Anda di halaman 1dari 16

KATOLIK

A. Tokoh sentral:
Tokoh utama dari aliran Katolik adalah Santo Petrus.
Santo Petrus
Memiliki nama asli Simon, Petrus, atau Kefas (nama yang diberikan Yesus) adalah
salah seorang dari dua belas rasul Yesus dan Paus pertama umat Kristiani. Ia adalah seorang
nelayan dari Galilea yang diberi posisi pemimpin oleh Yesus. Ia dan saudaranya, Andreas
adalah rasul pertama yang dipanggil oleh Yesus. Simon dinamakan sebagai Petrus atau "batu
karang", yang mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus.
Menurut Injil Yohanes, Petrus lahir di Betsaida, Galilea. Ayahnya bernama Yohanes
(Yohanes 1:42) atau Yunus (Matius 16:17). Dikisahkan juga bahwa Yesus pernah
menyembuhkan ibu mertua Petrus yang berarti Petrus pernah menikah. Sebelum ia mengikuti
Yesus, ia dan saudaranya, Andreas bekerja sebagai penjala ikan (nelayan).
Umat Katolik meyakini bahwa Santo Petrus adalah Uskup Roma yang pertama, dan
rasul yang menahbiskan Linus menjadi Uskup Roma berikutnya, dan dengan demikian
memulakan urut-urutan suksesi apostolik (alih kepemimpinan rasuliah) yang
berkesinambungan sampai dengan Uskup Roma saat ini, Fransiskus. Dengan kata lain, Gereja
Katolik menjaga kesinambungan suksesi apostolik Uskup Roma, yakni Sri Paus - pengganti
Santo Petrus.
Berkat Pengakuan Petrus yang diriwayatkan dalam Injil Matius, Kristus menetapkan
Petrus sebagai "cadas" yang akan menjadi landasan bagi tegaknya Gereja Kristus. Meskipun
sejumlah pengkaji telah menyatakan bahwa Petrus adalah uskup pertama kota Roma, menurut
pengkaji lain, keberadaan lembaga kepausan tidak bergantung pada gagasan bahwa Petrus
adalah Uskup Roma atau bahkan pada gagasan bahwa Petrus pernah tinggal di Roma. Banyak
pengkaji meyakini bahwa struktur kepemimpinan Gereja Roma mula-mula terdiri atas
sekumpulan imam/uskup, sebelum menerapkan struktur kepemimpinan Gereja yang terdiri atas
satu orang uskup dan sekumpulan imam pada abad ke-2, dan bahwasanya para pujangga di
kemudian hari menyematkan istilah "Uskup Roma" pada para mendiang rohaniwan Roma yang
terkemuka, dan juga pada Petrus sendiri.
Berdasarkan pendapat ini, Oscar Cullmann dan Henry Chadwick mempertanyakan
keberadaan suatu keterkaitan resmi antara Petrus dan lembaga kepausan modern, sementara
Raymond E. Brown berpendapat bahwa, sekalipun pembahasan mengenai Petrus selaku uskup
lokal kota Roma merupakan suatu tindakan yang anakronistis, umat Kristen kala itu memang
sudah menganggap Petrus memiliki "peranan-peranan yang berkontribusi secara hakiki bagi
perkembangan peranan lembaga kepausan dalam Gereja di kemudian hari". Menurut Brown,
peranan-peranan ini "sangat besar dampaknya terhadap pandangan orang tentang Uskup Roma,
uskup dari kota tempat Petrus wafat, dan tempat Paulus bersaksi tentang kebenaran Kristus,
selaku pengganti Petrus yang mengemban tugas penggembalaan Gereja sejagat".

Berikut ini adalah tokoh lainnya dalam aliran Katolik.


Ignatius dari Antiokia

Lahir sekitar 35 Masehi di Provinsi Siria, meninggal pada 107 Masehi di Roma.
Merupakan penulis Kristen awal dan uskup Antiokhia. Juga dikenal sebagai Ignatius
Teoforus ("sang pemanggul Allah") dan Ignatius Nurono ("sang pembawa api"). Ketika
berbicara tentang otoritas Gereja, ia adalah orang pertama yang menggunakan frasa "gereja
katolik". Santo Ignatius menekankan arti penting Ekaristi, menyebutnya "obat kekekalan"
dalam Surat kepada Jemaat di Efesus Bab 20.

Theodosius I

Merupakan Kaisar Romawi dari tahun 379 sampai 395 yang mengkhususkan nama
“Kristen Katolik” bagi para penganut agama yang diajarkan kepada orang-orang Romawi oleh
Rasul Petrus yang suci, karena agama itu telah terpelihara berkat tradisi yang kuat. Ia membuat
Undang-undang 27 Februari 380 yang mengukuhkan Kristianitas Katolik sebagai agama
resmi Kekaisaran Romawi.

Paus Urbanus II

Lahir sekitar tahun 1042 di Lagery (Prancis). Nama aslinya adalah Odo De Lagery,
berasal dari bangsawan Prancis dan memperoleh pendidikan yang baik. Saat muda dia menjadi
pastor di kota Rheims, kemudian menjadi Uskup, dan menjadi Paus tahun 1088. Paus Urban II
adalah Paus yang menggerakkan untuk berperang merebut tanah suci, yang kemudian
menjadi Perang Salib. Dia adalah seorang Bapa Suci atau Paus dari Gereja Katolik Roma sejak
Maret 1088 sampai 29 Juli 1099.
Thomas Aquinas

Lahir di Roccasecca tahun 1225, meninggal pada 7 Maret 1274. Merupakan seorang
Frater Dominikan Italia, Imam Katolik, dan Doktor Gereja. Ia Dipandang sebagai salah satu
filsuf dan teolog terbesar Gereja Katolik, dan mendukung klasik teologi kodrat. Gereja
Katolik menghormati Thomas Aquinas sebagai seorang kudus (santo), dipandang sebagai guru
teladan bagi mereka yang belajar menjadi imam. Di bawah arahan kepausan, karyanya telah
lama digunakan sebagai salah satu pokok program studi bagi mereka yang hendak ditahbiskan
sebagai imam ataupun diakon.

Paus Leo XIII

Lahir di Carpineto Romano, 2 Maret 1810. Meninggal pada 20 Juli 1903. Ia memegang
jabatan sebagai Paus pemimpin Gereja Katolik Roma tahun (1878-1903) dan menerima
gelar Paus Rosario setelah menerbitkan sebelas surat ensiklik mengenai Doa Rosario. Leo XIII
mendorong pemahaman antara Gereja dan dunia modern. Dia mendirikan
kembali Observatorium Vatikan, dan mengembangkan kegiatan untuk mendukung badan amal
Katolik seperti tempat penampungan tunawisma untuk anak-anak dan wanita lanjut usia, bank
yang berfokus pada mereka yang berpenghasilan rendah, memberi pinjaman dengan bunga
rendah, dan menciptakan dapur umum.

Ludwig Von Pastor

Lahir pada 31 Januari 1854, meninggal pada 30 September 1928. Merupakan seorang
sejarawan Jerman dan diplomat untuk Austria. Ia menjadi salah satu sejarawan Katolik Roma
paling berpengaruh pada masanya dan paling dikenal karena karyanya yang berjudul History
of the Popes.

Fransiskus Xaverius

Lahir pada 7 April 1506 di Navarro, Spanyol. Ia mengabdikan sebagian besar hidupya
sebagai misionaris di negeri-negeri terpencil. Ia meninggal pada 2 Desember 1552. Fransiskus
Xaverius diakui sebagai seorang Santo oleh Gereja Anglikan dan Katolik. Tahun 1545, ia
menyusun rencana perjalanan misionaris ke Makasar. Namun, ia mengubah rencana
perjalannya sehingga ia bertolak dari Malaka pada 1 Januari 1546 dan berlabuh di Ambonia,
kemudian tingal di pulau itu hingga pertengahan bulan Juni. Setelah itu ia mengunjungi pulau-
pulau lainnya di Maluku, termasuk Ternate dan Moro. Setelah hari raya Paskah tahun 1546, ia
kembali ke pulau Ambon, dan kemudian ke Malaka. Misi di Ambon ini menjadi salah satu
awal sejarah Gereja Katolik di Indonesia.

B. Sejarah

Gereja Katolik didirikan oleh Yesus Kristus. Alkitab Perjanjian Baru meriwayatkan
perbuatan dan ajaran Yesus, bagaimana ia memilih kedua belas rasulnya, dan amanatnya
kepada mereka untuk melanjutkan karyanya. Gereja Katolik mengajarkan bahwa turunnya Roh
Kudus ke atas para rasul, dalam peristiwa yang disebut pentakosta, menandai permulaan karya
pelayanan Gereja Katolik di muka umum.
Umat Katolik meyakini bahwa Santo Petrus adalah Uskup Roma yang pertama, dan
rasul yang menahbiskan Linus menjadi Uskup Roma berikutnya, dan dengan demikian
memulakan urut-urutan suksesi apostolik (alih kepemimpinan rasuliah) yang
berkesinambungan sampai dengan Uskup Roma saat ini, Fransiskus. Dengan kata lain, Gereja
Katolik menjaga kesinambungan suksesi apostolik Uskup Roma, yakni Sri Paus - pengganti
Santo Petrus.
Gereja Katolik berdasarkan pada pribadi dan ajaran Yesus Kristus. Gereja Katolik
mengaku sebagai kelanjutan dari paguyuban umat Kristen perdana yang dibentuk oleh Yesus
Kristus, dan menghormati uskup-uskupnya sebagai para pengganti rasul-rasul Yesus,
teristimewa Uskup Roma (Sri Paus) sebagai satu-satunya pengganti Santo Petrus, rasul yang
diangkat Yesus menjadi kepala Gereja dan berkarya di kota Roma, sebagaimana yang
diriwayatkan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Pada akhir abad ke-2, para uskup mulai
menyelenggarakan muktamar-muktamar tingkat regional guna menuntaskan berbagai
permasalahan terkait doktrin dan kebijakan. Pada abad ke-3, Uskup Roma mulai menjadi
semacam hakim agung dalam penanganan perkara-perkara yang tidak dapat dituntaskan oleh
uskup-uskup lain.
Agama Kristen menyebar ke seluruh wilayah Kekaisaran Romawi, meskipun ditindas
karena bertentangan dengan agama leluhur bangsa Romawi, yang kala itu menjadi agama
negara. Penindasan terhadap umat Kristen mulai mereda sesudah agama Kristen dilegalkan
oleh Kaisar Konstantinus I pada tahun 313. Pada tahun 380, Kaisar Teodosius I menetapkan
agama Kristen Katolik sebagai agama negara Kekaisaran Romawi. Agama Kristen menjadi
agama negara di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi sampai dengan runtuhnya Kekaisaran
Romawi Barat, dan tetap menjadi agama negara Kekaisaran Bizantin sampai kota
Konstantinopel jatuh ke tangan bangsa Turki. Tujuh Konsili Oikumene yang terdahulu
diselenggarakan pada kurun waktu agama Kristen masih menjadi agama negara. Menurut
sejarawan Gereja, Eusebius, Uskup Kaisarea, ada lima keuskupan yang terkemuka pada kurun
waktu ini, yakni keuskupan Roma, keuskupan Konstantinopel, keuskupan Antiokhia,
keuskupan Yerusalem, dan keuskupan Aleksandria. Kelima-limanya secara serempak disebut
Pentarki.
Pertempuran-pertempuran di Toulouse mampu mempertahankan keberadaan Gereja
Katolik di belahan Dunia Barat, meskipun kota Roma diluluhlantakkan pada tahun 850, dan
kota Konstantinopel telah terkepung. Pada abad ke-11, kerenggangan hubungan antara Gereja
Yunani di belahan Dunia Timur dan Gereja Latin di belahan Dunia Barat akhirnya bermuara
pada Skisma Timur-Barat, yang turut disebabkan oleh sengketa seputar ruang lingkup
kewenangan Sri Paus. Perang Salib IV dan peristiwa penjarahan kota Konstantinopel oleh bala
tentara salib membuat perpecahan kedua Gereja menjadi paripurna. Pada abad ke-16, Gereja
Katolik menanggapi gerakan Reformasi Protestan dengan gerakan pembaharuan internal yang
dikenal dengan sebutan gerakan Kontra Reformasi.
Pada abad-abad selanjutnya, agama Kristen Katolik menyebar ke seluruh dunia, kendati
mengalami penurunan jumlah pemeluk di Eropa sebagai dampak dari pertumbuhan agama
Kristen Protestan serta merebaknya sikap skeptis terhadap agama selama dan sesudah Abad
Pencerahan. Konsili Vatikan II yang diselenggarakan pada era 1960-an menghasilkan
perubahan-perubahan terpenting dalam praktik-praktik Gereja Katolik selepas Konsili Trento,
empat abad sebelumnya.
Kata Katolik sendiri berasal dari bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), artinya
universal. Umat Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, Gereja Lutheran dan
beberapa Gereja Metodis percaya bahwa Gereja-Gereja mereka adalah katolik, dalam arti
merupakan kesinambungan dari Gereja universal awal yang didirikan oleh para rasul. Baik
Gereja Katolik Roma maupun Gereja Ortodoks percaya bahwa masing-masing adalah satu-
satunya Gereja yang asli dan universal. Dalam "Kekristenan Katolik" (Termasuk Komuni
Anglikan), para uskup dipandang sebagai pejabat tertinggi dalam agama Kristen, sebagai
gembala-gembala keesaan dalam persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam persekutuan
satu sama lain. Katolik dianggap sebagai salah satu dari Empat Ciri Gereja. Ketiga ciri lainnya
adalah Satu, Kudus, dan Apostolik.
Secara umum, sebutan Gereja Katolik merujuk pada Gereja Katolik Roma.
Kata Roma diatributkan pada Gereja ini karena Gereja Katolik mengimani Paus yang
berkedudukan di kota Roma, Italia sebagai kepala gereja yang kelihatan, wakil Yesus
Kristus di bumi, dimana kristus yang merupakan kepala utama gereja yang tak kelihatan. Paus
adalah penerus Petrus turun temurun yang tidak terputuskan, pengganti St.Petrus saat ini
dijabat oleh Paus Fransiskus, yang menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan
diri karena alasan kesehatan pada tahun 2003 lalu. Menurut tradisi gereja, Petrus menjadi uskup
Roma dan menjadi martir di sana. Gereja Katolik dengan penambahan kata Roma sendiri
sebenarnya tidak pernah menjadi nama resmi yang digunakan oleh Gereja Katolik.

