Anda di halaman 1dari 10

ESSAY PANCASILA

“MAKNA PANCASILA DAN PROFESI KEPERAWATAN


BERHUBUNGAN DENGAN SILA KEDUA”

Disusun oleh :

Nama : Dhea Lupitasari

Tingkat :2A

NIM : P1337420418047

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI D III KEPERAWATAN BLORA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan essay tentang “Makna
Pancasila Dan Profesi Keperawatan Berhubungan Dengan Sila Kedua”. Essay ini telah disusun
dengan maksimal . Dengan ini saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan essay ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar sayai dapat memperbaiki hasil essay ini.

Akhir kata saya berharap semoga essay ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Blora, 25 Agustus 2019

Penyusun
MAKNA PANCASILA DAN PROFESI KEPERAWATAN BERHUBUNGAN DENGAN
SILA KEDUA

Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar
1945.

Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung
dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 38 tahun 2014, definisi keperawatan adalah


kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan, bekerja
sama dengan dokter, terapis, pasien, keluarga pasien serta tim lainnya untuk fokus pada
perawatan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.

Perawat bekerja dalam sebagian besar spesialisasi dimana mereka bekerja secara
independen maupun sebagai bagian dari sebuah tim untuk menilai, merencanakan, menerapkan
dan mengevaluasi perawatan.

Berikut merupakan pengulasan satu per satu mengenai makna pancasila dari sila pertama
sampai sila kelima dan juga pemahaman saya tentang makna pancasila berkaitan dengan sila
kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.
1. MAKNA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Berikut makna yang terkandung dalam setiap sila dari Pancasila :

5 (lima) asas dalam Pancasila dijabarkan. menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis
bagi pelaksanaan Pancasila, yang ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang
Ekaprasetia Pancakarsa.

1. SILA PERTAMA : KETUHANAN YANG MAHA ESA

- Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dgn agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama & penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
- Saling hormat-menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2. SILA KEDUA : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
- Saling mencintai sesama manusia.
- Mengembangkan sikap tenggang rasa.
- Tdk semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
kembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. SILA KETIGA : PERSATUAN INDONESIA


- Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Rela berkorban utk kepentingan bangsa dan negara.
- Cinta Tanah Air dan Bangsa.
- Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan bertanah Air Indonesia.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yg ber-Bhinneka Tunggal
Ika.

4. SILA KEEMPAT : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT


KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN

- Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.


- Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
- Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.

5. SILA KELIMA : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

- Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan


dan gotong-royong.
- Bersikap adil.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak-hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
- Menjauhi sikap pemerasan thdp orang lain.
- Tidak bersifat boros.
- Tidak bergaya hidup mewah.
- Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Menghargai hasil karya orang lain.
- Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

2. MAKNA PANCASILA SILA KEDUA BERKAITAN DALAM PROFESI


KEPERAWATAN

- Makna Sila kedua (Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab)

Disini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat dalam
menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi pasien, baik itu
kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat sesuai dengan
penyakit yang diderita pasien.

- PRIBADI DALAM PEKERJAAN.

Keadaan sikap dan pribadi seseorang dipengaruhi oleh kekuatan batinnya : pikiran,
perasaan, kemauan dan ilham / intuisinya. Kemauan seorang perawat merupakan bakat atau
pemberian dari jiwanya. Ia dapat memilih dengan kekuatan pikiran, sehingga ia dapat
memastikan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Berikut adalah hal yang melekat dalam diri perawat berkaitan dengan Pancasila sila kedua,
meliputi :

1. Jujur

Berbicara tentang budi pekerti, tidak lepas dengan yang namanya kejujuran. Dalam dunia
perawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas sekali. Jujur dalam kelakuan dan pembicaraan
adalah penting untuk si sakit dan lingkungannya.
Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal – hal si sakit
dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak mengerti soal perawatan
penderita, meskipun orang tersebut keluarga si sakit sendiri. Sebaiknya diserahkan kepada
Dokter yang bersangkutan. Kemungkinan akibat yang tidak baik akan terjadi jika perawat
menceritakan perihal penyakit penderita kepada orang lain / penderita itu sendiri mengetahui
penyakitnya yang sebenarnya.

Selain perawat harus jujur dalam menunaikan tugasnya, ia juga harus mengerti kata – kata
apa yang dapat dikeluarkan sehubungan dengan penderita dan penyakitnya. Hal ini penting
sekali karena berhubungan dengan jiwa dan keselamatan manusia.

2. Perilaku Peduli / Caring

Caring merupakan suatu proses yang memberikan kesempatan pada seseorang, baik
pemberi asuhan maupun penerima asuhan untuk pertumbuhan pribadi (Morrison & Burnard,
(2007/ 2009). Aspek utama caring menurut Morison & Burnard meliputi pengetahuan,
pengalaman, kesabaran, kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati, harapan dan keberanian.

