1, Oktober 2018
Abstrak
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di
wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya pada tahun 2017 terjadi sebanyak 98 kasus ( IR =
85,0 per 100.000 penduduk) dan sudah melebihi batas endemisitas Indonesia yaitu ≤ 49 per
100.000 penduduk. Tujuan penelitian adalah diketahuinya determinan kejadian DBD di
wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya tahun 2015-2017. Desain penelitian adalah Studi
Kasus Kontrol Unmatch. Populasi kasus adalah seluruh penderita DBD dari tahun 2015-2017
yang berjumlah 228 orang dan populasi kontrol adalah seluruh kasus yang bukan DBD pada
bulan yang sama saat terjadi penyakit DBD tahun 2017 yang berjumlah 8.529 orang. Jumlah
sampel 180 kasus dan 180 kontrol. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil analisis multivariat, variabel yang paling berpengaruh adalah umur (CI 95% = 7,889–
38,224), keberadaan sampah (CI 95% = 1,750-5,069), tidak melakukan 3M berisiko (CI 95%
= 2,226-6,243), kebiasaan tidur pagi/sore (CI 95% = 1,019- 2,877), tidak memiliki kawat
kasa pada ventilasi (CI 95% = 1,268– 3,571). Disarankan masyarakat memakai obat anti
nyamuk, menyediakan tempat sampah yang tertutup, menggunakan kawat kasa dan
melakukan 3M minimal 1x seminggu. Pihak puskesmas untuk melakukan penyuluhan cara
mengolah sampah yang padat dengan baik dan benar serta pentingnya melakukan 3M sekali
seminggu.
Kata Kunci : DBD, keberadaan sampah, Puskesmas Harapan Raya, Kawat Kasa Pekanbaru
2018
47 MIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018
kasus dengan jumlah kematian 1.071 orang karakteristik penduduk (umur, jenis
(IR = 50,75 per 100.000 penduduk dan kelamin, pendidikan dan pekerjaan),
CFR = 0,83%). Dan untuk tahun 2016, lingkungan sosial (kebiasaan
kasus DBD di Indonesia terjadi sebanyak menggunakan obat anti nyamuk,
204.171 kasus dengan jumlah kematian menggunakan kawat kasa pada ventilasi)
1.598 (IR = 78,85 per 100.000 penduduk dan lingkungan rumah (keberadaan barang
dan CFR = 0,78%) (Kemenkes RI, 2016). bekas yang dapat menampung air)
Di Provinsi Riau, jumlah kasus DBD (Prasetyani, 2015; Sitio A, 2008).
yang dilaporkan pada tahun 2014 sebanyak Berdasarkan data dari Puskesmas
2.342 kasus dan meninggal sebanyak 31 Harapan Raya pada tahun 2015 terjadi
orang (IR = 36,83 per 100.000 penduduk sebanyak 42 kasus (IR = 38,2 per 100.000
dan CFR = 1,32%). Sedangkan untuk penduduk). Pada tahun 2016 kasus DBD
tahun 2015 terjadi sebanyak 3.261 kasus terjadi sebanyak 88 kasus dengan jumlah
dan meninggal sebanyak 22 orang (IR = kematian 1 orang (IR = 80,19 per 100.000
51,40 per 100.000 penduduk, CFR = penduduk, CFR = 1,1%). Lalu pada tahun
0,67%). Pada tahun 2016 terjadi sebanyak 2017 terjadi sebanyak 98 kasus ( IR = 85,0
4.170 kasus dan meninggal sebanyak 39 per 100.000 penduduk). Berdasarkan
orang (IR = 64,14 per 100.000 penduduk, batas endemisitas Indonesia untuk angka
CFR = 0,94%) (Kemenkes RI, 2016). kesakitan DBD tahun 2016 sebesar ≤ 49
Di Kota Pekanbaru untuk tahun 2014 per 100.000 penduduk. Dengan demikian
terjadi 209 kasus dan terdapat 5 kasus pada tahun 2017 Puskesmas Harapan Raya
meninggal akibat DBD dengan (IR = 19,9 melebihi batas endemisitas Indonesia
per 100.000 penduduk dan CFR = 2,4%). (Dinkes Kota Pekanbaru, 2016).
Sedangkan tahun 2015 terjadi sebanyak Tujuan penelitian ini adalah untuk
516 kasus dan terdapat 4 orang meninggal mengetahui Determinan Kejadian Demam
(IR = 49,7 per 100.000 penduduk dan CFR Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah
= 0,77%). Untuk tahun 2016 jumlah kasus Kerja Puskesmas Harapan Raya tahun
DBD sebanyak 873 kasus dengan kasus 2015-2017. Manfaat sosial penelitian ini
yang meninggal sebanyak 10 orang (IR = adalah untuk memperoleh informasi dan
82 per 100.000 penduduk, CFR = 1,1%) masukan untuk perencanaan
(Dinkes Kota Pekanbaru, 2016). pemberantasan penyakit Demam Berdarah
Faktor-faktor risiko yang dapat Dengue (DBD) pada program
mempengaruhi terjadinya penyakit demam pemberantasan penyakit DBD dalam
berdarah diantaranya: lingkungan rumah rangka pencegahan penyakit DBD di
(jarak rumah dan kondisi tempat wilayah kerja Puskesmas Harapan
penampungan air), lingkungan biologi Rayadan manfaat ilmiah adalah hasil
(tanaman hias, tanaman pekarangan yang penelitian ini dapat menambah ilmu
mempengaruhi kelembaban serta pengetahuan dan pengembangan disiplin
keberadaan jentik), lingkungan sosial ilmu epidemiologi penyakit serta
(kebiasaan menggantung baju, kebiasaan mendapatkan informasi untuk penelitian
tidur siang, partisipasi masyarakat dalam selanjutnya.
pembersihan sarang nyamuk). Faktor lain METODE PENELITIAN
yang dapat mempengaruhi kejadian Penelitian ini bersifat kuantitatif
demam beradarah dengue diantaranya: analitik observasional dengan desain case
FMIPA-UMRI 48
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018
49 MIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018
2 Keberadaan Jentik
- Ya 130 72,2 110 61,1 240 66,7 1,655 0,033
- Tidak 50 27,8 70 38,9 120 33,3 (1,06-2,57)
3 Tanaman hias dan tanaman
pekarangan
- Ya 112 62,2 97 53,9 209 58,1 1,409 0,135
- Tidak 68 37,8 83 46,1 151 41,9 (0,92-2,14)
4 Melakukan 3M
- Tidak 125 69,4 73 40,6 198 55,0 3,331 0,000
- Ya 55 30,6 107 59,4 162 45,0 (2,15-5,14)
5 Kebiasaan tidur pagi/sore
hari
- Ya 117 65,0 97 53,9 214 59,4 1,589 0,041
- Tidak 63 35,0 83 46,1 146 40,6 (1,04-2,42)
6 Kebiasaan menggantung
pakaian
- Ya 119 66,1 96 53,3 215 59,7 1,707 0,018
FMIPA-UMRI 50
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018
51 MIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018
mendukung yaitu kelompok umur < 12 terjadinya kejadian DBD. Hal ini
tahun memiliki daya tahan tubuh yang disebabkan pengurasan tempat-tempat
masih rendah dibandingkan kelompok penampungan air perlu dilakukan secara
umur yang lebih tua, sedangkan teratur sekurang-kurangnya seminggu
aktivitasnya sering bermain atau sekolah, sekali agar nyamuk tidak dapat
dimana selama beberapa jam atau bahkan berkembang biak. Selain pengurasan bak
hampir seharian berada di dalam kondisi penampungan air, dalam tata laksana 3M
dan waktu yang meningkatkan risiko juga harus diperhatikan ketersediaan tutup
terkena gigitan nyamuk penular DBD tempat penampungan air untuk menekan
bahkan multibiting yang juga dapat jumlah nyamuk yang hinggap pada tempat
meningkatkan risiko terkena infeksi penampungan air, tempat penampungan air
sekunder sehingga meningkatkan risiko tersebut menjadi media berkembang
terkena DBD (Umaya, 2013). Oleh karena biaknya nyamuk Aedes Aegypti.
itu, direkomendasikan responden yang Ketersediaan tutup tempat penampungan
berumur < 12 tahun agar tidak beraktifitas air meliputi drum dan ember. Dan yang
atau bermain di tempat yang banyak terakhir mengubur barang bekas sehingga
nyamuk. tidak dapat menampung air hujan dan
dijadikan tempat nyamuk bertelur
Hubungan Melakukan 3M dengan (Fakhriadi R, dkk, 2015). Oleh karena itu
Kejadian DBD direkomendasikan agar melakukan 3M
Dalam penelitian ini melakukan 3M minimal sekali dalam seminggu.
berhubungan sebab akibat dengan kejadian
DBD. Mereka yang tidak melakukan 3M Hubungan Keberadaan Sampah dengan
berpengaruh 3,7 kali menderita DBD bila Kejadian DBD
dibandingkan dengan mereka yang Dalam penelitian ini ditemukan
melakukan 3M. Mereka yang tidak bahwa keberadaan sampah berhubungan
melakukan 3M lebih banyak menderita sebab akibat dengan kejadian DBD.
DBD dibandingkan dengan mereka yang Responden yang mempunyai keberadaan
melakukan 3M. Penelitian ini sejalan sampah di sekitar rumah berpengaruh 2,9
dengan penelitian yang dilakukan oleh kali menderita DBD bila dibandingkan
Carundeng M, dkk (2015) ada hubungan dengan responden yang tidak mempunyai
antara tindakan mengguras tempat keberadaan sampah di sekitar rumah. Hasil
penampungan air, menutup tempat penelitian ini sejalan dengan penelitian
penampungan air, tindakan mengubur yang dilakukan Hasan, A (2008) di Bandar
barang bekas dengan kejadian DBD di Lampung, keberadaan sampah yang dapat
Puskesmas Gogangoman Kota menampung air di sekitar rumah berisiko 2
Kotamobangu tahun 2015 (p < 0,05). kali lebih sering untuk kejadian penyakit
Berdasarkan penelitian Lumingas, dkk, DBD dengan (p < 0,05). Berdasarkan
2017 bahwa ada hubungan antara praktik penelitian Wahyudi H (2015), diketahui
menguras TPA, praktik menutup TPA, bahwa ada hubungan yang signifikan
dan mengubur barang bekas dengan antara keberadaan sampah yang dapat
kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas menampung air dengan kejadian DBD (CI
Tanawangko tahun 2017 (p < 0,05). 95%: 1,660-10,919). Keberadaan sampah
Melakukan 3M berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap terjadinya kejadian
FMIPA-UMRI 52
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018
DBD. Hal ini disebabkan ban, botol, Oleh karena itu, direkomendasikan bagi
plastik dan barang-barang lain yang dapat rumah yang luas ventilasinya tidak
menampung air merupakan sarana yang memenuhi syarat (<10%), agar membuka
memungkinkan untuk tempat jendela setiap hari agar setiap ventilasi
perkembangbiakan nyamuk. Semakin rumah harus terpasang kawat kasa dengan
banyak barang bekas (sampah) yang dapat baik.
menampung air, semakin banyak tempat
bagi nyamuk untuk bertelur dan Hubungan Kebiasaan Tidur Pagi/Sore
berkembang biak, sehingga semakin Hari dengan Kejadian DBD
meningkat pula risiko kejadian DBD Dalam penelitian ini, kebiasaan tidur
(Widodo 2012). Oleh karena itu, pagi/ sore hari berhubungan sebab akibat
direkomendasikan agar tidak sembarangan dengan kejadian DBD. Mereka yang
membuang sampah yang dapat melakukan kebiasaan tidur pagi/sore hari
menampung air di sekitar rumah. berpengaruh 1,7 kali menderita DBD bila
dibandingkan dengan mereka yang tidak
Hubungan Menggunakan Kawat Kasa melakukan kebiasaan tidur pagi/sore hari.
Pada Ventilasi dengan Kejadian DBD Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan Amrieds E, dkk (2016) ada hubungan
bahwa menggunakan kawat kasa pada antara kebiasaan tidur pagi hingga sore
ventilasi berhubungan sebab akibat dengan dengan kejadian DBD di kelurahan 19
kejadian DBD. Mereka yang tidak November Kecamatan Wundulako
menggunakan kawat kasa berpengaruh 2,1 Kabupaten Kolaka Tahun 2016 (p < 0,05).
kali menderita DBD bila dibandingkan Sejalan dengan penelitian Abdullah A, dkk
dengan mereka yang menggunakan kawat (2010) kebiasaan tidur pagi hingga sore
kasa pada ventilasi. Peneltian ini sejalan hari berhubungan dengan kejadian DBD di
dengan hasil penelitian Menurut penelitian Kab. Jeneponto (p < 0,05). Kebiasaan tidur
Widodo N (2012) bahwa tidak pagi/sore hari berpengaruh terhadap
menggunakan kawat kasa anti nyamuk terjadinya kejadian DBD. Hal ini
mempunyai hubungan bermakna dengan disebabkan Kebiasaan tidur pagi/sore hari
kejadian DBD di Kota Mataram pada biasanya dilakukan oleh anak-anak sangat
tahun 2012 dengan (p < 0,05). merugikan kesehatan. Kebiasaan nyamuk
Menggunakan kawat kasa pada ventilasi aedes aegypti menggigit pagi hari hingga
berpengaruh terhadap terjadinya kejadian sore hari saat penghuni rumah tidur siang
DBD. Hal ini disebabkan ventilasi adalah meningkatkan risiko untuk terkena
lubang tempat udara keluar masuk secara penyakit DBD dimana biasanya nyamuk
bebas. Ventilasi sebagai tempat pertukaran betina mencari mangsanya pada siang hari.
udara lubang pada ventilasi biasanya Aktivitas menggigit biasanya mulai pagi
dimanfaatkan oleh nyamuk untuk ke luar sampai petang hari dengan 2 puncak
maupun masuk ke dalam rumah. aktivitas antara pukul 09.00-10.00 dan
Sebaiknya masyarakat memasang kawat 16.00-17.00. Aedes mempunyai kebiasaan
kasa pada lubang angin yang dapat mengisap darah berulang kali dalam satu
dimanfaatkan oleh nyamuk untuk ke luar siklus gonotropik untuk memenuhi
masuk ke rumah seperti ventilasi jendela lambungnya dengan darah. Dengan
maupun pintu (Amrieds Elvin,dkk, 2016). demikian nyamuk ini sangat efektif
53 MIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018
sebagai penular penyakit DBD (Depkes pada ventilasi (CI 95% = 1,268–
RI, 2005).Oleh karena itu, 3,571).
direkomendasikan agar mengubah poa e. Mereka yang berumur < 12 tahun
tidur berisiko 17,3 kali untuk menderita
Variabel independen yang DBD dibandingkan mereka yang
berhubungan terbalik dengan kejadian berumur ≥ 12 tahun (CI 95% = 7,889–
DBD adalah variabel pendidikan. 38,224).
Sedangkan variabel independen yang tidak 2. Variabel yang berhubungan terbalik
berhubungan dengan kejadian dbd adalah dengan kejadian DBD adalah variabel
variabel keberadaan jentik, tanaman hias pendidikan.
dan tanaman pekarangan, kebiasaan 3. Tidak terdapat variabel confounding
menggantung pakaian, kebiasaan dalam penelitian ini.
menggunakan obat anti nyamuk dan jenis
kelamin Saran
1. Disarankan kepada orang tua agar
PENUTUP anaknya menggunakan obat anti
Kesimpulan nyamuk saat beraktivitas di tempat
1. Variabel yang berhubungan sebab yang banyak nyamuk dan melarang
akibat dengan kejadian DBD adalah anak untuk tidak bermain ditempat
beberadaan sampah, tidak melakukan yang banyak nyamuk.
3M, kebiasaan tidur pagi/sore hari, 2. Disarankan kepada petugas puskesmas
kawat kasa pada ventilasi dan umur : untuk dapat membudayakan
a. Mereka yang memiliki keberadaan masyarakat dalam pemberantasan
sampah di sekitar rumah berisiko 2,9 sarang nyamuk, dengan pembentukan
kali untuk menderita DBD kelompok desawisma. Bagi
dibandingkan dengan mereka yang masyarakat yang di temukan jentik di
memiliki keberadaan sampah di rumahnya maka akan diumumkan di
sekitar rumah (CI 95% = 1,750- mesjid, sehingga terbentuklah budaya
5,069). malu. Untuk warga yang tidak di
b. Mereka yang tidak melakukan 3M temukan jentik di rumahnya selama 3
berisiko 3,7 kali untuk menderita bulan maka diberi reward atau
DBD dibandingkan mereka yang penghargaan misalnya masuk ke
melakukan 3M (CI 95% = 2,226- taman wisata alam mayang secara
6,243). gratis..
c. Mereka yang memiliki kebiasaan tidur 3. Disarankan kepada masyarakat
pagi/sore berisiko 1,7 kali untuk menyediakan tempat pembuangan
menderita DBD dibandingkan mereka sampah yang tertutup disetiap rumah.
yang tidak memiliki kebiasaan tidur Dan untuk petugas kesehatan
pagi/sore (CI 95% = 1,019- 2,877). mengadakan penyuluhan bagaimana
d. Mereka yang tidak memiliki kawat cara mengolah sampah yang padat
kasa pada ventilasi berisiko 2,1 kali dengan baik dan benar.
untuk menderita DBD dibandingkan 4. Disarankan kepada masyarakat yang
mereka yang memiliki kawat kasa belum menggunakan kawat kasa agar
menggunakan kawat kasa pada setiap
FMIPA-UMRI 54
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018
ventilasi dengan baik dan mengganti Media Litbang Kesehatan. Vol XVIII
kawat kasa yang sudah berlubang No. 3
dengan kawat kasa yang tidak https://media.neliti.com/media/publi
berlubang. cations/160433-ID-beberapa-faktor-
5. Disarankan kepada masyarakat jika risiko-yang-berpengaruh.pdf
tidur saat waktu puncak gigitan untuk Departemen Kesehatan Republik
menggunakan obat anti nyamuk atau Indonesia. (2005). Pencegahan dan
kelambu yang dapat mencegah gigitan Pemberantasan Demam Berdarah
nyamuk Dengue di Indonesia. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2016).
DAFTAR PUSTAKA Data Kasus Demam Berdarah
Abdullah A Z, Nawi R, Sibe A. (2010). Dengue Seluruh Puskesmas Kota
Faktor Risiko Kejadian Demam Pekanbaru: Pekanbaru.
Berdarah Dengue di Kecamatan Fakhriadi R, dkk. (2015). Faktor Risiko
Tempe Kabupaten Wajo 2009. Penyakit Demam Berdarah Dengue
(Online). Jurnal MKMI. Vol. 6 No. Di Wilayah Kerja Puskesmas
4. Guntung Paying Kota Banjarbaru.
Http://Journal.Unhas.Id/Index.Php/J Jurnal Publikasi Kesehatan
mkmi/ Article/Viewfile/1040/913 Masyarakat Indonesia. Vol. 2 No. 1.
diakses 05 Januari 2016). http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.
Amrieds E, dkk. (2016). Faktor-Faktor php/JPKMI/article/view/2703
Yang Berhubungan Dengan Hasan A. (2008). Hubungan Perilaku
Kejadian Demam Berdarah Dengue Pemberantasan Sarang Nyamuk
(DBD) Di Kelurahan 19 November Dengan Kejadian Demam Berdarah
Kecamatan Wundulako Kabupaten Dengue Di Kota Bandar Lampung.
Kolaka Tahun 2016. Jurnal Ilmiah National Public Health Journal. Vol.
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. 2 No. 2.
Vol. 1 No. 3. http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/art
https://media.neliti.com/media/publi icle/view/276
cations/184804-ID-faktor-faktor-
yang-berhubungan-dengan-ke.pdf Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, (2016). Profil Kesehatan
Carundeng M, dkk. (2015). Analisis Faktor-
Indonesia Tahun 2015: Jakarta
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Lumingas E, dkk. (2017). Faktor-Faktor
Puskesmas Gogagoman Kota Yang Berhubungan Dengan
Kotamobagu. Jurnal Kesehatan Kejadian Demam Berdarah Dengue
Masyarakat. Vol. 4 No. 1. Di Wilayah Kerja Puskesmas
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph Tanawangko. Jurnal Media
p/kesmas/article/view/12688 Kesehatan. Vol. 9 No. 3.
Darjito E, dkk. (2008). Beberapa Faktor https://ejournalhealth.com/index.php
Risiko Yang Berpengaruh Terhadap /medkes/article/view/336
Kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Kabupaten Banyumas. Jurnal
55 MIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018
FMIPA-UMRI 56