Anda di halaman 1dari 11

PEMAKAIAN

TANDA BACA DAN PENGGUNAANNYA

A. Arti tanda baca

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa
pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan,
dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda
antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya
spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.

Bahasa tulisan pada dasarnya adalah lambang bahasa lisan (lihat Pendahuluan). Pembicara
(dalam hal ini terutama penutur asli) yang mahir selalu berusaha menyatakan pikiran dan
perasaa1nnya sejelas mungkin dengan mempergunakan lambang-lambang bunyi, intonasi, keras-
lembut suara, dan variasi kecepatan ujaran.

Di samping itu, untuk memperjelas atau memberi tekanan pada pikiran atau rasa tertentu,
pembicara kadang-kadang juga mempergunakan berbagai isyarat badaniah (gerak muka, tangan
dan lain-lain). Pendengar yang mahir umumnya dapat menandai dan memahami aspek-aspek
bahasa lisan yang demikian sehingga dia dapat mengerti benar pikiran dan perasaan yang
dinyatakan oleh pembicara. Penulis (pengarang) yang baik dan terampil , sebagaimana
pembicara , juga melambangkan aspek-aspek bahasa lisan sebagai disebut tadi dengan
mempergunakan berbagai lambang tulisan. Namun, tidak semua aspek itu dapat dilambangkan,
sehingga dapat dikatakan bahwa sesungguhnya bahasa tulisan bukanlah lambang yang sempurna
dari bahasa lisan.

Lambang-lambang yang dipergunakan oleh penulis untuk melambangkan bahasa tulisan


ialah huruf-huruf dan angka-angka sebagaimana yang terdapat pada alfabet, dan tanda-tanda
baca. Huruf-huruf pada umumnya dipergunakan untuk melambangkanbunyi-bunyi sesuai dengan
sistem fonologi bahasa itu. Tetapi disamping itu, huruf-huruf di samping bentuk, dipakai juga
sebagai tanda-tanda baca.
1
Dp. Tampubulon. Kemampuan membaca dan Tehnik membaca. (DP. Tampubolon, Prof. H. G Tarigan Guru Besar
FPBS IKIP, Bandung, 1987) Hlm. 33
Umpamanya, huruf besar (kapital) dipakai dipemulaan kalimat atau setelah tanda titik (.),
dan juga untuk nama sendiri.Tanda-tanda baca lainnya umumnya dipergunakan untuk
melambangkan berbagai aspek bahasa lisan lainnya, terutama intonasi. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tanda-tanda baca ialah ; lambang lambang tulisan yang dipergunakan oleh
penulis untuk melammbangkan berbagai aspek bahasa lisan, yang bukan bunyi-bunyi bahasa
(fonem-fonem).

B. Jenis jenis Tanda Baca

A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya :

Ayahku pergi ke kota.

Catatan :

Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.

Misalnya :

Jurnal itu disusun oleh Drs. Sukamto, M.A.

2. Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam satu bagan, ikhtisar, atau daftar.

Misalnya :

a. III. Departemen Pendidikan Nasional

1. Direktorat Anak Usia Dini

Catatan :

Tanda titik tidak dipakai belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika
angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yanng menunjukkan
waktu.

Misalnya :

Pukul 1.30.26 (pukul 1 lewat 30 menit 26 detik atau pukul 1,30 menit,26 detik)

Catatan : Penulisan waktu dengan angka dapat mengikuti salah satu cara berikut.

(1) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 tidak dapat dilengkapi dengan
keterangan pagi, siang, sore, atau malam.

Misalnya :

Pukul 7.00 pagi

(2) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan keterangan pagi,
siang, sore, atau malam

Misalnya :

Pukul 10.45

4. Tanda tiitik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan
jangka waktu.

Misalnya :

1.38.29 jam (1 jam, 38 menit , 29 detik)

5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di akhir nama penulis, tahun terbit,judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan nama penerbit.

Misalnya :

Echols, John M. Dan Hassan Shadily. 2007. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:


Gramedia Pusttaka Utama.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannyayang
menunjukkan jumlah.

Misalnya :

Kota itu berpenduduk 24.200 orang.

B. Tanda Koma (,)


1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya :

Saya mengambil kertas, pena, dan tas.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dan kalimat setara
berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali.

Misalnya :

Saya akan membeli buku-buku puisi, sedangkan kau membeli buku-buku fiksi.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya :

Kalau ada undangan, saya akan datang.

4. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, seperti
oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.

Misalnya :

Anak sangat nakal. Oleh karena itu, dia dijauhi oleh teman-temannya.

5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan,
atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain
yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya :

Wah, makasih ya.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Misalnya :

Kata Ibu, “ Saya sangat cantik memakai gaun itu.”

7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam Kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.

Misalnya :

“Darimana kamu Rati?” tanya Pak Dosen.

8. Tanda koma dipakai diantara (a) nama dan alamat, (b) bagian bagian alamat, (c) tempat
dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Misalnya :

Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor

9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.

Misalnya :

Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional.Jakarta : Restu Agung

10. Tanda koma dioakai diantara bagian bagian dalam catatan kaki atau catatan ahkir.

Misalnya :

Alisjahbana, S. Takfir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 2 (Jakarta:


Pustaka Rakyat, 1950), hkm. 25.
11. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gekar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Misalnya :

Ny. Ananih, M.A.


12. Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau diantara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.

Misalnya :

12,5 m
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.

Misalnya :

Guru saya, Pak Ridwan, pandai sekali.


14. Tanda koma dapat dipakai_untuk menghindari salah baca/salah pengertian_dibelakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya :

Dalam pengenbangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa dikawasan


nusantara ini.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk setara.

Misalnya :

Hari sudah malam; anak-anak sudah membaca buku-buku yanng baru dibeli
ayahnya.
2. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang
berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak
perlu digunakan kata dan.
Misalnya :

Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:


(1) Berkewarganegaraan Indonesia;
(2) Berijazah S1 sekurang-kurangnya;
(3) Berbadan sehat;
(4) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila
unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.

Misalnya :

Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaos; pisang, apel, jeruk.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau
pemerian.

Misalnya :

Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Misalnya :

Ketua : Ahmad Wijaya


Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi
3. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.

Misalnya :

Ibu : “Bawa kopor ini, Nak!”


Amir :”Baik, Bu.”
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya :
Di samping cara lama diterapkan juga ca-
ra baru ...
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran
dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian garis.
Misalnya :
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
3. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya :
anak-anak; berulang-ulang; kemerah-merahan
4. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam
kata yang dieja satu-satu.
Misalnya :
20-06-2001
5. Tanda hubung dioakai untuk merangkai:
- se- dengan kata berikutnya yang dimukai dengan huruf kapital,
- ke- dengan angja,
- angka dengan -an
- kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf kapital,
- kata ganti yang berbentuk imbuhan, dan
- gabungan kata yang merupakan kesatuan.
Misalnya :
Se- Indonesia
Peringkat ke-2
Tahun 1950-an
F. Tanda Pisah (_)
1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan diluar bangun utama kalimat.
Misalnya :
Kemerdekaan itu_hak segala bangsa_harus dipertahankan.
2. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan apoisi atau keterangan yang
lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya :
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia_amanat Sumpah Pemuda_harus terus
ditingkatkan.
3. Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan, tanggal,atau tempat dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya :
Tahun 1928-2008
G. Tanda Tanya (?)
1. Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
Kapan dia berangkat?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
diasingkan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya :
Dilahirkan pada tahun 1963(?)
H. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang
kuat.
Misalnya :
Alangkah indahnya taman laut ini!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
I. Tanda Elipsis (...)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terpputus-putus.
Misalnya :
Kalau begitu..., marilah kita laksanakan.
2. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya :
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
J. Tanda Petik Dua (“)
1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
Ibu berkata, “Paman berangkat besok pagi”
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Misalnya :
Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Misalnya :
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
K. Tanda Petik Tunggal (‘)
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.
Misalnya :
Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Misalnya :
Terpandai ‘paling’ pandai
3. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa darah
atau bahasa asing.
Misalnya :
feed-back ‘balikan’
L. Tanda Kurung (())
1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya :
Anak itu tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk).
2. Untuk menandai pengertian “atau”
Misalnya :
Informasi (informasi-informasi) seperti dimaksud sangat diperlukan.
M. Tanda Kurung Siku ([])
1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian dalam kalimat yang ditulis orang lain.
Tanda itu memang menyatakan kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam
naskah asli.
Misalnya :
Ulang tahun [hari kemerdekaan] Republik Indonesia.
2. Tanda kkurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II {lihat
halaman 35-38}) perlu dibentangkan di sini.
N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomo surat, nomor pada alamat, dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.
Misalnya :
No. 7/PK/2008
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
Misalnya :
Harganya Rp 1.500,00/lembar (harganya Rp 1.500,00 tiap lembar)
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

Misalnya :

Dia ‘kan sudah kusurati . (‘kan : bukan)2

2
Eko Sugiarto, Master EYD Edisi Baru. (Niten RT 05/RW 30, Wedomaetani, Ngemplak, Sleman Yogyakarta 55584,
Suaka Media, 2015) Hlm. 37-60

Anda mungkin juga menyukai