C. Ajaran
Keyakinan-keyakinan Katolik didasarkan atas deposit iman (mencakup baik Kitab Suci
maupun Tradisi Suci) yang diwarisi dari zaman Rasul-Rasul, dan yang diinterpretasi oleh
Otoritas Pengajaran Gereja. Keyakinan-keyakinan tersebut terangkum dalam Kredo Nicea, dan
secara resmi dirinci dalam Katekismus Gereja Katolik. Peribadatan Katolik yang formal, yang
disebut liturgi, diatur oleh otoritas Gereja. Ekaristi, salah satu dari tujuh sakramen Gereja dan
bagian penting dari setiap Misa Katolik atau Liturgi Suci Katolik Timur, adalah pusat dari
peribadatan Katolik.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Gereja merupakan satu kesatuan tubuh dari umat
beriman di dalam surga dan di atas bumi. Oleh karena itu hanya ada satu Gereja yang sejati,
yang tampak dan yang bersifat fisik, bukannya beberapa Gereja. Dan bagi Gereja yang satu ini,
yang awalnya didirikan oleh Yesus di atas Petrus dan para rasul, Yesus memberikan suatu
mandat untuk menjadi pengajar dan penjaga yang berwenang dari iman. Untuk
mentransmisikan wahyu ilahiah Kristus, para rasul diberi mandat untuk "memberitakan injil,"
yang mereka laksanakan baik secara lisan maupun tulisan, dan yang mereka lestarikan dengan
meninggalkan para uskup sebagai penerus mereka.
Gereja Katolik meyakini bahwa hanya ada satu Allah saja yang hadir dalam tiga
pribadi: Allah Bapa; Yesus Sang Putera; dan Roh Kudus. Katolik mengajarkan bahwa Roh
Kudus menyingkapkan kebenaran Allah melalui Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium.
Katolisisme itu “Monoteistik”: percaya bahwa Allah itu esa, abadi, maha kuasa (Omnipoten),
maha tahu (Omniscien), maha baik (Omnibenevolen), dan ada di mana-mana (Omnipresent).
Allah eksis secara berbeda dan mendahului ciptaan-Nya (yakni, segala sesuatu yang
bukan Allah, dan yang eksistensinya bergantung pada Allah) dan meskipun demikian tetap
hadir secara intim dalam ciptaan-Nya. Gereja Katolik mengajarkan bahwa, meskipun dengan
akal budi alami manusiawi, Allah dapat dikenal dalam karya-Nya sebagai asal mula dan akhir
segala ciptaan, Allah telah memilih untuk mewahyukan diri-Nya sendiri dan kehendak-Nya
secara supernatural dalam cara-cara yang tertera dalam Surat kepada umat Ibrani 1:1-2.
Katolisisme itu juga “Trinitarian”: percaya bahwa, meskipun Allah itu esa dalam
hakikat, esensi, dan keberadaan, Allah yang esa ini eksis dalam tiga pribadi illahi, yang masing-
masing identik dengan satu esensi, yang perbedaannya cuma dalam hubungan mereka satu
sama lain: hubungan Bapa terhadap Putera, hubungan Putera terhadap Bapa, dan hubungan
keduanya dengan Roh Kudus, menjadikan Allah yang esa sebagai Trinitas. Gereja Katolik
mengajarkan bahwa Yesus Kristus menginstitusikan tujuh sakramen:
- Baptis (dikenal sebagai sakramen inisiasi Kristen yang melambangkan pembersihan dosa,
dan melambangkan kematian bersama Yesus)
- Pengakuan dosa (merupakan pernyataan dari seseorang dalam rupa pengakuan atas
kesalahan atau dosa (keberdosaan) yang telah dilakukannya)
- Ekaristi (dilembagakan oleh Yesus Kristus saat Perjamuan Malam Terakhir.
Yesus memberikan murid-murid-Nya roti dan anggur saat makan Paskah, lalu berpesan:
"perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku")
- Penguatan/Krisma (dipandang sebagai pemberian sumber kebijakan, pengetahuan, dan
keberanian bagi penerima, bila penerima menginginkannya dengan hati terbuka)
- Imamat (sakramen yang dengannya seseorang dijadikan uskup, imam, atau diakon,
sehingga penerima sakramen ini dibaktikan sebagai citra Kristus)
- Pernikahan ( pengikatan janji nikah yang dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud
meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial)
- Pengurapan orang sakit (Dalam sakramen ini seorang imam mengurapi si sakit
dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini)
Meskipun Gereja ini menyatakan bahwa dialah "Gereja yang satu, kudus, katolik, dan
apostolik," didirikan oleh Yesus Kristus, tempat orang dapat menemukan kepenuhan sarana
keselamatan, Gereja ini pun mengakui bahwa Roh Kudus dapat menggunakan komunitas-
komunitas Kristiani lainnya untuk membawa orang menuju keselamatan.
Gereja Katolik menegaskan kesucian seluruh hidup manusia, sejak dalam kandungan
hingga kematian secara alami. Gereja Katolik percaya bahwa tiap pribadi diciptakan menurut
"gambar dan rupa Allah," dan bahwa hidup manusia tidak boleh diukur berdasarkan nilai-nilai
lain seperti ekonomi, kenyamanan, preferensi pribadi, atau teknik sosial. Oleh karena itu,
Gereja menentang aktivitas-aktivitas yang diyakininya menghancurkan atau menistakan hidup
yang diciptakan suci itu, termasuk euthanasia, eugeniks dan aborsi.
D. Organisasi

- Gereja Katolik, yang secara luas sering juga disebut Gereja Katolik Roma adalah Gereja
Kristen terbesar di dunia, dan diperkirakan memiliki 1,3 milyar jemaat, yakni kira-kira
setengah dari seluruh umat Kristiani dan seperenam dari populasi dunia. Gereja Katolik
adalah sebuah komuni atau persekutuan dari Gereja Katolik Roma dan 23 Gereja Katolik
Timur, yang membentuk 2.795 keuskupan pada 2008. Ke-24 Gereja ini disebut sebagai
gereja-gereja partikular. Gereja Partikular dengan jumlah umat terbesar dalam Gereja
Katolik adalah Gereja Katolik Ritus Barat/Ritus Latin/Gereja Katolik Roma. Gereja
Partikular dengan jumlah umat ke-2 terbesar dalam Gereja Katolik adalah Gereja Katolik-
Yunani Ukraina.
- Otoritas duniawi tertinggi Gereja ini dalam perkara iman, moral dan pemerintahannya
adalah Sri Paus, saat ini Paus Fransiskus, yang memegang otoritas tertinggi bersama-sama
Dewan Uskup, yang diketuainya. Komunitas Katolik terdiri atas seorang pelayan-umat
tertahbis (rohaniwan) dan umat awam; baik rohaniwan maupun umat awam dapat pula
menjadi anggota dari komunitas-komunitas religius.
- Gereja ini mendefinisikan bahwa misinya adalah memberitakan Injil Yesus Kristus,
memberikan pelayanan sakramen-sakramen dan melakukan karya amal. Gereja ini
menjalankan program-program dan lembaga-lembaga sosial di seluruh dunia, termasuk
juga sekolah-sekolah, universitas-universitas, rumah sakit, misi-misi dan perumahan, serta
organisasi-organisasi seperti Catholic Relief Services, Caritas Internationalis dan Catholic
Charities yang membantu kaum papa, keluarga-keluarga, orang-orang jompo, dan orang-
orang sakit.
- Melalui suksesi apostolik, Gereja ini percaya bahwa dirinya merupakan kelanjutan dari
komunitas Kristiani yang didirikan oleh Yesus dengan mentahbiskan Santo Petrus, sebuah
pandangan yang juga dianut oleh banyak sejarawan. Gereja ini menetapkan doktrin-
doktrinnya melalui berbagai konsili ekumenis, meneladani para rasul pertama dalam
Konsili Yerusalem. Atas dasar janji-janji Yesus pada rasul-rasul Nya yang tertera dalam
Injil, Gereja ini percaya bahwa dia dituntun oleh Roh Kudus dan oleh karena itu terlindungi
dari terjadinya kesalahan doktrin.
- Agama Katolik secara struktur dan secara institusional keagamaan di Indonesia adalah
sama sekali terpisah dan berbeda dengan Agama Kristen Protestan. Agama Katolik bukan
merupakan suatu aliran atau sekte dari Agama Kristen. Justeru secara historis, Agama
Katolik adalah induk dari semua agama Kristiani.
- Katolik berarti umum, umum dalam arti terbuka untuk semua orang dan semua bangsa,
melampaui segala suku dan bangsa. Secara organistoris, Gereja Katolik di seluruh dunia
adalah satu tidak terpecah dan tidak terbagi dalam sekte, aliran, maupun organisasi yang
otonomi. Tetapi secara hirarki memiliki satu garis organisasi, satu iman, satu liturgi (tata
peribadatan), satu pimpinan, dan tentunya Satu Tuhan.
- Gereja Katolik dipimpin oleh seorang Paus sebagai pimpinan tertinggi di seluruh dunia.
Paus yang pertama adalah Rasul Petrus, murid Yesus Kristus secara langsung. Sampai
tulisan ini direlease sudah sampai pada Paus yang ke-265.
 Paus : Pimpinan tertinggi Gereja Katolik, Paus berkedudukan di Vatikan.
Paus ini membawahi seluruh uskup di seluruh dunia.
 Uskup : Pimpinan umat Katolik pada suatu wilayah Keuskupan (diocesan), para
uskup adalah pengganti para Rasul Yesus. Uskup membawai wilayah
Keuskupan yang dibagi dalam wilayah Paroki-Paroki.
 Pastor Paroki : memimpin umat sewilayah Paroki.
- Di bawah Paroki diatur wilayah-wilayah kecil lagi sesuai kebijakan keuskupan dan Paroki
setempat, dimana pimpinan umat di bawah wilayah Paroki ini dipegang oleh awam (umat
biasa yang bukan termasuk hirarki). Pembagian wilayah di bawah paroki ini pada
umumnya adalah Wilayah atau Stasi, di bawah Wilayah atau Stasi dibagi lagi dalam
wilayah yang lebih kecil yang disebut Lingkungan atau Kring, bila Lingkungan atau Kring
ini terlalu luas, dibagi lagi dalam wilayah Blok.

E. Praktek ibadah
“Misa” adalah perayaan ekaristi dalam ritus liturgi Barat dari Gereja Katolik
Roma, Gereja Ortodoks Ritus Barat, tradisi Anglo-Katolik dalam Gereja Anglikan, dan
beberapa Gereja Lutheran. Pelaksanaan Misa diatur berdasar Tata Perayaan Ekaristi (TPE).
TPE Baru untuk Gereja Katolik di Indonesia diberlakukan sejak Hari Raya Tubuh dan Darah
Kristus pada tahun 2005, pada hari Minggu 29 Mei 2005. Dalam TPE Baru, Doa Syukur Agung
dan doa penitensial lain didoakan oleh Imam dan umat mengikutinya dalam batin (untuk
menekankan kekhusyukan dan kesadaran akan Tuhan yang hadir di tengah-tengah mereka),
seperti yang dilakukan oleh Gereja Katolik di tempat lain. Pada dasarnya, Misa menurut
ritus Novus Ordo, dibagi menjadi empat bagian besar, yakni Ritus Pembuka, Liturgi Sabda,
Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup.
- RITUS PEMBUKA

1. Perarakan Masuk

2. Pastor dan petugas lainnya menuju altar diiringi lagu pembukaan, instrumen,
atau antifon pembukaan. Setibanya di altar, Pastor dan umat menyatakan
penghormatan, kemudian Pastor mencium altar. Pada hari raya, Pastor dapat
mendupai salib dan altar.
3. Tanda salib (Pastor membuka perayaan Ekaristi dengan memimpin Tanda Salib.)
4. Salam pembukaan dan Pengantar
 Diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus vobiscum) dan dijawab umat
dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo). Rumusan lainnya juga
dipergunakan pada hari raya, ataupun pada misa biasa. Pengantar digunakan untuk
mengarahkan umat pada inti dan misteri perayaan.
5. Pernyataan Tobat dan pernyataan Tuhan Kasihanilah Kami
 Dapat menggunakan rumusan umum Pernyataan Tobat dilanjutkan dengan Tuhan
Kasihanilah Kami, rumusan pujian kepada Yesus dan memohon belas kasih-Nya
yang dipadukan dengan Tuhan Kasihanilah Kami, atau pemercikan air suci sebagai
peringatan akan pembaptisan, terutama pada Masa Paskah.
 Diakhiri dengan seruan absolusi "Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani
kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal" yang
dijawab umat dengan "Amin". Absolusi bukanlah pengampunan dosa sakramental,
berbeda dengan absolusi yang diterima pada waktu penerimaan Sakramen Tobat.
Umat yang sadar akan perlunya mengaku dosa berat, tetap tidak bisa
mengandalkan absolusi ini untuk pengampunan dosanya.
6. Madah Kemuliaan (Diucapkan/dinyanyikan pada hari Minggu dan hari raya yang
disetarakan dengan hari Minggu, atau pada hari pesta, di luar
masa Prapaskah dan Adven.)
7. Doa Pembuka (Imam dan seluruh umat hening sejenak dan berdoa dalam hati,
kemudian Imam mengucapkan doa pembuka misa hari itu.)

- LITURGI SABDA

1. Bacaan Pertama

 Bila terdapat tiga bacaan maka Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian
Lama atau Kisah Para Rasul pada masa Paskah. Bila hanya dua bacaan pada hari
biasa, Bacaan Pertama diambil dari Perjanjian Lama atau Perjanjian
Baru selain Injil. Pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan rumusan
"Demikianlah sabda Tuhan" (Verbum domini) dan umat menjawab dengan "Syukur
kepada Allah" (Deo gratias).

2. Mazmur Tanggapan (Pemazmur mendaraskan refren dan ayat Mazmur, umat


mengulang bagian refren.)
3. Bacaan Kedua, dari Perjanjian Baru selain Injil atau Wahyu Yohanes.
 Sama seperti pada bacaan pertama, pada akhir bacaan, Lektor menutup dengan
rumusan "Demikianlah sabda Tuhan" (Verbum domini) dan umat menjawab
dengan "Syukur kepada Allah" (Deo gratias).
4. Bait pengantar Injil/Alleluya
 Pada masa selain Prapaskah, Alleluya diucapkan atau dinyanyikan, namun pada
masa Prapaskah kata Alleluya diganti dengan "Terpujilah Kristus Tuhan, Raja
mulia dan kekal" (Laus tibi, Christe, Rex aeternae gloriae).
5. Bacaan Injil
 Dibacakan oleh Pastor. Bacaan diawali dengan salam "Tuhan bersamamu"
(Dominus vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama Rohmu" (Et cum
spiritu tuo). Salam dilanjutkan dengan "Inilah Injil Yesus Kristus menurut
(Matius/Markus/Lukas/Yohanes)" dan umat menjawab dengan "Dimuliakanlah
Tuhan" (Gloria tibi Domine) sambil membuat tanda salib pada dahi, mulut dan
dada. Pada hari raya, Injil didupai dan diapit oleh lilin bernyala.
 Seusai pembacaan Injil, dinyatakan Aklamasi Injil dengan ucapan "Demikianlah
Injil Tuhan" (Verbum domini) dan ditanggapi dengan "Terpujilah Kristus" (Laus
tibi Christe). Rumusan lain juga dipergunakan di Indonesia, seperti "Berbahagialah
orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun melaksanakannya" dan umat
menjawab dengan "Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami. Dalam
perayaan meriah, kalau dianggap baik, Uskup memberkati Umat
dengan Evangeliarium (buku Bacaan Injil).
6. Homili ( Kotbah yang dibawakan oleh pastor )
7. Syahadat atau Kredo (Dapat menggunakan rumusan Syahadat Nicea-
Konstantinopel atau Syahadat Para Rasul.)
8. Doa Umat
 Ujud-ujud doa dibawakan oleh diakon atau lektor dan mengakhiri setiap doanya
dengan mengucapkan "Marilah kita mohon" umat menjawab "Kabulkanlah doa
kami ya Tuhan atau Tuhan, dengarkanlah umat-Mu." Dalam perayaan meriah,
seluruh Doa Umat dan aklamasinya dapat dinyanyikan.

- LITURGI EKARISTI

1. Persiapan Persembahan

 Diawali dengan kolekte yang lazimnya hanya diadakan pada Hari Minggu. Wakil-
wakil umat menghantar bahan-bahan persembahan: roti dan anggur yang akan
dikuduskan, dan persembahan lain untuk keperluan Gereja. Roti hosti terbuat dari
gandum tanpa ragi, diletakkan dalam piala, diletakkan di atas patena dan ditutup
dengan korporal. Anggur, dipersembahkan dalam ampul terpisah dengan air
Pengunjukkan bahan persembahan
 Pastor mengatur susunan piala dan patena di atas korporal, kemudian
mencampurkan beberapa tetes air ke dalam anggur dalam piala.
 Pastor menghunjukkan hosti sambil mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau,
ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang
kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami
akan menjadi roti kehidupan" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selama-
lamanya"
 Kemudian Pastor mengangkat piala berisi campuran air dan anggur sambil
mengucapkan rumusan "Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab
dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari
pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman
rohani" dan umat menjawab "Terpujilah Allah selama-lamanya". Pada misa hari
raya Pastor mendupai persembahan dan altar. Diakon (atau petugas lain) lalu
mendupai Pastor dan umat lainnya.
Doa Persiapan Persembahan (Pastor mengucapkan doa persembahan setelah
mengajak umat dengan seruan "Berdoalah, saudara-saudari, supaya persembahanku
dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa" dan umat menjawab
dengan "Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan
kita serta seluruh umat Allah yang kudus")
2. Doa Syukur Agung

Prefasi
 Dimulai dengan prefasi yang diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" (Dominus
vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" (Et cum spiritu tuo)
dan dilanjutkan dengan dialog "Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan" yang
dijawab dengan "Sudah kami arahkan" dan "Marilah bersyukur kepada Allah
Tuhan kita" yang dijawab dengan "Sudah layak dan sepantasnya".
 Selanjutnya dinyanyikan/didoakan oleh Pastor dan disambung dengan syair
aklamasi Kudus dengan rumusan "Kami melambungkan madah kemuliaan dengan
tak henti-hentinya bernyanyi/berdoa"
Kudus ( Kudus atau Sanctus dapat diucapkan atau dinyanyikan.)
Doa Syukur Agung
 Bagian awal DSA diucapkan (atau dinyanyikan) oleh Pastor. Bagian pertama Doa
Syukur Agung berisi doa permohonan agar Roh Kudus menguduskan roti dan
anggur. Bagian terpenting adalah kisah institusi dan konsekrasi, yaitu perubahan
roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus secara transsubstansial.
 Kisah Institusi mengutip ucapan Yesus pada Perjamuan Terakhir yaitu "Terimalah
dan makanlah. Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu" dan "Terimalah dan
minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal yang
ditumpahkan bagimu dan semua orang demi pengampunan kekal. Lakukanlah ini
untuk mengenangkan Aku." Kalimat "lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku" -
lah yang menjadi dasar terselenggaranya Perayaan Ekaristi. Sesuai konsekrasi
diucapkan/dinyanyikan aklamasi anamnesis, menyatakan tiga misteri iman
Kristen: kematian Kristus, kebangkitan Kristus dan kedatanganNya kembali.
 Seusai anamnesis, doa syukur agung dilanjutkan doa dengan ujud khusus
melalui perantaraan para santo dan santa bagi umat tertentu, bagi Paus dan Uskup
setempat. Doa Syukur Agung ditutup dengan doksologi dengan pastor mengangkat
piala dan hosti sambil mengucapkan "Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia
dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan
Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa" dan umat berkata
"Amin". Jikalau Doa Syukur Agung ini dinyanyikan, maka "Amin" dinyanyikan.
3. Komuni

