Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pengetahuan Lansia tentang Hipertensi


Sub topik : Pengertian, tanda dan gejala, penyebab, cara mengatasi hipertensi
Sasaran : pasien lansia
Tempat : Ruang Iman Rumah Sakit Bina Sehat
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 September 2019
Waktu : 45 menit
Penyuluh : Kelompok Ruang Anak & Iman
I. Analisa Data
a. Kebutuhan Peserta Didik
Pasien lansia difokuskan untuk mempertahankan kesehatan dengan cara menjaga pola
hidup yang sehat.
b. Karakteristik Peserta Didik
Pasien lansia yang memiliki keluhan hipertensi atau yang berisiko hipertensi

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan mengenai cara penanganan lansia dengan hipertensi
selama kurang lebih 45 menit, pasien mampu menerapkan penatalaksanaan yang tepat dalam
menangani masalah kesehatan lansia dengan hipertensi.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x45 menit, pengetahuan pasien lansia
mengenai penyakit hipertensi dapat meningkat yang ditunjukkan dengan peningkatan
kemampuan keluarga untuk :
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi
b. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi
c. Menjelaskan faktor penyebab Hipertensi
d. Mejelaskan penatalaksanaan Hipertensi

IV.Materi (Terlampir)
a. Pengertian Hipertensi
b. Tanda dan gejala Hipertensi
c. Faktor penyebab Hipertensi
d. Penatalaksanaan Hipertensi
V. Metode
Ceramah dan diskusi
VI. Media
Flip chart

VII. Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab salam
5 menit  Perkenalan  Mendengarkandan
 Menjelaskan TIU dan memperhatikan
TIK
 Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 Inti Menjelaskan materi  Menjawab pertanyaan
30 menit tentang:  Mendengarkan dan
a. Pengertian memperhatikan
Hipertensi  Bertanya pada penyuluh
b. Tanda dan gejala bila masih ada yang belum
Hipertensi jelas
c. Faktor penyebab
Hipertensi
d. Penatalaksanaan
Hipertensi
3 Penutup  Evaluasi  Menjawab pertanyaan
10 menit  Menyimpulkan  Memperhatikan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

VIII. Evaluasi
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi
b. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi
c. Menjelaskan faktor penyebab Hipertensi
d. Menjelaskan penatalaksanaan Hipertensi
Lampiran : Materi

HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi sering dihubungkan dengan pengerasan dan hilangnya elastisitas dinding
arteri. Tahanan vaskular perifer meningkat dalam pembuluh darah yang keras dan tidak
elastis. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor umur. Pada lanjut usia terjadi perubahan struktur
dan fungsi pembuluh darah, yaitu sifat elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang dan
terjadinya kekakuan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga pengembangan
pembuluh darah menjadi terganggu (Potter&Perry, 2005).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler, hipertensi lebih dikenal
dengan penyakit darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal (Yufita dkk. 2010). Menurut JNC IV, hipertensi adalah
kenaikan tekanan darah yang melebihi norma, yaitu systole lebih dari 140 dan diastole lebih
dari 90. Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistole tanpa disertai peningkatan tekanan
diastole lebih sering pada lansia, sedangkan hipertensi peningkatan tekanan diastole tanpa
disertai peningkatan tekanan sistole lebih sering pada dewasa muda (Tambayong,2000).

Kelompok Usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)


Bayi 80/40 90/60
Anak 7-11 th 100/60 120/80
Remaja 12-17 th 115/70 130/80
Dewasa 20-45 th 120-125/75-80 135/90
45-65 th 135-140/85 140/90-160/95
>65 th 150/85 160/95

B. Etiologi
Berdasarkan etiolohi hipertensi yaitu sebagai berikut (Tambayong, 2000).
a. Usia :
insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang
berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner
dan kematian prematur.

b. Jenis kelamin :
pada umumnya jenis kelamin laki-laki lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia
pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia
diatas 65 tahun insiden pada wanita lebih tinggi
c. Ras :
Insiden hipertensi pada kulit hitam lebih tinggi dari pada pada yang berkulit putih.
d. Pola hidup:
penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan tingkat pekerjaan yang
menimbulkan stress, Obesitas, dan merokok berhubungan dengan insiden hipertensi.
Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor-faktor utama untuk
pengembangan aterosklerosis yang berhubungan erat dengan hipertensi.
e. Diabtes mellitus:
Hubungan antara diabetes mellitus dan hipertensi kurang jelas, namun secara statistik
nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri koroner. Penyebab utama
kematian pasien diabetes mellitus adalah penyakit kardiovaskular, terutama yang
mulainya dini dan kurang kontrol. Hipertensi dengan diabetes mellitus meningkatkan
mortalitas.
C. Patogenesis Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara
faktor-faktor resiko tertentu. Faktor – faktor yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan
darah tersebut adalah:
a. Faktor resiko seperti usia, asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetik
b. Sistem saraf simpatis seperti tonus simpatis dan variasi diurnal
c. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi dimana endotelel
pembuluh darah akan berperan utama, tetapi remodelling dari endotel, otot polos dan
interstitinum juga memberikan kontribusi akhir.
d. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin dan
aldosteron (Yogiantoro, 2009).

Hipertesi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kerusakan organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
a. Jantung, seperti hipertrofi venstrikel kiri, angina atau infark miokardium, dan gagal
jantung.
b. Otak seperti stroke atau Transient Ischemic Attack
c. Penyakit ginjal kronis
d. Penyakit arteri perifer
e. Retinopati (Yogiantoro, 2009)

D. Tanda dan Gejala Hipertensi


Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin tak
menunjukkan gejala selama bertahun tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan
penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya non
spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing (Sylvia & Lorraine, 2002). Selain itu menurut
Tambayong (2000) tanda dan gejala hipertensi meliputi sakit kepala, pusing, epistaksis dan
tinitus yang diduga berhubungan dengan naikknya tekanan darah. biasanya sakit kepala
sewaktu bangun tidur, mata kabur, depresi.

E. Penatalaksanaan hipertensi pada lansia


Penatalaksanaan hipertensi pada lansia ada dua macam yaitu terapi non farmakologis
dan terapi farmakologis. Terapi non farmakologis terdiri dari:
1. Menghentikan merokok
2. Menurunkan berat badan
3. Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
4. Latihan fisik atau olah raga teratur
5. Menurunkan asupan garam
6. Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak (Yogiantoro,
2009).
Penatalaksanaan farmakologis pada lansia terdiri dari jenis-jenis obat antihipertensi
yang dianjurkan oleh JNC 7 adalah:
1. Diuretika, terutama jenis thiazide atau agonis aldosteron
2. Beta Blocker (BB)
3. Calcium Chanel Blocker
4. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
5. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)

DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa. Jakarta:EGC
Sylvia, M., Lorraine. 2015. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6 Vol
2. Jakarta: EGC
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Yogiantoro M. 2009. Hipertensi Esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Ilmu penyakit dalam. Edisi ke5. Jakarta: Interna
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai