Anda di halaman 1dari 52

Modul dan Panduan Praktikum Keperawatan

Keluarga dan Komunitas 2

Semester 5
Tahun Ajaran 2017

Penyusun
Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS
Ns. Dianis Wulansari, S.Kep.

Departemen Terlibat
Keperawatan Komunitas
Keperawatan Islam
Kesehatan Masyarakat

Program Studi Imu Keperawatan


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2017

1
Hikmah

Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli bait beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik (QS. Ali Imran 110)

2
1 Gambaran Umum Modul

Puji Syukur ke Hadirat Allah SWT..!

Ternyata sekarang anda telah masuk pada semester ke 5…berarti anda telah memasuki
masa pertengahan perkuliahan di PSIK UIN SH Jakarta yang kita banggakan ini. Tentu
banyak hal yang telah anda ilmu yang anda pelajari, mulai dari keperawatan dasar, ataupun
ilmu-ilmu klinis keperawatan seperti misalnya modul keperawatan medical bedah.

Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) FKIK UIN Syarif Hidayatullah sejak tahun
2011/2012 telah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) namun baru sebatas
penerapan satu mata ajar sebagai Pilot Project yaitu Modul Keperawatan Dasar II. Mulai
Tahun ajaran 2012/2013, PSIK UIN Syarif Hidayatullah mulai menerapkan Kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) menggunakan metode belajar berdasarkan masalah (Problem
Based Learning, PBL).

Modul keperawatan keluarga dan komunitas merupakan modul terintegrasi dari disiplin ilmu
keperawatan komunitas dan keperawatan keluarga yang sebelumnya terpisah dalam mata
kuliah-mata kuliah tersendiri. Modul keperawatan keluarga dan komunitas berisi tentang
demografi, epidemiologi, manajemen kesehatan, kesehatan lingkungan, family nursing,
community nursing, transkultural nursing, IT, IRK, patient safety, komunikasi, keindonesiaan
PDK yang akan terbagi menjadi 3 modul keperawatan keluarga dan komunitas. Modul
keperawatan keluarga dan komunitas 2 ini berisi tentang konsep komunitas atau
masyarakat, konsep keperawatan komunitas, konsep masyarakat yang sehat, proses
keperawatan komunitas, bentuk-bentuk pelayanan keperawatan komunitas, konsep
tentang disaster nursing dan rehabilitasi disaster.

Modul ini diberikan pada tahap I pada modul keperawatan keluarga dan komunitas yaitu
pada semester 5. Modul ini akan berlangsung selama 20 hari yaitu dari hari Senin hingga
Jumat dengan sistem pembelajaran blok. Metode pembelajaran pada modul ini terdiri dari
kuliah pengantar, diskusi kelompok, belajar mandiri, praktikum, dan diskusi pleno. Evaluasi
yang dipergunakan adalah ujian teori pertengahan dan akhir modul, OSCE, serta penilaian
proses.

3
2 Kompetensi

AREA KOMPETENSI UNIT KOMPETENSI


1 Melakukan Komunikasi efektif 1. Melakukan komunikasi efektif dan
therapeutic dalam memberikan
asuhan
2. Melakukan komunikasi
interprofessional secara efektif
3. Menggunakan teknologi informasi
yang tepat untuk memfasilitasi
komunikasi

2 Melaksanakan Promosi Kesehatan 1. Memberikan pendidikan kesehatan


dan Upaya Pencegahan dengan tahapan pengkajian,
pengembangan media/materi
pembelajaran, implementasi, dan
evaluasi kepada klien sebagai upaya
pencegahan primer, sekunder, dan
tertier

3 Mampu menerapkan aspek etik dan 1. Memberikan pelayanan kesehatan


legal dalam praktek keperawatan sesuai dengan prinsip etik, dan legal
serta kebijakan baik lokal maupun
nasional
2. Menjamin keakuratan dokumentasi
dan mempertahankan kerahasiaan
informasi pasien

4 Mampu melaksanakan asuhan 1. Mengembangkan pola pikir kritis, logis,


keperawatan professional di tatanan dan etis dalam memberikan asuhan
klinik dan komunitas keperawatan
2. Memberikan asuhan peka budaya
dengan menghargai etnik, agama, atau
faktor lain dari setiap klien
3. Menggunakan proses keperawatan
dalam menyelesaikan masalah klien
4. Memberikan asuhan keperawatan
pada situasi emergensi dan disaster
5. Menjalankan fungsi advokasi untuk
mempertahankan hak klien
6. Menggunakan keterampilan teknis
keperawatan sesuai standar yang
berlaku
7. Mengembangkan kemampuan
modifikasi keterampilan tehnis secara

4
AREA KOMPETENSI UNIT KOMPETENSI
kreatif dan inovatif sesuai dengan
prinsip
8. Melakukan kolaborasi dengan tim
kesehatan

5 Mampu mengaplikasikan 1. Menerapkan sistem penjaminan mutu


kepemimpinan dan manajemen dalam pelayanan keperawatan
keperawatan
6 Mampu menjalin hubungan a. Menginisiasi, membangun, dan
interpersonal mengakhiri hubungan terapeutik
dengan mengunakan keterampilan
interpersonal secara efektif
b. Membangun kerja tim dalam
pemberian asuhan

7 Mampu mengembangkan 1. Menerapkan perkembangan ilmu dan


professionalisme secara terus tehnologi dibidang keperawatan dan
menerus atau belajar sepanjang hayat kesehatan
2. Memanfaatkan hasil penelitian atau
fakta yang valid (valid evidence) untuk
peningkatan kualitas asuhan
keperawatan

8 Mempunyai kemampuan Rehabilitasi 1. Mencegah dan mengurangi kecacatan


Nursing dan ketidakmampuan klien

9 Mampu berperan sebagai perawat 1. Mengintegrasikan ilmu-ilmu keIslaman


yang Islami ke dalam ilmu kesehatan dan
keperawatan
2. Bertindak serasi dengan ajaran Islam
melalui sikap akhlakul karimah dalam
memberikan asuhan keperawatan dan
kehidupan sehari-hari

10 Mampu memberikan asuhan 1. Berperilaku yang mencerminkan nilai


keperawatan yang mengintegrasikan positif perawat Indonesia yang sabar,
nilai-nilai positif perawat Indonesia ramah, rajin, senyum, team work, jujur,
saling menghormati, dan peduli dengan
dengan pendekatan peka budaya
memperhatikan budaya-budaya
dilingkungan sekitar.

5
3 Sasaran Pembelajaran Akhir

Sasaran Pembelajaran Akhir


Melalui modul keperawatan keluarga dan komunitas yang dijalani selama 20 hari, Bila
dihadapkan data-data masalah keperawatan sekunder yang terdapat di keluarga maupun
komunitas maka mahasiswa tersebut dapat menafsirkan, menjelaskan, merangkaikan atau
mengkaitkan teori – teori keperawatan untuk dapat mengelola klien di keluarga dan warga
di komunitas.

Sasaran Pembelajaran Penunjang


Setelah menyelesaikan modul keperawatan keluarga dan komunitas 2, mahasiswa
diharapkan mampu :
1. Bila dihadapkan dengan masalah-masalah dimasyarakat mahasiswa mampu
a. Menjelaskan konsep komunitas dan keperawatan komunitas
b. Menjelaskan tentang konsep masyarakat dalam Islam
c. Mengidentifikasi indicator komunitas yang sehat dari berbagai komponen
d. Mengidentifikasi area kerja dan peran perawat komunitas
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan komunitas
f. Mampu mengaplikasikan proses keperawatan komunitas pada masalah komunitas
yang diberikan
g. Merencanakan promosi kesehatan dan risk-reduction
2. Bila dihadapkan dengan masalah-masalah di daerah khusus mahasiswa mampu
a. Mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan didaerah pedesaan, perkotaan,
area kumuh, daerah pegunungan, daerah pesisir
b. Membuat asuhan keperawatan komunitas untuk di daerah-daerah khusus.
3. Bila dihadapkan pada masalah-masalah bencana mahasiswa mampu
a. Mengidentifasi strategi-strategi pencegahan bencana dan simulasi bencana
b. Merencanakan pendidikan tentang pencegahan bencana dan simulasi bencana
c. Membuat rencana rehabilitasi paska bencana bidang kesehatan
4. Bila dihadapkan dengan pengelolaan pelayanan kesehatan primer mahasiswa mampu
a. Menjelaskan pengertian Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