Perilaku caring merupakan manifestasi perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang,
menghormati harga diri dan kemanusiaan. Caring mempunyai komitmen untuk mencegah
terjadinya sesuatu yang buruk, memberi perhatian dan konsen, menghormati kepada orang lain
dan kehidupan manusia. Caring juga merupakan ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan
keberadaan, selalu bersama, empati, pengetahuan, penghargaan dan menyenangkan (Dwidiyanti,
2007).
Manifestasi perilaku perawat: memberi kesempatan pada klien untuk mengekspresikan
perasaannya, perawat mengungkapkan penerimaannya terhadap klien, mendorong klien untuk
mengungkapkan harapannya, menjadi pendengar yang aktif, menyatakan kesediaan untuk selalu
membantu dalam mengatasi masalah klien.

3. Senyuman
Senyum tulus perawat merupakan pengamalan pancasila. Makna senyuman merupakan
sikap yang mudah, ceria, ringan dan sederhana untuk dilakukan. Senyuman mengandung
samudera hikmah atau kemanfaatan yang luar biasa baik bagi pemberi maupun penerimanya.
Tanadi Santoso menyebutkan keluarbiasaan senyuman sebagai sebuah kekuatan universal
yang menarik sekali. Disebutnya demikian, karena ia berpandangan bahwa senyuman akan
menunjukkan hal yang positif. Senyum yang tulus dengan hati terbuka akan memancarkan sikap
mental yang positif. Akan memancar kehangatan dari orang tersebut. Sebuah perasaan (feeling)
yang mudah menular. Juga menunjukkan keterbukaan dengan orang lain. Terasa sebuah perasaan
keyakinan (confident) akan hidup dan yang terasa lainnya, apapun yang dikatakan akan terasa
lebih manis, enak didengar dan menyenangkan bagi orang lain.
Seorang perawat juga hendaknya memiliki senyuman yang tulus yang mampu
memotivasi pasien-pasien yang ditanganinya. Selain itu senyuman merupakan modal utama bagi
seorang perawat dalam bersosialisasi dengan lingkungan rumah sakit atau lingkungan kerja.
Seyum seorang perawat terhadap pasiennya sangat penting karena senyum perawat membuat
pasien nyaman dalam menjalani pengobatan.
PENUTUP

- KESIMPULAN

Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti
dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah hubungan perawat-pasien yang
bersifat profesional dengan penekanan pada bentuk interaksi aktif antara perawat dan pasien.
Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi pasien dengan memotivasi keinginan
pasien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya.
Salah satu motivasi seorang perawat maupun mahasiswa keperawatan dalam menangani
pasiennya, yaitu dapat mengambil dari pengamalan Pancasila. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Di dalam Pancasila
terdapat butir-butir yang memuat seluruh pedoman dalam menjalani kehidupan sebagai manusia
yang memiliki bangsa dan negara yang telah merdeka.
Setiap masyarakat Indonesia dituntut untuk dapat mengamalkan beberapa dari butir-butir
pengamalan Pancasila tersebut. Salah satu profesi yang menuntut agar berpedoman pada
Pancasila dalam menjalankan tugasnya yaitu seorang perawat maupun mahasiswa keperawatan.
Perawat atau mahasiswa keperawatan dituntut dapat mengamalkan beberapa pengamalan
Pancasila sebagai upaya dalam merawat pasien. Hal ini dikarenakan seorang perawat maupun
mahasiswa keperawatan bekerja untuk sosial, berkecimpung di bidang kesehatan masyarakat,
serta bersosialisasi dengan masyarakat. Perawat maupun mahasiswa keperawatan dituntut
mampu mengayomi masyarakat yang sedang menjalani pengobatan (pasien).
Dalam butir pancasila sila kedua dalam pengamalannya disebutkan “mengembangkan
sikap saling mencintai sesama manusia”. Ini berhubungan dalam bidang keperawatan. Karena
dalam keperawatan seorang perawat harus memiliki sifat saling mencintai dalam penyembuhan
pasien. Sifat saling mencintai dapat menumbuhkan jati diri seorang perawat dalam menjalankan
tugasnya sebagai pelayan masyarakat. Dalam butir pancasila sila kelima ’’mengembangkan sikap
adil terhadap sesama’’. Jadi seorang perawat harus dapat menerima keadaan setiap pasien yang
ditanganinya baik itu dari golongan bawah maupun golongan atas.
DAFTAR PUSTAKA

http://indonews.id/artikel/13712/Makna-Pancasila-Dalam-Berbangsa-Bernegara-maupun-
Bertindak/
Diposting pada 01 Juni 2018, 14.23 WIB

http://aly-hidupsehat.blogspot.com/2012/10/penerapan-nilai-nilai-pancasila-dalam.html
Diposting pada10 Desember 2012

Prof. Drs. H.A.W. Widjaja. 2003. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pancasila pada Perguruan
Tinggi. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada

Drs. Kaelam. M.S. 1995. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta.


Penerbit : Paradigma Yogya

Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2004. Etika Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Dwidiyanti, M. (2007). Caring kunci sukses perawat mengamalkan ilmu.

Semarang: Hasani.

Morrison, P. & Burnard, P. (2009).aCring and communicating : hubungan


interpersonal dalam keperawatan. Edisi kedua. (Terj. Widyawati, E. Meiliya).
Jakarta: EGC. (Buku asli 1997)

Anda mungkin juga menyukai