Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah global yang menjadi penyebab terjadinya

cedera terbanyak di seluruh dunia. Banyaknya kendaraan yang ada di jalan raya saat ini

cukup berisiko untuk terjadinya kecelakaan. Peristiwa kematian akibat kecelakaan lalu lintas

(lalin) di seluruh dunia sebesar 1,25 juta pada tahun 2013, dimana angka tersebut menetap

sejak tahun 2007. WHO memperkirakan tahun 2030 kecelakaan di jalan merupakan

penyebab terbesar ketujuh kematian di seluruh dunia dengan angka kematian tiga kali lipat

menjadi 3,6 juta per tahun (WHO, 2015).

Di Indonesia pada tahun 2010-2014, proporsi kematian karena kecelakaan lalu lintas

berkisar antara 15-22%. Jenis kendaraan yang terbanyak terlibat dalam 5 tahun (tahun 2010-

2014) adalah sepeda motor sebanyak 627.116 unit dan merupakan 70 persen dari semua jenis

kendaraan. Proporsi kematian sedikit menurun kemudian naik lagi, dari 18,2 persen pada

tahun 2010 menjadi 15 persen pada tahun 2012, 16 persen pada tahun 2013, dan 17, 2 persen

pada tahun 2014. Proporsi kecelakaan terbanyak pada laki-laki dan berusia 15-24

tahun. Laporan Registrasi Kematian dan Penyebab Kematian tahun 2012 menunjukan

kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian tertinggi pada laki-laki, dengan

kelompok umur 15-34 tahun (Djaja dkk, 2016).

1
1.2 Permasalahan

Setiap peristiwa kecelakaan biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yang muncul

seperti faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan/lingkungan atau kombinasi dari

beberapa faktor tersebut . Faktor yang dianggap menentukan tingginya jumlah kecelakaan

dan keparahan korban kecelakaan yaitu faktor manusia yang memberi kontribusi 80-90%,

faktor kendaraan 4%, faktor jalan 3%, dan faktor lingkungan 1% (Ditlantas POLRI, 2005).

Tingginya tingkat kecelakaan saat ini yang kebanyakan disebabkan oleh human

error atau faktor dari pengemudi kendaraan itu sendiri, membuat kita sebagai pengemudi

harus lebih berhati-hati dan waspada dalam mengendarai kendaraan bermotor. Pengemudi,

terutama pengemudi yang umurnya masih muda masih menduduki peringkat pertama dalam

kecelakaan lalu lintas. Hal ini disebabkan karena ketidakdewasaan, kurangnya pengalaman,

sikap dan persepsi kepribadian dalam berkendara di jalan. Kesadaran akan keselamatan

dalam berkendara, sulit ditemukan pada masyarakat di Ibu Kota. Karena banyaknya sikap

2
individualisme yang tertanam. Oleh karena tingginya tingkat kecelakaan yang terjadi akhir-

akhir ini.

Keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas merupakan dambaan dari seluruh

pengguna jalan. Namun ironis, hampir seluruh masyarakat pengguna jalan mengemudikan

kendaraan di jalan, tanpa melalui proses belajar di sekolah mengemudi dengan benar.

Masyarakat selama ini tidak pernah diberi edukasi tentang pengetahuan, ketrampilan teknik

mengemudikan kendaraan bermotor dan etika berlalu lintas di jalan. Akibatnya jalan raya

menjadi semacam "Killing Ground" bagi para pengguna jalan. Secara faktual, hal ini terlihat

dengan tidak adanya budaya saling menghargai antara sesama pengguna jalan, terjadinya

saling serobot dan tidak ada yang mau mengalah. Akibatnya, banyak terjadi pelanggaran,

kecelakaan dan kesemrawutan dalam berlalu lintas di jalan.

Kecelakaan lalu lintas terjadi selalu diawali dengan adanya pelanggaran pengguna

jalan, yang berakibat merugikan diri sendiri dan pengguna jalan lain. Oleh sebab itu sudah

saatnya kita memikirkan bagaimana menyelamatkan para pengguna jalan, agar tidak menjadi

korban sia-sia di jalan raya karena ketidaktahuan mengenai arti pentingnya keamanan dan

keselamatan dalam berlalu lintas di jalan raya. Keamanan dan keselamatan berlalu lintas

tersebut harus diwujudkan dengan langkah nyata melalui proses pendidikan dan pelatihan

mengemudi atau sekolah mengemudi.

Di negara lain orang berlalu lintas sangat tertib. Mereka mengetahui akan aturan

dalam berlalu lintas : bagaimana saling menghargai, siapa yang harus diprioritaskan dan

sebagainya. Semua berjalan secara mekanik seolah-olah bagaikan robot. Hal ini bisa terjadi

karena mereka sebelum mengemudikan kendaraan telah diberi pendidikan dan pengetahuan

tentang aturan berlalu lintas, teknik berkendaraan serta etika berlalu lintas. Tertib lalu lintas

mencerminkan budaya bangsa.

3
1.3 Tujuan Event

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

1. Mengajarkan pengetahuan dasar dalam hal mengemudi dan juga dasar-dasar dalam
mengendarai kendaraan akan pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas serta
mengenai etika dalam berkendara, pengenalan kendaraan, tehnik olah kemudi dan
manajemen resiko kecelakaan baik secara teori maupun praktek.

2. Membantu Pemerintah dalam menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan dan


meningkatkan kualitas keselamatan lalu lintas.

3. Membangun budaya tertib berlalu lintas dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada
publik.

1.4 Manfaat Event

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada seluruh Masyarakat,


khususnya kepada para pengendara kendaraan, baik kendaraan beroda dua maupun kendaraan
berdoa empat agar bisa berkendara sesuai dengan prosedur yng telah ditentukan dan bisa
lebih berhati hati dalam berkendara. Demi keselamatan pengemudi dan orang lain.

4
1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat dalam

perkembangan kajian komunikasi bagi mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta

Khususnya Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusna Periklanan dan Komunikasi Pemasaran dan

memberikan sumbangan wawasan keilmuwan, khususnya mengenai tata tertib dan

keselamatan dalam berlalu lintas.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Pengendara

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan kepada para pengemudi agar

mengetahui dan menaati prosedur dan mengontrol hawa nafsunya yang

mengedepankan berkendara dengan aman, sehingga pengemudi tidak

mengesampingkan aturan aturan yang telah di tetapkan guna mengurangi angka

kecelakaan

b. Pemerintah (Dinas Perhubungan Darat)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan pada pemerintah

untuk memperketat kendaraan bus yang dapat beroperasi serta lebih selektif dalam

memilih pengemudi

Anda mungkin juga menyukai