Anda di halaman 1dari 3

KIMIA KLINIK 1.

Benedict
MAKROSKOPIS a. Pipet 5 ml reagen benedict pada tabung reaksi
1. Berat Jenis b. Tambah 3 tetes urin dan dicampur
PRINSIP : BJ urin diukur dengan urinometer yang memiliki BJ aquadest 1,000 pada suhu 20° c. Panaskan 2 menit
a. Tampung pada gelas ukur sebanyak 40 ml d. Diangkat dan kocok
b. Putar urinometer dalam gelas ukur e. Baca hasil reduksi
c. Baca saat urinometer berputar 2. Fehling
d. Ukur pada suhu 20° a. Pipet 2 cc fehling A dan 2 cc fehling B pada tabung reaksi
e. Hitung : b. Tambah 1 cc urin dan dicampur
SK (30°) – ST (20°)
c. Panaskan sampai mendidih
BJS = BJt + X3 d. Baca hasil reduksi
3
INTERPRETASI : (-) : tetap biru / agak kehijauan dan keruh
2. Keasaman Urin
(+) : hijau kekuningan agak keruh (0,5-1% glukosa)
PRINSIP : celupkan kertas indikator ke dalam urin dimana warna yang terjadi menunjukkan pH
(++) : kuning keruh (1-1,5% glukosa)
urin yang selanjutnya dilakukan pencocokan warna
(+++) : jingga / warna lumpur keruh (1,5-3,5% glukosa)
a. Siapkan gelas arloji
(++++) : merah keruh (>3,5%)
b. Letakkan kertas pH
c. 1 tetes urin
KIMIAWI BILIRUBIN
d. Tunggu beberpa saat
PRINSIP : Adanya bilirubin dalam urine akan dioksidasi oleh reagen fouchet yang berwarna hijau dimana
e. Cocokkan dengan pH indicator
sebelumnya bilirubin diendapkan oleh Barium Clorida
3. Warna
a. Masukkan 5 ml urin dalam tabung reaksi
PRINSIP : Warna urin harus dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan cahaya tembus urine,
b. Tambah 5 ml reagen BaCl2
yang dinyatakan dengan warna kuning muda, kuning tua, & tidak berwarna
c. Kocok hingga homogen
a. Tuang urin ¾ tabung reaksi
d. Saring dengan kertas saring dan corong
b. Amati sikap sering tembus cahaya
e. Pindahkan kertas saring ke petridish tunggu agak kering
KIMIAWI PROTEIN f. Tetesi reagen fouchet 1-2 tetes
PRINSIP : untuk menyatakan adanya protein dalam urin yang akan ditunjukkan dengan adanya kekeruhan g. Diamati terjadinya warna hijau empedu
dengan melakukan penambahan asam untuk mendekatkan ke titik isoelektris dari protein dan
dilakukan pemanasan sehingga terjadi presipitasi yang dinilai scr semikuantitatif KIMIAWI UROBILIN
1. Asam Asetat PRINSIP : reaksi antara urobilin dengan reagen shlesinger akan terbentuk fluorensasi hijau terang dimana
a. Siapkan 2 tabung reaksi untuk tes dan control diisi 2 ml urin pada pemeriksaan ini sebelumnya dilakukan penambahan lugol untuk mengoksidasi urobilinogen
b. Tambahkan pada tabung tes 3-5 tetes As. Asetat 6%, dan dikocok karena urin segar tidak mengandung urobilin
c. Panaskan tabung tes a. Masukkan 5 ml urin pada tabung reaksi
d. Amati adanya kekeruhan b. Tambah 4 tetes lugol biarkan selama 5 menit
2. Asam Sulfosalicyl c. Tambah 5 ml reagen Shlesinger
a. Siapkan 2 tabung Rx diisi urin masing-masing 2 ml d. Saring dengan krtas saring
b. Pada tabung tes tambah 8 tetes As. Sulfosalicyl 20% dan dikocok e. Dilihat adanya floresensi hijau terang dengan lampu menyala dan latar belakang hitam
c. Panaskan tabung tes
d. Amati adanya kekeruhan KIMIAWI KHUSUS
INTERPRETASI : (-) : tidak terjadi kekeruhan 1. Rotera / Keton
(+) : kekeruhan ringan tanpa butir kadar 0,01-0,05% PRINSIP : Dimana sodium nitropossida yang ditambahkan dalam urine akan bereaksi dengan
(++) : kekeruhan mudah dilihat tampak butir kadar 0,05-0,2% keton bodies (aceton, asam asetoasetat, dan asam betahidroksibutirat) dalam suasana
(+++) : keruh berkeping kadar 0,2-0,5% alkali akan membentuk cincin berwarna ungu kemerahan
(++++) : sangat keruh keping besar kadar >0,5% a. Pipet 5 ml urin dalam tabung reaksi
b. Tambah 1 gram rithera / 5 tetes rothera
KIMIAWI REDUKSI c. Dialirkan lewat dinding tabung 1-2 ml NH4OH pekat tunggu beberapa menit
PRINSIP : Zat pereduksi dalam urin dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan basa ( Cu, Bi, Hg, d. Lihat adanya cincin berwarna ungu
Fe) dalam tes benedict dan fehling, glukosa dan bahan-bahan pereduksi dalam urin akan
mereduksi cuprisulfat yang berwarna biru menjadi endapan cupro oksida yang berwarna merah 2. Erlich / Urobilinogen
dalam suasana alkali PRINSIP : Adanya urobilinogen dalam urin akan dioksidasi dengan reagen rothera
a. Masukkan 5 ml urin pada tabung reaksi
b. Tambah 0,5 reagen erlich terjadinya kekeruhan yang dinilai secara kualitatif
c. Homogenkan a. Pipet 1 ml reagen pandy pada tabung serologi 7 mm
d. Lihat adanya warna merah dari atas tabung dengan lampu menyala b. Tambah 1 tetes teagen pandy
c. Amati derajat kekeruhan
3. Sulkowicth / Kalsium INTERPRETASI : (-) : tidak terjadi kekeruhan
PRINSIP : kalsium dalam urin dapat diendapkan oleh reagen sulkowicth dalam bentuk kalsium (+) : adanya opalescen (10-100 mg/dl)
oksalat tanpa kalsium fosfaty oleh pH reagen (++) : cairan keruh (100-300 mg/dl)
a. Siapkan 2 tabung reaksi masing masing diisi dengan 3 ml urin (+++) : sangat keruh ( 300-500 mg/dl)
b. Tambah 3 ml sulkowicth pada tabung tes (++++) : kekeruhan spt susu terjadi endapan (>500 mg/dl)
c. Campur dan biarkan 2-3 menit
d. Baca hasilnya 4. LCS ( None Apelt)
INTERPRETASI : (-) : tidak terjadi kekeruhan TUJUAN : untuk mengetahui adanya globulin
(+) : kekeruhan halus PRINSIP : protein dalam cairan otak akan membentuk presipitat dengan larutan jenuh
(++) : kekeruhan sedang Ammonium sulfat yang dapat dinilai secara kualitatif
(+++) : kekeruhan agak berat timbul kurang dari 20 detik a. 1 ml reagen none apelt pada tabung serologi
(++++) : terjadi kekeruhan berat seketika b. Masukkan 1 ml cairan otak melalui dinding tabung
c. Diamkan dan lihat perbatasan kedua cairan berupa cincin
4. Fantus / Clorida
TUJUAN : Untuk mengetahui klorida dalam urin 24 jam 5. Batu Ginjal
a. Masukkan 10 tetes urin pada tabung reaksi TUJUAN : Untuk mengetahui susunan kimia dari batu ginjal
b. Tambah 1 tetes kaliumkromat / K2CrO4 20% PRINSIP : Batu ginjal yang direaksikan dengan reagen tertentu akan timbul reaksi dan terbentuk
c. Tambah perak nitrat / AgNO3 2,9 % sedikit demi sedikit dengan pipet tetes sambil endapan yang dinilai secara kualitatif
digoyangkan sampai terjadi perubahan warna merah yang tetap a. Karbonat
d. Jumlah larutan perak yang diteteskan sama dengan jumlah clorida perliter 1) Serbuk
2) HCL 10%
5. Lignin / Sulfonamide 3) Positif : Gas
PRINSIP : Dalam suasana asam keras, grup amilamine dalam sulfonamide akan bereaksi dengan b. Calcium
cellulosa yang terdapat pada kertas koran yang berwarna kuning hingga orange 1) Serbuk
a. Teteskan 1-2 tetes urin pada kertas koran 2) 3 ml HCL 10%
b. Tetesi HCl 3) Panaskan
c. Baca hasilnya, hasil positif akan terbentuk warna kuning hingga orange 4) Ammonium oxalate melalui dinding
5) Positif : Endapan putih
KLINIK KHUSUS c. Oxalate
1. Getah Lambung (HCL Bebas) 1) Serbuk
TUJUAN : untuk mengetahui apakan lambung mampu mengekskresikan asam hidroclorida 2) 1 ml HCL 10%
a. Masukkan 1 ml getah lambung dalam tabung reaksi 3) Panaskan
b. Tambah 1 tetes indikator MR 1% 4) MnO2
c. Adanya HCL akan berwarna merah pH < 4 bersifat asam 5) Positif : Gas
d. Ammonium
2. Transudat Eksudat (RIVALTA) 1) Serbuk
TUJUAN : Untuk mengetahui ada tidaknya protein 2) 1 tetes NaOH 20%
PRINSIP : Adanya seromucin yang terdapat dalam Exudate akan bereaksi dengan asam asetat 3) 2 tetes Nessler
glasial dan menimbulkan kekeruhan yang dinilai secara kualitatif 4) Positif : Endapan kuning sampai coklat
a. Masukkan 100 ml aquadest dalam beaker glass e. Phospat
b. Tambah 1 tetes asa asetat glasial dan campurkan 1) Serbuk
c. Tetesi 1 tetes sampel 2) 4-5 tetes HNO3
d. Amati terjadinya kabut putih 3) Panaskan
4) 1 ml NH4OH 10%
3. LCS (Pandy) 5) 1 ml NH4 molibdat
TUJUAN : Untuk mengetahui adanya protein albumin dan globulin dalam LCS 6) Panaskan
PRINSIP : Adanya proten dalam LCS akan bereaksi dengan reagen pandy yang ditunjukkan dengan 7) Positif : Kuning tua
f. Cholestrol No Sel / LP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Rata2
1) Serbuk Organik :
2) 1 ml Cloroform
Eritrosit .../LP
3) Panaskan
4) 0,5 ml asam asetat anhidrit Leukosit .../LP
5) H2SO4 pekat Epitel .../LP
6) Positif : Hijau Squamus .../LP
g. Magnesium Transisional .../LP
1) Serbuk Ginjal .../LP
2) 1 ml NaOH 1
Silinder .../LP
3) 1 tetes titan yellow
4) Positif : Merah lembayung Hyalin .../LP
Lilin .../LP
SEDIMENT G. Kasar .../LP
PRINSIP : untuk melihat adanya elemen-elemen (sel, kristal, dll) dalam urin maka dilakukan pemeriksaan G. Halus .../LP
dibawah mikroskop. Hal ini dikerjakan dengan pemusingan pada kecepatan tertentu dan waktu Eritrosit .../LP
tertu sehingga elemen tersebut terpisah dari supernatannya
Leukosit .../LP
a. Kocok urin perlahan
b. Masukkan ¾ tabung centrifus Anorganik
c. Centrifus selama 5 menit pada 1500 – 2000 rpm Uric Acid -/+
d. Buang supernatannya Urat Amort -/+
e. Ambil sedimen dengan pipet tetes letakkan pada object glass dan tutp dengan cover 2 Phospat -/+
f. Periksa perbesaran 10x dan 40x
Tripel pospat -/+
PELAPORAN : 1. Unsur sedimen dilaporkan secara semikuantitatif
2. Jumlah silinder dilaporkan rata-rata per LP Calsium Oxalat -/+
3. Rata-rata leukosit dan eritrosit dilaporkan per LP Calsium fosfat -/+
4. sel epitel kristal, (+) ada, (++) banyak, (+++) banyak sekali, (++++) tak terhingga

Anda mungkin juga menyukai