PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Manfaat dan Keterbatasan dari Perencanaan Strategis
4
d. Alat Untuk Menyejajarkan Manajer Dengan Strategi korporate.
e. Keterbatasan.
5
dari setiap lima tahun atau sebaliknya rencana strategi segera melakukan
keputusan yang telah dibuat. Langkah yang ada dalam rencana strategis
tahunan adalah untuk meninjau dan mempengaruhi rencana strategis yang
disetujui tahun lalu. Pengalaman aktual untuk tahun pertama dari tahun
berjalan dicerminkan dalam laporan akuntansi dan hasil tersebut
diekstrapolasikan untuk memperoleh estimasi terbaik untuk tahun tersebut
secara keseluruhan.
Saat ini para manajer yakin bahwa dengan mengetahui visi dan misi dari
perusahaan maka mereka lebih mudah untuk menentukan arah dan tujuan
organisasi, manfaat lainnya adalah mereka lebih mudah mempersiapkan diri
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi dalam perubahan
lingkungan perusahaan.
6
Ada tiga model dalam pembuatan perencanaan strategis menurut Henry Mintzberg
yaitu :
1. Enterpreneurial
2. Adaptasi
3. Perencana
7
a. Analisa situasi lingkungan dan peluang pasar
b. Mengembangankan sasaran pemasaran
c. Menetapkan strategi pemasaran
d. Menciptakan taktik atau tindakan pelaksnaan
8
Produsen tipe ini akan mendistribusikan hasil produksinya ke
seluruh pelosok agar mudah diperoleh konsumen. Konsep ini merupakan
konsep awal dari produsen untuk menguasai pasar. Konsep ini akan sangat
berhasil jika belum banyak saingan dan konsumen belum memperhatikan
kualitas. Yang paling penting bagi konsumen adalah terpenuhi kebutuhan
dan kepuasannya, masalah “wants” belum diperhatikan.
2) Konsep Produk (product concept)
Pada saat barang masih langka di pasar, maka produsen
memusatkan pembuatannya pada produk saja. Produsen belum
memperhatikan selera konsumen, hanya membuat barang dengan to pleace
one self, hanya menuruti bagaimana selera sendiri. Produsen hanya melihat
cermin dan tidak melihat jendela. Dia hanya melihat kebutuhannya sendiri
saja, tidak melihat selera konsumen.
Kaum produsen menganut konsep ini karena produsen mendasarkan
pemikirannya pada premis-premis berikut :
a. Konsumen akan lebih memperhatikan mutu berbagai barang
sebelum mereka membeli
b.Konsumen mengetahui perbedaan mutu berbagai macam barang
c. Konsumen selalu mencari barang dengan mutu baik
d.Produsen harus menjaga mutu dengan selalu memperhatikan
langganan
9
a. Konsumen cenderung menolak membeli barang yang tidak
penting, karenanya mereka harus didorong untuk membeli.
b. Konsumen dapat dipengaruhi melalui stimulasi untuk membeli
c. Tugas produsen adalah mendorong penjualan
4) Konsep Pemasaran (marketing concept )
Produsen tidak sekedar membuat barang, tidak pula asal
melancarkan promosi. Akan tetapi produsen memusatkan perhatiannya pada
selera konsumen. Produsen memperhatikan needs dan wants. Dalam hal ini
produsen tidak lagi melihat cermin tetapi melihat jendela. Artinya, produsen
selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen atau pelanggan,
karena mereka tidak hanya membutuhkan fisik baranya saja akan tetapi
mereka ingin mengharapkan manfaat barang tersebut (wants). Jika ini dapat
dipuaskan maka kegiatan marketing perusahaan akan mencapai sukses.
Premis yang mendasari konsep pemasaran ini adalah:
a. Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan ke needs dan
wants nya
b. Konsumen dapat kelompokkan berdasarkan needs dan wants nya
c. Tugas organisasi adalah meneliti dan menetapkan segmentasi dan
memilih pasar serta mengembangkan program pemasarannya yang
efektif
5) Konsep pemasaran berwawasan ltern (social concept
responsibility)
Tingkat orientasi pada rasa tanggungjawab social dan kemanusiaan.
Karena banyaknya kritik dan sorotan dari luar perusahaan, baik yang ltern
dari pemerintah maupun dari masyarakat melalui lembaga, konsumen,
maka perusahaan harus memiliki rasa tanggungjawab moral untuk
melayani masyarakat sebaik-baiknya. Tanggungjawab social ini dalam arti
luas, harus menghasilkan barang yang baik tidak merusak kesehatan.
Menggunakan sumber daya alam secara bertanggungjawab, selalu menjaga
kebersihan air dan udara dari ancaman polusi, mengurangi kebisinya mesin
pabrik.
10
Premis yang mendasari konsep ini adalah:
a. Gejala konsumerisme (gejala protes dari konsumen terhadap
ketidakpuasan yang dilakukan oleh produsen). Akan muncul apabila
masyarakat memperoleh barang yang tidak baik dan mendapatkan
layanan kurang memuaskan.
b. Masyarakat selalu menuntut tanggungjawab organisasi, begitu
mereka mendapat perlakuan yang kurang baik dan bila ekosistem
mereka terganggu.
c. Anggota masyarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan
terutama terhadap komoditi yang mereka beli.
4. Mengutamakan Pelanggan
Untuk memelihara langganan maka tentu saja langganan harus
mendapatkan kepuasan melalui nilai lebih yang diterimanya dibandingkan
dengan nilai uang yang dikeluarkannya untuk memperoleh barang
tersebut.
11
Ketiga, goals achievement. Memang tujuan perusahaan adalah untuk
meningkatkan volume penjualan, tapi selain itu yang dilakukan juga adalah
membuat kegiatan marketing yang lebih efektif yang dapat menunjang
volume penjualan lebih tinggi. Tujuan lainnya adalah meningkatkan image
positif terhadap perusahaan dan dapat memperluas marketing share.
Untuk mengimplementasikan marketing concept, maka perusahaan
harus memiliki informasi yang lengkap dengan keinginan konsumen, agar
produk yang dijual cocok dengan selera konsumen dan dapat terjual dengan
sendirinya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli
suatu barang yaitu :
a. Budaya dan sub kultur, yang memiliki value tersendiri, sikap dan
kepercayaan yang mempengaruhi respon mereka terhadap
lingkungan.
b. Social class. Kita harus memperhatikan tingkat atau kelas ekonomi
konsumen, apakah mereka kelas bawah, menengah atau atas.
Perbedaan tingkat ekonomi mereka berpengaruh pada tingkat daya
beli, seleranya, tipe dan kualitas yang mereka beli.
c. Self image. Ada kecenderungan mereka percaya bahwa tampilan
seseorang dicerminkan oleh barang yang ia beli, “you are what you
buy”.
d. Reference groups, ini terdiri dari orang-orang dekatnya, seperti
teman, keluarga, teman sekantor, klub olah raga, biasanya
konsumen akan membeli seperti yang dibeli oleh teman-temannya
tadi.
e. Situational factors. Kadang konsumen merasakan situasi yang
sangat berkesan saat membeli suatu produk _ltern saat ultah,
mendapat kupon, saat liburan sehingga mereka akan senantiasa
mengingat barang tersebut.
12
2.4 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran
yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh produk
perusahaan dan menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan yang
dapat memuaskan pasar sasaran tersebut.
Dalam menyusun strategi pemasaran ada dua variable yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
Variable yang dapat dikontrol oleh wirausaha yaitu : “Market
segmentation”
Di sini pengusaha harus menetapkan strategi arah dari sasaran
produknya. Apakah sasaran pemasarannya ditujukan kepada seluruh
lapisan masyarakat/konsumen, atau hanya tertuju kepada konsumen
tertentu saja. Kedua arah strategi ini memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Perusahaan yang mengarahkan produknya untuk
semgmen masyarakat secara keseluruhan maka akan berpotensi
mendapat keuntungan yang besar. Namun sekaran perusahaan sudah
banyak yang memilih segmen tertentu dan khusus untuk menunjukkan
produk yang khas, seperti khas ayam Taliwang (Lombok), pek mpek
(Palembang), fashion ala Khadijah, pasta gigi yang diarahkan ke
konsumen konsumen kelas menengah ke atas dengan harga tinggi atau
sebaliknya, dan lain-lain.
13
Format marketing plan
Format marketing plan tentu tidak sama untuk semua jenis perusahaan, karena
kegiatan usahanya berbeda. Akan tetapi yang penting adalah, core strategy nya.
Format secara umum :
1. Analisa situasi (SWOT)
Wirausahawan harus menganalisis keadaan intern maupun
ekstern perusahaannya. Keadaan intern meliputi gambaran penjualan
satu tahun terakhir serta analisis jumlah yang diperoleh. Kemudian
analisis kondisi human resources (SDM) dan sumber daya lainnya
yang ada dalam perusahaan. Untuk kondisi ektern berkaitan dengan
keadaan makro yang kemungkinan ada hubungan dengan kegiatan
perusahaan. Seperti situasi ekonomi global, politik, sosial dan budaya.
2. Tujuan pemasaran (marketing objectives)
Tujuan perusahaan bisa bermacam-macam tergantung pada
orientasi perusahaan yang sedang berjalan. Misalnya, tujuan
perusahaan adalah mempertahankan statusnya sebagai leader
company (perusahaan yang sedang berjaya), memperluas jaringan atau
penguasaan market share sampai 30 %. Dapat juga berupa penetapan
volume penjualan total (total selling) sekian Rp miliar per tahun.
Tujuan pemasaran yang dinyatakan untuk mengembangkan produk
atau meningkatkan marketing budget, disebut strategi pemasaran
bukan tujuan. Tetapi tujuan lebih menekankan pada hasil yang akan
dicapai.
14
policy (kebijakan harga) tertentu. Core strategy biasanya tidak terlalu
panjang, paling banyak cukup satu halaman.
4. Jadwal pelaksanaan (action plan)
Action plan harus dibuat lebih rinci, karena di sini akan
dielaborasi isi core strategy secara rinci. Action plan harus menjawab
beberapa pertanyaan :
What, apa tugas yang harus dilakukan,
Who, siapa yang bertugas/bertanggungjawab untuk melakukan,
When, kapan pekerjaan dilaksanakan dan akan selesai,
Where, dimana percobaan pasar akan dilaksanakan,
How, bagaimana cara akan dilaksanakan tugas tersebut.
5. Anggaran pemasaran (marketing budget)
Di dalam marketing budget harus dinyatakan secara jelas
berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk berbagai teknik promosi,
riset pemasaran dan sebagainya.
6. Kontrol (control)
Untuk semua impelementasi marketing plan harus dilakukan
pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan membaca laporan-
laporan tertulis dari pelaksana atau hasil observasi. Jika terjadi
penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan, maka harus segera
diambil tindakan perbaikan.
15
Selain itu, lonjakan pembangunan fasilitas layanan kesehatan termasuk
membangun rumah sakit baru dengan tambahan fasilitas kesehatan lainnya
membuka peluang usaha bagi perawat pada area pelayanan keperawatan.
Bahkan pada area ini, perawat dapat berperan sebagai penggagas ide,
pengelola, pemilik modal, pemilik saham ataupun sebagai owner. Berikut
ini berbagai usaha perawat pada area pelayanan keperawatan antara lain:
a. Home Care
b. Konseling Keperawatan
16
Konseling keperawatan dapat membantu dan memotivasi klien
untuk lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi
masalahnya. Konseling keperawatan juga diselenggarakan untuk mencapai
pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari berperilaku tidak
adaptif menjadi adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih
luas tentang dirinya.
17
Nursing care center merupakan pengelolaan terpadu dalam
pelayanan, pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan
seluruh potensi yang ada secara optimal. Dalam nursing care center pun
selalu diupayakan untuk memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan
yang utuh, sehingga nursing care center memiliki karakteristik tertentu.
e. Pelayanan Fisioterapi
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan kata lain, perawat akan melihat berbagai peluang usaha dalam cakupan
bidang keperawatan, dengan tetap mengintegrasikan nilai-nilai keperawatan yang
sudah dipelajarinya.
3.2 Saran
Untuk penyempurnaaan pembuaatan makalah kedepannya, kami
mengharapkan adanya saran dari semua pihak baik dosen maupun seluruh teman-
teman mahasiswa yang membaca. Karena dalam makalah ini masih banyak
keekurangan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
19
DAFTAR PUSTAKA
PROF.DR.H.Buchari A.(2015) Kewirausahaan.Bandung.ALFABETA
BANDUNG
MEREDITH,Geoffrey G.(2016)The practice of entrepreneurship.jakarta.PT
Pustaka Binaman Pressindo
Sohilin I.(2015) manajemen strategic.jakarta.Erlangga
Musrofi M.(2015). Kunci sukses berwirausaha. Surakarta. PT Elex media
komputindo
Hamdani M.(2016).entreprenership.Jogjakarta.STARBOOKS
20