Abstrak
Penggunaan Debt Collector pada perusahaan pembiayaan konsumen tidak dilarang asal
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan tidak melanggar norma serta aturan
yang ada. Akan tetapi pada prakteknya, para debt collector sering tidak beretika ketika
menarik kendaraan milik debitur yang menunggak. Karena tugas mereka hanyalah menagih
hutang bukan untuk menakuti, menyiksa apalagi berbuat yg sampai menghilangkan nyawa
orang lain. Oleh karena itu, masyarakat agar mematuhi kontrak yang sudah dibuat kepada
satu perusahaan pembiayaan konsumen dan pada debt collector agar tidak bertindak
melanggar hukum dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Pendahuluan
Pada era globalisasi sekarang ini, digunakan masyarakat ada dua jenis, yaitu
masyarakat berkembang sangat cepat. Batas- sepeda motor dan mobil. Sepeda motor
batas ataupun jarak di dunia sudah tidak memiliki harga yang relatif lebih murah
berpengaruh dengan adanya teknologi internet. daripada mobil, akan tetapi kemampuan
Dalam segi ekonomi juga mengalami muatannya juga lebih sedikit dibandngkan
perkembangan yang sangat cepat dan juga dengan mobil, yang daya angkutmnya lebih
menuntut kecepatan mobilitas bagi masyarakat besar dan banyak. Untuk sebagian masyarakat
yang terlibat di dalamnya. 1 Salah satu hal harga sepeda motor sulit dijangkau apabila
yang mendukung kecepatan dalam mobilitas dibeli dengan cara tunai atau kontan.
masyarakat adalah kendaraan bermotor. Kebutuhan mobilitas yang mendesak
Secara umum jenis kendaraan bermotor yang masyarakat agar lebih cepat, menuntut
masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi
1
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan,
Jakarta : Sinar Grafika, 2008, hlm.99 dan di lain pihak, dealer kendaraan
menginginkan agar produknya terjual kepada bisnis. Munculnya berbagai bentuk bisnis
masyarakat agar mendapat keuntungan. tersebut tentu membawa suatu konsekuensi
Inovasi produk kendaraan bermotor logis terhadap dunia hukum, maka diperlukan
dari waktu ke waktu telah mengalami pranata hukum yang memadai untuk mengatur
kemajuan yang sangat pesat. Para produsen suatu bisnis di suatu negara, demi terciptanya
sepeda motor berlomba-lomba menciptakan kepastian dan perlindungan hukum bagi para
inovasi produk terbaru sepeda motor dengan pihak yang terlibat dalam bisnis ini.
berbagai macam inovasi tebaru serta para Saat ini dalam kehidupan masyarakat
produsen sepeda motor semakin meningkatkan sering terdengar adanya kasus penagihan
kapasitas produksinya. Hal ini juga turut hutang terhadap debitur oleh kreditur dengan
dipengaruhi oleh gencarnya iklan produk memakai penagih hutang (debt collector)
sepeda motor baru dari para produsen yang dalam menagih hutang dengan cara paksaan.
dibuat sedemikian menarik minat masyarakat Penunggak yang tidak mampu melunasi
untuk membelinya. tagihannya, penagih hutang (debt collector)
Gencarnya penawaran produk sepeda yang diperintah oleh lembaga pembiayaan
motor mengakibatkan tingginya minat terhadap kredit yang bermasalah akan
masyarakat untuk membeli sepeda motor. Hal mengambil sejumlah barang baik bergerak
ini juga didukung dengan kemudahan yang maupun tidak bergerak sebagai jaminan.
ditawarkan oleh para produsen dalam menarik Apabila penunggak telah melunasinya, maka
minat pembeli, pembeli tidak harus membayar jaminan itu akan dikembalikan, namun bila
lunas pembelian sepeda motor, namun bisa tidak dilunasi tentu saja barang itu akan
juga dengan cara mencicil setiap bulannya lenyap. Selain itu juga tidak jarang penagih
(kredit) hingga jangka waktu tertentu. Para hutang melakukannya dengan menggunakan
produsen sepeda motor bekerja sama dengan ancaman dan kekerasan.
