PADA
OLEH
M. ANGGA SYAHPUTRA
NIM : 1621301047
i
7. Ibu Rohaya, SE selaku Pembimbing Redaksi Praktek Kerja Lapangan
Bagian Diklat PT Pupuk Iskandar Muda.
8. Bapak Muzafar, A.Md., selaku Pembimbing Materi Praktek Kerja
Lapangan Departemen Pemeliharaan Lapangan PT Pupuk Iskandar Muda.
9. Bapak Rizal Syahyadi, S.T., M. Eng. Sc selaku direktur Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
10. Bapak Syukran, S.T., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin di
Politeknik Negeri Lhokseumawe.
11. Bapak Muhammad Razi, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Praktek
Kerja Lapangan di Politeknik Negeri Lhokseumawe.
12. Seluruh staf dan karyawan PT Pupuk Iskandar Muda yang telah banyak
membantu penulis selama berlangsungnya kerja praktek.
13. Teman-teman saya yang telah mendukung dan membantu dalam
menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan yaitu kepada zulfakri, m.nur
mujaddedy, hamdani yang telah memberi saran dan masukan sehingga
laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.
14. Ibu dan Ayah yang senantiasa memberi dukungan serta semangat dan telah
banyak memberikan bantuan moril dan juga material sampai selesainya
laporan ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Selain itu penulis berharap semoga penulisan laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
M. ANGGA SYAHPUTRA
NIM. 1621301047
ii
DAFTAR ISI
iii
1.5.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ..........................14
1.5.2 Penyebab Utama Kecelakaan Kerja .................................14
1.5.3 Sistem Izin Kerja .................................................................14
1.5.4 Inspeksi Keselamatan Kerja ..............................................15
1.5.5 Sarana Pemadam Kebakaran ............................................15
1.5.6 Investigasi Kecelakaan .......................................................15
1.5.7 Alat Pengaman ....................................................................16
1.5.8 Alat Pelindung Diri (APD) .................................................16
1.5.9 Pelayanan Kesehatan Kerja ...............................................16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................18
2.1 Manajemen Pemeliharaan/Maintenance ..................................... 18
iv
4.2.1 Kerusakan Ball Bearing Akibat Pembebanan .................44
4.2.2 Kerusakan Bearing Akibat Pemakaian Kontinyu ...........44
4.2.3 Kerusakan akibat Kesalahan Pemasangan Bearing........44
4.3 Tindakan Yang Dilakukan ............................................................ 45
2. Data Vibrasi.................................................................................... 51
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2 . 27 Mechanical Seal ............................................................................ 38
Gambar 2 . 28 Gland packing ............................................................................... 39
Gambar 2 . 29 Hub Coupling ................................................................................ 39
Gambar 4 . 1 Kerusakan Bearing .......................................................................... 47
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa untuk mengaplikasikan
potensi diri yang di dapat di dalam perkuliahan agar terbiasa apabila
sudah berada di industri.
3. Dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa/i
sebagai bekal kerja yang sesuai dengan program studi teknik mesin.
4. Menumbuh kembangkan sikap penulis dalam rangka memasuki
lapangan kerja.
5. Meningkatkan wawasan pada aspek-aspek yang profesional dalam
dunia kerja, antara lain : struktur organisasi, disiplin lingkungan, dan
sistem kerja.
6. Membina hubungan dan kerjasama yang baik antara Politeknik Negeri
Lhokseumawe dengan PT PUPUK ISKANDAR MUDA.
2
Geukueh, Kabupaten Aceh Utara. Penandatanganan kontrak pembangunan pabrik
dilakukan 2 Oktober 1981 antara pemerintah RI yang dilaksanakan oleh
Departemen Perindustrian c/q Dirjen Industri Kimia Dasar dengan kontraktor
utama PT Rekayasa Industri dari Indonesia dan Toyo Engineering Coorporation
dari Jepang. Pembangunan pabrik di mulai 13 Maret 1982 dan selesai tiga bulan
lebih awal dari rencana, pada akhir tahun 1984 pabrik mulai berproduksi,
pengapalan perdana dilakukan 07 Februari 1985. Pada tanggal 20 Maret 1985
Pabrik diresmikan oleh Presiden RI dan dan beroperasi secara komersial dimulai 1
April 1985. Sedangkan proyek PIM-2 dimulai pada 25 Februari 1999, namun
karena alasan keamanan, maka proyek pembangunan PIM-2 dihentikan sementara
selama Desember 1999 hingga juli 2002. Produksi ammonia PIM-2 tercatat pada
18 Februari 2004, sedangkan kontruksi selesai pada 15 Agustus 2005. Seperti
PIM-1, proyek PIM-2 pun terdiri dari unit Ammonia, Urea, dan Utility.
1.3.2 Lokasi dan Area Pabrik PT Pupuk Iskandar Muda
3
Lokasi pabrik PT Pupuk Iskandar Muda terletak di wilayah zona industri
Lhokseumawe. Pabrik ini berdampingan dengan pabrik PT. Asean Aceh Fertilizer
(AAF) dan pabrik gas alam cair PT. Exxon Mobil, serta tersedianya sarana
pelabuhan yang cukup strategis di samping jalan raya dan transportasi yang
memadai. Adapun untuk keperluan pembangunan PT. Pupuk Iskandar Muda
dengan rencana pembangunannya, telah dibebaskan tanah seluas 323 Ha, dengan
perincian : 162 Ha untuk keperluan pabrik dan perkantoran, serta 161 Ha untuk
kebutuhan perumahan dan sarana fasilitasnya.
4
• Pinggiran Bunga
Berupa garis berirama melambangkan tali persaudaraan yang kuat diantara
karyawan dan keluarga besar PT Pupuk Iskandar Muda.
• Kumpulan Putik dan Benang Sari
Kumpulan Putik dan benang sari yang berbentuk bulatan melambangkan
kebulatan tekad, pengabdian, persatuan, dan kesatuan dari seluruh karyawan
dalam mengemban misi pembangunan yang diberikan Pemerintah kepada
perusahaan menuju sasaran.
• Kepala Gajah
Menggambarkan kebesaran jiwa dalam dinamika pembangunan.
• Gajah Puti
Merupakan simbol kebesaran sejarah kesultanan Aceh dimasa Sultan
Iskandar Muda yang telah membawa kemakmuran bangsa.
• Sepasang Gading
Sepasang gading yang menantang menggambarkan senjata yang sewaktu-
waktu dapat digunakan sebagai pertahanan dari gangguan dan ancaman dari
luar.
• Dua Buah Titik
Dua buah titik yang terletak di antara kedua tulisan “Pupuk Iskandar Muda”
dan “Aceh-Indonesia” di atas melambangkan moto karyawan PT Pupuk Iskandar
Muda, yakni “Bertaqwa dan Berprestasi”.
1.3.4 Visi, Misi, Tata Nilai, Makna Dan Tri Tekad Perusahaan
Visi
“Menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia yang kompetitif “.
Misi
1. Memproduksi dan memasarkan pupuk dan petrokimia dengan
efisien.
2. Memenuhi standar mutu dan berwawasan lingkungan.
3. Memberikan nilai tambah kepada stake holder.
5
4. Berperan aktif menunjang ketahanan pangan.
PT Pupuk Iskandar Muda memiliki lima tata nilai yang ditanamkan dan
harus dimiliki setiap individu yang berada didalamnya yang disingkat dengan
sebutan “SPIKE”. Adapun lima tata nilai tersebut yaitu :
Semangat (Passion), yakni berusaha dan pantang menyerah dalam
menghadapi segala tantangan untuk mencapai kejayaan.
Peduli Pelanggan (Customer Orientation), mengerti dan melayani
melebihi harapan serta memberikan solusi yang terbaik.
Integritas (Integrity), memiliki kejujuran, disiplin, tanggung jawab dan
konsisten dalam setiap tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kerjasama (Team Work), bersatu mencapai tujuan untuk memberikan
hasilterbaik dengan saling menghargai kelebihan dan kekurangan anggota
tim.
Efisien (Efficient), merencanakan dan melaksanakan aktifitas dengan
selalu melakukan evaluasi dan perbaikan dengan parameter tepat waktu,
tepat mutu, tepat biaya, kreatif dan inovatif untuk mencapai hasil yang
kompetitif.
1.3.6 Makna
6
1.4 Ruang lingkup kerja perusahaan
Ruang lingkup kerja perusahaan terbagi dalam beberapa bagian
antara lain:
1.4.1 Unit Pabrik Dan Sarana Produksi
Pabrik dan sarana produksi terdiri dari beberapa unit, yaitu utilitas,
ammonia dan urea.
Unit Utilitas
Unit ini berfungsi untuk memproses penyediaan kebutuhan bahan baku
seperti:
a. Air bersih untuk bahan baku, air untuk pendinginan, air bebas mineral
untuk ketel uap, uap air (steam), udara instrumen, tenaga listrik dan
oksigen serta nitrogen.
b. Bahan baku berupa air diperoleh dari Krueng Peusangan, tenaga listrik
dibangkitkan oleh Generator Turbin Gas berkapasitas 15 MW.
c. Bahan baku udara diperoleh dari udara bebas di dalam Fractionation
Columdidinginkan dengan berdasarkan perbedaan titik embun, sehingga
unsur oksigen dan nitrogen dapat dipisahkan lagi.
Adapun unit-unit di pabrik utilitas adalah sebagai berikut:
a. Unit Water Iintake Facility
b. Unit Pengolahan Air
Clarifier
Gafity Sand Filter
Filter Water Reservoir
Activated Carbon Filter
Demineralizer
c. Unit Pembangkit Steam
Package Boiler
Waste heat Boiler
d. Unit Udara Instrumen/Udara pabrik
7
e. Unit Air Separation Plant
f. Unit Gas Mattering Station
g. Unit Pengolahan Limbah Buangan
h. Unit Pabrik CO2 dan Dry Ice
i. Unit Pembangkit Listrik
Main Generator
Stand By Generator
Emergency Generator
Unit Ammonia
Unit ini berkemampuan memproduksi ammonia 1.170 ton/hari atau
386.000 ton/tahun, menggunakan proses kellog dari amerika dengan bahan baku
8
gas alam, uap air (steam), dan udara. Gas alam di bebaskan dari senyawa
impurities (senyawa-senyawa ikutan) kemudian diubah menjadi gas sintesa H2,
CO2 dan N2. Gas sintesa kemudian dikonversikan menjadi ammonia, setelah
beberapa reaksi dan pemurnian, Adapun proses produksi di Ammonia adalah
sebagai berikut :
a. Sistem persiapan Gas Umpan Baku
o Desulfurizer
o Mercury Guard Chamber
o CO2 Preatment Unit (CPU)
o Hydrotreater
o ZnO Guard Chamber
Unit Urea
Dengan menggunakan proses Mitsui Toatsu Total Recycle C
Improved, Unit ini mampu memproduksi pupuk urea butiran dengan kapasitas
terpasang 1.725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun. Urea yang dihasilkan disimpan
dalam Bulk storage ataupun dikirim ke unit pengantongan. Urea dibuat dengan
9
mereaksikan ammonia dengan karbondioksida, larutan urea murni dikristalkan
secara vakum, kemudian dilelehkan kembali dalam Melter dengan menggunakan
Steam sebagai pemanas. Dari atas Prilling Tower lelehan Urea diteteskan yang
kemudian akan memadat setelah didinginkan dengan udara.
Adapun proses yang terjadi di pabrik urea adalah sebagai berikut :
a. Seksi Sintesa
b. Seksi Penguraian/Pemurnian
c. Seksi Daur Ulang
d. Seksi Pengkristalan dan Pembutiran
Unit ini merupakan tempat penyimpanan produk utama, yaitu Urea curah
dan Urea kantong.
Unit Pelabuhan
10
curah kedalam kapal (Ship Loader). Serta sarana air minum dan sarana
navigasi.
2. Gudang urea curah lengkap dengan Portal Scrapper dan ban
berjalandengan kapasitas 50.000 ton.
3. Laboratorium pengendalian produksi yang berada di unit utility, unit
ammonia dan unit urea.
4. Laboratorium utama yang selalu memeriksa mutu hasil produksi dan
memonitor masalah air limbah dari pabrik..
5. Perbengkelan yang menunjang pemeliharaan pabrik dan bengkel perbaikan
alat-alat dan kendaraan, yang terdiri dari :
Bengkel mesin dan peralatan pabrik.
Bengkel instrumentasi.
Bengkel listrik:.
Bengkel kayu, isolasi, batu tahan api, dan bengkel automotive.
Unit Pemasaran
Pemasaran pupuk urea di dalam negeri ditangani oleh PT PUSRI
sedangkan untuk pemasaran keluar negeri ditangani langsung oleh PT PIM.
Pemasaran yang dihasilkan PT PIM ini terbagi atas dua kategori yang siap
dipasarkan, yaitu :
a. Urea curah
Urea curah dalam bentuk ini biasanya langsung diambil secara rutin oleh
kapal-kapal PT PUSRI untuk selanjutnya dikantongkan pada unit
pengantongan pupuk milik PT PUSRI yang telah ada di pelabuhan-
pelabuhan, seperti di Belawan untuk Sumatera Utara dan Teluk Bayur
untuk Sumatera Barat dan Riau.
b. Urea kantong
Urea Kantong (biasanya berisi 50 kg) setelah dikantongkan pada unit
pengantongan, dikirim ke gudang-gudang milik PT PUSRI yang ada di
Aceh dan selanjutnya sejak Juni tahun 2003 PT PIM sudah membentuk
sendiri pemasarannya untuk Nanggroe Aceh Darussalam dan sekitarnya.
11
Sebagian urea biasa diekspor, sedangkan urea kantong jumbo berukuran
500 kg s.d 1000 kg semuanya diekspor.
12
Pengembangan sumber daya manusia yang professional, mandiri dan tanggap
terhadap perubahan teknologi dan ekonomi, serta meningkatkan pengetahuan
dengan berbagai program pelatihan dan pembinaan, didukung dengan pelayanan
kesejahteraan kepada karyawan keluarga dengan menyediakan sarana perumahan,
klinik, rumah ibadah dan penyelenggaraan pendidikan untuk putra – putri
karyawan hingga sekolah menengah atas serta menyediakan sarana olahraga yang
memadai.
Pembangunan proyek PIM-2 telah mendapat persetujuan pemerintah pada
sidang kabinet bulan November 1997 yang lalu. Proyek PIM-2 dibangun terutama
untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri yang semakin meningkat dan sisa
produksi akan diekspor.
13
dibina. Pada tahun 1991 CV. Keluarga Group berhasil meningkatkan
produksi alat – alat mesin pertanian.
1.5 Penerapan Keselamatan Kerja
Penerepan Keselamatan Kerja di PT. Pupuk Iskandar Muda terbagi dalam
beberapa aspek, yaitu:
1.5.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik
atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan
suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang
dapat mengakibatkan kecelakaan.
1.5.2 Penyebab Utama Kecelakaan Kerja
Berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, Persentase penyebab
kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti
bencana alam), selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak
memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak aman.
1.5.3 Sistem Izin Kerja
Sistem izin kerja adalah prosedur awal yang akan mengidentifikasi bahaya,
hal ini sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1966 tentang SMK3 yang
menyatakan bahwa untuk setiap tugas-tugas yang berisiko tinggi jika perlu
diterapkan suatu sistem kerja dan terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan.
Sistem izin kerja diberlakukan untuk seluruh karyawan dan kontraktor PT
Pupuk Iskandar Muda. Dengan sistem ijin kerja semua langkah-langkah yang
diperlukan untuk membuat lingkungan kerja aman dilakukan dengan lebih dahulu
mempertimbangkan bahaya yang ada. Setiap pekerjaan di PT Pupuk Iskandar
Muda seperti pekerjaan memotong, mengelas bagian-bagian yang tertutup atau
bertutup, misalnya bejana, drum, tangki dan sebagainya telah dilakukan melalui
ijin kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaan.
14
1.5.4 Inspeksi Keselamatan Kerja
PT Pupuk Iskandar Muda telah melaksanakan inspeksi keselamatan kerja
secara teratur baik terjadwal maupun tidak, hal ini sesuai dengan Permenaker No.
05/MEN/1996 tentang standar pemantauan yang menyatakan bahwa pemeriksaan
bahaya dilakukan dengan inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan
dengan teratur.
Macam-macam inspeksi keselamatan kerja yang dilakukan di PT Pupuk
Iskandar Muda antara lain :
a. Inspeksi lingkungan kerja (unsafe condition dan house keeping)
b. Inspeksi personal (unsafe action)
15
laporan tersebut dapat diketahui apa yang terjadi secara benar untuk
direncanakan langkah-langkah yang perlu diambil agar kecelakaan tidak
terulang kembali. Hal ini dilakukan dengan target mengurangi jumlah
kecelakaan yang terjadi.
1.5.7 Alat Pengaman
Dengan adanya pengaman yang dipasang pada peralatan produksi
mesin-mesin dan instalasi listrik berarti perusahaan telah menunjukkan
perhatiannya dengan mencegah dan mengurangi kecelakaan. Hal ini berarti, PT
Pupuk Iskandar Muda telah menerapkan Permenaker No. Per. 04/MEN/1985
pasal 4 yang menyatakan bahwa semua bagian yang bergerak dan berbahaya
dari pesawat tenaga dan produksi harus di pasang alat perlindungan yang
efektif kecuali ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak ada orang atau
benda yang menyinggungnya.
1.5.8 Alat Pelindung Diri (APD)
Penyediaan APD di PT Pupuk Iskandar Muda telah mencukupi
kebutuhan, baik dalam jenis maupun jumlahnya. Tetapi masih ada sebagian
tenaga kerja yang belum menyadari pentingnya memakai APD dalam suatu
pekerjaan dan perlu diingatkan apabila tenaga kerja tidak memakai APD. Hal
ini terbukti pada saat jadwal biro lingkungan dan K3 melakukan investigasi ke
bagian produksi dan ditemukan karyawan-karyawan yang tidak menggunakan
alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Dilakukan pencatatan
dan dibukukan untuk pengevaluasian. Untuk penyediaan dan perawatannya
menjadi tanggung jawab Biro LK3 yang biasanya dilakukan pemeriksaan
sebulan sekali.
1.5.9 Pelayanan Kesehatan Kerja
Di PT Pupuk Iskandar Muda telah melakukan pembinaan kesehatan
kerja secara terpadu sebagai upaya pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Upaya ini dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan tenaga
kerja secara optimal untuk menunjang peningkatan produktivitas kerja dan
kualitas sumber daya manusia di perusahaan. Pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan adalah :
16
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja yang dilakukan pada saat
penerimaan tenaga kerja baru.
2. Pemeriksaan berkala setiap setahun sekali.
3. Pemeriksaan khusus bagi tenaga kerja yang diperkirakan
mengalami penyakit tertentu (jantung, hipertensi, asma, diabetes
militus dan lain sebagainya), karyawan menjelang pensiun dan
adanya kenaikan jabatan.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
18
2.1.3 Jenis-jenis Pemeliharaan
Jenis pemeliharaan secara garis besar terbagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Pemeliharaan Tidak Terencana (Unscheduled Maintenance)
b. Pemeliharaan Terencana (Scheduled Maintenance)
A. Pemeliharaan Tidak Terencana (Unscheduled Maintenance)
Hanya ada satu jenis pemeliharaan tak terencana yaitu pemeliharaan
darurat atau breakdown/emergency .Dikenal sebagai jenis pemeliharaan yang
paling tua. Aktivitas pemeliharaan jenis ini adalah mudah untuk dipahami semua
orang. Jenis pemeliharaan ini mengijinkan peralatan-peralatan untuk beroperasi
hingga rusak total (fail). Kegiatan ini tidak bisa ditentukan / direncanakan
sebelumnya, maka aktivitas ini juga dikenal dengan sebutan unschedule
maintenance. Ciri-ciri jenis pemeliharaan ini adalah alat-alat mesin dioperasikan
sampai rusak dan ketika rusak barulah tenaga kerja dikerahkan untuk
memperbaiki dengan cara ‘penggantian’.
Kelemahannya :
- Karena tidak bisa diketahui kapan akan terjadi breakdown, maka jika waktu
breakdown adalah pada saat-saat periode produksi maksimal, maka akan
mengakibatkan tidak tercapainya target produksi pada periode ini.
- Jika suku cadang untuk perbaikan ternyata sukar untuk dipenuhi berarti
dibutuhkan waktu tambahan untuk membeli atau memperoleh dengan cara lain
suku cadang tersebut.
- Karena kegiatan ini sifatnya mendadak, dalam tugasnya bagian pemeliharaan
bekerja dibawah tekanan bagian produksi yang akan berakibat :
Rendahnya efisiensi dan efektifias pekerja
Tidak optimalnya mutu hasil pekerjaan perbaikan / pemeliharaan
Biaya relatif lebih besar.
19
B. Pemeliharaan Terencana (Scheduled Maintenance)
Pemeliharaan Terencana terdiri dari Pemeliharaan Pencegahan (Preventive
Maintenance) , Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance) dan Predictive
Maintenance.
1. Preventive Maintenance
Adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk menjaga setiap
alat/komponen berjalan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, melalui
pemeriksaan, deteksi dan pencegahan kerusakan total yang tiba-tiba (breakdown).
Lalu mengapa semua peralatan (mesin) tidak dijalankan atau dioperasikan saja
sampai rusak ? kemudian baru diperbaiki. Jawabnya adalah bahwa kerusakan itu
dapat terjadi kapan saja (unpredictable) bisa saja terjadi pada waktu yang sangat
tidak menguntungkan, mungkin juga mengakibatkan timbulnya korban pada
pekerjanya, membuat peralatan menjadi cepat aus, mengurangi produksi, dan
yang jelas menjadikan biaya perbaikan relatif lebih mahal dibandingkan biaya
pemeliharaan.
Tetapi di lain pihak ada perusahaan-perusahaan yang terlalu khawatir dengan
kegagalan-kegagalan, sehingga melakukan terlalu banyak kegiatan pemeliharaan.
Hal ini menimbulkan masalah-masalah lain dan terjerumus ke dalam
pemeliharaan yang berbiaya tinggi. Meskipun demikian, menghilangkan kegiatan
pemeliharaan pencegahan bukanlah jawaban yang tepat. Sebuah pendekatan Total
System diperlukan untuk menentukan kombinasi dari faktor-faktor tersebut.
Keuntungan :
Preventive Maintenance adalah anticipative maintenance. Dengan
demikian bagian produksi dan pemeliharaan dapat mengerjakan pekerjaan
pembuatan peramalan (forecasting) dan pembuatan schedule pemeliharaan
yang lebih baik.
Preventive maintenance akan meminimalisasi waktu yang mengganggu
produksi.
Preventive Maintenance memperbaiki kontrol atas komponen-komponen
mesin.
Preventive Maintenance memotong/mengurangi pekerjaan emergency.
20
Kerugian :
Preventive Maintenance menghilangkan sisa umur komponen ketika
komponen tersebut harus diganti sebelum rusak total.
Banyak melibatkan tenaga kerja
Biaya pemeliharaan relatif lebih tinggi dibandingkan metode predictive
maintenance.
2. Corrective Maintenance
Pemeliharaan Corrective meliputi reparasi minor (yang tidak ditemukan
ketika pemeriksaan), terutama untuk rencana jangka pendek yang mungkin timbul
diantara pemeriksaan, juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan atau
dua tahuan, atau suatu perluasan kapasitas produksi.
3. Predictive Maintenance
Tipe pemeliharan jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe
sebelumnya. Ditandai dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir (advance
scientific techniques) termasuk statistik probabilitas untuk memaksimalkan waktu
operasi dan menghilangkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu. Predictive
Maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem yang akan menimbulkan masalah-
masalah serius jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada proses-proses yang
berbahaya.
21
2.3 Klasifikasi Pompa
Berikut ini adalah diagram klasifikasi pompa secara umum:
1) Pompa Reciprocating
Berdasarkan bentuk bagian yang bergerak secara bolak-balik maka
pompa ini dibedakan menjadi :
a. Pompa Torak
Dimana langkah pengisapan dan penekanan zat cair dilakukan oleh
gerakan torak (piston)
22
Gambar 2.1 Pompa Torak
b. Pompa Plunger
Dimana langkah pengisapan dan penekanan zat cair dilakukan oleh
gerakan plunger.
23
Gambar 2.3 Single Acting
c. Pompa Rotary
Pompa Rotary, pompa rotary termasuk dalam pompa hidrostatis tanpa
menggunakan valve, dapat memberikan kapasitas konstan.Pompa putar adalah
pompa yang mentransfer energi dari penggerak ke cairan menggunakan elemen
yang bergerak berputar didalam rumah (casing). Fluida ditarik dari reservoir
melalui sisi hisap dan didorong melalui rumah pompa yang tertutup menuju sisi
buang pada tekanan yang tinggi. Berapa tekanan fluida yang akan keluar pompa
tergantung pada tekanan atau tahanan aliran sistem. Sedangkan debit yang
dihasilkan tergantung pada kecepatan putar dari elemen yang berputar. Elemen
yang berputar ini biasanya disebut sebagai rotor.
24
Berdasarkan bentuk bagian yang bergerak secara bolak-balik maka pompa
ini dibedakan menjadi :
a. Sliding Vane Pump
Sliding Vane Pump adalah termasuk jenis rotary positive displacement
dimana sebuah axial vane berputar melalui sebuah eccentric rotor.
25
c. External Gear Pump
d. Screw Pump
e. Lube Pump
26
d. Pompa Diafragma
Pompa diafragma adalah pompa yang mentransfer energi dari penggerak
ke cairan melalui batang penggerak yang bergerak bolak-balik untuk
menggerakan diafragma sehingga timbul isapan dan penekanan secara bergantian
antara katup isap dan katup tekan. Keuntungan pompa diafragma ini adalah hanya
pada diafragma saja yang bersentuhan dengan fluida yang ditransfer sehingga
mengurangi kontaminasi dengan bagian lain terutama bagian penggerak.
Berikut skema dan cara kerja pompa diafragma.
27
1) Pompa Sentrifugal(Centrifugal Pump)
Pompa ini digerakkan oleh motor atau turbin. Daya dari penggerak
diberikan pada poros pompa untuk memutar impeller yang dipasangkan pada
poros tersebut. Akibat dari putaran impeller yang menimbulkan gaya sentrifugal,
maka zat cair akan mengalir dari tengah impeller keluar lewat saluran di antara
sudu-sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi.
Zat cair yang keluar dari impeller dengan kecepatan tinggi kemudian
melalui saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute,
sehingga akan terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Jadi
zat cair yang keluar dari flange keluar pompa head totalnya bertambah besar.
Sedangkan proses pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh
impeller, ruang diantara sudu-sudu menjadi vakum, sehingga zat cair akan terisap
masuk.Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flange
keluar dan flange masuk disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik motor
menjadi energi aliran fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head
kecepatan, head tekanan dan head potensial secara kontinu.
28
Gambar 2.11 Pompa Volute
b. Pompa diffuser
Pompa ini adalah sebuah pompa sentrifugal yang dilengkapi dengan sudu
difuser di sekeliling luar impellernya, konstruksi bagian-bagian lain sama dengan
pompa volute.
29
Gambar 2.13 Pompa aliran campur jenis volute
30
b. Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan beberapa impeller yang terpasang secara deret
(seri)pada satu poros.Zat cair yang keluar dari impeller pertama dimasukkan ke
impellerberikutnya dan seterusnya hingga impeller yang terakhir.
a. b
Gambar 2.16 (a)Poros Vertikal dan (b)Poros Horizontal
31
5. Klasifikasi menurut sisi masuk Impeller
a. Pompa isapan tunggal
Pada pompa ini zat cair masuk dari satu sisi impeller, konstruksinya sangat
sederhana sehingga banyak dipakai.
32
meninggalkan pipa keluaran pompa. Jika casing dilengkapi dengan sirip pemandu
(guide vane), pompa tersebut disebut diffuser atau pompa turbin.Impeler: Bagian
dari pompa yang berputar yang mengubah tenaga mesin ke tenaga kinetik.Volute:
Bagian dari pompa yang diam yang mengubah tenaga kinetik ke bentuk tekanan.
1. Poros (Shaft)
Poros pada pompa sentrifugal berfungsi untuk meneruskan torsi penggerak
pompa untuk memutar impeller, poros pompa juga dilengkapi dengan shaft sleeve
untuk mencegah poros dari gesekan langsung dengan perapat/packing.
2. Shaft Sleeve
Shaft Sleeve berfungsi untuk melindungi shaft dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. komponen ini bisa sebagai internal bearing, leakage
joint dan distance sleever. Adapun bentuk dari shaft sleeve dapat di lihat pada
gambar berikut :
33
Gambar 2.20 Shaft Sleeve
3. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontiniu, sehingga cairan
pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Adapun bentuk dari impeller
dapat dilihat pada gambar berikut:
34
dinding pada kedua sisinya.Impeller jenis terbuka biasanya digunakan untuk
menangani cairan yang mengandung padatan seperti lumpur, sampah dll.Adapun
bentuk-bentuk impeller dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar berikut.
4. Casing pompa
Casing pompa (rumah pompa), merupakan bagian terluar pompa yang
berfungsi sebagai pelindung elemen yang berada di dalamnya, tempat kedudukan
diffuser, inlet nozzle, outlet nozzle dan sebagai pengarah aliran dari impeller yang
akan mengubah energi kecepatan menjadi energi tekan.
35
5. Diffuser
Diffuser, alat ini dilekatkan pada pipa dengan menggunakan
baut, fungsi dari alat ini ialah mengarahkan aliran pada stage berikutnya dan
merubah energi kinetik pada fluida menjadi energi tekanan. untuk mengurangi
kecepatan dan meningkatkan tekanan statis dari fluida yang melewati system,
Diffuser digunakan untuk memperlambat kecepatan fluida sambil meningkatkan
tekanan statisnya. Tekanan statis fluida naik ketika melewati saluran. umumnya
disebut sebagai pemulihan tekanan.
6. Stuffing Box
Stuffing box, pada umumnya memiliki fungsi sebagai tempat kedudukan
beberapa mechanical packing yang mengelilingi shaft sleeve. Fungsi dari alat ini
ialah mencegah kebocoran pada daerah dimana pompa menembus casing seperti
udara yang dapat masuk ke dalam pompa dan cairan yang keluar dari dalam
pompa.
36
Gambar 2.25 Stuffing box
7. Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil. Adapun bentuk dari bearing
dapat dilihat pada gambar berikut:
37
8. Seal
Seal adalah suatu komponen yang berfungsi untuk mencegah masuk dan
keluarnya oli dari suatu celah. Pemakaian seal dari bahan tertentu disesuaikan tipe
perapatannya. Pada mesin, ada 2 jenis perapat, yaitu :
a. Mechanical Seal
Mechanical Seal berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran (leaked)
pada pompa. Mechanical Seal merupakan sistem yang sudah teruji dan terdiri dari
beberapa elemen seperti : Stationary, Rotary, Seal Face, Spring, Spring Holder,
Sleeve, Collar Sleeve Gland dan juga Gasket Kit seperti: O'ring, Wedge dan lain-
lainnya.
b. Gland packing
Gland packing berfungsi untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk
mencegah seluruh kebocoran, karena packing harus selalu terlumasi dan
kebocoran yang dianjurkan untuk menjaga adanya pelumasan adalah sekitar 40
sampai 60 tetes per menit. Metode pelumasan pada packing tergantung pada
kondisi cairan yang dipompa dan juga tekanan pad a stuffing box. Ketika tekanan
stuffing box di atas tekanan atmosfir dan cairan yang ditekan bersih dan tidak
korosif.
38
Gambar 2.28 Gland packing
9. Hub Coupling
Hub coupling adalah alat yang di gunakan untuk menghubungkan dua unit
poros yang di buat secara terpisah dengan tujuan mentransmisikan daya mekanis,
seperti poros motor dengan roda atau poros generator dengan mesin. Dimana alat
ini bertujuan untuk mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros
yang tidak berada pada satu aksis, untuk menghindari beban kerja berlebih, dan
Untuk mengurangi beban kejut ( shock load ) dari satu poros ke poros yang lain.
39
BAB III
METODOLOGI
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
40
3.2 Metodologi pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Metodologi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan pada perusahaan PT
Pupuk Iskandar Muda :
41
Safety Talk
Meeting
Melakukan
Tugas/Kegiatan
Sesuai Instruksi
dari Pembimbing
Lapangan
3 Minggu IV 07.30 s/d 16.00 WIB Membuat
Laporan Magang
Industri dan
Mengambil Data
yang diperlukan
untuk Laporan
Magang Industri
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
TUGAS KHUSUS
43
b. Gland packing rusak karena kurangnya level sealing pada pompa atau
overtime pada gland packing.
c. Vibrasi biasanya di sebabkan oleh gesekan atau masuknya kotoran-
kotoran dan bisa jadi missalightment.
44
menggunakan alat pres yang melingkar atau bentuk lain yang dapat menekan
permukaan bearing dengan beban rata.
45
Cek Gland packing
Cek Shaft Sleeve
Berdasarkan hasil pengecekan awal, maka ditemukan beberapa
kerusakan, yaitu sebagai berikut :
Bearing Axial dan Radial rusak (Aus)
Shaft Sleeve rusak (Aus)
Gland packing (rusak)
Mechanical seal (bermasalah)
46
Permasalahan yang sering terjadi pada bantalan terutama pada mesin
pompa 62-GA-602-B yaitu disebabkan karena pemasangan yang tidak sesuai
prosedur, Kesalahan bahan (faktor produsen) yaitu retaknya bantalan setelah
produksi baik retak halus maupun berat, kesalahan toleransi, kesalahan celah
bantalan, Pengotoran dari debu atau daerah sekitarnya yang akibatnya bantalan
akan mengalami keausan dan berputarnya dengan bushing.
Perbaikan bearing yang diterapkan ialah dengan melakukan penggantian
langsung, walaupun bearing rusak sebelum waktu penggantiannya tiba. Sebab
bearing yang rusak atau retak tidak bisa diperbaiki lagi. Retakan pada bearing
tidak dapat disatukan, walaupun bisa ketahanannya sangat kecil.
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil problem statement mengenai
perawatan pompa 62-GA-602-B adalah sebagai berikut:
48
5.2 Saran
Adapun saran yang bisa penulis sampaikan berdasarkan hasil pengamatan
di lapangan adalah sebagai berikut :
1. Dalam pergantian komponen hendaknya sesuai dengan Standar
operasional procedure (SOP) Masalah akan selalu ada dalam dunia
perindustrian yang meliputi mechanical error and human error. Sebagai
perencana dirancang suatu alat dan sikap untuk meminimalisir masalah
tersebut dengan cara yang efektif dan efisien sehingga menimbulkan
profit kepada perusahaan.
2. Mengganti komponen-komponen dari alat yang telah rusak sewaktu
pabrik atau system tidak beroperasi .
3. Perbaikan sistem pengontrolan pada komponen yang tidak berfungsi
atau yang telah rusak.
4. Maintenance dan repair secara periodik dan kontinu
5. Melakukan pengecekan secara rutin terhadap alat yang beroperasi
6. Melakukan pengecekan pelumas terhadap mesin yang beroperasi secara
rutin
49
DAFTAR PUSTAKA
50
LAMPIRAN
51
52