6
b. Menjelaskan tata pamong di Puskesmas
c. Menjelaskan tentang manajemen data di Puskesmas
d. Menjelaskan tentang program-progam kerja Puskesmas
e. Menjelaskan tentang peran perawat di Puskesmas
5. Bila dihadapkan dengan usaha-usaha pemberdayaan masyarakat mahasiswa mampu
a. Mengidentifikasi jenis-jenis upaya kesehatan berbasis masyarakat
b. Mengelola Posyandu
- Menjelaskan peran posyandu
- Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan posyandu
- Merancang tata kelola posyandu
- Melakukan role play kegiatan posyandu
c. Mengelola Posbindu
- Menjelaskan peran posbindu
- Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan posbindu
- Merancang tata kelola posbindu
- Melakukan role play kegiatan posbindu
d. Mengelola Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
- Menjelaskan peran UKS
- Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan UKS
- Merancang tata kelola UKS
- Melakukan role play kegiatan UKS
e. Menyiapkan desa siaga
f. Merencanakan kesehatan pesantren
6. Bila dihadapkan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah mahasiswa mampu
a. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah bidang kesehatan,
keperawatan dan keperawatan komunitas
b. Mengidentifikasi konsekuensi kebijakan-kebijakan pemerintah bidang kesehatan,
keperawatan dan keperawatan komunitas terhadap praktek keperawatan
komunitas
c. Mengidentifikasi konsekuensi peraturan/kebijakan/undang-undang pemerintah
terhadap kesehatan masyarakat
7. Bila dihadapkan dengan masalah etik di keperawatan mahasiswa mampu

7
a. Mengidentifikasi masalah-masalah etik dan yang berpotensi menjadi masalah
etik di komunitas
b. Membuat rekomendasi penyelesaian masalah etik dengan memperhatikan
prinsip-prinsip penyelesaian masalah etik
8. Bila dihadapkan dengan masalah penyakit kronik, mahasiswa mampu
a. Mengidentifikasi penyakit kronik yang umum dimasyarakat Tangerang Selatan
b. Menginisiasi self-help group untuk penyakit kronik
c. Merencanakan self-care management untuk penderita dan keluarga dengan
penyakit kronik
d. Mengidentifikasi manajemen pengobatan penyakit kronik dan gejala-gejala yang
yang didelegasikan untuk perawat
e. Melakukan kalkulasi kebutuhan kalori untuk penderita diabetes
9. Bila dihadapkan dengan kebutuhan media pembelajaran mahasiswa mampu membuat
media pendidikan yang inovatif, kreatif, dan komunikatif (*** video, boneka kreatif, alat-
alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan)
10. Bila dihadapkan terhadap kebutuhan yang mendukung aktifitas yang sehat, mahasiswa
mampu
a. Melakukan role play pendidikan kesehatan dan diseminasi informasi kesehatan
untuk komunitas
b. Merencanakan pembangunan kapasitas (capacity building) untuk pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan

8
4 Lingkup Bahasan dan
Narasumber

Metode pembelajaran yang dipergunakan pada modul keperawatan komunitas dan


keluarga adalah pengajaran aktif mandiri (student-centered). Kegiatan belajar mengajar
terdiri dari kuliah, interaktif, kegiatan praktikum, kegiatan mandiri dan presentasi individu.

A. Kuliah & Diskusi Kelompok

Kuliah Topik Kuliah Lingkup Bahasan Waktu Narasumber


ke- (menit)

1 Pengenalan - Sejarah keperawatan 100 Ns. Uswatun


modul komunitas di Indonesia dan
Sejarah luar negeri
keperawatan
komunitas
2 Konsep - Konsep komunitas 100 Ns. Uswatun
komunitas, - Komunitas dalam islam
komunitas - Keperawatan komunitas
dalam perspektif - Indikator komunitas yang
Islam , sehat
keperawatan
komunitas,
indicator
komunitas yang
sehat
3 Keperawatan - Mengidentifasi strategi- 100 Ns. Uswatun
komunitas strategi pencegahan bencana
tentang bencana dan simulasi bencana
- Merencanakan pendidikan
tentang pencegahan bencana
dan simulasi bencana
- Membuat rencana
rehabilitasi paska bencana
bidang kesehatan

9
4 Penyakit Kronik - Manajemen penyakit kronik 100 Ns. Uswatun
di masyarakat
5 Asuhan - Pengkajian 100 Ns. Uswatun
Keperawatan - Analisa Data
Komunitas - Diagnosa keperawatan
- NIC dan NOC
-
-
6 UKS dan - Definisi UKS & Poskestren 100 Jamaluddin,
Kesehatan - Peran dan fungsi UKS & M.Kep.
pesantren Poskestren Peran masyarakat
terhadap UKS & Poskestren
- Menejemen UKS &
Poskestren
- Pelayanan UKS & Poskestren
7 Kompetensi dan - Membangun kepercayaan 100 Jamaluddin,
strategi dan partnership dgn M.Kep.
Implementasi masyarakat
perawatan - Mobilisasi komunitas dan
kesehatan partisipasi komunitas
komunitas - Praktek kolaboratif
- Manajemen forum untuk
membangun
kebijakan/persetujuan dalam
pelayanan kesehatan
masyarakat
- Outcome-oriented
manajemen
8 Konsep etik & - Mengidentifikasi masalah- 100 Jamaluddin,
standard masalah etik dan yang S.Kp.
praktek berpotensi menjadi masalah
keperawatan etik di komunitas
komunitas - Alur dan pertimbangan
didalam membuat
penyelesaian masalah-
masalah etik di komunitas
- Prinsip-prinsip penyelesaian
masalah etik
- Standar praktek keperawatan
komunitas
9 Promosi - Promosi kesehatan 100 Waras BU
kesehatan dan - Konsep tentang risk reduction
risk reduction

10
10 Evaluasi promosi - Waras BU
Kesehatan
11 Posyandu - Definisi Posyandu 100 Ns. Dwi
- Peran dan fungsi posyandu
- Peran masyarakat terhadap
posyandu
- Menejemen posyandu
- Pelayanan posyandu
12 Posbindu - Definisi Posbindu 100 Ns. Dwi
- Peran dan fungsi posbindu
- Peran masyarakat terhadap
posbindu
- Menejemen posbindu
- Pelayanan posbindu
13 Manajemen - Menjelaskan pengertian 100 Entin, SKM
pengelolaan Pusat Kesehatan Masyarakat
pelayanan (Puskesmas)
kesehatan - Menjelaskan tata pamong di
primer Puskesmas
- Menjelaskan tentang
manajemen data di
Puskesmas
14 Program Pokok - Menjelaskan tentang 100 Entin, SKM
Puskesmas dan program-progam kerja
Perkesmas Puskesmas
(Perawat - Menjelaskan tentang peran
Kesehatan perawat di Puskesmas
Masyarakat) -
15 Self-help group - Definisi self-help group 200 Ns. Dwi
dan nursing - Peran dan fungsi self-help Setyowati
center group
- Menginisiasi self-help group
- Definisi nursing center
- Peran dan fungsi nursing
center
- Menginisiasi nursing center
16 Desa Siaga - Definisi desa siaga 100 Ns. Dwi
- Kepengurusan desa siaga Setyowati
- Penyiapan tenaga kesehatan
- Kriteria desa siaga
- Kegiatan poskesdes
17 Kebijakan dan - Konsekuensi 100 Karyadi
Kesehatan peraturan/kebijakan/undang- Ph.D

11
udang terhadap kesehatan
masayarakat
- Peran perawat sebagai
individu, organisasi profesi
dalam mempengaruhi
kebijakan publik
17 Kebijakan - Undang- 100 Ph.D
pemerintah undang/peraturan/kebijakan
bidang pemerintah bidang kesehatan
kesehatan, dan keperawatan komunitas
keperawatan - Pengaruh kebijakan terhadap
dan praktek keperawatan
keperawatan komunitas
komunitas - Peraturan dan kebijakan
tentang perawat kesehatan
masyarakat (perkesmas)

Topik Diskusi Kelompok

1. Proses keperawatan Komunitas


2. Disaster
3. Manajemen penyakit kronik di masyarakat

Topik Praktikum
1. Kartu menuju sehat balita, anak usia sekolah dan lanjut usia
2. Mini community assessment: 1) kesehatan kantin, warteg, pedagang keliling, 2) survey
tentang perilaku sehat karyawan, 3) survey tentang keluhan-keluhan kesehatan satpam
UIN, 4) survey tentang pola makan dan tingkah laku kesehatan lainnya mahasiswa FKIK
(4 prodi), 5) survey kesehatan pasar tradisional
3. Role play kegiatan posyandu
4. Role play posbindu lansia
5. Role play posbindu PTM
6. Role play UKS
7. Role play pendidikan kesehatan bencana dan simulasi latihan bencana
1. Media Kesehatan 1: video ttg kesehatan..maksimal durasi 5 menit.
2. Media Kesehatan 2: poster, boneka, flipchart, book story about health

12
13
JADWAL KEGIATAN
Minggu I
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
23 Okto 24 Okt0 25 Okt 26 Okt 27 Okt
08.00-09.00 Discovery Learning Praktek Kuliah 3 Praktek
09.00-10.00
10.00-11.00 Pemaparan Modul Penjelasan Praktek Kuliah 2 Kuliah 4 Praktek
11.00-12.00
12.00-13.00 Ishoma Ishoma Ishoma Ishoma Ishoma
13.00-14.00 Kuliah 1 Praktek Praktek Kuliah 5 DK 1-1
14.00-14.40
14.40-15.00 Mandiri
15.00-16.00

Minggu II
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
30 Okt 31 Okt I Nov 2 Nov 3 Nov
08.00-09.00 Kuliah 6 Praktek Kuliah 8 Kuliah 10 Ujian 1
09.00-10.00
10.00-11.00 Kuliah 7 Praktek Kuliah 9 Kuliah 11 praktek
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00 Praktek praktek DK 1-2 dl DK 2-1
14.00-14.40
14.40-15.00
15.00-16.00

14
Minggu III
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
6 Nov 7 Nov 8 Nov 9 Nov 10 Nov
08.00-09.00 Kuliah 12 Kuliah 14 Presentasi Role Presentasi video &
09.00-10.00 Play Media
10.00-11.00 Pleno 2 Kuliah 13 Kuliah 15 Presentasi Role Presentasi video &
11.00-12.00 Play Media
12.00-13.00
13.00-14.00 Mandiri Mandiri DK 2-2 Presentasi Role DK3-1
14.00-14.40 Play
14.40-15.00
15.00-16.00

Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat


13 Nov 14 Nov 15 Nov 16 Nov 17 Nov
08.00-09.00 Praktek Paktek Pleno Ujian Modul Evaluasi Modul
09.00-10.00
10.00-11.00 Kuliah 16 Kuliah 17 Pleno Ujian Modul Evaluasi Modul
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00 Praktek Mandiri DK-3-2 Evaluasi Modul
14.00-14.40
14.40-15.00
15.00-16.00

15
16
3 Metode Pembelajaran

Pada modul ini ada beberapa tehnik belajar yang akan digunakan, yaitu:
1. Kuliah
2. Diskusi Kelompok
3. Praktikum/Skills Laboratorium
4. Belajar Mandiri
5. Presentasi
6. Penugasan

Adapun penjelasan dari setiap kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:


1. Kuliah
Kuliah adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan secara klasikal atau kelompok besar.
Dimana mahasiswa berperan sebagai penerima ilmu dan dosen berperan sebagai
pentransfer ilmu. Didalam perkuliahan selain dosen memberikan ceramah, dosen juga akan
memberikan Tanya jawab kepada mahasiswa atau sharing informasi yang didapatkan.

2. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok (DK) adalah sistem pembelajaran dengan diskusi. Adapun kelompok
dalam diskusi kelompok ini adalah kelompok kecil yang berjumlah 10-15 mahasiswa
dengan 1 orang fasilitator. Dosen ini disini berperan tidak sebagai pemberi/pentransfer ilmu
tetapi lebih berperan mengawasi, membimbing serta menfasilitasi jalannya diskusi agar
dapat mencari minimal learning objective yang diharapkan.

Di dalam DK mahasiswa akan mendapatkan kasus/scenario yang kemudian harus dibahas


oleh semua anggota kelompok DK. Didalam pembahasan kasus tersebut akan digunakan
7 langkah diskusi yang dikenal dengan 7 jumps step, yang akan dijelaskan lebih lanjut
dalam bab petunjuk diskusi kelompok.

3. Praktikum/Skills Laboratorium

17
Praktikum atau skills lab adalah kegiatan yang akan membimbing kompetensi yang
utamanya adalah kompetensi motorik mahasiswa dengan didukung oleh kompetensi
kognitif dan afektif yang baik. Lokasi kegiatan praktikum disesuaikan dengan jenis
kompetensi yang diharapkan.

4. Belajar Mandiri
Belajar mandiri adalah mahasiswa mempelajari sesuai secara mandiri, tidak tergantung
kepada dosen. Belajar mandiri dapat dilaksanakan secara individual maupun secara
berkelompok tergantung keinginan mahasiswa. Di dalam belajar mandiri mahasiswa dapat
memanfaatkan fasilitas yang ada di FKIK seperti perpustakaan, internet servis ataupun hot
sport area.

5. Presentasi
Presetasi adalah kegiatan mempresentasikan hasil tugas yang diberikan oleh dosen
dihadapan mahasiswa lain dan dosen yang bersangkutan.

6. Penugasan
Penugasan adalah tugas-tugas yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa yang
sifatnya wajib dikerjakan dan diberikan sebagai penunjang dalam rangka mencapai
kompetensi tertentu yang akan dicapai.

PETUNJUK DISKUSI KELOMPOK


Dalam kegiatan DK mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok
terdiri dari 10-15 orang mahasiswa dan dibimbing oleh seorang fasilitator. Dalam DK perlu
ditunjuk satu (1) orang sebagai ketua diskusi dan 2 orang sebagai sekertaris (1 sekertaris
duduk, dan 1 sekertaris papan. Ketua diskusi dan sekertaris ditunjuk secara bergiliran untuk
setia scenario/kasus agar semua mahasiswa mempunyai kesempatan berlatih sebagai
pemimpin dalam diskusi.
Sebelum diskusi dimulai, fasilitator akan membuka diskusi dan berkenalan dengan
mahasiswa dan antara sesama mahahasiswa. Setelah itu fasilitator menyampaikan aturan
main dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu sekertaris memimpin

18
diskusi dengan menggunakan 7 langkah atau seven jumps step untuk mendiskusikan
masalah yang ada dalam scenario.
Adapun 7 jumps step adalah sebagai berikut:
1. Mengklarifikasi istilah atau konsep
2. Menetapkan permasalahan
3. Menganalisis masalah
4. Menarik kesimpulan dari langkah 3
5. Menetapkan tujuan belajar
6. Belajar mandiri (mengumpulkan informasi tambahan)
7. Mensintesis/menguji informasi baru

Sedangkan penjelasakan dari setiap tahap diatas adalah:


1. Mengklarifikasi istilah atau konsep
Istilah-istilah dalam scenario yang belum jelas atau menyebabkan timbulnya banyak
interpretasi perlu ditulis dan diklarifikasi lebih dahulu dengan bantuan kamus umum, kamus
keperawatan, kamus kedokteran ataupun dengan fasilator.
2. Menetapkan permasalahan
Masalah-masalah yang ada dalam scenario diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas.
3. Menganalisis masalah
Masalah-masalah yang sudah ditetapkan dianalisa dengan brainstrorming. Pada langkah
ini setiap angora kelompok dapat mengemukakan penjelasan tentative, mekanisme,
hubungan sebab akibat, dll tentang permasalahan.
4. Menarik kesimpulan dari langkah 3
Disimpulkan masalah-masalah yang sudah dianalisa pada langkah 3
5. Menetapkan tujuan belajar
Pengetahuan atau informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan
dirumuskan dan disusun secara sistematis sebagai tujuan belajar atau tujuan instruksional
khusus (TIK).
6. Belajar mandiri (mengumpulkan informasi tambahan)
Kebutuhan pengetahuan yang ditetapkan sebagai tujuan belajar untuk memecahkan
masalah dicari dalam bentuk belajar mandiri melalui akses informasi baik melalui internet,
jurnal, perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar.
7. Mensintesis/menguji informasi baru

19
Mensintesis, mengevaluasi dan menguji informasi baru hasil belajar menadiri setiap
anggota kelompok.
Setiap kasus/scenario akan diselesaikan dalam 2 kali pertemuan. Langkah 1 sd 5
dilaksanakan pada pertemuan 1, langkah 6 dilakukan diantara pertemuan 1 dan 2.
Sedangkan langkah 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua. Fasilitator akan mengarahkan
diskusi dan membantu mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa harus
memberikan penjelasan atau kuliah mini.
Dalam diskusi kelompok, tujuan instruksional umum atau TIU dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan tujuan belajar. Ketua diskusi memimpin diskusi dengan
memberi kesempatan setiap anggota kelompok untuk dapat menyampaikan ide dan
pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota kelompok yang mendominasi diskusi serta
memancing anggota kelompok yang pasif selama proses diskusi. Ketua dapat mengakhiri
brainstorming bila dirasa sudah cukup dan memeriksa sekertaris apakah semua hal penting
sudah ditulis. Ketua diskusi dibantu sekertaris bertugas menulis hasil diskusi dalam white
board atau flipchart.
Dalam diskusi diskusi kelompok perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim
keterbukaan dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapat
tanpa kawatir apakah pendapatnya dianggap salah, remeh, dan tidak bermutu oleh teman
lain, karena dalam diskusi kelompok yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa
berproses memecahkan masalah dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya.
Proses diskusi kelompok menuntut mahasiswa agar aktif dalam mencari informasi atau
belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan akses
informasi baik melalui internet (jurnal ilmiah terbaru), perpustakaan (text book dan laporan
penelitian), kuliah dan konsultasi pakar.

20
5 Evaluasi Proses Modul

Proses penyelengaraan modul perlu dievaluasi untuk menjaga penjaminan mutu kegiatan
belajar mengajar di PSIK FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada akhir modul,
mahasiswa akan diberi kesempatan melakukan penilaian terhadap pelaksanaan modul dan
peran staf pengajar baik sebagai tutor DK, narasumber maupun praktikum. Lembar evaluasi
yang telah diisi oleh mahasiswa akan diolah oleh divisi evaluasi Nursing Education Unit
(NEU) sebagai masukan bagi prodi sehingga kualitas mutu kegiatan belajar mengajar dapat
terjaga.

Evaluasi modul dibagi menjadi evaluasi program dan proses yang meliputi :
1. Evaluasi program : 75% mahasiswa lulus dengan nilai minimal B
2. Evaluasi proses program :
a. Semua kegiatan berlangsung sesuai waktu dan rencana
b. Perubahan jadwal, waktu dan kegiatan tidak lebih dari 10%
c. Setiap kegiatan dihadiri minimal 90% mahasiswa, tutor DK, narasumber.

Panduan Pembuatan Nilai Modul


1. Acuan pembobotan nilai Modul dengan diskusi kelompok dan praktikum / skill lab (A)
a. Formatif sebesar 30% yang meliputi :
1. Assignment (5%)
Assignment bisa berupa: kuis sebelum DK pertemuan ke 2, dan penugasan lainnya.
2. Diskusi kelompok (20%)
Diskusi kelompok meliputi : Logbok (termasuk konsep map) sebesar 5% dan Aktifitas
diskusi + profesionalisme sebesar 15%
3. Pleno (5%)
b. UTS sebesar 30% yang meliputi :
1. Pre & post test dan praklinik (jika ada) 5%)
2. Laporan praktikum (5%)
3. Ujian praktikum / skill lab (20%)
c. UAS sebesar 40% yang meliputi ::
a. Uji tulis 1 sebesar 20% yang dilaksanakan pada waktu UTS dan Uji tulis
2 sebesar 20% yang dilaksanakan pada waktu UAS
2. Acuan pembobotan nilai Modul diskusi kelompok non praktikum / skill lab (B)

21
a. Formatif (40%)
1) Assigment sebesar 10%.
Assignment bisa berupa: kuis sebelum DK pertemuan ke 2, dan penugasan lainnya.
2) Diskusi kelompok sebesar 25% yang berisi
 Logbok (5%) yang beisi konsep map dan aktifitas dan profesionalisme.
 Aktifitas diskusi + profesionalisme (20%)
3) Pleno (5%)
b. UTS (30%)
c. UAS (30%)
Materi UTS dan UAS bobotnya sama dengan topik yang berbeda.

22
Kartu menuju sehat

Tujuan Pembelajaran

a. Menjelaskan definisi KMS


b. Menjelaskan manfaat KMS
c. Menjelaskan cara pengisian KMS
d. Menjelaskan cara interpretasi data KMS
e. Mampu mengisi KMS

Pertanyaan Minimal Mahasiswa


a. Apa itu KMS?
b. Apakah KMS hanya untuk balita?
c. Apa kegunaan KMS?
d. Apakah KMS bisa digunakan sebagai alat deteksi dini?

Daftar Keterampilan di Komunitas

a. Membaca KMS
b. Interpretasi KMS
c. Mengisi KMS

1. Deskripsi Keterampilan
KMS – Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb:
 Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan
 Semua kolam isian diisi dengan benar
 Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat
 Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita
 Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan
 Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan tindakan
yang sesuai

23
 Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai ditimbang
dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS
 KMS-Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter

BAGAIMANA CARA MEMANTAU PERTUMBUHAN BALITA?

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang , hasil penimbangan
dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan
bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak
tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya
akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya.
Balita Naik berat badannya bila :
 Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna, atau
 Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya.

Balita Tidak naik berat badannya bila :


 Garis pertumbuhan-nya turun, atau
 Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau
 Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.
 Garis pertumbuhan naik tetapi kenaikan berat badan tidak mencapai standar
kenaikan berat bergantung usia yang telah ditetapkan

Berat badan balita di bawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami
gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk
ke Puskesmas/Rumah Sakit.

Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita mengalami
gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit.

Balita tumbuh baik bila : Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau
pindah ke pita warna di atasnya.

BAGAIMANA CARA MENGISI KMS-BALITA

Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam KMS balita
terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang identitas anak, imunisasi,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi infeksi/infestasi cacing/ISPA/Anemia/TBC

24
paru/penyakit lain, pemberian ASI-eksklusif, MP-ASI, pemberian makanan anak dan
rujukan ke puskesmas.

Agar KMS-Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut pelayanan kesehatan dan gizi
secara tepat, maka KMS harus diisi secara benar dengan mempertimbangkan beberapa
masalah yang sering timbul, yaitu :

1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak


2. Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir
3. Kesulitan menimbang
4. Kesalahan menempatkan titik berat badan pada grafik
5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan
6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak
7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif

Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi KMS, setiap petugas puskesmas diharapkan
dapat mempelajari secara seksama petunjuk pengisian KMS.

PENGISIAN KMS-BALITA

A. PADA PENIMBANGAN PERTAMA


Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang
berkaitan dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan Langkah
pertama, Langkah kedua, dan Langkah ketiga.

Langkah pertama : Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran


Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan
nomor registrasi yang ada di posyandu.

Langkah kedua : Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS-Balita
1. Kolom “posyandu” diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar
2. Kolom “Tnggal pendaftaran” diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar pertama
kali.
3. Kolom “Nama anak” diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS
4. Kolom “Laki-laki” diisi tanda √ apabila anak tersebut laki-laki dan demikian pula bila
perempuan
5. Kolom “anak yang ke” diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga (termasuk
anak yang meninggal).
6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahu lahir anak.
7. Kolom “Berat Badan Lahir” diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat
dilahirkan, dalam satuan gram. “Berat Badan Lahir” ini kemudian dicantumkan
dalam grafik KMS pada bulan “0”.

25
8. Kolom “Nama ayah” dan Nama Ibu” beserta pekerjaannya diisi nama dan
pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.
9. Kolom “alamat” diisi alamat anak menetap.

Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir


Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah semua kolom
bulan secaraberurutan. Misalnya :
Bulan lahir anak Agustus 2000, maka cantumkan bulan Agustus 2000 di kolom tersebut.
Kemudian isi semua kolom bulan September 2000, Oktober 2000, dan seterusnya.
Langkah keempat : Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS-Balita
Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak (sesuai
dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan).

Contoh :
Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali
ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat garis.

Langkah kelima : Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya


Catat jiga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mempengaruhi kesehatannya,
pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bualan bersangkutan.
Misal :
 Anak tidak mau makan
 Anak sakit panas
 Anak diare
 Anak diberi nasi tim
 Ibu meninggal
 Ayah di-PHK
 Anak dikirim ke Puskesmas

Langkah keenam : mengisi kolom pemberian imunisasi


Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan

Langkah ketujuh : mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi


Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencacat tanggal pemberian kapsul vitamin A
yang diberikan kepada bayi 6-11 bulan ( warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna
merah) pada setiap bulan februari dan Agustus.

Langkah kedelapan : menisi kolom periode pemberian ASI ekslusif


 Kolom-kolom ini terdapat di bawah kolom-kolom nama bulan 0,1,2,3,4,5,6
 Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 3 bulan ,maka kolom 0, 1, 2 dan 3 diisi
E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 6 diisi dengan tanda kurang (-), karena anak
sudah mulai diberi makan bubur tim lumat.

26
B. PADA PENIMBANGAN KEDUA DAN SETERUSNYA
 Lakukan langkah keempat
Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu
dalam betuk garis lurus
Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya lebih dari satu
bulan, maka titk berat badan bualan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan
sebelumnya.

 Lakukan langkah kelima


Catat jiga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai bulan ybs
 Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam.
 Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul viatamin A (februari atau Agustus),
maka jika anak diberi kapsul vitamin A, lakukan langkah ketujuh.
 Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkah kedelapan.

BAGAIMANA MELAKUKAN TINDAKAN BERDASARKAN CATATAN DALAM KMS-


BALITA?

Berdasarkan catatan hasil penimbangan,perkembangan,serta keadaan kesehatan anak


dalam KMS-balita, kader/petugas kesehatan dapat melkukan konseling atau dialog dengan
ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta membantu ibu dalam memecahkan maslah
pertumbuhan anaknya. Konseling tersebut dilakukan setelah mencacat hasil penimbangan
anak pada KMS-Balita.

Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehtan dapat menggali secara mendalam


tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan ini, sesuai dengan arah
grafik.

Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah:
 Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang
baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi seimbang
 Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak menurun
karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau sebab lain yang perlu
digali dari ibu.

Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan grafik
pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya tentang kedaan
kesehtan anaknya.

27
Setiap anak Balita yang datang ke Posyandu/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya harus
ditimbang berat badannya. Selanjutnya hasil penimbangan tersebut dicatat dalam KMS-
Balita, dan membuat garis pertumbuhannya (jika bulan lalu juga ditimbang).
Dengan membandingkan berat badan bulan ini dengan bulan lalu dapat diketahui hasil
penimbangan saat ini garis pertumbuhan naik, tidak naik atau di bawah garis merah
(BGM).

Setelah diketahui hasil penimbangan anak tersebut, dilakukan tindakan sebagai berikut :
1. Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar meneruskan cara
pemberian makanan kepada anaknya, namun dianjurkan agar makan lebih banyak lagi
karena anak akan terus tumbuh dan diupayakan berat badannya bulan depan naik lagi.
2. Jika garis pertumbuhan tidak naik :
a. Timbangan tidak naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan penyakitnya,
kemudian berikan nasehat makanannya. Berikan motivasi agar bulan depan naik
BB nya.
b. Timbangan tidak naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan penyakitnya,
kemudian berikan nasehat makanannya. Apabila anak kelihatan sakit segera dikirim
ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain.
c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan
kesetan lain.
3. Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus segera dirujuk ke
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain
a. Jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-Pemulihan).

28
b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana Gizi Buruk dan obati jika ada
penyakit penyerta.

APA NASEHAT MAKANAN BAYI DAN ANAK


SESUAI HASIL PENIMBANGAN

Konseling tentang nasehta makanan bayi dan anak dibedakan menurut umur anak, yaitu 0-
6 bulan, 6-8 bulan, 8-12 bulan, 12-24 bulan, 24 bulan ke atas.

BAYI UMUR 0-6 BULAN

A. Berat Badan Bayi Naik

 Beri pujian kepada ibu


 Berikan ASI sesuai keingina bayi,paling sedikit 8 kali sehari,pagi,siang maupun
malam
 Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.

B. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1t)

 Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit,atau telah terjadi
sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu
 Tanyakan kemungkinan hambatan pemberian ASI. Beri nasehat sesuai masalah ibu
 Berikan ASI kepada bayi setiap hari 3-5 kali lebih sering dari biasanya
 Tiap hari ibu perlu makan 1-2 piring makanan sehat lebih banyak dibanding sebelum
hamil dan menyusui, serta minum 3 kali 2 gelas air putuh disamping jumlah yang
biasa diminum sehari-hari
 Apabila ada jamu yang manjur untuk melancarkan ASI, anjurkan ibu meminumnya

C. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2t)

 Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan


 Kalau belum,tanyakan apa yang menjadi hambatannya dan beri naehat sesuai
masalahnya.ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.
 Kalu sudah beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring lebih banyak dari biasanya
 Jika ada penyakit konsultasikan ke petugas kesehtan/puskesmas

D. Berat bedan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3t)

29
 Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya
 Rujuklah ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk pemeriksaan
lebih lanjut

E. Bayi di bawah garis merah (Bgm)

 Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya


 Tulis surat pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehtan anaknya ke
puskesmas/rumah sakit.

BAGAIMANA NASEHAT MENGENAI


PERKEMBANGAN ANAK?

1. Gambar-gambar anak di atas grafik pertumbuhan menunjukan sebagian kemampuan


perkembangan yang harus dicapai semua anak pada rentang umur yang ada (misalnya
“pada umur 3-6 bulan bulan anak dapat mengangkat kepala dengan tegak,pada posisi
telungkup).

2. Yang harus dianjurkan oleh perugas oleh kesehatan kepada ibu balita ialah sebagai
berikut :
a. Umum
Ibu yang baik adalah ibu yang :
 Merasa percaya diri sebagai ibu
 Peka dan selalu menanggapi perilaku anak dalam kata-kata dan perasaan
 Menyediakan alat mainan sesuai umur dan menyempatkan diri bermain dengan
anaknya
 Memeperkenalkan lingkungan hidup (orang dan barang) kepada anaknya.

b. Khusus
 Bila umur anak yang sesuai kemampuan (seperti gambar) pada KMS, ibu harus
diberi tahu agar melatih anaknya melakukan kemampuan tersebut.
 Bila umumnya sudah lewat (misalnya pada umur 6 bulan belum dapat
mengangkat kepala) ibu harus membawa anaknya ke puskesmas.

Pendidikan Kesehatan..ayo kita giatkan

30
Scenario:
Ns. Nurul dan tim menemukan masalah bahwa 70% ibu-ibu di Perumahan
Mutiara belum paham tentang tumbuh kembang anak dan apa yang bisa
mereka lakukan agar tumbuh kembang anak bisa optimal
Minimal questions
1. Apa peran pendidikan massa dalam promosi dan proteksi kesehatan
2. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi pendidikan kesehatan
3. Bagaimanakah tahap-tahap pendidikan kesehatan
4. Bagaimanakah melakukan pendidikan kesehatan massa dengan baik

A. Pendahuluan
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang dituntut
dari tenaga keperawatan, karena merupakan salah satu peranan yang
harus dilaksanakan dalam setiap memberikan asuhan keperawatan dimana
saja ia bertugas, apakah itu terhadap individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Pendidikan kesehatan kepada klien dapat dilakukan
di berbagai setting, diantaranya dirumah klien, ditempat dimana
masyarakat berkumpul, puskesmas, klinik, dan rumah sakit.

B. Definisi
Azrul Anwar memberikan definisi bahwa pendidikan kesehatan adalah
kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu,
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan Pender (2001) menilai
bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu usaha mendidik klien agar
mampu merawat dirinya sendiri. Untuk itu perawat harus membuat suatu
program pengajaran yang mempunyai level pencegahan yang dibutuhkan
oleh klien.
Tiga level pencegahan tersebut yaitu: primer, sekunder, dan
tertier. Idealnya, perawat berfokus pada pengajaran tingkat primer.
Jika perawat dapat mengapai banyak orang pada level ini, diharapkan
hal tersebut akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta
menurunkan angka kecacatan. Banyak orang mengalami kecacatan yang

31
sebenarnya dapat dicegah jika tingkah laku pencegahan primer mereka
lakukan dan dilaksanakan dalam kehidupannya sehari-hari. Pencegahan
tingkat primer tidak dapat dilaksanakan untuk semua kasus, akan
tetapi tentu saja pencegahan sekunder dan tertier masih dapat
dilaksanakan.

C. Sasaran Penyuluhan Kesehatan


Sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat, sehingga diharapkan kelompok tersebut dapat
memahami, menghayati, dan mengaplikasikan cara-cara hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa faktor harus mempengaruhi
penyuluhan kesehatan:
1. Tingkat pendidikan
2. Tingkat sosial ekonomi
3. Adat istiadat
4. Kepercayaan masyarakat
5. Ketersediaan waktu dari masyarakat

D. Prinsip Pengajaran
Belajar dan mengajar adalah suatu proses. Tanpa belajar, mengajar
akan tidak ada artinya. Disini pengajar dan siswa mempunyai kewajiban
dalam proses tersebut. Mengajar kesehatan komunitas berarti
mempengaruhi dan memotivasi peserta didik. Untuk melakukan ini
perawat harus memahami prinsip dasar dan seni mengajar dan
menggunakan material ataupun alat peraga yang tepat agar proses
belajar dapat berjalan maksimal.
Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan keperawatan
dari individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, sehingga materi
dapat dirasakan langsung manfaatnya.

Materi sebaiknya disampaikan dengan:

32
1. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat, dalam
bahasa keseharian dan tidak menggunakan term yang terlalu sulit
untuk dipahami.
2. Materi disampaikan dengan cara atau strategi agar sasaran mudah
paham.
3. Penggunaan alat peraga perlu diperhatikan untuk mempermudah
pemahaman dan menarik perhatiaan sasaran.
4. Materi atau pesan disampaikan merupakan kebutuhan sasaran
dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.

D. Kesiapan klien
Kesiapan klien mempengaruhi keefektifan pengajaran. Dua hal yang
harus diperhatikan dalam kesiapan klien; yaitu kesiapan emosional
dan background pendidikan klien. Kesiapan emosional yaitu suatu
keadaan dari penerima untuk belajar dan kesiapan pengalaman,
pengetahuan pelajar dan pemahamannya. Seperti telah disebutkan
diatas bahwa latar belakang pendidikan mempengaruhi kesiapan
belajar, maka jika mengajarkan sesuatu kepada audien dengan latar
belakang pendidikan SD atau SMP, maka material harus dipresentasikan
dengan sederhana, lebih aplikatif dan dalam bahasa yang dapat
dimengerti oleh mereka.

E. Persepsi klien
Persepsi klien mempengaruhi proses belajar. Persepsi individu
membantu dalam mengintepretasi dan memahami arti tentang sesuatu.
Variabel ini termasuk nilai, pengalaman masa lalu, budaya, agama,
dan kepribadian, tingkat perkembangan, pendidikan dan tingkat
ekonomi.

F. Partisipasi klien
Tingkat partisipasi dalam proses pendidikan secara langsung
dipengaruhi oleh jumlah yang dipelajari. Sebagai contoh, seorang
perawat yang bekerja dengan sebuah grup klien yang hampir pensiun.

33
Sesudah berbicara dengan klien tentang perubahan setelah pensiun
yang akan dihadapi, akan tetapi perawat mendapatkan sedikit respon
dari mereka dan wajah audien mulai berubah, perawat kemudian mengubah
cara pembelajaran yang digunakan agar partisipasi dalam belajar
dapat ditingkatkan.

G. Relevansi topik
Pemberian pendidikan kesehatan dengan topik yang relevan dan
berhubungan dengan apa yang dibutuhkan klien akan sangat
mempengaruhi penyerapan belajar klien. Klien akan lebih menyerap
ilmu yang didapat dan mengaplikasikannya karena sesuai dengan tujuan
klien.

H. Kepuasan klien
Klien harus mempunyai kepuasan dalam proses belajar sehingga dapat
mempertahankan motivasi. Hambatan, frustasi, dan kegagalan yang
menyertai seseorang dalam belajar. Contohnya banyak orang stroke
menyerah untuk melakukan latihan karena tidak ada kemajuan dalam
kesehatannya.

I. Aplikasi klien
Belajar akan diperkuat dengan aplikasi. Klien membutuhkan banyak
kesempatan untuk dapat mengaplikasikan apa yang telah dipelajarinya
pada kehidupan sehari-hari. Salah satu kesempatan tersebut muncul
ketika proses-belajar, klien akan mencoba pengetahuan barunya dan
ketrampilannya dibawah pengawasan.

H. Proses Pengajaran
Proses pengajaran pada keperawatan komunitas mengikuti proses yang
serupa dengan proses keperawatan:
1. Interaksi awal
2. Pengkajian
3. Penentuan tujuan dan objektive
4. Perencanaan

34
5. Pengajaran
6. Evaluasi
Interaksi awal
Komunikasi resiprokal harus terjadi antar klien dan perawat. Hal ini
penting dalam proses hubungan. Perawat harus menggunakan tehnik
bertanya dan mendengarkan yang baik sehingga dapat menentukan
kebutuhan pembelajaran klien dan tingkat kesiapan klien.

Pengkajian
Pengidentifikasian kebutuhan pembelajaran klein adalah suatu
perjuangan bagi klien. Knowles mendiskripsikan bahwa kebutuhan
pendidikan adalah gab antara apa yang orang ketahui dan apa yang
mereka butuhkan untuk diketahui agar dapat berfungsi dengan efektif.
Untuk mengetahu apa yang ingin diketahui orang dapat dicari dengan
beberapa cara, diantaranya yaitu dengan survey, interview, forum
terbuka, dan atau menyertakan beberapa perwakilan dalam menentukan
kebutuhan belajar.

Penentuan tujuan
Dalam hal ini tujuan pembelajaran ditentukan dengan memperhatikan
hasil pengkajian yang didapat dari kegiatan sebelumnya.
Perencanaan
Dari tujuan yang telah ditegakkan kemudia dibuat rencana kegiatan
yang dilakukan agar tujuan dapat tercapai. Perencanaan ini termasuk
juga menentukan metode pengajaran yang akan dilakukan, tempat,
waktu, serta media pendukung serta alat peraga yang dibutuhkan agar
proses belajar dapat memberikan hasil maksimal kepada peserta didik.

Pengajaran
Pengajaran ini merupakan implementasi dari rencana yang telah
dibuat.

Evaluasi

35
Evaluasi dibuat untuk melihat efektifitas pengajaran yang dilakukan.
Evaluasi ini dapat berupa evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses yaitu evaluasi selama kegiatan belajar berlangsung.
Sedang evaluasi hasil adalah akhir dari kegiatan.

I. Material pembelajaran
Ada banyak macam material pembelajaran yang dapat digunakan oleh
perawat. Dan semuanya digunakan secara kombinasi dan sangat berguna
selama proses pembelajaran. Material dalam bentuk visual: gambar,
slide, poster, chalkboard, flanner board, videotape, bulletin,
flash card, pamphlets, flyer, chart, dan gesture. Beberapa alat
seperti tape, compact disk dapat memberikan stimulus pendengaran.
J. Metoda Pengajaran
Metoda yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya yang dapat
mengembangkan komunikasi dua arah antara penyuluh dan peserta didik.

Metode didaktik
Pada metoda didaktik yang aktif adalah orang yang melakukan
penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak
diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam mengemukakan pendapatnya
atau mengajukan pertanyaan apa pun. Metode ceramah yang bersifat
satu arah adalah:
1. Secara langsung
a. ceramah
2. Secara tidak langsung
a. Poster; b. Media cetak (majalah, buletin, surat kabar); media
elektronik (radio, televisi).
Metode sokratik
Pada metode ini sasaran diberikan kesempatan mengemukakan pendapat,
sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar-mengajar, dengan
demikian terbinalah komunikasi dua arah antara yang menyampaikan
pesan disatu pihak dengan yang menerima pesan dilain pihak (two way
method). Yang termasuk dalam metode ini adalah:
1. Langsung

36
a. diskusi; b. Curah pendapat; c. Demonstrasi; d. Simulasi; e.
bermain peran;
f. Sosiodrama; g. Seminar; h. Simposium; i. Studi kasus; j. Dsb.
2. Tidak langsung
a. penyuluhan kesehatan melalui telepon; satelit komunikasi

Ceramah
Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu
ide, pengertian, atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasarn
sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.
Ciri:
1. Ada sekelompok sasaran yang telah dipersiapkan
2. Ada ide,pengertian dan pesan tentang kesehatan yang disampaikan
3. Tidak ada kesempatan bertanya bagi sasaran, bila jumlahnya
snagat terbatas
4. Mempergunakan alat peraga untuk mempermudah pengertian
Keuntungan:
1. Banyak orang yang dapat mendengarkan atau memperoleh
pengetahuan dibidang kesehatan
2. Dapat diterima oleh sasaran yang tidak dapat membaca
3. Mudah dilaksanakan
4. Mudah mempersiapkannya
5. Mudah mengorganisasi

Kerugian:
1. Tidak memberikan kesempatan kepada sasaran untuk
berpartisipasi secara aktif
2. Cepat membosankan bila ceramah kurang menarik
3. Pesan yang disampaikan mudah dilupakan
4. Diberikan hanya satu kali saja
5. Sering timbul pengertian lain bila sasaran kurang memperhatikan

Diskusi Kelompok

37
Diskusi kelompok adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah
dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta
dengan pemimpin diskusi yang telah ditunjuk
Ciri-ciri:
1. Saling mengemukakan pendapat diantara sasaran
2. Dapat membuat topik yang dibicarakan menjadi menarik
3. Membantu peserta untuk mengemukakan pendapat
4. Dapat mengenal dan mengolah masalah yang terkandung dalam topik
5. Menciptakan situasi informal
6. Adanya pendapat dari orang-orang yang tidak suka berbicara
Keuntungan:
1. Memberikan kemungkinan untuk mengemukakan pendapar antar
peserta
2. Dapat memperluas pandangan antar peserta
3. Dapat mengahyati kepemimpinan bersama dan membantu
mengembangkan kepemimpinan kelompok

Kerugian:
1. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar
2. Peserta dapat informasi yang terbatas
3. Membutuhkan pimpinan diskusi yang trampil
4. Diskusi dapat menyimpang dari topik yang dibicarakan
5. Mungkin dapat dikuasai oelh orang-orang yang pintar berbicara
Curah pendapat
Curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap
anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang
terpikirkan oleh maisng-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-
pendapat tadi dilakukan kemudian.
Ciri-ciri:
1. Dapat membangkitkan fikiran yang kreatif
2. Merangsang partisipasi peserta
3. Dapat membangkitkan pendapat-pendapat baru
4. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kelompok
Keuntungan:

38
1. Dapat memperoleh pendapat baru
2. Merangsang setiap anggota untuk berperan serta secara aktif
3. Dapat menghasilkan reaksi berantai dalam pendapat
4. Tidak menyita banyak waktu
5. Dapat dipakai dalam kelompok besar atau kecil
6. Tidak memerlukan pimpinan yang terlalu formal
Kerugian:
1. Mudah dilepas dari kontrol
2. Harus dilanjutkan dengan evaluasi jika diharapkan efektif
3. Mungkin sulit membuat peserta tahu bahwa segala pendapat dapat
diterima
4. Peseta cenderung untuk mengadakan evaluasi segera setelah suatu
pendapat diajukan

Panel
Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan didepan pengunjung
atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih
panelis dengan seorang pemimpin.
Ciri-ciri:
1. Adanya pendapat dari peserta yang berbeda-beda
2. Adanya panelis dan pimpinan diskusi
3. Adanya topik pembicaraan yang telah ditetapkan sebelumnya
4. Moderator mengatur jalannya diskusi
Keuntungan:
1. Dapat membangkitkan pikiran peserta
2. Panelis dapat mengemukakan pandangan yang berbeda terhadap
topik pembicaraan
3. Dapat memanfaatkan ornag-orang yang memenuhi syarat dan
menguasai permasalahan dengan baik
4. Mendorong analisa peserta tentang topik pembicaraan
5. Peserta memperoleh hasil dari berbagai pemikiran dari para
panelis tentang topik pembicaraan
Kerugian:
1. Mudah diseret diluar topik pembicaraan

39
2. Kemungkinan panelis berbicara terlalu banyak
3. Tidak mungkin semua peserta dapat mengambil bagian
4. Cenderung untuk menjadi serial pidato pendek
5. Dapat memecahkan peserta ketika mereka cenderung terhadap
panelis tertentu
6. Membutuhkan waktu dan persiapan yang cukup lama

Demonstrasi
Demontrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide, dan
prosedur tentang suatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti
untuk memperlihatkan bagaimana cara melakukan suatu tindakan, adegan
dengan menggunakan alat peraga. Metoda ini digunakan terhadap
kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

Ciri-ciri:
1. Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana prosedur untuk
membuat sesuatu
2. Dapat meyakinkan peserta bahwa mereka dapat melakukannya
3. Dapat meningkatkan minat sasaran untuk belajar
Keuntungan:
1. Dapat memberikan ketrampilan tertentu kepada kelompok sasaran
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa
yang lebih terbatas
3. Membantu sasaran untuk memahami dengan jelas jalannya suatu
proses prosedur yang dilakukan
Kerugian
1. Jika alat peraga terlalu kecil dan sedikit akan mempengaruhi
proses belajar
2. Jika waktu yang disediakan terbatas akan menyulitkan peserta
didik untuk mempraktekan demonstrasi.

Seminar
Suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu
masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

40
Ciri-ciri:
1. Memberikan kesempatan diskusi kepada para pesertanya
2. Menstimulasi partisipasi anggota kelompok secara aktif
Keuntungan
1. Hasilnya dapat dimanfaatkan, karena hasilnya dilaporkan dalam
bentuk tertulis
2. Dapat mempelajari topik-topik secara mendalam
3. Menyajikan bahan-bahan dan keterangan baru
4. Memungkinkan terjadinya observasi bebas
Kerugian:
1. Jika peserta dan pertanyaan banyak, akan sulit bagi pembicara
menjawab semua pertanyaan

Scenario:
Ns. Imam akan memberikan pendiidkan kesehatan terkait
TBC, Ns. Iman sedang merencanakan alat peraga yang sesuai.
Pendidikan kesehatan ini akan diberikan kepada para orang
tua yang kebanyakan bisa membaca dan menulis.

Tujuan Praktikum:
5. Mahasiswa memahami peran alat peraga dalam pendidikan

41
6. Mahasiswa memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat alat peraga

7. Mahasiswa dapat membuat alat peraga

A. Pendahuluan
Ada banyak media yang dapat dibuat untuk meningkatkan kesuksesan
dari suatu program. Media tersebut dapat berupa poster, leaflet,
spanduk, slide projector, dan film. Media pengantar ini diperlukan
untuk meningkatkan perhatian dari audien. Seperti dikemukakan oleh
Jack Dove bahwa pengetahuan itu diserap melalui 5 indra yaitu:
penglihatan 75%, pendengaran 13%, sentuhan 6%, penciuman 3%, dan
perasa 3%.

B. Alat peraga
Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengiriman pesan ke penerima pesan sehingga
dapat menerangkan fikiran, perasaan, perhatian, dan minat sasaran
sedemikian rupa sehingga terjadi pemahaman, pengertian, dan
penghayatan dari apa yang diterangkan.

C. Tujuan Alat Peraga


1. Sebagai alat bantu dalam penyuluhan

2. Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah yang


dijelaskan

3. Untuk mengingatkan tentang suatu pesan/informasi

4. Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, dan tindakan

5. Membuat penyajian materi ceramah lebih sistematis

D. Kegunaan Alat Peraga


1. Dapat menumbuhkan minat terhadap kelompok sasaran

42
2. Membantu kelompok sasaran untuk mengerti lebih baik

3. Membantu kelompok sasaran untuk mengingat lebih baik

4. Membantu kelompok sasaran untuk meneruskan apa yang diperoleh


kepada orang lain

5. Membantu kelompok sasaran untuk menambah atau membina sikap


baru

6. Membantu kelompok sasaran untuk melaksanakan apa yang telah


dipelajari

7. Dapat membantu hambatan bahasa

8. Dapat mencapai sasaran yang lebih baik

9. Membantu kelompok sasaran untuk belajar lebih banyak dan lebih


cepat

E. Ciri-ciri alat peraga


1. Merupakan suatu alat yang dapat diraba, lihat, didengar, dan
dapat diamati melalui pancaindra

2. Tekanan utamanya terletak pada benda atau hal-hal yang dapat


dilihat dan didengar

3. Digunakan dalam rangka hubungan komunikasi dalam penceramah

4. Merupakan media pendidikan yang dapat digunakan dalam


penyuluhan kesehatan masyarakat

5. Sebagai alat tehnis yang erat kaitannya dengan metode


penyuluhan yang diberikan

F. Ciri-ciri Alat Peraga Sederhana


1. Pembuatannya mudah

43
2. Dibuat dari bahan setempat

3. Mencerminkan kehidupan, kepercayaan, dan kebiasaan setempat

4. Masyarakat melihatnya sebagai penggambaran keadaan


lingkungannya sendiri

5. Ditulis dan digambar secara sederhana dan menggunakan bahasa


dan gambar yang mudah dimengerti oleh masyarakat setempat

6. Memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat setempat

7. Masyarakat melihatnya sebagai milik mereka, tumbuh dari mereka


dan dimanfaatkan oleh mereka sendiri

G. Macam-macam Alat Peraga


Macam-macam alat peraga yang sering digunakan dalam penyuluhan
kesehatan adalah:
1. Papan pengumuman

2. Over Head Projector (OHP)

3. Kertas Plip Chart dan penyangganya

4. Poster

5. Flash card

6. Mode

7. Leaflet

8. Film

9. Slide Projector

10. Video film

11. Bahan-bahan asli: bahan makanan, sayuran, oralit dan


sebagainya

44
Berikut ini akan dijelaskan beberapa alat peraga yang sering
digunakan dalam penyuluhan kesehatan masyarakat.

Papan Pengumuman
Definisi: Papan pengumuman yang berukuran besar yang dapat dipasang
di Puskesmas, rumah sakt, balai desa atau kantor kecamatan untuk
menempelkan informasi kesehatan, biasanya berukuran 90 X 129 CM
Papan pengumuman tersebut dapat menempelkan gambar-gambar yang
mengandung informasi kesehatan, tulisan-tulisan tentang prosedur
pelayanan kesehatan dan sebagainya. Cara penggunaan:
1. Papan pengumuman ditempelkan didinding yang mudah dilihat oleh
pengunjung, cukup penerangan, dan sinar sehingga mudah dibaca

2. Gambar-gambar dan tulisan-tulisan mengandung informasi


kesehatan, perawatan, prosedur pelayanan, pengobatan, dan
dipasang dalam jangka waktu periode tertentu

3. Dapat juga memuat foto-foto peristiwa yang dianggap perlu


diketahui pengunjung

4. Poster, chart yang memuat selebaran kesehatan dapat ditempelkan


dipapan pengumuman

Keuntungan
1. Dapat dibuat sendiri sesuai dengan keinginan

2. Dapat merangsang pengunjung untuk membacanya bila pemasangan


tepat

3. Menghemat waktu dan mengarahkan pembaca untuk membaca nformasi


yang disajikan sesuai dengan urutan

4. Dapat mengajak pembaca untuk mengetahui sesuatu program


kesehatan atau informasi yang dianggap perlu seperti prosedur
pembuatan larutan gula garam, akses dan sebagainya

5. Sebagai salah satu cara untuk mengingat kembali tentang sesuatu


yang telah diinformasikan

45
Poster
Fungsi poster
Herbers M. Baus menyajikan ilustrasi sebagai berikut”
Upaya untuk membangkitkan perhatian (attention arousing) dapat
diibaratkan upaya memancarkan cahaya untuk dapat dilihat oleh orang
banyak”. Poster diantaranya harus menarik perhatian, sehingga massa
akan tertarik kepadanya. Dalam ilmu komunikasi poster merupakan
media nirmassa (non-massa media) karena komunikan, dalam menerima
pesan dari poster, tidak secara serempak (simultaneous) seperti
halnya surat kabar (yang berjumlah jutaan), radio, televisi, dan
film.
Tujuan pemasangan poster adalah untuk memikat khalayak
sebanyak-banyaknya. Untuk pencapaian tujuan tersebut, sudah tentu
poster harus dipasang ditempat strategis.

Tehnik membuat poster yang komunikatif


Yang dimaksud dengan poster komunikatif disini yaitu poster yang
memikat perhatian, menarik minat, dan menimbulkan kesan, sehingga
menimbulkan efek pada public. Seperti dijelaskan sebelumnya, efek
komunikasi mempunyai kadar yang berbeda. Ada efek kognitif yang
bersangkutan dengan pemikiran dan penalaran; public akan mempunyai
pesan yang merangsangnya melalui poster tersebut. Ada efek afektif,
public merasa tersentuh hatinya oleh pesan tersebut: bangga, kagum,
penasaran, atau bahkan merasa takut bisa pesan tersebut bersifat
fear arousing, misalnya peringatan bagi mereka yang suka mengebut
dijalan atau suka merokok. Ada pula efek konatif yakni dampak yang
timbul pada publik dalam bentuk perilaku, kegiatan, tindakan atau
lainnya yang bersifat jasmaniah, misalnya memeriksakan kehamilan
sesuai anjuran, menghentikan kebiasaan minum alcohol, membawa
anaknya untuk imunisasi, dan lainnya.
Komunikatif tidaknya sebuah poster ditentukan oleh berbagai faktor,
yakni:
- bentuk

46
- Warna

- Ilustrasi

- Bahasa

- Huruf

Faktor bentuk
Faktor bentuk mempunyai pengertian yang luas, tidak hanya
berkisar pada bentuk persegi, bundar, lonjong, dan sebagainya,
tetapi juga termasuk ukuran dan bahan.
Ada banyak bahan yang bisa digunakan dalam pembuatan poster
ini, dari bahan yang sangat mahal sampai bahan yang bersifat murah
tetapi tetap saja berguna untuk menarik perhatian khalayak. Contoh
bahan yaitu dari aluminium, seng, atau juga kayu, karton, dan kertas.
Umumnya poster berbentuk persegi panjang; hanya kadang-kadang
saja berbentuk trapezium, bundar, atau lonjong. Dari bentuk-bentuk
itu dapat dibuat berbagai variasi. Poster ada dua bentuk: bentuk
hidup dan diam. Bentuk diam adalah poster yang tidak bergerak dan
mungkin hanya berupa tulisan atau gambar yang tidak bisa dianimasi.
Sedangkan poster hidup atau bergerak yaitu adanya gerakan berubah-
ubah pada poster baik huruf maupun ilustrsinya dan umumnya poster
hidup diatur secara elektris.
Faktor warna
Bagi media poster warna merupakan factor penting, karena
menjadi pemikat perhatian khalayak. Tanpa warna sebuah poster akan
tampak polos, dalam arti kata tidak mengandung sesuatu yang
merangsang.
Warna apakah yang dapat menarik perhatian khalayak? Warna
poster harus kontras dengan pemandangan yang melatarbelakanginya,
misalya jika suatu poster akan dipasang didinding puskesmas dan
warna catnya putih, maka poster dengan warna senada akan tampak
kurang menarik perhatian dibandingkan dengan poster dengan warna
kontras.

47
Faktor Ilustrasi
Sesuatu yang indah, lucu, atau aneh, adalah hal-hal yang dapat
memikat perhatian khalayak. Jadi untuk membina daya tarik pada
poster, maka unsure-unsur tadi dapat dikombinasikan secara tepat
sesuai dengan tujuan pembuatan poster dan dimunculkan dalam poster
yang akan diproduksinya.
Contoh dari poster yaitu adanya gambar manusia yang berupa organ
mana s25 Okto aja yang rusak akibat kebiasaan merokok. Poster tadi
ditambah tulisan, “Inilah diri anda….”

Faktor bahasa
“Asi membuat anak anda cerdas dan kuat”, demikian kalimat singkat
pada poster tentang promosi agar ibu menyusui para anaknya dengan
air susu ibu.
Kalimat yang singkat dan komunikatif itu merupakan pesan yang
menimbulkan kesan pada publik. Pada media komunikasi seperti poster,
gambar ilustrasi dapat berganti-ganti, tetapi kalimat yang sama
tetap sehingga publik menjadi terbiasa. Dalam tehnik propragan
terdapat apa yang dinamakan frapper, frapper toujours, yang berarti
canangkan, dan canangkan selalu. Contohnya “3M” yaitu mengguras,
menimbun, dan membersihkan. Meskipun demikian, dalam penerangan
tehnik tersebut harus dijaga agar tidak sampai pada titik kulminasi,
dalam arti kata public menjadi jenuh dan bosan. Karena itu, seperti
dikatakan diatas, pada waktu-waktu tertentu harus diadakan
perubahan. Dalam contoh poster ASI eklusif, bisa saja kalimatnya
sama akan tetapi gambarnya diubah-ubah. Kalau dulu biasanya
digambarkan ibu dengan kebaya, untuk masa sekarang ini mungkin ibu
dengan memakai baju yang banyak dikenakan orang sekarang akan lebih
terekam, atau ibu dengan baju kantoran, sehingga ibu-ibu yang bekerja
diluar rumah pun mempunyai motivasi untuk menyusui anaknya. Untuk
poster kalimatnya harus singkat, tepat dan ampuh, sehingga orang
yang lari pun dapat membacanya, seperti diucapkan oleh John W.
Crawford.

48
Faktor huruf
Telah dijelaskan bahwa poster harus mampu memikat perhatian
khalayak dan dapat dibaca dalam sekilas pandang. Kalau mereka yang
lalu lalang hanya tertarik oleh ilustrsinya saja, tetapi tidak dapat
mencerna makna dari kata-kata yang sebenarnya merupakan factor
sentral dari poster maka media tersebut tidak komunikatif.
Jelaslah bahwa huruf-huruf yang secara berderet mengungkapkan makna
kata-kata yang sebenarnya merupakan suatu pesan, amat penting, lebih
penting dari pada ilustrasi betapa pun meriahnya.
Seperti dikatakan John W. Crawford, orang yang lari pun harus
dapat membaca. Karena itu huruf-huruf yang ditulis harus sederhana
tak perlu indah berbunga- berukuran relative besar dengan warna
mencolok. Poster harus bagus, sedang pesan hendaknya singkat dan
jelas.

Cara Penggunaan
1. Poster sebaiknya ditempel diruang tunggu puskesmas atau ruang
pemeriksaan secara menarik

2. Dapat digunakan untuk alat Bantu dalam memberikan penyuluhan


kesehatan

3. Dapat digunakan untuk bahan diskusi kelompok dalam suatu


kesempatan tertentu

Keuntungan
1. Dapat diproduksi dalam jumlah besar

2. Dapat disebarluaskan ke pelosok-pelosok wilayah yang terpencil

3. Dengan gambar yang menarik dapat menarik orang untuk melihat


dan membacanya

4. Dapat ditempelkan ditempat umum dimana orang sering berkumpul

Leaflet

49
Definisi
selembar kertas yang berisi tulisan cetak ulang tentang sesuatu
masalah khusunya untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu.
Penggunaan
1. Dapat ditempel dipapan pengumuman puskesmas, rumah sakit, atau
tempat-tempat lain yang mudah untuk dilihat oleh masyarakat
umum

2. Dapat diberikan kepada sasaran setelah selesai penyuluhan


kesehatan

Bentuk Leaflet
1. Tulisan terdiri dari 200-400 huruf dengan tulisan cetak yang
seringkali diselingi dengan gambar

2. Harus dapat dibaca sekali pandang

3. Ukuran biasanya 20-30 cm

4. Dapat berupa leaflet tentang DHF, penanggulangan diare,


imunisasi, dan sebagainya.

Keuntungan
1. Dapat disimpan lama, bila lupa dibaca lagi

2. Dapat dipakai sebagai bahan rujukan

3. Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain

4. Jika perlu dapat dicetak ulang

5. Dapat dipakai sebagai bahan diskusi untuk kesempatan berbeda

Kerugian
1. Bila cetakannya kurang menarik orang segan menyimpannya

2. Kebanyakan ornag enggan membacanya, apabila hurufnya terlalu


kecil dan susunannya kurang menarik

50
3. Tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak dapat membaca

Flash Card
Definisi
Adalah beberapa kertas/kartu dengan kira-kira 25 x 30 cm yang berisi
suatu masalah atau program tertentu. Biasanya tulisan terletak
dibalik gambar yang ada pada gambar depan.

Cara penggunaan
1. Sejumlah kartu yang telah disimpan secara berurutan dipegang
dengan halaman gambar dihadapkan kepada sekelompok sasaran

2. Pada saat gambar diperlihatkan, teks atau kalimat yang ada


dibelakangnya dibacakan dan diterangkan atau mempermudah
pengertian sasaran

3. Dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan di Puskesmas, rumah


sakit, rumah bersalin dan sebagainya

Keuntungan
1. Dapat dibawa kemana-mana

2. Dapat digunakan untuk bahan penyuluhan

3. Dapat membantu penyuluh yang kurang mampu bicara karena ada


materi/tulisan yang ada di halaman belakang.

4. Jika gambarnya menarik dapat menarik perhatian sasaran untuk


memperhatikan dan mendengarkannya secara tekun.

Plip Chart
Definisi
Adalah beberapa chart yang telah disusun secara berurutan dan berisi
tulisan dengan gambar-gambar yang telah disatukan dengan ikatan atau
ring spiral pada bagian pinggi sisi atas. Biasanya jumlah chart

51
lebih dari 12 gambar, berukuran poster lebih besar atau lebih kecil.
Dan biasanya memakai kertas tebal.

CHECK LIST MEDIA PERAGA

No Detail
0 1 2
1 Bentuk
- Bentuk cukup besar sehingga dapat memuat pesan yang
akan disampaikannya.
2 - Kreatifitas bentuk poster
Warna
3 - Warna cukup mencolok sehingga menarik perhatian orang
Ilustrasi
- Terdapat ilustrasi yang sesuai dengan pesan yang akan
4 disampaikan
- Ilustrasi disampaikan sehingga menarik perhatian
Bahasa
5 - Bahasa sesuai dengan pesan yang akan disampaikan
- Bahasa singkat, tepat, mudah diingat dan menarik
Huruf
- Pemilihan bentuk tulisan menarik
- Warna tulisan mencolok sehingga dapat dilihat dengan
jelas diantara ilustrasi disekitarnya

Nama Mahasiswa :...........................................


Nim :...........................................
Nilai :..........................................
Instruktur :..........................................

52

Anda mungkin juga menyukai