leasing atau lembaga pembiayaan. Leasing Maraknya jasa Debt Collector ini
atau lembaga pembiayaan Adira Finance, FIF, diakui atau tidak sebenarnya tidak dapat
WOM, BAF, Suzuki Finance, Sasana Artha dipisahkan dari trend suka berhutang dari
Finance, CS Finance, Summit Finance, dan sebagian masyarakat. Hal ini turut dipengaruhi
lain sebagainya yang umumnya bekerja sama oleh gencarnya iklan produk baru dari para
dengan produsen (dealer) sepada motor produsen dan juga kemudahan untuk
dimana pada tahap selanjutnya leasing atau memilikinya melalui fasilitas kredit yang
lembaga pembiayaan tersebut yang akan ditawarkan penjual (retailer) yang
membiayai pembeliaan kendaraan sepeda bekerjasama dengan bank atau lembaga
motor konsumen. pembiayaan lainnya. Iming-Iming discount,
Terobosan yang dilakukan oleh pelaku bebas uang muka dan bunga cicilan yang
bisnis dalam pengembangan usaha tersebut ringan seringkali berhasil memikat hati calon
telah melahirkan berbagai bentuk format konsumen untuk membeli terlepas apakah
mereka benar-benar membutuhkannya atau konsumen yang mengalami gagal bayar atau
sekadar untuk memuaskan hasrat berbelanja kredit macet. Terkait dengan adanya kasus
belaka. Konsumen yang tidak bisa kredit macet yang menyebabkan debitur
membedakan antara kebutuhan dan keinginan wanprestasi, perusahaan pembiayaan
seringkali terjebak dengan tuntutan untuk konsumen bertindak mengirimkan surat
membeli produk-produk baru dan larut dalam peringatan (somasi) beberapa kali pada pihak
pola hidup mengikuti trend pasar. Celakanya, debitur. Namun apabila surat peringatan
karena uang di tangan tidak mencukupi, tersebut dihiraukan oleh debitur, maka
mereka pun memilih berhutang atau perusahaan pembiayaan akan mengambil atau
mengajukan fasilitas kartu kredit. memiliki menyita barang tersebut dengan bantuan Debt
hutang tidak lagi dianggap aib, malah menjadi Collector.
gaya hidup sebagian masyarakat modern. Penggunaan Debt Collector pada
Tentu saja, ini merupakan sebuah gaya hidup perusahaan pembiayaan konsumen tidak
yang menjebak dan dapat menjerat pelakunya dilarang asal dilaksanakan sesuai dengan
sendiri. prosedur yang ditetapkan dan tidak melanggar
Dalam dunia perusahaan finance atau norma serta aturan yang ada. Akan tetapi pada
leasing tidak lepas adanya peran debt prakteknya, para debt collector sering tidak
collector, yang dimana debt collector yaitu beretika ketika menarik kendaraan milik
pihak ketiga yang diperbantukan oleh debitur yang menunggak. Karena tugas mereka
perusahaan finance atau leasing untuk hanyalah menagih hutang bukan untuk
menyelasaikan kredit bermasalah yang tidak menakuti, menyiksa apalagi berbuat yg sampai
2
bisa ditangani oleh kolektor reguler. Debt menghilangkan nyawa orang lain. Oleh karena
collector adalah pihak ketiga yang itu, masyarakat agar mematuhi kontrak yang
menghubungkan antara kreditur dan debitur sudah dibuat kepada satu perusahaan
dalam hal penagihan kredit, Penagihan pembiayaan konsumen dan pada debt collector
tersebut hanya dapat dilakukan apabila agar tidak bertindak melanggar hukum dalam
kualitas tagihan kredit dimaksud telah melaksanakan tugas-tugasnya.
termasuk dalam kategori kolektibilitas Di tahun 2014 salah satu lembaga
diragukan atau macet, Debt Collector pembiayaan menyatakan bahwa, dalam
bukanlah berstatus sebagai karyawan melakukan perjanjiannya antara lembaga
perusahaan, tetapi pihak diluar perusahaan pembiayaan dengan debitur lebih dari 75%
yang diberi kuasa berupa kontrak kerja untuk mengalami transaksi yang tidak berjalan
bekerja atas nama leasing dalam menangani dengan mulus, sehingga jasa Debt Collector
benar-benar sangat dibutuhkan dalam
2 melancarkan usaha yang telah dikembangkan.
Rudy Haryono Ma., Analisis Debt
Collector (sumber : http.blogspot.com/ 2011/05/ Bahkan sekarang baik melalui media koran
Analisis-penggunaan-Debt-Collector.html) diakses
pada tanggal 6 Desember 2016 maupun televisi masyarakat sering mendengar
maupun melihat kejadian kekerasan yang mereka tempuh dan sulitnya mencari
dilakukan oleh Debt Collector terhadap pekerjaan yang menjadi dasar bagi mereka
debitur dalam mengatasi permasalahan kredit untuk memilih pekerjaan sebagai Debt
macet sepeda motor. Dalam menangani Collector. Kenyataan seperti ini merupakan
permasalahan kredit macet sepeda motor Debt hal-hal yang harus mendapatkan perhatian dan
Collector bekerja secara berkelompok. Di pemikiran untuk mencari solusinnya, karena
dalam satu kelompok terdiri dari empat atau hingga saat ini, di dalam dunia perkreditan
sepuluh orang. Di dalam melakukan pencarian kebanyakan masyarakat tidak memikirkan
sepeda motor Debt Collector melakukan dampak buruk yang akan terjadi akibat
pencarian sepeda motor bermasalah di pinggir kegiatan tersebut, sehingga dibutuhkan
jalan yang banyak dilalui oleh masyarakat atau perlindungan dan kepastian hukum bagi para
tempat-tempat keramaian yang sering nasabah yang akan melakukan kegiatan
dikunjungi masyarakat seperti pasar atau pusat perkreditan, dengan demikian harus
perbelanjaan. diupayakan untuk tetap mencapai
Dalam menjalankan tugasnya, para keseimbangan hukum dalam kondisi tersebut..
penagih utang ini seringkali mengabaikan asas Berdasarkan latar belakang yang telah
kesopanan dan kepatutan, bahkan tidak jarang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
menjurus ke arah premanisme. Pekerjaan beberapa permasalahan, sebagai berikut :
sebagai para penagih hutang (Debt Collector) 1. Apa dasar hukum bagi debt collector
sebenarnya bukan tanpa resiko, karena dalam melakukan tindakan penarikan paksa
menyelesaikan permasalahan kredit macet sepeda motor yang menjadi obyek
mereka tidak memiliki perlindungan hukum
kredit perjanjian leasing ?
dan pengakuan resmi dari pihak lembaga
2. Bagaimanakah bentuk pertanggung
pembiayaan atau leasing. Debt Collector
jawaban debt collector atas tindakan
memilih pekerjaan yang berisiko ini karena
penarikan paksa sepeda motor yang
didasari oleh tuntutan ekonomi. Hal ini
disebabkan rendahnya pendidikan yang
menjadi obyek kredit?
Pembahasan
3 4
Soerjono Soekanto, Inventarisasi Charlles Dulles Marpaung, Pemahaman
Perundang-Undangan Mengenai Leasing, IndoHill Mendasar Atas Usaha Leasing, Jakarta : Integrita
Co, Jakarta, 1986, hlm.4 Press, 1985, hlm.2
a) Pihak yang disebut lessor, yaitu mengabaikan kepastian hukum. Salah satu
pihak yang menyewakan barang, pengaturan dalam perjanjian baku dalam
dapat terdiri dari perusahaan. Pihak pembiayaan konsumen tersebut adalah
penyewa ini disebut juga sebagai terkait pengaturan masalah denda atas
investor. keterlambatan pembayaran angsuran.
b) Pihak yang disebut dengan Pengaturan tentang denda dalam perjanjian
lessee, yaitu pihak yang pembiayaan konsumen pada dasarnya
menikmati barang tersebut dengan diatur dalam ketentuan KUH Perdata
membayar sewa guna usaha yang khususnya menyangkut wanprestasi dalam
mempunyai hak opsi perjanjian.
c) Pihak yang disebut dengan lender Adakalanya suatu perjanjian telah
atau disebut juga debt-holders atau memenuhi syarat-syarat sahnya suatu
loan participants dalam transaksi perjanjian, tidak juga dapat terlaksana
leasing. Mereka umumya terdiri sebagaimana yang telah diperjanjikan.
dari bank, insurance company, Dalam hukum perjanjian, ada dua hal yang
trust dan yayasan. menyebabkan tidak terlaksananya suatu
d) Pihak supplier, yaitu penjual dan perjanjian yaitu : wanprestasi atau ingkar
pemilik barang yang disewakan. janji atau cidera janji dan overmacht.
Supplier ini dapat terdiri dari Wanprestasi (kelalaian atau alpa) yaitu
perusahaan (manufacturer) yang tidak terlaksananya suatu perjanjian karena
berada di dalam negeri atau yang kesalahan atau kelalaian atau cidera
mempunyai kantor pusat di luar janji/ingkar janji dari para pihak, yang
negeri. 5 artinya tidak memenuhi kewajiban yang
Bentuk dari perjanjian pembiayaan telah ditetapkan dalam perjanjian. Jadi
konsumen biasanya dituangkan dalam apabila si berutang (debitur) tidak
perjanjian baku. Bentuk ini dipakai oleh melakukan apa yang telah diperjanjikan,
karena adanya segi positif dari perjanjian maka dikatakan ia melakukan wanprestasi.
baku, yang mampu memenuhi kebutuhan Ada 4 (empat) bentuk wanprestasi
masyarakat yang menghendaki segala (kelalaian atau kealpaan) dari seorang
sesuatunya dilakukan secara praktis, cepat debitur, yang dapat diuraikan sebagai
dan efisien, serta terencana, tanpa berikut :
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi
5
Mangasa Sinurat dan Jane Erawati, Aspek akan dilakukannya;
Hukum Dalam Ekonomi, Medan : Universitas
HKBP Nommensen, 2008, hlm.136
2. Melaksanakan apa yang dijanjikan, KUH Perdata, dalam penerapannya
tetapi tidak sebagaimana yang ditetapkan bahwa kreditur dapat memilih
dijanjikan; alternatif tuntutan sebagai berikut :
3. Melakukan apa yang dijanjikannya 1. Pemenuhan perjanjian
tetapi terlambat; 2. Pemenuhan perjanjian disertai ganti
4. Melakukan sesuatu yang menurut rugi
perjanjian tidak boleh dilakukan. 3. Ganti rugi saja
Dalam hal adanya wanprestasi tentu 4. Pembatalan saja
akan mengakibatkan salah satu pihak 5. Pembatalan perjanjian disertai ganti
menderita kerugian, sebab ada pihak yang rugi.
dirugikan, maka pihak yang menimbulkan Dalam perjanjian pembiayaan
kerugian itu harus bertanggung jawab. Seorang konsumen, ingkar janji atau wanprestasi yang
debitur yang melakukan wanprestasi akan disebabkan oleh kelalaian dari pihak lessee
dikenakan sanksi atau hukuman. Hukuman (debitur) adalah mengenai soal pembayaran
atau akibat-akibat bagi debitur yang telah uang angsuran atau pembayaran lainnya yang
melakukan wanprestasi ada 4 (empat) macam, sudah merupakan kewajiban pihak konsumen
yaitu : sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian
1. Membayar kerugian yang diderita dan juga mengenai dilanggarnya atau tidak
oleh kreditur atau ganti rugi (Pasal dipatuhinya kewajiban ataupun larangan-
1234 KUH Perdata) larangan bagi pihak konsumen seperti yang
2. Pembatalan perjanjian melalui tercantum dalam perjanjian. Dalam
penting, maka perlu dibuktikan di muka kepada pihak debitur (pihak konsumen). Hal
ini dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 1238
hakim. Menurut ketentuan Pasal 1267
KUH Perdata yang berbunyi sebagai berikut : Dalam Pasal 1266 KUH Perdata
“Si berutang adalah lalai apabila ia dengan ditentukan bahwa walaupun syarat batal telah
surat perintah atau dengan suatu akta sejenis dicantumkan dalam suatu persetujuan yang
itu telah dinyatakan lalai atau demi timbal balik dan salah satu pihak tidak
perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan memenuhi kewajibannya namun pemutusan
bahwa siberutang akan harus dianggap lalai suatu perjanjian timbal balik secara sepihak
dengan lewatnya waktu yang ditentukan.”Jadi harus dilakukan dengan putusan hakim. Akan
hal ingkar janji atau wanprestasi /kelalaian tetapi karena Pasal 1266 KUH Perdata itu
atau default oleh pihak konsumen yang hanya bersifat mengatur maka hal tersebut
berutang itu pada pokoknya harus dinyatakan dapat dikesampingkan oleh para pihak. Oleh
dulu secara formal yaitu dengan karena itu dalam perjanjian sebaiknya
memperingatkan yang berutang bahwa dicantumkan suatu klausula yang
kreditur menghendaki pembayaran berkala mengesampingkan berlakunya Pasal 1266
seketika atau jangka waktu pendek yang KUH Perdata tersebut. Demikian halnya dalam
ditentukan. Artinya bahwa kreditur harus pengaturan masalah denda dalam perjanjian
melakukan sommatie atau memberikan surat pembiayaan konsumen.
teguran kepada konsumen selaku debitur. Dalam hubungan ini perlu dijelaskan
Akan tetapi sesuai juga dengan Pasal bahwa pencantuman klausula yang demikian
1238 KUH Perdata tersebut bahwa kewajiban itu belum tentu efektif oleh karena pihak
untuk memberikan pernyataan lalai atau hakim dapat saja memeriksa perkara itu dan
peringatan itu dapat ditiadaakan dengan jalan menolak eksepsi berdasarkan klausula itu.
ditentukan dalam perjanjian bahwa suatu Walaupun demikian pencantuman klausula
wanprestasi yang dilakukan oleh pihak tersebut akan berguna juga, oleh karena
konsumen cukup dibuktikan dengan lewatnya setidak-tidaknya akan memberikan efek
waktu pembayaran angsuran uang sewa atau psikologis pada pihak konsumen untuk
sejak saat dilakukannya tindakan-tindakan menerima suatu penyelesaian diluar
yang dilarang oleh perjanjian tersebut tanpa pengadilan. Dalam hal apabila terjadi
diperlukan suatu pernyataan atau teguran pembatalan secara sepihak dari pihak kreditur
tertulis dari pihak kreditur. Perlu juga akibat kelalaian/default/wanprestasi yang
diketahui bahwa Pasal 1238 KUH perdata dilakukan oleh pihak konsumen maka
tersebut bersifat mengatur (regelend recht). bagaimanakah pelaksanaan hukumnya ? Maka
Selanjutnya juga dapat dilihat ketentuan Pasal dalam hal ini pihak lessor berhak untuk
1365 KUH Perdata yang berbunyi bahwa tiap menagih semua cicilan dan biaya-biaya yang
perbuatan melanggar hukum yang membawa belum lunas terbayar dan menerima
kerugian bagi orang lain mewajibkan orang pengembalian barangnya.
yang karena salahnya menerbitkan kerugian Walaupun sebenarnya dalam
itu mengganti kerugian itu. perjanjian pembiayaan konsumen tidak
diperkenankan untuk memutuskan perjanjian fasilitas sepakatmembayar denda
itu secara sepihak tetapi dikarenakan peristiwa keterlamabatan sebesar 4% (empat persen)
ingkar janji atau wanprestasi oleh konsumen per hari dari jumlah angsuran yang telah
karena pembayaran uang angsuran atau
jatuh tempo tetapi belum dibayar atau
pembayaran lainnya yang merupakan
sebesar Rp.2.000,- perhari mana yang
kewajiban pihak konsumen atau juga
lebih besar dan besarnya denda ini
dilanggarnya kewajiban-kewajiban atau
sewaktu-waktu dapat berubah sesuai
larangan–larangan bagi pihak konsumen
seperti yang tercantum dalam klausula
ketentuan pemberi fasilitas”.
sepeda motor yang menunggak kredit atau Pembatalan perjanjian itu harus dinyatakan
oleh putusan pengadilan. Tanpa adanya
menarik barang-barang di dalam rumah
putusan pengadilan maka tidak ada
karena belum dapat melunasi hutang pada
pembatalan, dan tanpa pembatalan maka
leasing, merupakan perbuatan melanggar
kreditur tidak dapat menarik barang yang telah
hukum. Tindakan penarikan secara paksa
diterima oleh debitur (melalui debt collector-
itu ibaratnya menutup lubang masalah nya). Jikapun kreditur tetap memaksakan diri
dengan masalah yaitu menyelesaikan melakukan penyitaan, maka tindakan tersebut
pelanggaran hukum dengan melanggar merupakan pelanggaran hukum, karena
hukum yang lebih berat. Seorang debitur tindakan penarikan paksa barang oleh kreditur
yang belum mampu membayar lunas dan debt collector-nya adalah pelanggaran
hutangnya (misalnya cicilan kredit sepeda hukum maka tindakan itu dapat berindikasi
motor yang sudah jatuh tempo) adalah suatu tindak pidana pencurian (Pasal 362 KUHP) –
pelanggaran hukum, yaitu melanggar mengambil barang yang sebagian atau
perjanjian. Dalam hal demikian kreditur seluruhnya milik orang lain secara melawan
(leasing) mempunyai hak untuk menarik hukum. Atas pelanggaran hukum tersebut,
barang yang telah diserahkan kepada debitur debitur sepeda motor berhak melaporkannya
(pembeli sepeda motor) dengan alasan kepada polisi. Selain pencurian kreditur dan
wanprestasi. debt collector-nya juga dapat diancam tindak
Atas alasan tersebut biasanya kreditur pidana perbuatan tidak menyenangkan kalau
mengutus debt collector-nya untuk menyita sudah emosional dan menggebrak-gebrak meja
barang–jika tidak berhasil menagih hutang. – dan tentunya kita sudah dapat
Suatu hubungan hutang-piutang antara debitur- membayangkan tindak pidana yang yang lebih
kreditur (penjual dan pembeli, atau penerima kejam lagi jika sang debt collector telah
kredit dan bank) umumnya diawali dengan berlagak menjadi jagoan yang gampang main
perjanjian. Seorang pembeli sepeda motor pukul terhadap debitur.
secara kredit adalah debitur yang melakukan Daripada menggunakan cara-cara
perjanjian jual-beli dengan dealernya sebagai kekerasan tersebut ada baiknya pihak leasing
kreditur. Jika debitur wanprestasi (tidak dalam menyelesaikan permasalahan kredit
melaksanakan kewajibannya melunasi kredit) macet dapat menggunakan beberapa cara
maka berdasarkan alasan syarat batal kreditur sebagai berikut. Dalam hal terjadi perselisihan
dapat membatalkan perjanjian. Dengan ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk
batalnya perjanjian maka kreditur dapat menyelesaikan perselisihan yang timbul dari
menarik kembali barang-barang yang telah kedua belah pihak, yaitu dengan cara sebagai
diserahkannya kepada debitur.
berikut yang diharapkan dapat mencegah belah pihak diluar pengadilan tersebut
premanisme oleh debt collector : hanya berkekuatan sebagai
1. Perdamaian atau negosiasi, arti kata persetujuan kedua belah pihak belaka
damai disini adalah bahwa antara yang apabila tidak ditaati oleh salah
pihak kreditur dengan pihak debitur satu pihak maka masih harus diajukan
atau konsumen mengadakan suatu melalui proses di Pengadilan. Jadi
perdamaia sendiri diluar Pengadilan persoalannya hanya selesai sementara
(non litigasi). Pelaksanaan perdamaian dan sama sekali tidak dijamin bahwa
tersebut tergantung dari kedua pihak suatu saat tidak akan terjadi perselihan
sehingga terjadilah persetujuan dari kembali.
kedua belah pihak agar perselihan ini 2. Pengadilan, apabila upaya
tidak dilanjutkan ke pengadilan. Perlu penyelesaian sengketa melalui upaya
dijelaskan lebih lanjut bahwa non litigasi gagal, para pihak dapat
perdamaian yang dilakukan kedua mengajukan gugatan ke pengadilan.