Anda di halaman 1dari 2

Penjual bakso tahu, profesi yang hanya dipandang sebelah mata oleh sebagian orang.

Namun, tidak banyak orang yang mengira bahwa menjadi seorang penjual bakso tahu dapat
menghidupi banyak orang. Itulah profesi yang sampai saat ini dijalani oleh Epul. Laki-laki
berkepala tiga ini sudah 5 tahun menjadi penjual baso tahu di jalan Palasari, Bandung. Pekerjaan
yang Ia lakukan dari jam 3 sore sampai 10 malam tidak membuat Epul patah semangat.

Laki-laki kelahiran Garut ini setiap bulannya


mendapat penghasilan sekitar Rp 1.500.000. Walau
dengan gaji yang cukup kecil itu, Epul tetap
menerimanya dengan rasa syukur. Ia selalu
menganggap bahwa ‘’Apabila pekerjaan selalu
dijalani dengan ikhlas, maka akan menjadi
berkah’’. Dengan hadirnya seorang anak dalam
keluarga sederhananya, Epul semakin merasa
bertambahnya beban yang harus dipikulnya. Anak yang Epul masih kecil perlu dipenuhi segala
kebutuhannya. Dengan kondisi ekonomi seperti ini, Epul berusaha dengan baik mengatur
pengeluaran yang diperlukan keluarganya.

Selain karena panggilan, alasan lain mengapa Epul memilih bekerja sebagai tukang parkir
adalah, karena tidak ada pekerjaan lain yang sesuai dengan keahlian dan latar belakang
pendidikannya. Sekali lagi Epul tetap bersyukur, di kota besar seperti Bandung masih banyak
orang yang tidak memiliki pekerjaan, bahkan bergantung hidup dengan orang lain. Ayah dari satu
orang anak ini tetap merekahkan senyum sembari menjalani pekerjaanya.

Semua pekerjaan pasti ada hambatannya, hal itu juga sering dialami Epul. Menjalani profesi
sebagai tukang bakso tahu tidak membuat Epul terbebas dari berbagai hambatan dan masalah.
Terkadang ada beberapa penjual bakso tahu yang tidak suka kehadirannya disana. Apalagi ketika
epul harus berkeliling, terkadang penjual bakso tahu lainnya kerap mengusirnya.

Jika ada waktu luang, Epul menggunakannya dengan sebaik-baiknya untuk membaca Al-Qur’an.
Ia tidak ingin ketinggalan dalam berburu amal untuk bekal di Akhirat kelak. Walau Ia miskin
harta di Dunia, Ia tidak ingin miskin di Akhirat kelak. Ia selalu ingin menjalani hari demi hari
menjadi semakin lebih baik. Di usianya yang ke 32, Epul semakin sadar bahwa umur semakin
habis dimakan waktu. Kapan lagi banyak-banyak melakukan ibadah, kalu bukan sekarang ?
karena mati seseorang hanya Allah yang menentukan.
Menjual bakso tahu sudah menjadi bagian dalam dirinya. Meskipun mendapat uang yang tak
seberapa, Epul tetap bersemangat menjalani pekerjaannya itu. Dengan harapan dapat
mendapatkan rezeki untuk keluarganya di rumah.

Anda mungkin juga menyukai