Anda di halaman 1dari 14

- Tekanan darah tidak terkontrol kolesterol - gas

- Sakit kepala - gumpalan darah


- Usia aterosklerosis - kolesterol
- kegemukan

Thrombus serebral emboli serebral


Dinding pembuluh darah peningkatan tekanan
Melemah dan menonjol darah secara tiba-tiba
Seperti balon bekuan Darah lobus oksipitalis

Aneurisma hipertensi emergency suplay darah kejaringan


Serebral tidak adekuat

Hemoragik Gangguan perfusi


serebral tidak efektif

Rupture pada lesi pembuluh darah rupture


Vaskuler intraserebrum vasospasme arteri serebral
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subaraknoid iskemik

Kerusakan pusat defisit neurologis area broka


Edema serebri gerakan motorik
di lobus frontalis hemiparese kerusakan fungsi
Nyeri kepala, penurunan kesadaran (lobus parietal) nervus VII,XII
Dan gangguan hemodinamika mobilitas menurun (lobus temporalis)
kelemahan pada nervus V,X
Herniasi batang otak Gangguan mobilitas Gangguan
fisik
Penurunan kemampuan
Otot mengunyah,reflex komunikasi
Penurunan kapasitas verbal
Muntah
adaptif intrakaranial

Defisit nutrisi
Narasi

Stroke dibagi menjadi dua stroke hemoragik dan stroke iskemik. Ketika seseorang
mengalami stroke hemoragik disebabkan oleh aneurisme dan hipertensi emergency. Faktor
penyebab dari aneurisme yaitu tekanan darah tidak terkontrol, sakit kepala, dan usia dari faktor
tersebut bisa menyebabkan salah satu pembuluh darah arteri melemah dan menonjol seperti
balon, sedangan hipertensi emergency disebabkan oleh peningkatan tekanan darah secara tiba-
tiba. Dari kedua penyebab tersebut dapat menyebabkan stroke hemoragik

Stroke hemoragik akan terjadi pendarahan, pada pendarahan subaracnoid dan pendarahan
intraserebral. Pendarahan subaracnoid disebabkan oleh rupture pada lesi vaskuler intraserebrum
sedangkan perdarahan intraserebral disebabkan rupturnya pembuluh darah, dari pendarahan
subaracnoid dan pendarahan intraserebral menyebabkan edema serebri (kondisi dimana terjadi
pembesaran otak akibat adanya penumpukan cairan di dalam otak) edema serebri dapat
menimbulkan gejala penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan gangguan hemodinamika sehingga
mengakibatkan herniasi batang otak, (kondisi ketika jaringan otak dan cairan otak atau
cerebrospinal fluid bergeser dari posisi normalnya, kondisi ini dipicu oleh pembengkakan otak
akibat stroke) sehingga munculnya diagnose penurunan kapasistas adaptif intracranial

Beda halnya ketika seseorang mengalami stroke iskemik. Stroke iskemik disebabkan oleh
thrombus serebral dan emboli serebral, thrombus serebral disebabkan oleh kolestrol yang
mengakibatkan aterosklerosis sedangkan emboli serebral disebabkan oleh gumpalan darah,
kolestrol, kegemukan dan gas. Dari kedua penyebab tersebut bisa menyebabkan bekuan darah
yang terjadi pada lobus oksipitalis (terjadinya sumbatan pada arteri yaitu pada arteri serebral
posterior). Bekuan darah menyebabkan suplay darah ke jaringan tidak adekuat sehingga timbul
diagnose keperawatan resiko perfusi serebral tidak efektif. Selanjutnya ketika terjadi resiko
perfusi serebral tidak efektif maka akan terjadi vasospasme arteri serebral atau penyempitan
pembuluh darah arteri serebral yang berkepanjangan. Pada saat terjadi penyempitan maka akan
terjadi penurunan aliran darah atau iskemik

Setelah terjadi iskemik mengakibatkan keruskan pusat gerakan motorik di lobus frontalis.
Lobus frontalis terletak dibagian otak paling depan yang berfungsi mengendalikan gerakan tubuh
dan memecahkan masalah. Jika mengalami kerusakan pada bagian lobus frontalis maka
menyebabkan perubahan perilaku, penurunan konsentrasi dan melemahnya sisi tubuh. Sehingga
terjadi penurunan mobilitas muncul diagnose keperawatan gangguan mobilitas fisik. Pada saat
terjadi penurunan aliran darah atau iskemik, selanjutnya akan terjadi kelainan fungsional area
tubuh akibat penurunan fungsi otak (defisit neurologis), akibat kelainan fungsional area tubuh,
menyebabkan kelemahan pada otot maka akan terjadi juga kelemahan pada nervus V dan X
(nervus V berfungsi pada motorik pada gerakan mengunyah dan nervus X berfungsi pada
sensorik motorik yaitu reflex muntah dan menelan) sehingga menyebabkan penurunan
kemampuan otot mengunyah, menelan dan reflex muntah sehingga timbul diagnose defisit
nutrisi. Saat terjadi iskemik maka akan menyerang area broka. Area broka adalah salah satu
bagian dari otak manusia yang terletak di girus frontalis superior pada lobus frontalis dekstra
otak besar akan terjadi fungsi nervus, yaitu nervus VII dan XII pada saat terjadi fungsi nervus
XII berarti terjadi kerusakan fungsi otot lidah. Menyebabkan gangguan persepsi ucapan dan
kemampuan perbahasa. Saat terjadi gangguan persepsi ucapan dan kemampuan berbahasa berarti
sudah terjadi kerusakan lobus temporalis, nervus VII yaitu nervus yang menginervasi otot,
ekspresi wajah, kelenjar air mata dan kelenjar saliva sedangkan nervus XII yang membawa
informasi dari spindle di otot lidah setelah terjadi kerusakan fungsi nervus mata muncul
diagnose gangguan komunikasi verbal.
Nursing Prosses

Stroke Iskemik

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI Rasional


1 Defisit Nutrrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi Observasi:
1. Untuk
ketidakmampuan menelan intervensi selama Observasi
mengetahui
makanan d.d nafsu makan 2x24 jam, maka 1. Identifikasi status kekurangan
nutrisi klien
menurun, otot pengunyah Status Nutrisi nurisi
2. Mengetahui
lemah dan otot menelan Membaik, dengan 2. Monitor asupan intake output
asupan makanan
lemah kriteria hasil: makanan
klien
1. Porsi makan Terpeutik Terapeutik:
1. Agar terhindar
Gejala dan Tanda meningkat 1. Lakukan oral
dari bakteri
Mayor 2. Otot pengunyah hygiene sebelum 2. Meningkatkan
koperatif pasien
Objektif: membaik makan, jika perlu
untuk mentaati
1. Berat badan menurun 3. Otot menelan 2. Fasilitasi diet
Edukasi:
membaik menentukan
1. Untuk
Gejala dan Tanda pedoman diet meningkatkan
rasa nyaman
Minor Edukasi
2. Memberikan
Subjektif: 1. Anjurkan posisi dampak
penurunan berat
1. Kram/nyeri abdomen duduk, jika
badan yang
2. Nafsu makan mampu konstan dan
berdampak baik
menurun 2. Anjurkan diet
untuk kesehatan
Objektif: Kolaborasi Kolaborasi:
1. Meningkatkan
1. Otot pengunyah 1. Kolaborasi
nafsu makan dan
lemah pemberian perasaan sehat
2. Untuk mengetahui
2. Otot menelan lemah medikasi sebelum
nutrisi yang baik
makan untuk pasien
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis natrium yang
dibutuhkan, jika
perlu
2 Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan Dukungan Mobilitas Observasi:
b.d penurunan kekuatan intervensi selama Observasi 1. Tindakan ini
otot d.d kekuatan otot 2x24 jam, maka 1. Identifikasi memungkinkan
menurun, rentang gerak Mobilitas Fisik adanya nyeri atau klien untuk
(ROM) menurun dan fisik Meningkat, dengan keluhan fisik mendapatkan
lemah kriteria hasil: lainnya rasa kontrol
1. Pergerakan 2. Identifikasi terhadap nyeri
Gejala dan Tanda ekstremitas toleransi fisik dan keluhan
Mayor meningkat melakukan lainnya
Subjektif: 2. Kekuatan otot pergerakan 2. Menentukan
1. Mengeluh sulit membaik 3. Monitor kondisi batas gerakan
menggerakan 3. Rentang gerak umum selama yang akan
ekstremitas (ROM) meningkat melakukan dilakukan
Objektif: mobilisasi 3. Agar klien
1. Kekuatan otot Terapeutik memahami
menurun 1. Fasilitasi alasan
2. Rentang gerak (ROM) aktivitas dilakukannya
menurun mobilisasi mobilitasi
dengan alat bantu Terapeutik:
Gejala dan Tanda 2. Libatkan 1. Agar pasien bisa
Minor keluarga untuk melakukan
Subjektif: membantu pasien mobilitasi
1. Nyeri saat bergerak dalam dengan baik
2. Enggan melakukan meningkatkan 2. Agar pasien
pergerakan pergerakan menyadari apa
Objektif: Edukasi saja yang ada
1. Sendi kaku 1. Jelaskan tujuan disekitarnya
2. Gerakan terbatas dan prosedur untuk dapat
3. Fisik lemah mobilisasi mendukung
2. Anjurkan pasien untuk
melakukan berkomunikasi
mobilisasi dini Edukasi:
3. Ajarkan 1.mempertahankan
mobilisasi fungsi tubuh
sederhana yang memperlancar
harus dilakukan peredaran darah
2. agar bisa
merenggangkan
tangan, lengan,
merenggangkan
ujung jari kaki dan
memutar
pergelangan kaki,
mengangkat tumit
dan menggeserkan
kaki
3. agar pasien lebih
mudah melakukan
mobilisasi

