Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak di Rumah Sakit

Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Usia 3 – 5 tahun

Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak

Hari / Tanggal :

Waktu : pukul 09.30 WIB

Sasaran : Anak Usia 3 – 5 Tahun Yang Sedang Menjalani Terapi


rawat inap Di RSUD MARDI WALUYO BLITAR

Tempat : Bangsal NUSA INDAH

Metode : 1. Ceramah

2. Bermain bersama

Media : Kertas, crayon


BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Dunia anak adalah bermain.Melalui kegiatan bermain, semua aspek
perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak-anak menjadi lebih sehat,
sekaligus cerdas. Dengan bermain anak-anak bisa mengelola emosi, mengatasi
penolakan , dominasi serta terasah rasa empati (adriana, 2011)
Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu
membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu
permainan.Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi
perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat permainan,
jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami fungsinya maka alat
permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat permaianan
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat
merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam kondisi sakitpun
aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun harus disesuaikan dengan
kondisi anak.
Ruangan yang digunakan adalah di ruangan terapi bermaian Rumah Sakit
panembahan seopati bantu ruang anggrek. Dimana di ruang tersebut terdapat
alat-alat bermain yang disesuaikan dengan usia anak. Terapi bermaian ini
bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan
stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif.
B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama kurang lebih 30 menit
diharapkan anak dapat terstimulasi kemampuan motorik dan
kreativitasnya.
b. Tujuan Instruksional Khusus
 Anak dapat melakukan interaksi dan bersosialisasi dengan
dengan teman sesamanya
 Menurunkan perasaan hospitalisasi.
 Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
 Meningkatkan latihan konsentrasi
 Mengurangi rasa takut dengan tenaga kesehatan.
 Melanjutkan perkembangan ketrampilan motorik halus.

C. SASARAN
Anak Usia 3 – 5 Tahun Yang Sedang Menjalani Terapi rawat inap Di RSUD
MARDI WALUYO BLITAR
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. PENGERTIAN BERMAIN

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk


memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang
tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang
bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela


untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan
hasil akhir (Erlita, 2006).Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak
dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan
berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara
untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan
pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan


salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah
kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat
dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan
suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting
untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).

Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,


memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan
suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan
kognitif dan afektif (Anonim, 2010).
B.KATEGORI BERMAIN

Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.

C.CIRI-CIRI BERMAIN

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

2. Selalu ada timbal balik interaksi

3. Selalu dinamis

4. Ada aturan tertentu

5. Menuntut ruangan tertentu

D. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI

1. Social affective play


Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.

2. Sense of pleasure play


Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di
sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat,
misalnya bermain air atau pasir.

3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.

4. Dramatika play role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau


ibu.

E. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

1. Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa


orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak
balita Toddler.

2. Paralel play

Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing


mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre
school.

Contoh : bermain balok

3. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang


sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas,
anak bermain sesukanya.

4. Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi


dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.

F. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya

1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK

Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,


misalnya meraih pensil.

2. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).

3. KREATIFITAS

Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.

4. PERKEMBANGAN SOSIAL

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari


belajar dalam kelompok.

5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)

Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku


terhadap orang lain.

6. PERKEMBANGAN MORAL

Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,


menyesuaikan dengan aturan kelompok.

Contoh : dapat menerapkan kejujuran

7. TERAPI

Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang


tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.

8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan

2. Status kesehatan, anak sakit à perkembangan psikomotor kognitif


terganggu

3. Jenis kelamin

4. Lingkungan à lokasi, negara, kultur

5. Alat permainan à senang dapat menggunakan

6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

H. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

1. Tahap eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2. Tahap permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan

3. Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan

4. Tahap melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan


berikutnya.

I. TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN


ANAK USIATOODLER (1-3 TAHUN)
1. Tahap Pertumbuhan

Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2

Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm

: Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77

2. Tahap Perkembangan

a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :

Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran


tinja menjadi sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan
keakuannya, sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan
egoistik.

Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara


dan bahasa meniru dan mengulang kata sederahana, hubungan
interpersonal anak sangat terbatas, bermain sendiri, belum bisa
bermain dengan anak lain.

b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :

Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt

Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari


lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika
orang tua terlalu melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi maka
anak akan merasa malu dan ragu-ragu.

c. Stimulasi dan perkembangan anak

a) Anak umur 12 – 18 bulan :

- Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil


benda kecil dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan secara
sedehana, minum sendiri dari gelas tidak tumpah.
- Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain
dengan anak melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil,
melatih anak menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh,
memberi kesempatan anak melepas pakaian sendiri.

b) Anak umur 18-24 bulan:

- Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-


coret dengan alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut
namanya, meniru melakukan pekerjaan rumah tangga.

- Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki,


mengajari anak menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar
wajah, melatih anak mengikuti perintah sederhana, melatih anak
mau ditinggalkan ibunya sementara waktu.

Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu


banyak bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi
dan kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan
permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik
dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermiannya.Anak
mempunyai rasa ingin tahu yang besar.Oleh karena itu seringkali
mainannya di bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus
diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak
memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.

Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah
“sollitary play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun
lebih jelas terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan
mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3
tahun, anak mulai dapat melakukan permainan secara parallel karena
sudah dapat berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum
begitu jelas karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer. Jenis
alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat
dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk benda macam-macam.
J. BERMAIN DI RUMAH SAKIT

A. TUJUAN

1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang


tepat

3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat

B. PRINSIP

1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

3. Kelompok umur sama

4. Melibatkan keluarga/orangtua

C. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN

1. Lakukan saat tindakan keperawatan

2. Sengaja mencari kesempatan khusus

D. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Alat bermain

2. Tempat bermain

E. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH

1. Faktor pendukung

Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga

2. Faktor penghambat

Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain


K. BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

a. Definisi

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai


gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi
pada anak.

b. Manfaat

1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan


sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).

2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat


membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan
ketrampilan motorik halus.

3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena


menggunakan media kertas gambar dan crayon.

4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada


anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena


proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya
tidak akurat dan negative.

6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk


meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari
rasa marah dan benci.

7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan


metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama
dirawat di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai