Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Ketersediaan bahan kayu akan sangat terkait erat dengan potensi hutan di
suatu wilayah. Seperti halnya Indonesia yang memiliki cukup luas hutan tropis
tentunya akan sangat menunjang dalam proses konstruksi jembatan dari kayu.
Elemen kayu biasanya mempunyai potongan melintang berbentuk persegi
sehingga paling mudah untuk dianalisis. Jembatan dari kayu hampir tidak
pernah digunakan, kecuali sebagai perancah dan sebagai jembatan sementara.
Pada umumnya jembatan dari kayu digunakan untuk lalu lintas biasa pada
bentangan kecil/sederhana. Untuk jembatan berat dengan bentang yang sangat
panjang, tentunya jembatan dari kayu sudah tidak ekonomis lagi karena
dibatasi oleh panjang dan kemampuan bahan.
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.1 Menunjukkan rasio kekuatan kayu dan kepadatan kayu terhadap
bahan beton dan baja (Awaludin, 2011a)
Apabila dibandingkan dari sisi kekuatannya saja, maka kekuatan tekan kayu
Keruing hanya sedikit lebih tinggi dari pada beton normal, dan kekuatan tarik
kayu Keruing jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kuat tarik Baja. Namun
demikian, konstruksi di wilayah rawan gempa, berat atau masa dari konstruksi
juga berkorelasi linier terhadap gaya (lateral) inertial yang diderita oleh
konstruksi. Oleh karena, rasio kekuatan-terhadap-berat akan lebih tepat untuk
diperbandingkan dari pada nilai kekuatan saja dan nilai rasio ini untuk material
kayu sangat memuaskan.
Secara umum jenis jembatan kayu tipe balok hanya di bagi beberapa jenis
antara lain :
PEMBAHASAN
B. Parapet
Bagian dari jenis sandaran yang di gunakan sebagai pembatas kendaraan
dengan tepi jembatan untuk memberikan rasa aman bagi pengguna jalan.
Pada perancangannya beban yang bekerja pada parapet adalah beban
horizontal (HR) dan beban angin (EW).
Gambar 3.4 Parapet Jembatan
C. Diafragma
Diafragma jembatan merupakan suatu komponen struktur atas jembatan
yang berguna sebagai pengunci dan pengaku antar girder dengan tujuan
agar girder pada jembatan tidak terjadi guling.
D. Gelagar Jembatan
Secara umum gelagar jembatan adalah struktur jembatan yang
menghubungkan antara struktur bawah dan dan penyangga di atasnya.
Gelagar jembatan ini terbagi menjadi dua yaitu gelagar induk / utama dan
gelagar sekunder.
o Gelagar induk / utama
Gelagar ini memilik fungsi yang penting, karena berfungsi untuk
mendistribusikan atau membagi beban-beban secara longitudinal ,
dan membagi bentang lantai jembatan. Selain itu gelagar induk
biasanya di desain untuk mengurangi pengaruh lendutan pada
lantai jembatan . Untuk tipe gelagar ini memiliki beberapa macam
yang di bagi berdasarkan bentuk , seperti kotak, balok , bentuk U
dan lain – lain . Untuk gelagar tipe balok (beam) biasa di sebut
istilah dengan stringer atau girder.
o Gelagar Sekunder
Gelagar sekunder dapat berupa diafragma atau ikatan silang yang
di pasang pada bagian atas dan bagian bawah gelagar utama untuk
menahan deformasi lateral.
A. Abutment
Kepala Jembatan adalah bagian bangunan pada ujung – ujung jembatan
,Selain sebagai pendukung bagi bangunan atas juga berfungsi sebagai
Penahan tanah. Jenis-jenis kepala jembatan pada umumnya dibuat dari
beton bertulang tetapi untuk jembatan sederhana dapat dari pasangan batu
kali atau kontruksi kayu. Abutmen sendiri memiliki beberapa macam jenis
untuk jembatan antara lain :
o Abutmen tipe gravitasi
o Abutmen tipe T terbalik
o Abutmen tipe Penopang
Sedangkan pada jembatan gelagar bitung – tangerang ini menggunakan
abutmen tipe penopang.
Gambar 3.7 Abutment Wing Wall
Oprit Jembatan
Oprit jembatan adalah timbunan tanah atau urugan di belakang
abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan.
oprit bisa terdiri atas timbunan pilihan dan timbunan biasa dan untuk
membuat oprit berdiri kokoh, maka dibuatlah tembok penahan tanah yang
berfungsi menjaga kestabiltas lereng oprit tersebut jika kondisi oprit
jembatan berada pada lokasi berbukit. Perencanaan konstruksi oprit ini
sangat perlu diperhatikan agar desain oprit yang dihasilkan nantinya dapat
aman dan kuat sesuai dengan umur rencana yang telah ditentukan.
A. Drainase
Drainase pada jembatan berfungsi untuk mengalirkan air yang ada di lantai
kendaraan ke saluran pembuang sehingga tidak menggenangi lantai
kendaraan jembatan yang sangat mengganggu lalu-lintas.
C. Guardrail
Bagian selanjutnya adalah guardrail yang merupakan pagar pengaman
yang menjadi pembatas antara jalan tol yang berlawanan arah. Adanya
guardrail membuat pengendara dapat menghindari tabrakan dari arah yang
berlawanan, apabila terjadi potensi kecelakaan.