3 Risiko Perfusi Serebral Setelah dilakukan Manajemen Observasi:


Tidak Efektif d.d intervensi selama Peningkatan Tekanan 1. Untuk terapi
embolisme 2x24 jam, maka Intrakranial oksigen
Perfusi Serebral Observasi memberikan
Meningkat, dengan 1. Monitor MAP oksigen secara
kriteria hasil: 2. Monitor CVP adekuat
1. Tingkat kesadaran Terapeutik 2. Untuk
meningkat 1. Berikan posisi mengetahui
2. Sakit kepala semi Fowler tekanan vena
menurun 2. Hindari manuver Terapeutik
3. Nilai rata-rata Valsava 1. Untuk
tekanan darah 3. Hindari meningkatkan
membaik pemberian cairan perfusi serebral
IV hipotonik 2. Untuk
Kolaborasi meningkatkan
1. Kolaborasi turbulen aliran
pemberian darah
diuretik osmosis, 3. Untuk
jika perlu menggantikan
cairan seluler,
dan menyediakan
air bebas untuk
eksresi sampah
tubuh
Kolaborasi:
1. Untuk
mengurangi
tekanan
intrakranial
4 Gangguan Komunikasi Setelah dilakukan Promosi Komunikasi: Observasi:
Verbal b.b gangguan intervensi selama Defisit Bicara 1. Untuk membuat
pendengaran d.d tidak 2x24 jam, maka Observasi komunikasi lebih
mampu Komunikasi Verbal 1. Monitor efektif
berbicara/mendengar dan Meningkat, dengan kecepatan, 2. Meningkatkan
afasia kriteria hasil: tekanan, kuantitas, latihan untuk
1. Kemampuan volume, dan diksi membantu proses
berbicara bicara penyembuhan
meningkat 2. Monitor proses Terapeutik:
2. Afasia menurun kognitif, 1. Dengan
anatomis, dan mengutamakan
fisiologis yang komunikasi
berkaitan dengan manual, bahasa
bicara tubuh serta
Terapeutik ekspresi wajah
1. Gunakan metode dapat
komunikasi mengungkapkan
alternatif fikiran mereka
2. Gunakan juru 2. Membantu
bicara, jika perlu menyampaikan
Edukasi keinginan yang
1. Anjurkan tidak bisa di
berbicara ucapkan dengan
perlahan bantuan juru
2. Ajarkan pasien bicara
dan keluarga Edukasi:
proses kognitif, 1. Untuk
anatomis, dan memberikan
fisiologis yang waktu klien untuk
berhubungan memahami
Kolaborasi pembicaraan
1. Rujuk ke ahli 2. Untuk
patologi bicara meningkatkan
atau terapi pengetahuan
tentang kesehatan
pasien mengenai
faktor resiko
penyakit
Kolaborasi:
1. Terapi bicara
adalah ilmu
kedokteran yang
mengani evaluasi
diagnostis, dan
pengobatan
gangguan
penyebab
ketidakmampuan
bicara dan
menelan

Stroke Hemorragik

No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI Rasional


1 Penurunan Kapasitas Setelah dilakukan Manajemen Observasi:
Adaptif Intrakranial b.d intervensi selama peningkatan tekanan 1.untuk
edema serebral d.d tekanan 2x24 jam, maka intrakranial mengetahui
darah meningkat dengan Kapasitas Adaptif Observasi: peningkatan
tekanan nadi melebar Intrakranial 1. Identifikasi tekanan dalam
meningkat, dengan penyebab masalah otak
Gejala dan Tanda Mayor kriteria hasil: peningkatan TIK yang
Subjektif: 1. Tingkat kesadaran (misalkan disebabkan oleh
1. Sakit Kepala meningkat lesi,gangguan lesi (tumor)
Objektif: 2. Sakit kepala metabolisme, 2. unutk
1. Tekanan darah menurun edema serebral) mengetahui
meningkat dengan 3. Gelisah menurun 2. Monitor tanda dan gejala sakit
tekanan nadi melebar gejala peningkatan kepala nafas
2. Tingkat kesadaran TIK(misalkan dangkal atau
menurun tekanan darah sesak penurunan
meningkat, kesadaran dan
Gejala dan Tanda Minor tekanan nadi tekanan darah
Objektif: melebar, meningkat
1. Gelisah bradikardia,pola 3. untuk
2. Tampak lesu/lemah nafas ireguler, mengetahui
kesadaran tekanan darah
menurun) diastolik dan
3. Monitor MAP sistolik
(mean arterial 4. untuk menilai
presure) tiingkat
4. Monitor CVP kegagalan
(central venous sirkulasi
presure),jika perlu (disertai
5. Monitor status gambaran klinis
pernafasan pasien)
6. Monitor intake dan 5. untuk
autput cairan mengetahui
7. Monitor cairan perkembangan
serebro-spinalis status
(misalkan warna, pernafasan
konsistensi) 6. untuk
Terapeutik: mengetahui
1. Minimalkan masuk dan
stimulus dengan keluarnya cairan
menyediakan pada pasien
lingkungan yang 7. untuk menjaga
tenang jaringan otak
2. Berikan posisi tetap berada di
semi powler posisinya dan
3. Hindari manuver sebagai bantalan
valsavah untuk
4. Cegah terjadinya melindungi otak
kejang Terapeutik:
5. Hindari 1.Karena
penggunaan PEEP lingkungan
6. Hindari yang tenang
pemberian cairan akan
IV hipotonik menurunkan
7. Atur ventilator stimulus nyeri
agar PaCO2 eksternal
optimal 2. Meningkatkan
8. Pertahankan suhu perfusi
tubuh normal serebral
Kolaborasi: mengurangi
1. Kolaborasi tekanan
pemberian sedasi intrakranial
dan anti 3. Karena akan
konvulsan, jika meningkatan
perlu turbulen aliran
2. Kolaborasi darah
pemberian 4. Agar dapat
diuretik osmosis, meengetahui
jika perlu kejang secara
3. Kolaborasi dini dan jika
pemberian ada kelainan
pelunak tinja, jika akibat kejang
perlu 5.untuk mencegah
etelektasis dan
untuk
memperbaiki
proses difusi
6. cairan ini dapat
menyebabkan
kondisi
hipotensi akibat
berpindahan
cairan dari
pembuluh darah
ke sel tubuh
7. untuk
mengetahui
tingkat PaCO2
pasien apakah
menunjukan
asidosis
metabolik,
alkalosis
metabolik atau
normal.
8. suhu tubuh
dapat
dipengaruhi
oleh tingkat
aktifitas suhu
lingkungan,
mempengaruhi
panas atau
dinginnya tubuh
Kolaborasi:
1. Untuk
mengembalikan
kestabilan atau
mengatasi
rangsangan sel
saraf sehingga
dapat mencegah
atau mengatasi
kejang
2. Untuk
mengurangi
tekanan
intrakranial
3. Untuk
membersihkan
kotoran atau
tinja di dalam
usus

Anda mungkin juga menyukai