Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Lingkungan merupakan suatu kondisi fisik yang mencakup keadaan sumberdaya alam
beserta isinya yang ada di muka bumi seperti tanah, energi, flora, fauna, dan maupun yang
di atas lautan. Lingkungan secara fisik di kelola dan diatur oleh manusia sebagai makhluk
hidup. Kondisi lingkungan fisik ini dapat berdampak baik atau bahkan buruk bagi manusia
sebagai penerima manfaat dari lingkungan. Pemenuhan hidup manusia dapat diperoleh dari
lingkungan sosial yang berkelanjutan. Untuk tetap meningkatkan kualitas hidup manusia
harus dapat mempertahankan lingkungan yang memiliki daya dukung yang optimal dan
lingkungan berkelanjutan.
Isu kerusakan lingkungan alam baik hutan maupun perkebunan di Indonesia merupakan hal
yang perlu diperhatikan oleh masyarakat serta lembaga-lembaga terkait diantaranya Dinas
Kehutanan, Perhutani, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup, PT Perkebunan Nusantara
dan lain sebagainya. Ada beberapa penyebab kerusakan alam yang disebabkan oleh ulah
manusia sendiri diantaranya illegal logging, polusi udara, gangguan ekosistem, pembuangan
sampah sembarangan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan. Walaupun
berbagai cara pencegahan dan penanggulangannya telah dilakukan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan, tetapi kerusakan lingkungan alam masih sering terjadi serta menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Akibat bencana alam karena tindakan manusia
sendiri berdampak kerugian bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya (Putro 2016). Perlu
peran penting masyarakat dalam mengelola lingkungan alam yang dibutuhkan serta
digunakan sehari-hari saling bersinergi agar tidak terjadi ketidakseimbangan alam. Alam
memiliki keterbatasan kemampuan yang harus selaras dengan kebutuhan manusia atas alam.
Kepedulian masyarakat harus dibangun untuk memahami dan menguasai permasalahan
dikawasan sekitarnya secara swadaya. Pengembangan desa dengan budaya lingkungan
merupakan salah satu cara untuk menganggulangi permasalahan lingkungan yang terjadi.
Konsep tersebut dikenal dengan ecovillage.
Ecovillage adalah desa atau kampung berbudaya lingkungan di mana masyarakat mampu
mengelola lingkungannya sesuai dengan kaidah keberlanjutan meliputi konservasi,
pemanfaatan dan pemulihan lingkungan. Ecovillage merupakan bentuk interaksi manusia
terhadap lingkungan untuk mencapai kehidupan berkelanjutan dan lestari. Pengintegrasian
kelestarian alam dan lingkungan sosial dengan cara hidup yang berdampak rendah untuk
mencapai kehidupan yang berkelanjutan. Membangun budaya dan perilaku yang ramah
lingkungan dengan mencakup empat aspek, yaitu aspek ekologi, aspek ekonomi, aspek
sosial, dan aspek spiritual (Buku Panduan Ecovillage 2015).
Penerapan ecovillage atau pengembangan desa berbudaya lingkungan sudah diterapkan
beberapa negara termasuk Indonesia, khususnya Provinsi Jawa Barat. Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat menerapkan program ecovillage
di beberapa wilayah baik desa maupun kota di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan
Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP DAS) Citarum merupakan salah satu
DAS yang terletak di satu Provinsi Jawa Barat yang mempunyai luas 1.417.802,30 Ha yang
meliputi
DAS, yaitu Ciasem, Cibulan-bulan, Cibuni, Cidamar, Ciderewek,
Cilaki, Cilamaya, Cipandak, Cipepetan, Cipunagara, Cisadea, Ciselang,
Cisoga, Cisokan, Citarum, Ciujung (Cianjur), Ciwadas, K.
Batangleutik, K. Blanakan, K. Kamal dan K. Sawo. DAS Citarum
meliputi delapan kabupaten atau kota dengan DAS berstatus nasional
meskipun terletak di satu provinsi1. Kriteria dalam pelaksanaan desa
berbudaya lingkungan adalah desa dimana penduduknya telah
mengelola lingkungan dengan baik dan semua kegiatanya berdampak
positif terhadap lingkungan.
Pemimpin merupakan sosok dominan dalam sebuah perkumpulan yang
memiliki peran mengatur sebuah kelompok atau organisasi. Menurut
Pradana et al. (2013) untuk itu organisasi memerlukan pemimpin yang
mampu menjadi motor penggerak perubahan organisasi dan pemimpin
yang mampu menetapkan sasaran-sasaran khusus, memonitor
perkembangan, dan mengidentifikasi penghargaan yang diterima
karyawan apabila sasaran dapat tercapai. Dalam pengaturanya,
pemimpin bertujuan mengendalikan sebuah kelompok agar mencapai
sebuah tujuan kelompok yang dirancang secara bersama.
Dalam pemimpin desa, pemimpin memiliki pengaruh cukup kuat untuk
pembangunan desa. Baik masuknya program pemeritahan desa ataupun
sampai pelaksanaan pembangunan. Pemerintahan yang paling dekat
dengan desa adalah kepala desa. Dijelaskan oleh Silambi (2014), bahwa
kepemimpinan kepala desa sangat berpengaruh terhadap jalannya roda
pemerintahan karena segala keputusan ada ditangan kepala desa itu
sendiri oleh sebab itu kepala desa sangat berperan penting di
masyarakat. Pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dijelaskan
pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
desa. Desa dipimpin oleh seorang kepala desa yang memiliki tanggung
jawab dalam menjalankan urusan pemerintahan, urusan pembangunan
dan urusan kemasyarakatan. Urusan pemerintahan dalam arti
pelaksanaan urusan administrasi pemerintahan dan pengaturan
kehidupan masyarakat yang dilimpahkan kepada kepala desa, urusan
pemberdayaan masyarakat dalam penyedian sarana prasarana fasilitas
umum seperti jalan, jembatan, irigasi, sesuai dengan kewenangan yang
dilimpahkan kepada kepala desa dan urusan masyarakat berarti
pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya
masyarakat seperti bidang kemasyarakatan, pendidikan sesuai
kewenangan yang dilimpahkan kepada kepala desa. Selain itu, kepala
desa merupakan unit pemerintahan terkecil yang ada di perdesaan yang
bertanggung jawab mengayomi warganya dan mengurusi masalah
pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai