FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO 2020 a. Pengertian Manajemen Risiko Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance (GCG). Manajemen risiko adalah proses identifikasi, analisis, penilaian, penentuan prioritas dan pengendalian risiko, yang diikuti dengan penerapan sumber daya yang terkoordinasi dan ekonomis untuk memantau, meminimalkan, dan mengendalikan kemungkinan atau dampak dari peristiwa yang tidak menguntungkan dan merugikan. Dengan kata lain, manajemen risiko merupakan cara untuk mengelola suatu risiko yang akan dihadapi, baik yang belum diketahui, sudah diketahui , maupun yang tidak terpikirkan, yaitu dengan cara mengurangi efek negatif risiko, menghindari risiko, memindahkan risiko kepada pihak lain, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko perusahaan mengacu pada semua metode yang digunakan perusahaan untuk meminimalkan kerugian finansial. Perlu diketahui pelaksanaan manajemen risiko perusahaan juga berkaitan dengan ancaman eksternal terhadap suatu perusahaan, seperti fluktuasi di pasar keuangan yang memengaruhi aset keuangannya.
b. Macam Macam Manajemen
Ada banyak risiko yang terjadi dalam bisnis dan bahkan lebih banyak lagi di dunia investasi baik risiko keuangan, kerusakan properti, gangguan bisnis, rantai pasokan, kehilangan personel kunci atau cedera pribadi. a. Berdasarkan Sifatnya 1) Risiko spekulatif : resiko yang memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang. Peluang terjadinya kerugian dan peluang terjadinya keuntungan. Contoh resiko produksi, risiko kurs Valuta Asing 2) Risiko murni : timbulnya tidak di sengaja, dan apabila timbul akan membuat kerugian, contoh pencurian, bencana alam, kebakaran atau kecelakaan b. Berdasarkan Pengendaliannya 1) Risiko yang dapat dikendalikan : merupakan resiko yang dapat di prediksi dari awal. Contoh Risiko Tidak Tercapainya omzet 2) Resiko yang tidak dapat dikendalikan : merupakan resiko yang tidak terprediksi dan di duga sebelumnnya. Kebakaran, penipuan atau bencana alam c. Berdasarkan Asal Timbulnya 1) Resiko internal : resiko yang timbul dari dalam perusahaan, contoh risiko tidak tercapainya target produksi, risiko sumber daya manusia, risiko kerusakan peralatan 2) Resiko eksternal : resiko yang timbul dari luar lingkungan perusahaan, contoh risiko pembayaran, risiko kurs valuta asing, risiko kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi dan sosial politik, risiko persaingan usaha, risiko bencana alam, risiko lingkungan
3. Manfaat Manajemen Risiko
Manajemen risiko memiliki manfaat luas yang secara fundamental dapat mengubah cara tim manajemen mengambil keputusan. Berikut adalah manfaat manajemen risiko: a. Membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan pada data yang bermanfaat. b. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata c. Mengurangi kerugian melalui perbaikan proses yang dikembangka d. Meningkatkan kesadaran risiko melalui komunikasi yang lebih baik, dengan menggunakan bahasa risiko yang konsisten dan pendekatan untuk identifikasi dan pelaporan risik. e. Memudahkan estimasi biaya f. Bantuan untuk perencanaan strategis dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman bisnis baru.
4. Tahapan Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko adalah kerangka kerja untuk tindakan yang perlu diambil. Dimulai dengan mengidentifikasi risiko, menganalisis risiko, kemudian risiko diprioritaskan, solusi diterapkan, dan akhirnya risiko dipantau. a. Identifikasi Risiko Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua risiko yang dihadapi bisnis di lingkungan operasinya. Ada banyak jenis risiko seperti risiko hukum, risiko lingkungan, risiko pasar, risiko peraturan, dan banyak lagi. Penting untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin faktor risiko ini. b. Analisis Risiko Setelah risiko diidentifikasi, risiko tersebut perlu dianalisis. Lingkup risiko harus ditentukan. Penting juga untuk memahami hubungan antara risiko dan berbagai faktor dalam organisasi. c. Evaluasi Risiko Risiko perlu diperingkat dan diprioritaskan. Sebagian besar solusi manajemen risiko memiliki kategori risiko yang berbeda, tergantung pada tingkat keparahan risiko tersebut. Risiko yang dapat menyebabkan beberapa ketidaknyamanan dinilai rendah, risiko yang dapat menyebabkan kerugian bencana dinilai tertinggi. d. Solusi Risiko Pengendalian risiko melibatkan pencegahan (mengurangi kemungkinan terjadinya risiko) atau mitigasi, yang mengurangi dampak yang akan ditimbulkannya jika memang terjadi. Transfer risiko melibatkan pemberian tanggung jawab atas hasil negatif apa pun kepada pihak lain, seperti halnya ketika suatu organisasi membeli asuransi. Setelah semua solusi potensial yang masuk akal dicantumkan, kemudian dipilih salah satu yang paling memungkinkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam solusi manajemen risiko, semua pemangku kepentingan yang relevan dapat dikirim pemberitahuan dari dalam sistem. Diskusi mengenai risiko dan kemungkinan solusinya dapat terjadi dari dalam sistem. Manajemen atas juga dapat mengawasi solusi yang disarankan dan kemajuan yang dibuat dari dalam sistem. e. Monitor Hasil dan Tinjau risikonya Manajemen risiko adalah proses, Organisasi, lingkungannya, dan risikonya terus berubah, sehingga prosesnya harus ditinjau kembali secara konsisten. Tidak semua risiko dapat dihilangkan – beberapa risiko selalu ada. Risiko pasar dan risiko lingkungan hanyalah dua contoh risiko yang selalu perlu dipantau. Para profesional harus memastikan bahwa mereka mengawasi semua faktor risiko. Di bawah lingkungan digital, sistem manajemen risiko memantau seluruh kerangka kerja risiko organisasi. Jika ada faktor atau risiko yang berubah, segera terlihat oleh semua orang. Komputer juga jauh lebih baik dalam memonitor risiko secara terus menerus daripada orang lain.
5. Strategi Manajemen Risiko
Strategi manajemen risiko yang baik meliputi beberapa kiat, antara lain : Identifikasi dan revisi asumsi dasar perusahaan terkait internal maupun eksternal. Mengalokasikan sumber daya untuk risiko baik yang produktif maupun non produktif. Membagi perhatian pada sebab akibat adanya risiko. Mencoba berbagai skenario terburuk yang mungkin terjadi sekaligus menguji keampuhan strategi. Selalu menyiapkan perencanaan cadangan, karena ilmu strategi risiko bukanlah sebuah ilmu eksak yang terjamin akurasinya. Memperbaiki koordinasi kepada seluruh lapisan organisasi dengan cara mengkomunikasikan ide, gagasan dan strategi manajemen risiko. Dalam setiap bidang pekerjaan pasti memiliki risiko tersendiri dalam pelaksanaanya. Untuk itu setiap orang harus mengetahui teknik-teknik dalam penerapan manajemen risiko, antara lain harus mengetahui bahwa setiap kegiatan pasti ada resiko di dalamnya. Setelah mengidentifikasi resikonya kemudian melakukan analisis seberapa bahaya resiko tersebut. Selanjutnya dilakukan penanggulangan agar resiko tersebut tidak membahayakan maupun merugikan.