Anda di halaman 1dari 30

22-Aug-19

Askep Pneumothorax, hematothorax,


Ca Nasofaring

Oleh:
Ns. Frana Andrianur, S. Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KALTIM TAHUN 2019

CA NASOFARING

1
22-Aug-19

ANATOMI

ANATOMI
Nasofaring letaknya tertinggi di antara bagian-bagian lain
dari faring, tepatnya di sebelah do sal dari cavum nasi dan
dihubungkan dengan cavum nasi oleh koane. Nasofaring
tidak bergerak, berfungsi dalam proses pernafasan dan ikut
menentukan kualitas suara yang dihasilkan oleh laring.
Nasofaring merupakan rongga yang mempunyai batas-batas
sebagai berikut :
Atas : Basis kranii. Bawah : Palatum mole. Belakang : Vertebra
servikalis Depan : Koane

Lateral : Ostium tubae Eustachii, torus tubarius, fossa


rosenmuler (resesus faringeus). Pada atap dan dinding
belakang Nasofaring terdapat adenoid atau tonsila faringika.

2
22-Aug-19

DEFINISI CA NASOFARING
 Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang
tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi di fossa
rossenmuller dan atap nasofaring. Karsinoma nasofaring
merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang
terbanyak ditemukan di Indonesia
 Karsinoma nasofaring adalah keganasan pada nasofaring
yang berasal dari epitel mukosa nasofaring atau kelenjar
yang terdapat di nasofaring.
 Carsinoma Nasofaring merupakan karsinoma yang paling
banyak di THT. Sebagian besar klien datang ke THT dalam
keadaan terlambat atau stadium lanjut.

ETIOLOGI
 Kaitan Virus Epstein Barr dengan ikan asin dikatakan
sebagai penyebab utama timbulnya penyakit ini. Virus ini
dapat masuk dalam tubuh dan tetap tinggal disana tanpa
menyebabkan suatu kelainan dalam jangka waktu yang
lama.
 Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu mediator
kebiasaan untuk mengkonsumsi ikan asin secara terus
menerus mulai dari masa kanak-kanak, merupakan
mediator utama

3
22-Aug-19

ETIOLOGI
Mediator yang berpengaruh untuk timbulnya Ca Nasofaring :
 Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamine.
 Keadaan social ekonomi yang rendah, lingkungan dan
kebiasaan hidup.
 Sering kontak dengan Zat karsinogen (benzopyrenen,
benzoantrance, gas kimia, asap industri, asap kayu,
beberapa ekstrak tumbuhan).
 Ras dan keturunan (Malaysia, Indonesia)
 Radang kronis nasofaring

Tanda dan gejala ca nasofaring


 Gejala dini:
 Pada telinga dijumpai sumbatan Tuba Eutachius  Ps mengeluh asa
penuh di telinga, rasa dengung kadang-kadang disertai dengan
gangguan pendengaran.
 Radang ditelinga sampai pecah gendang telingaproduksi semakin
banyak akhirnya kebocoran gendang telingaggn pendengaran
 Gx pada hidung: epistaksis atau mimisan akibat dinding tumor yang
rapuh. Keluar darah berulang-ulang, jumlah sedikit dan seringkali
bercampur ingus sehingga warna merah muda
 Perumbuhan tumor menutupi rongga hidung dan menutupi koana

4
22-Aug-19

Tanda dan gejala ca nasofaring


 Gejala lanjutan:
 Pembesaran kelenjar limfe daerah leher sebagai pertahanan
pertama sebelum tumor meluas ke bagian lebih jauh
 Benjolan ini tidak dirasakan nyeri sehingga diabaikan oleh pasien
 Perkembangan sel kanker, menembus kelenjar dan mengenai otot
bawahnya  kelenjar melekat pada otot dan sulit digerakkan
pembesaran >>  pembesaran kelenjar limfe leher yg merupakan
gejala utama yang mendorong pasien datang ke dokter.
 Perluasan tumor ke jaringan sekitar  tengkorak dan kebelakang
yang bisa mengenai saraf otak menyebabkan pengelihatan ganda
(diplopia), rasa baal (mati rasa) daerah wajah sampai akhirnya
kelumpuhan lidah,leher & ggn pendengaran serta penciuman.

Tanda dan gejala ca nasofaring


 Gejala lanjutan:
 Keluhan lain sakit kepala hebat akibat penekanan se selaput otak,
rahang tidak dapat terbuka akibat kekakuan otot-otot rahang yang
terkena tumor.
 Biasanya kelumpuhan mengenai salah satu sisi tubuh (unilateral)
tetapi beberapa kasus pernah ditemukan kedua sisi tubuh
 Gx akibat metastasis apabila sel-sel kanker dapat ikut mengalir
bersama aliran limfe atau darah  ke organ lain tulang, hati dan
paru. Hal ini menandakan suatu stadium prognosis sangat buruk

5
22-Aug-19

PENATALAKSANAAN
 Radioterapi : hal yang perlu dipersiapkan adalah
KU pasien baik, hygiene mulut, bila ada infeksi
mulut diperbaiki dulu/ diobati.
 Kemoterapi
 Kombinasi Radioterapi dan kemoterapi
 Pembedahan

ASKEP KARSINOMA NASOFARING

Keluhan Utama: Leher terasa nyeri, semakin lama semakin membesar,


susah menelan, badan merasa lemas, serta BB turun drastis dalam
waktu singkat.
Pengkajian
 Faktor herediter atau riwayat kanker pada keluarga misal ibu atau
nenek dengan riwayat kanker payudara
 Lingkungan yang berpengaruh seperti iritasi bahan kimia, asap sejenis
kayu tertentu.
 Kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak tertentu
dan kebiasaan makan makanan yang terlalu panas serta makanan
yang diawetkan ( daging dan ikan).
 Golongan sosial ekonomi yang rendah juga akan menyangkut
keadaan lingkungan dan kebiasaan hidup.

6
22-Aug-19

ASKEP KARSINOMA NASOFARING

Pengkajian
 Tanda dan gejala
 Aktivitas
Kelemahan atau keletihan. Perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-faktor
yangmempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
 Sirkulasi
Akibat metastase tumor terdapat palpitasi, nyeri dada, penurunan tekanan
darah, epistaksis/perdarahan hidung.
 Integritas ego, Faktor stres, masalah tentang perubahan penampilan,
menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, kehilangan kontrol, depresi,
menarik diri, marah
 Eliminasi
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin,
perubahan bising usus, distensi abdomen.

ASKEP KARSINOMA NASOFARING

Pengkajian
 Makanan/cairan
Kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahanpengawet),
anoreksia, mual/muntah, mulut rasa kering, intoleransi
makanan,perubahan berat badan, kakeksia, perubahan
kelembaban/turgor kulit.
 Neurosensori
Sakit kepala, tinitus, tuli, diplopia, juling, eksoftalmus
 Nyeri/kenyamanan
Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga (otalgia), rasa
kaku di daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran

7
22-Aug-19

ASKEP KARSINOMA NASOFARING

Pengkajian
Pernapasan
Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang
yang merokok), pemajanan
Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan
matahari lama / berlebihan, demam, ruam kulit.
Seksualitas : Masalah seksual misalnya dampak hubungan,
perubahan pada tingkat kepuasan.
Interaksi social : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem
pendukung

DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan persepsi panca indera : penglihatan, pendengaran, dan
penciuman berhubungan dengan penerimaan terhadap panca
indra yang terganggu
 Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan
 Resiko infeksi d.d penyakit kronik
 Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan radiasi
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan sensorik,
penurunan integritas tulang

8
22-Aug-19

DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan tidak tahu dengan
sumber informasi
 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
batuk
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurangnya nafsu makan
 Resiko untuk aspirasi d.d tekanan batuk, perdarahan pada mulut
 Gangguan menelan berhubungan dengan batuk
 Kelemahan aktifitas berjalan berhubungan dengan kelemahan
neuromuskuler

DIAGNOSA KEPERAWATAN BISA MUNCUL


Sumber Lain...
 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi berlebihan
 Nyeri kronik b/d agen injuri fisik (pembedahan).
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan pemasukan nutrisi.
 Risiko infeksi d.d tindakan infasive, imunitas tubuh menurun
 Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d
misintepretasi informasi, ketidak familiernya sumber informasi
 Harga diri Rendah b/d perubahan perkembangan penyakit,
pengobatan penyakit.
 Gangguan sensori persepsi (pendengaran ) berubungan dengan
gangguan status organ sekunder metastase tumor

9
22-Aug-19

PNEUMOTHORAKS

PENDAHULUAN
Trauma thorak merupakan trauma ke dua, umumnya
terjadi trauma traumatis yang tidak disengaja. Penelitian
kejadian 60 % harus dilakukan pemikiran cepat dan
intervensi awal adalah faktor kunci untuk evaluasi,
manajemen dan kelangsungan hidup.
Trauma thorak penyebab kematian 25 % di AS. Banyak
cidera menyebabkan kematian selama menit pertama
atau jam pertama setelah trauma.

10
22-Aug-19

21
Anatomy
Kulit + otot
Tulang Iga (+ otot interkostal)
Cavum pleura (pleura
parietalis +pleura visceralis)
Paru-paru

22/08/2019

DEFINISI PNEUMOTHORAX
 Keadaan terdapatnya udara didalam rongga pleura
(Harrison, 2000).
 Luka tembus dada merupakan penyebab umum dari
pneumotoraks traumatik pengumpulan udara dalam ruang
potensial. Pneumotoraks adalah cedera dada hebat yang
disebabkan karena adanya udara yang keluar dari paru
kedalam ruang pleura (Brunner & Suddart, 2010).
 Udara atau gas yang terakumulasi antara pleura parietal
dan viseral  banyaknya udara terjebak menentukan
tingkat kolaps paru

11
22-Aug-19

23

22/08/2019

PENYEBAB
 Pneumotorak Traumatik
Adalah akibat trauma, baik penetrasi maupun
bukan robek pleura, dinding dada maupun paru
 P. Traumatik Iatrogenik : Tindakan medis spt
parasintesis, ventilasi mekanik
 P. Trauma non Iatrogenik: Trauma tumpul baik terbuka
atau tertutup
 Pneumothorak Spontan
 P. Spontan primer: Akibat robeknya suatu kantung
udara dekat pleura viseralis
 P. Spontan Sekunder: Komplikasi penyakit paru spt
PPOK, Asma pecahnya bleb viseralis

12
22-Aug-19

TIPE PNEUMOTHORAX

1. Simple Pneumothorax
2. Traumatic Pneumothorax
3. Tension Pneumothorax

26 Simple Pneumothorax
 Udara di cavum pleura
 Trauma tumpul atau tajam
 Laserasi paru penyebab terbanyak disebabkan :
trauma tumpul
 Open pneumothorax tutup dengan kasa 3 sisi)
 Chest tube + WSD

22/08/2019

13
22-Aug-19

Open pneumothorax (sucking


chest wound)
• Defek besar pada dinding thorax
• Hipoksia dan hiperkarbia
• Tindakan dini, tutup defek dgn “sterile occlusive
dressing” dengan tiga sisi
27
• Operasi Definitif

22/08/2019

28

22/08/2019

14
22-Aug-19

29

22/08/2019

30 Tension pneumothorax
Udara dalam rongga pleura + ada
mekanisme ventil
Syok
Mendiastinum terdorong ke sisi sehat -
trachea terdorong
Pelebaran vena leher
Pasien sangat sesak

22/08/2019

15
22-Aug-19

31
Tension pneumotoraks
Inspeksi  ekspansi # simetris
Auskultasi  bising napas hilang
Perkusi  hypersonor

22/08/2019

32

• Paru kollaps
• Trachea terdorong
• Mediastinum terdorong
• Venous return menurun

22/08/2019

16
22-Aug-19

33

22/08/2019

PATOFISIOLOGI PNEUMOTHORAX
Keseimbangan antara kecenderungan jaringan paru untuk kolaps dan
kecenderungan dinding dada secara alamiah untuk mengembang
menghasilkan tekanan negatif dalam rongga pleura. Apabila terdapat udara
pada rongga pleura maka paru akan kolaps. Pada pneumotoraks simpel,
tekanan intrapleura menyamai tekanan atmosfir sehingga jaringan paru yang
kolaps dapat mencapai 30%. Pada kondisi yang lebih berat (tension
pneumotoraks), kebocoran yang terus terjadi akan menyebabkan
peningkatan tekanan positif pada rongga pleura yang lebih jauh dapat
menyebabkan kompresi paru, pendorongan struktur mediastinum ke kontra
lateral, penurunan venous return, dan penurunan cardiac output.

22/08/2019 34

17
22-Aug-19

PATOFISIOLOGI
Kebanyakan kasus (morbiditas) dan mortalitas diakibatkan oleh
cidera gangguan pernafasan, sirkulasi atau keduanya.
Respirasi akan kompromise : Kerusakan langsung paru atau jalan
napas, berhubungan dengan mekanisme bernapas
Cidera langsung merusak paru atau jalan napas termasuk
pulmonary contusion dan ggn trakeobronkial.
Cidera krn mekanisme: hemothorak, pneumotorak, & flail chest

22/08/2019 35

PATOFISIOLOGI
Cidera cabang tracheobronkial atau jarang pada esophagus
memungkinkan udara masuk ke jaringan lunak dada/ leher
(emfisema subkutan atau mediastinum (pneumomediastinum).
Tension pneumothorak merusak pernafasan serta sirkulasi.

Circulation dapat terganggu karena: Bleeding, penurunan venous


return, cidera cardiac langsung.

22/08/2019 36

18
22-Aug-19

PATOFISIOLOGI
Bleeding seperti pada hemotorak dapat bersifat masifsyok (respirasi juga
terganggu jika hemothorak besar)

Penurunan venous return merusak pengisian jantunghipotensi

Penurunan venous return karena peningkatan intrathorak pada tension


pneumothorak atau peningkatan intraperikardial pada temponade jantung

Gagal jantung/ kelainan konduksi dapat akibat cidera tumpul yang merusak
miokardium atau katup jantung.
22/08/2019 37

KOMPLIKASI
 Cidera pada dinding dada biasanya membuat pernapasan sangat nyeri
sehingga membatasi inspirasi (splinting)
 Umumnya komplikasi dari splinting  atelektasis yang menyebabkan
hypoxemia, pneumonia atau keduanya

 Pasien diobati dengan tube thoracostomy, faktanya jika hemothorak


drain tidak komplite (incompletely)  mungkin perkembangan infeksi
intrathorak (empyema)

22/08/2019 38

19
22-Aug-19

MANIFESTASI KLINIS
 Awitan biasanya tiba- tiba dan berat ringannnya sejala bergantung pada
luasnya jaringan paru yang kolaps serta penyakit dasar yang telah ada
sebelumnya
 Nyeri, sesak nafas dan sianosis
 Pneumotoraks yang cukup luas mungkin dapat menyebabkan sedikit
 Pendorongan organ intratorakal atau mungkin tidak bergejala sama
sekali.
 Derajat nyeri tidak berhubungan dengan luasnya pneumotoraks
 Biasanya didapatkan distress pernafasan, retraksi dan menurunnya suara
napas. Laring, trakea dan jantung mungkin bergeser ke arah berlawanan
22/08/2019 39

Pemeriksaan fisik thorax

• Inspeksi ekspansi
• Auskultasi bising napas
• Perkusi sonor

22/08/2019 40

20
22-Aug-19

Pernapasan baik apabila !!


• Frekwensi normal
• Tidak ada dyspnu-cyanosis
• Pemeriksaan fisik thorax baik

22/08/2019 41

MANIFESTASI KLINIS (LWW, 2011)


PNEUMOTHORAX TANDA DAN GEJALA
Tertutup -Nyeri tajam saat ekspirasi terutama pada paru yang
sakit.
-Peningkatan frekuensi napas
-Kecemasan meningkat
-Produksi keringat berlebihan
-Penurunan tekanan darah
-Takikardi
-Inspeksi dan palpasi: penurunan sampai hilangnya
pergerakan dada pada sisi yang sakit.
-Perkusi: hiperresonan pada sisi sakit
Auskultasi: penurunan suara napas.

21
22-Aug-19

MANIFESTASI KLINIS (LWW, 2011)


PNEUMOTHORAX TANDA DAN GEJALA
Spontan Napas pendek dan timbul secara tiba-tiba tanpa
ada trauma dari paru.
Ventil - Inspeksi dan sesak napas berat, penurunan
pergerakan dada.
- Perkusi: hiperresonan pada sisi sakit
- Auskultasi: penurunan suara napas.
Terbuka - Terlihat ada luka terbuka dan suara mengisap di
tempat luka.
- Perkusi: hiperresonan pada sisi sakit
- Auskultasi: penurunan suara napas.

EVALUASI DIAGNOSTIK (PDIPDI, 2009)

1. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Gambaran radiologi pneumothorax akan tampak hitam, rata dan
paru kolap akan tampak garis yang merupakan tepi paru. Kadang
paru kolaps tidak membentuk garis, tetapi berbentuk lobuler yang
sesuai dengan lobus paru. Adakalanya paru kolaps hanya tampak
seperti massa yang berada didaerah hilus. Keadaan ini menunjukkan
kolaps paru yang luas sekali. Besarnya kolaps tidak selalu berkaitan
dengan berat ringannya sesak nafas yang dikeluhkan. Perlu diamati
ada tidaknya dorongan. Apabila ada pendorongan jantung atau trakea
ke arah paru yang sehat, kemungkinan besar telah terjadi
pneumotoraks ventil dengan tekanan intrapleura yang tinggi.

22
22-Aug-19

EVALUASI DIAGNOSTIK (PDIPDI, 2009)

2. SATURASI OKSIGEN
Saturasi oksigen harus diukur biasanya normal kecuali adanya
penyakit paru.

3. ULTRASONOGRAFI atau CT
Keduanya lebih baik dari poto toraks dalam mendeteksi
pneumotoraks kecil dan biasanya digunakan setelah biopsi
perkutan.

PENATALAKSANAN MEDIS (PDIPDI, 2009)

 Tension pneumotoraks  Torakosintesis. Cara lain


dengan menusukkan ke rongga pleura memakai
transfusion set
 Penggunaan Pipa Water Sealed Drainage (WSD)
 Tindakan bedah  Cari lobang penyebab kmdn
jahit. Tindakan pengelupasan atau dekortisasi

23
22-Aug-19

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa yang bisa diangkat adalah


 Pola Nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru
 Nyeri akut
 Hambatan Mobilitas Fisik
 Gangguan Pola Tidur
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kecukupan
tubuh

HEMOTHORAX

22/08/2019 48

24
22-Aug-19

Hemothorax
1. Darah dalam cavum pleura
2. Laserasi paru, ruptur a.interkostalis, a.mamaria
interna,
3. Trauma tumpul / tajam
4. Perdarahan >1500 ml
5. Perdarahan > 200 ml perjam
6. Perdarahan 5 ml / jam/kgBB
7. Tendensi perdarahan meningkat
8. Thoracotomy explorasi
22/08/2019 49

22/08/2019 50

25
22-Aug-19

Manifestasi Klinis
 Gangguan pengembangan dada
 Perubahan kedalaman pernafasan
 Sesak nafas mendadak
 Perkusi pekak
 Perdarahan nyata (massif)
 Sianosis
 Hipoksia
 Takikardi
 Hipotensi

Perlu diingat bahwa rongga hemitoraks dapat


menampung 3 liter cairan, sehingga pasien
hematotoraks dapat terjadi syok hipovolemik berat
yang mengakibatkan terjadinya kegagalan sirkulasi,
tanpa terlihat adanya perdarahan yang nyata oleh
karena perdarahan masif yang terjadi, yang terkumpul
di dalam rongga toraks.

26
22-Aug-19

EVALUASI DIAGNOSTIK
 Perkusi memperlihatkan bunyi napas yang samar
dan saat auskultasi bunyi napas berkurang atau
tidak ada di sisi yang terserang.
 Torasentesis menghasilkan darah atau cairan
serosanguinosa
 Sinar-X dada menunjukkan cairan pleural dengan
atau tanpa pergeseran mediastinal.
 Analisis gas darah arterial bias
mendokumentasikan gagal respiratorik.
 Kadar hemoglobin bisa turun, tergantung pada
darah yang hilang

PENATALAKSANAAN MEDIS
 Resusitasi Cairan : Terapi awal hemotoraks bersamaan
dekompresi rongga pleura. Infuse cairan kristaloid cepat
dan pemberian darah.
 Pemasangan WSD
 Pemberian oksigen supplemental
 Analgesic untuk mengontrol nyeri
 Terapi IV  Mengembalikan cairan
 Auto tranfuse diperlukan jika kehilangan darah significant
(lebih dari 1 liter)
 Torakotomi diperlukan jika tidak memperbaiki kondisi
pasienevakuasi darah dan gumpalan

27
22-Aug-19

PENATALAKSANAAN HEMATOTHORAKS
 Penanganan hemodinamik segera untuk menghindari
kegagalan sirkulasi.
 Pada 90 % kasus hematotoraks tindakan bedah yang
dilakukan hanya dengan Torakostomi + WSD.
 Tindakan operasi torakotomi emergensi dilakukan untuk
menghentikan perdarahan apabila dijumpai :
a. Dijumpai perdarahan massif atau inisial jumlah
produksi darah di atas 1500 cc.
b. Bila produksi darah di atas 5 cc/kgBB/jam.
c. Bila produksi darah 3-5 cc/kgBB selama 3 jam berturut-
turut.
 Bila ada fasilitas video assisted thoracic surgery atau
VATS evakuasi darah dan penjahitan fistula atau robekan
paru pleura parietalis

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan Pneumotoraks dan Hemotoraks


yang mungkin muncul secara teoritis : (Doenges, 2000)
 Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan
dengan gangguan pertukaran gas
 Nyeri berhubungan dengan batuk menetap adanya
selang dada, ditandai dengan nyeri dada, gelisah,
keadaan umum lemah.
 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat.

28
22-Aug-19

Tindakan Keperawatan Pneumotoraks & Hemotoraks (LWW, 2011)


Tindakan Rasional
Lihat apakah klien pucat dan terengah- Klien akan terlihat pucat dan terengah-
engah. engah saat mengalami nyeri
Pantau tanda vital setiap jam Untuk mengindikasikan syok, distress
respiratorik, Tekanan darah turun, nadi naik
dan tingkat respiratorik naik bisa
mengindikasikan tingkat keparahan
pneumotoraks.
Tempatkan pipa dada. Minta pasien batuk Untuk mempermudah ekspansi dada.
dan bernapas dalam. Kemudian beri Analgesic dapat mengurangi nyeri.
analgesic.
Pada pasien yang menjalani drainase Jika ada penggelembungan berarti
pipa dada, lihat adakan kebocoran. Catat mengindikasikan kelainan paru gagal
jumlah drainasenya. menutup.

Tindakan Keperawatan Pneumotoraks & Hemotoraks (LWW, 2011)


Tindakan Rasional
Lihat apakah klien pucat dan terengah-engah. Klien akan terlihat pucat dan terengah-
engah saat mengalami nyeri
Pantau tanda vital setiap jam Untuk mengindikasikan syok, distress
respiratorik, Tekanan darah turun, nadi
naik dan tingkat respiratorik naik bisa
mengindikasikan tingkat keparahan
pneumotoraks.
Tempatkan pipa dada. Minta pasien batuk dan Untuk mempermudah ekspansi dada.
bernapas dalam. Kemudian beri analgesic. Analgesic dapat mengurangi nyeri.

Pada pasien yang menjalani drainase pipa dada, Jika ada penggelembungan berarti
lihat adakan kebocoran. Catat jumlah mengindikasikan kelainan paru gagal
drainasenya. menutup.
Lihat apakah klien mengenakan ventilator. Lihat Ventilator dapat membantu pasien
apakah klien sulit bernapas. mendapatkan oksigen yang cukup.

29
22-Aug-19

TERIMA KASIH

30

Anda mungkin juga menyukai