BAB ZUHUD
Dosen Pembimbing :
H. Muhammad Nizom Chotib, M.Pd.i
Pemakalah :
Indri Agus Lestari
Sarah Safira
BAB 1.
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
1. Pengertian Zuhud ?
2. Macam-macam Zuhud dan tingkatannya ?
3. Faktor yang mempengaruhi Zuhud ?
4. Tujuan dari Zuhud ?
Bab 2.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Zuhud
Macam-macam Zuhud :
Di dalam kitab Taziyatun Nafs karya Ibnu Qayyim, Ibnu Rajab dan Imam
Ghazali zuhud dibagi ke dalam beberapa tingkatan, yaitu :
1) Yaitu seorang berzuhud terhadap dunia tapi sebenarnya ia
menginginkannya (tertarik kepadanya). Hatinya condong kepadanya.
Jiwanya berpaling Namun, ia memiliki usaha, bermujahadah untuk
mencegahnya. Inilah yang disebut mutazahhid atau orang yang berusaha
untuk zuhud.
2) Seorang meninggalkan dunia—dalam rangka taat kepada Allah—karena ia
melihatnya sebagai suatu yang hina, jika disbanding apa yang hendak ia
gapai (yaitu akhirat). Orang ini sadar betul bahwa ia berzuhud. Ia juga
memperhitungkannya. Keadaannya sama seperti orang yang meninggalkan
sekeping dirham untuk mendapatkan dua keping.
3) Seorang berzuhud terhadap dunia dalam rangka taat kepada Allah dan dia
berzuhud dalam kezuhudannya. Artinya ia melihat dirinya tidak
meninggalkan sesuatu pun. Keadaan orang seperti ini ibarat seorang
membuang sampah lalu mengambil mutiara.
Tingkatan-tingkatan Zuhud
Menurut Ahmad ibnu Qudamah al-Maqdisi berkata ada 3 tingakatn zuhud, yaitu :
a. Tingkatan pertama, Di antara manusia ada yang zuhud terhadap dunia sedangkan
dia menyenangi dan menginginkan dunia itu. Hanya saja dia berusaha melawan
jiwanya. Maka orang yang semacam ini disebut mutazahhid (orang yang berusaha
zuhud). Inilah permulaan zuhud.[5]
b. Tingkatan kedua, orang yang zuhud terhadap dunia secara sukarela. Jiwanya tidak
merasa berat untuk zuhud. Akan tetapi dia masih memandang dan melirik kepada
sikap zuhudnya. Hampir-hampir dia merasa takjub terhadap dirinya. Dia
memandang dirinya telah meninggalkan sesuatu yang bernilai (maksudnya adalah
dunia -pen) untuk mencari sesuatu yang lebih besar nilainya (yakni akhirat).
Seperti orang yang meninggalkan uang satu dirham untuk mendapatkan dua
dirham. Maka zuhud semacam ini masih ada kekurangan.
c. Tingkatan ketiga, yaitu tingkatan tertinggi. Orang yang zuhud secara sukarela, dan
lebih dari itu dia juga zuhud terhadap sikap zuhudnya. Maksudnya, dia tidak
memandang bahwa dirinya telah meninggalkan sesuatu. Karena dia mengetahui
bahwa dunia bukanlah sesuatu yang bernilai.
Para sarjana, baik dari kalangan orientalis maupun islam sendiri saling berbeda
pendapat tentang factor yang mempengaruhi zuhud.
Harun Nasution mengemukakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi zuhud,
yaitu:
1) Dipengaruhi oleh cara hidup rahib-rahib Kristen.
2) Dipengaruhi oleh Pythagoras yang mengharuskan meninggalkan kehidupan materi
dalam rangka membersihkan roh. Ajaran meninggalkan dunia da pergi
berkopetensi inilah yang mempengaruhi timbulnya zuhud dan sufisme dalam
islam.
3) Dipengaruhi oleh ajaran politinus yang menyatakan bahwa dalam rangka
penyucian roh yang telah kotor, sehingga bisa menyatu dengan Tuhan harus
meninggalkan dunia.
4) Pengaruh budha dengan faham-faham nirwananya, bahwa untuk mencapainya
orang harus meninggalkan dunia da memasuki hidup kontemplasi.
5) Pengaruh ajaran hindu yang juga mendorong manusia mrninggalkan dunia dan
mendekatkan diri kepada tuhan untuk mencapai persatuan Atman dengan
Brahman.
4. Tujuan Zuhud
Bab 3.
PENUTUP
I. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa zuhud adalah
berpaling dari dunia dan menghadapkan diri untuk beribadah, melatih dda
mendidik jiwa, dan memerangi kesenangannya dengan semedi (khalwat)
berkelana, puasa, mengurangi makan, dan memperbanyak zikir. Tapi
dalam pengertian lain bahwa zuhud adalah tidak merasa bangga dengan
kemewahan dunia yang telah ada di tangan, dan tidak merasa bersedih atas
kehilangan kemewahan itu dari tangannya dan zuhud itu upaya
menjauhkan diri dari kelezatan dunia dan mengingkari kelezatan itu
meskipun halal, engan jala berpuasa walaupun kadang-kadang
pelaksanaanya melebihi apa yang ditentukan oleh agama. Demikian pula
Ruwaim Ibnu Ahmad mengatakan bahwa zuhud ialah menghilangkan
bagian jiwa dari dunia, baik berupa pujian dan sanjungan, maupun posisi
dan kedudukan disisi manusia.
II. Daftar Pustaka
Prof.Dr. H.M. Syukur Amin, M.A zuhud di abad modern (pustaka pelajar)
Ahmad imam bin hambal, Az-Zuhd,( dar Ar-Rayyan Lit-Turats Cairo)
Al-jauziyah Ibnu Qayyim, Madarijus salikin, (Jakarta:pustaka Al-
Kautsar,1998)
Ghazali Imam, Ihya Ulumuddin (Jakarta: pustaka sahara, 2012) h. 150
DR.M. QUZWAIN CHATIB, mengenal Allah, (Jakarta:P.T Bulan
Bintang,1985)
Prof. Dr. Hamka, Tasawuf modern, (Jakarta: pustaka panjimas)