KRITERIA DESIGN

II. DATA PERHITUNGAN STRUKTUR

II.1. MODEL STRUKTUR 3D

II.2. BEBAN GEMPA

III. PERHITUNGAN STRUKTUR ATAS

III.A. PERHITUNGAN KOLOM

III.B. PERHITUNGAN BALOK.

III.C. PERHITUNGAN PELAT

IV. PERHITUNGAN STRUKTUR BAWAH/PONDASI

IV.1. PERH1TUNGAN PONDASI FOOTPLAT

LAMPIRAN :

Perhitungan Balok

Perhitungan Plat

Perhitungan Dinding

Perhitungan Kolam

[Type text] Page 2


I. KRITERIA DESIGN

1. Pendahuluan
1.1 Umum
Elemen struktur yang direncanakan berupa dinding besmen, balok, kolom dan pelat dari
beton bertulang yang secara struktural membentuk satu kesatuan rangka menjadi suatu
sistem struktur yang lengkap. Struktur lengkap ini, dianalisis sebagai open-frame. Untuk
perhitungan struktur tersebut maka perencanaan sistem struktur telah dilakukan
menggunakan analisa struktur 3 dimensi dengan bantuan program SAP2000 versi 14.

1.2 Penjelasan Umum


1.2.1 Sistem Struktur
Sistem struktur bangunan rumah tinggal direncanakan terbuat dari sistem rangka portal
dengan balok, kolom terbuat dari beton bertulang. Sistem pelat lantai menggunakan pelat
two way beton bertulang dengan keempat sisinya dipikul oleh balok dan diteruskan ke
kolom untuk selanjutnya akan ditopang oleh fondasi footplat. Sistem struktur bawah atau
pondasi yang direncanakan adalah menggunakan pondasi footplat.

1.2.2 Peraturan yang Digunakan


Perencanaan struktur dan pondasi bangunan ini dalam segala hal mengikuti semua
peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia, khususnya yang ditetapkan dalam
peraturan-peraturan berikut:
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-
2013

2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-
1726-2002

3. Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SNI 1727-
2013

4. Tata Cara Perencanaan Kuat Perlu Struktur Beton SNI 03-2847-2013

Standar :
1. American Concrete Institute, Building Code Requirements for Reinforced
Concrete, 5th edition, ACI 314-11

[Type text] Page 3


2. American Society for Testing and Materials, ASTM Standard in Building
Code,Vol. 1 & 2, 1986 3. Peraturan dan ketentuan lain yang relevan.

1.2.3 Mutu Bahan yang Digunakan


Dapat dijelaskan pula bahwa struktur bangunan adalah struktur beton bertulang biasa
(konvensional). Mutu bahan/material struktur yang digunakan dalam perencanaan meliputi:
a. Mutu Beton
Kolom, balok, pelat, pondasi plat setempat: K = 300
b. Mutu Baja Tulangan
Baja tulangan polos (BJTP-24) untuk 0 ~ 12mm, fy = 2400 kg/cm2
Baja tulangan ulir (BJTD-35) untuk > 13mm, fy = 3500 kg/cm2

1.2.4 Pembebanan
Beban yang diperhitungkan adalah sebagai berikut:
1. Beban Mati (DL): yaitu akibat berat sendiri struktur, beban finishing, beban plafon dan
beban dinding. Berat sendiri komponen struktur berupa balok dan kolom dihitung secara
otomatis oleh SAP2000
• Beban ceiling/plafond = 18 kg/m2
• Beban finishing lantai keramik = 24 kg/m2
• Beban dinding bata 1/2 batu : 250 kg/m2
• Berat sendiri pelat lantai (t=12 cm) = 288 kg/m2
2. Beban Hidup (LL)
• Lantai 2 = 200 kg/m2
• Atap = Baja Ringan

3. Beban Gernpa (E)


Beban gempa dalam perhitungan ini menggunakan beban gempa dinamik dengan
metode response spectrum.
- Beban gempa response spectrum X : 100% untuk arah X dan 30% untuk arah Y.
- Beban gempa response spectrum Y : 30% untuk arah X dan 100% untuk arah Y.

[Type text] Page 4


Wilayah Gempa di Indonesia

Respon spectrum wilayah 3

Mengenai metode response spektrurn dari analisa dinarnik sepenuhnya rnengikuti Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gernpa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002
dengan ketentuan lokasi bangunan adalah zone 3 dengan faktor keutamaan I = 1 ( toko ,
Rumah tinggal, hotel) dan factor reduksi gernpa R=8.5 (beton bertulang daktail penuh)
dalarn arah x dan arah y. Beban angin tidak ditin]au, karena tidak rnenentukan
dibandingkan dengan beban gernpa.

[Type text] Page 5


2. Prosedur Perencanaan Struktur Atas
Pada tahap awal dari perencanaan, sernua elernen struktur atas ditentukan terlebih dahulu.
Kernudian hasil ini dianalisa sehingga seluruh kornponen struktur diharapkan dapat
rnencapai hasil perencanaan yang efisien.

2.1 Pelat Lantai


Analisa pelat lantai beton bertulang biasa dihitung rnenurut ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalarn SNI 03-2847-2013 yaitu pelat yang rnernikul beban dalarn dua arah (two
way slab, arah x dan y). Penulangan pelat dihitung berdasarkan kekuatan batas

2.2 Balok-balok Lantai dan Kolom


Balok-balok induk (balok portal) dan balok-balok anak dianalisa secara 3 dirnensi baik
terhadap beban vertikal rnaupun terhadap beban lateral (beban gernpa) dengan
rnernpergunakan prograrn SAP2000 versi 14. Untuk penulangan lentur dipergunakan
prograrn Concrete Design yang ada dalarn SAP2000 versi 14 dengan rnenyesuaikan faktor
reduksi kekuatan dan kornbinasi pembebanan sesuai dengan SNI 03-2847-2013. Prograrn
SAP2000 versi 14 secara langsung dapat rnengolah gaya-gaya yang ter]adi pada elernen
bangunan rnenghasilkan luas tulangan lentur, geser, torsi yang diperlukan dan sekaligus
dapat diketahui kombinasi beban rnana yang paling dominan.
Faktor reduksi kekuatan yang dirnaksud adalah:
Phi_bending = 0,8
Phi_tension = 0,8
Phi_cornpression(Tied) = 0,65
Phi_shear = 0,75

Kombinasi beban yang dimaksud adalah:

1. U = 1,4DL

2. U = 1,2DL+1,6LL

3. U = 1,2DL+ 1,0LL+ 1,0 (1,0 Ex+0,3 Ey)

4. U = 1,2DL+ 1,0LL + 1,0 (0,3 Ex+1,0 Ey)

5. U = 0,9DL+ 1.0 (1.0 Ex+0.3 Ey)

[Type text] Page 6


6. U = 0,9DL+ .0 (0.3 Ex+1.0 Ey)

Untuk penulangan kolom selain data-data yang telah disebutkan di atas juga dibutuhkan
data-data konfigurasi tulangan pada masing-masing penampang kolom. Jadi pilihan
penulangan untuk kolom adalah "Check" yaitu dengan konfigurasi tulangan yang ada
dianalisa terhadap gaya-gaya dalam dan kombinasi pembebanan. Hasil analisa dengan
program SAP 2000 kemudian dikontrol dengan hitungan manual menggunakan spesifikasi
dari SNI Beton 2013 dan Tabel vis & Gideon.

Konstruktor

Mifthah Reino Ananta

[Type text] Page 7


II. DATA PERHITUNGAN STRUKTUR

II.1. MODEL STRUKTUR 3D


Pemodelan Struktur
a. Struktur dimodelkan dalam 3 dimensi dengan menggunakan elemen kolom dan balok Ukuran
arah-x = 20 m, Ukuran arah-y = 14.5 m, Ukuran arah-z = 8 m

b. Kolom dianggap terjepit penuh pada bagian bawah, dengan memberikan balok sloof yg
menghubungkan kolom-kolom bagian bawah

c. Beban-beban gravitasi (beban mati dan beban hidup) disalurkan dari pelat ke balok,
kemudian didistribusikan ke kolom.

d. Struktur dan komponen struktur direncanakan hingga semua penampang mempunyai kuat
rencana minimum sama dengan kuat perlu yang dihitung berdasarkan kombinasi beban dan
gaya terfaktor sesuai dg aturan

3D view

[Type text] Page 8


II.2. PERHITUNGAN BEBAN GEMPA YANG BEKERJA PADA STRUKTUR
1. Pemodelan Response Spectrum Gempa
Response Spectrum gempa harus dimodelkan terlebih dahulu agar sesuai dengan SNI
03-1726-2002 pada SAP 2000. Model berupa kurva koordinat C vs T dalam persamaan
fungsi C = 0,33/T sesuai dengan gambar response spectrum gempa wilayah 3. Agar bisa
diolah oleh SAP 2000, kurva dibuat dalam format excel kemudian dibuat kedalam
format notepad. Hasil dari pemodelan dalam SAP 2000 sebagai berikut

Kurva Response Spectrum Wilayah 3

2. Nilai Damping
Pada perhitungan ini dipergunakan nilai damping = 0.05 sesuai dengan SNI 03-
1728-2002

3. Modal combination
Menurut SNI 03-1726-2002 pasal 7.2.2 apabila waktu getar alami berdekatan maka
digunakan metode CQC (complete quadratic combination)
4. Input response spectra
Menurut SNI 03-1726-2002 pasal 7.2.1 nilai ordinatnya harus dikalikan dengan factor
koreksi I/R ( nilai I=1 dan R 8.5) selain itu juga harus dikalikan dengan percepatan

[Type text] Page 9


gravitasi = 9,81. Untuk Response spectrum arah X maka rumus yang harus dimasukkan
adalah = (100%x9,81xI/R)+(30%x9,81xI/R), sedangkan untuk arah Y
=(30%x9,81xI/R)+(100%x9,81xI/R)

III. Perhitungan Struktur Atas


III. A. Perhitungan Kolom
1. Kolom KS1(500X500)
P : 600 kN
Dimensi kolom :
495,533 x 10³ = 0,8 (0,85 . 24,9 . (Ag – 0,02 Ag) + 400 . 0,02 Ag)
Ag = 21.552,0045 mm²
Dipakai ukuran kolom :
K1 = 500/500 = 250.000 mm² > 21.552,0045 mm²
Penulangan Kolom K1 (500/500) :
Pkolom = 495,533 kN
M = 17,909 kNm
e = 17,909/600 = 0,036 m = 36 mm
k = 495,533 x 10³ /(500x500)0,85.24,9
= 0,094
k (е/h) = 0,094.(36/500) = 0,0067
As = 0,0067 . 495. 495 = 1.658,645 mm²
Dipakai tulangan : 16 D 19

2. Kolom KS2(400x400)
P : 36,313 kN
Dimensi kolom :
36,313x 10³ = 0,8 (0,85 . 18,675 . (Ag – 0,02 Ag) + 400 . 0,02 Ag)
Ag = 1.579,2820mm²
Dipakai ukuran kolom :
K2 = 400/400 = 160.000 mm² > 1.579,2820 mm²
Penulangan Kolom K2 (400/400) :
Pkolom = 36,313 kN
M = 16,760 kN
e = 16,760 /36,313 = 0,464 m = 464 mm
k = 36,313 x 10³/(400x400)0,85.24,9
= 0,01067

[Type text] Page 10


k (е/h) = 0,01067 (464/400) = 0,0124
As = 0,0124 . 395. 395 = 1930,501 mm²
Dipakai tulangan : 12 D 19

3. Kolom KS’ (200x300)


P : 200 kN
Dimensi kolom :
200 x 10³ = 0,8 (0,85 . 24.9 . (Ag – 0,02 Ag) + 400 . 0,02 Ag)
Ag = 8.698,16333 mm²
Dipakai ukuran kolom :
K2 = 200/300 = 60.000 mm² > 8.698,16333 mm²
Penulangan Kolom K2 (200/300) :
Pkolom = 200 kN
M = 25 kN
e = 25 / 200 = 0,125 m = 125 mm
k = 200 x 10³/(200x300)0,85.24,9
= 0,2423
k (е/h) = 0,2423 (125/300) = 0,101
As = 0,02 . 195. 295 = 1200 mm²
Dipakai tulangan : 6 D 16

4. Kolom KS2(200x200)
P : 32 kN
Dimensi kolom :
32 x 10³ = 0,8 (0,85 . 24,9 . (Ag – 0,02 Ag) + 400 . 0,02 Ag)
Ag = 1.391,706 mm²
Dipakai ukuran kolom :
K2 = 200/200 = 40.000 mm² > 1.391,706 mm²
Penulangan Kolom K2 (200/200) :
Pkolom = 32 kN
M = 10 kN
e = 10 /32 = 0,312 m = 312 mm
k = 32 x 10³/(200x200)0,85.24,9
= 0,0377
k (е/h) = 0,0377 (312/200) = 0,0393
As = 0,01 . 180. 180 = 324 mm²
Dipakai tulangan : 4 D 16

[Type text] Page 11


III. B. Perhitungan Balok
Terlampir

III.C. Perencanaan Plat Lantai


Terlampir

III. Perhitungan Struktur Bawah


IV.A. FONDASI TELAPAK ( FOOTPLATE ) F1

DATA INPUT :
Beban Tetap
Pu = 733,649 kN
Data Tanah dan Beton
qa ijin = 200 kN/m2 (asumsi sementara)
tanah = 15 kN/m3
beton = 24 kN/m3
h = 2,50 m
tebal = 300 mm
s = 25 mm
f'c = 24,9 Mpa
fy = 350 Mpa

Perhitungan Luas Perlu Fondasi


qnett = qa ijin - ( 15 x 2,2 ) - ( 0,5 x 24 )
= 200 - 33 – 7,2
= 159,8

A perlu = P / qa netto
= 733,649 / 159,8
= 4,59 m2

Sehingga dipilih ukuran fondasi 2,5 x 2,5 (6,25 m2)

Peff = Pu/(2,5 x 2,5) = 733,649/6,25


= 117,384 kPa

Besaran Gaya Geser 2 arah (punching shear) pada pondasi


Vu = Peff(Af – Acr)

[Type text] Page 12


= 117,384 (6,25 – (1 x 1))
= 616,265 kN

 Kekuatan Geser 2 arah (pers. 1)


Vc = 0,17.(1+2/β). Λ.√f’c.b0.d
= 3052,874 kN

 Kekuatan Geser 2 arah (pers. 2)


𝛼𝑠.𝑑
Vc = 0,083.( 𝑏0 + 2). Λ.√f’c.b0.d

= 2485,015 kN

 Kekuatan Geser 2 arah (pers. 3)


Vc = 0,33.Λ.√f’c.b0.d
= 1976,036 kN

Diambil Vc = 1976,036 kN
∅.Vc = 0,75.3293,3934 kN = 1482,027 kN ..... OK!
Ketebalan tapak mampu menahan Punching Shear.

Perhitungan gaya geser 1 arah


Vu = Peff.Acr
Vu = Peff.(L/2-a/2-d).b
= 205,422 kN

Vc = 0,17. Λ.√f’c.b0.d
= 1017,958 kN
∅.Vc = 0,75. 1017,958 kN = 763,468 kN > Vu = 205,422 kN..... OK!

Bentang efektif = 2,5 – (0,5x0,5) = 1,0 m


Mu = Peff.b.l2/2
= 146,7298 kNm
Mn = 183,4123 kNm

d = 500 mm

1,4
ρmin = = 0,004
fy

[Type text] Page 13


0,85 x β1 x fc ′ 600 0,85 x 0,85 x 24,9 600
ρb = ( )= ( ) = 0,0325
fy 600 + fy 350 600 + 350

ρmax = 0,75 x ρb = 0,75 x 0,0325 = 0,02435

Mn 183,4123 x 106
Rn = = = 0,815
b x d2 2500 x 3002

fy 350
m= ′
= = 16,5367
0,85 x fc 0,85 x 24,9

1 2m. R n
ρ= (1 − √1 − ) = 0,0024
m fy

ρmin > 𝜌 = 0,004 > 0,0024 … … … . maka dipakai ρmin

As perlu = ρmin x b x d = 0,004 x 2500 x 300 = 3000 mm2

π b 3,14 2500
s= x D2 x = x 162 x = 167,47 mm ~ 160 mm
4 As 4 3000

π b 3,14 2500
As pakai = x D2 x = x 162 x = 3140 mm2
4 s 4 160

As pakai > As perlu … … … … … … … . OK!

Maka digunakan D16 – 160 mm

[Type text] Page 14

Anda mungkin juga menyukai