Doa Bapa Kami (Doa Bapa Kami dapat diucapkan atau dinyanyikan)
 Pastor dapat menambahkan embolisme pada akhir Doa Bapa Kami dengan ucapan
"Ya Bapa bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu.
Kasihanilah dan bantulah kami, supaya kami dapat hidup dengan rukun, sehingga
kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan penyelamat
kami Yesus Kristus" dan umat menjawabnya dengan "Sebab Engkaulah Raja, yang
mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya. Amin"
Doa Damai
 Pastor mendoakan doa mohon damai diakhiri dengan kata-kata "Sebab Engkaulah
pengantara kami kini dan sepanjang masa" Umat menjawab: Amin. Kemudian
mengucapkan "Damai Tuhan bersamamu" atau "Damai Tuhan besertamu" yang
dijawab dengan "Dan bersama rohmu" atau "Dan sertamu juga" dan dengan
memberikan salam damai, menjabat tangan orang-orang yang ada di sekitar, atau
ungkapan lain yang sesuai
Pemecahan Hosti (diiringi seruan lagu Anak Domba Allah atau Agnus Dei. kata
'Hosti' berasal dari bahasa latin Hostia yang artinya Kurban.)
Persiapan dan Penerimaan Tubuh dan Darah Kristus
 Diawali dengan Pastor mengangkat tinggi hosti dan piala anggur yang telah
dikonsekrasikan sambil mengucapkan "Inilah Anak Domba Allah yang menghapus
dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuannya" dan umat
menjawab "Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi
bersabdalah saja maka saya akan sembuh", kemudian Imam berkata "Tubuh dan
Darah Kristus", dan ditanggapi oleh umat dengan berkata "Amin".
 Selanjutnya Pastor menerima komuninya, kemudian memberikannya pada pelayan
petugas pembagi komuni, kemudian kepada para petugas altar dan misdinar dan
kemudian kepada umat lainnya. Umat dapat menerima komuni dalam satu rupa
atau dua rupa dalam kesempatan khusus. Ajaran iman Gereja Katolik mengajarkan
bahwa tidak terdapat perbedaan antara satu rupa maupun dua rupa. Dalam Tubuh
Kristus terdapat pula Darah Kristus. Pembagi komuni akan mengucapkan "Tubuh
Kristus" dan penerima komuni menjawab "Amin" dengan sikap hormat.
Antifon Komuni
 Setelah selesai komuni, Pastor memberikan patena dan piala dengan
purifikatorium. Umat dapat mendoakan/menyanyikan madah pujian sesudah
komuni
Doa Sesudah Komuni
 Sesudah doa sesudah komuni pengumuman dapat dibacakan, ataupun
pengumuman dapat dibacakan sebelum doa sesudah komuni, tergantung
kebiasaan imam yang memimpin misa tersebut.

- RITUS PENUTUP
1. Berkat dan Pengutusan
 Diawali dengan salam "Tuhan bersamamu" atau "Tuhan sertamu" (Dominus
vobiscum) dan dijawab umat dengan "Dan bersama rohmu" atau "Dan sertamu
juga" (Et cum spiritu tuo). Ada pula bentuk berkat meriah dengan tiga ayat
permohonan berkat bagi umat yang masing-masing dijawab dengan "Amin".
 Ada bentuk berkat sederhana dengan Pastor merentangkan tangan ke arah umat
dan memberkati dengan tanda salib dengan seruan "Semoga Saudara sekalian
diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa, Putra dan Roh Kudus" sementara
umat membuat tanda salib dan menjawab "Amin".
 Kemudian Imam mengatakan "Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai",
lalu umat berkata "Syukur kepada Allah". Bentuk pengutusan adalah kalimat
"Marilah pergi! Kita diutus.", yang dijawab umat dengan "Amin". Inilah perutusan
Ekaristis yang berarti kesediaan untuk membagikan hidup kepada sesama. Bukan
karena umat baik atau ingin baik, melainkan karena umat telah lebih dahulu diberi
Hidup Allah yang telah dibagikan melalui Perayaan Ekaristi yang telah dirayakan.
2. Perarakan keluar (Seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan para pelayan
meninggalkan altar, dan diarak dengan diringi nyanyian atau lagu ataupun secara
instrumental.)
F. Gereja-gereja yang masuk aliran ini ( contoh Gereja Katolik di sekitar Tangerang-Jakarta-
Bekasi)

Dekenat Tangerang I Dekenat Jakarta Barat I

Paroki Ciledug – St. Bernadet Paroki Cideng – St. Maria Bunda Perantara

Paroki Citra Raya – St. Odilia Paroki Kampung Duri – Damai Kristus

Paroki Curug – St. Helena Paroki Kemakmuran – Bunda Hati Kudus

Paroki Karawaci – St. Agustinus Paroki Mangga Besar – St. Petrus & Paulus

Paroki Kota Bumi – St. Gregorius Paroki Slipi – Kristus Salvator


Paroki Tangerang – Hati Santa Perawan
Paroki Toasebio – St. Maria de Fatima
Maria Tak Bernoda

Dekenat Jakarta Pusat Dekenat Bekasi

Paroki Cempaka Putih – St. Paskalis Paroki Harapan Indah - St. Albertus Agung

Paroki Jalan Malang – St. Ignatius Loyola Paroki Bekasi – St. Arnoldus
Paroki Katedral – St. Perawan Maria
Paroki Bekasi Utara – St. Klara
Diangkat Ke Surga
Paroki Kramat – Hati Kudus Paroki Cikarang – Ibu Theresa

Paroki Pejompongan – Kristus Raja Paroki Jatiwaringin – St. Leo Agung

Paroki Theresia – St. Theresia Paroki Lubang Buaya – Kalvari

Anda mungkin juga menyukai