EKG juga digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama
uji stres jantung dan kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan
jantung (misalnya:emboli paru atau hipotermia). Elektrokardiogram tidak
menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat
memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.
Meski prinsip dasar masa itu masih digunakan sekarang, sudah banyak
kemajuan dalam elektrokardiografi selama bertahun-tahun. Sebagai
contoh, peralatannya telah berkembang dari alat laboratorium yang susah
dipakai ke sistem elektronik padat yang sering termasuk interpretasi
elektrokardiogram yang dikomputerisasikan.
Saat dilakukan pada keadaan istirahat, pasien akan berbaring pada kasur atau
meja dengan kaki, lengan, dan dada yang terbuka. Teknisi mungkin
menghilangkan bulu dada untuk meningkatkan adhesi dari elektroda atau
bantalan. Bagian tersebut juga akan dibersihkan. Lalu, bantalan akan diletakkan
di bagian kaki dan lengan tertentu. Enam di antaranya dilekatkan pada bagian
dada.
Setelah itu, mesin akan merekam aktivitas kelistrikan yang dikeluarkan oleh
elektroda. Pasien tidak diperkenankan bergerak atau bicara, saat tes
berlangsung. Hanya memakan waktu beberapa menit, setelahnya elektroda akan
dilepaskan dan pasien dapat kembali melakukan aktivitas normal kecuali dokter
mengatakan sebaliknya.
Saat digabungkan dengan stres EKG, pasien biasanya diminta untuk melakukan
aktivitas yang lebih intens seperti berlari pada treadmill, di mana elektroda
dipasangkan ke tubuh.
Pasien tidak perlu menjalani pola makan khusus sebelum tes, namun pasien
mungkin diminta untuk tidak meminum air dingin atau melakukan aktivitas fisik
berat beberapa jam sebelum tindakan, sebab akan memengaruhi hasil tes.