Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL

PADA Ny. A DENGAN SISA PLASENTA


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Basic Life
Support (BLS)

Dosen Pembimbing : Nani Surtinah SSiT.,M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 10

1. Ainayya Putri D (P27824218020)


2. Salsa Bella R (P27824218035)
3. Ryestilia Oktavian A (P27824218036)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Pada Ny. A Dengan Sisa Plasenta”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Dokumentasi Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Surabaya
Prodi DIII Kebidanan Kampus Magetan. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Teta Puji Rahayu ,SST.,M.Keb selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Kampus
Magetan.
2. Ibu Nani Surtinah SSiT.,M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Basic Life Support (BLS)
3. Teman-teman yang telah membantu mengerjakan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dalam segi pembahasan, penulisan, dan penyusunan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah Dokumentasi
Kebidanan untuk menyempurnakan makalah ini.

Magetan, Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian .................................................................................................. 2
2.2 Etiologi ....................................................................................................... 2
2.3 Tanda Gejala Retensio Sisa Plasenta ......................................................... 2
2.4 Diagnosa .................................................................................................... 3
2.5 Penanganan ................................................................................................ 3
2.6 Pencegahan Sisa Plasenta .......................................................................... 4
BAB 3 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN (5 LANGKAH)
3.1 Pengkajian .................................................................................................. 5
3.2 Diagnosa Kebidanan .................................................................................. 10
3.3 Perencanaan ............................................................................................... 11
3.4 Pelaksanaan ................................................................................................ 11
3.5 Evaluasi ...................................................................................................... 11
BAB 4 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN (4 LANGKAH)
4.1 Subjektif ..................................................................................................... 12
4.2 Objektif ...................................................................................................... 13
4.3 Assesment .................................................................................................. 14
4.4 Penatalaksanaan ......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Masa nifas merupakan masa rawan bagi ibu, sekitar
60% kematian ibu telah terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada
masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, di antaranya disebabkan oleh
adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pascapersalinan merupakan
penyebab kematian ibu. Patologi yang sering terjadi pada masa nifas adalah infeksi nifas,
perdarahan dalam masa nifas, infeksi saluran kemih dan patologi menyusui (Saleha, Sitti,
2009). Salah satu penyebab perdarahan pada masa nifas adalah karena adanya sisa
plasenta. Bila sebagian kecil plasenta masih tertinggal dalam uterus disebut Rest Plasenta
(Saifuddin, Ilmu Kebidanan, 2010). Sisa plasenta dalam masa nifas menyebabkan
perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang banyak dalam nifas hampir selalu disebabkan
oleh sisa plasenta dan juga potongan-potongan plasenta yang ketinggalan tanpa diketahui
biasanya menimbulkan perdarahan postpartum lambat (Saleha, Sitti, 2009)
1.2 Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar retensio plasenta
2. Mengetahui asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal dengan retensio sisa
plasenta

1
BAB II
LANDASAN TEORI
Retensio Sisa Plasenta
2.1 Pengertian
Sisa plasenta yang masih tertinggal disebut “sisa plasenta” atau plasenta rest.
Gejala klinis sisa plasenta adalah terdapat subinvolusi uteri, terjadi perdarahan sedikit
yang berkepanjangan, dapat juga terjadi perdarahan banyak mendadak setelah berhenti
beberapa waktu, perasaan tidak nyaman di perut bagian bawah (Manuaba, 2010)
Selaput yang mengandung pembuluh darah ada yang tertinggal, perdarahan segera.
Gejala yang kadang – kadang timbul uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak
berkurang. Sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam uterus dapat menyebabkan
terjadinya perdarahan. Bagian plasenta yang masih menempel pada dinding uterus
mengakibatkan uterus tidak adekuat sehingga pembuluh darah yang terbuka pada
dinding uterus tidak dapat berkontraksi/terjepit dengan sempurna (Maritalia, 2012)
2.2 Etiologi
Faktor penyebab utama perdarahan baik secara primer maupun sekunder adalah
grandemultipara, jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun, persalinan yang dilakukan
dengan tindakan, pertolongan kala uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh
dukun, persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan narkoba (Rukiyah, 2010)
Selain itu penyebab lainnya adalah :
a. Pengeluaran plasenta tidak hati-hati
b. Salah pimpinan kala III : terlalu terburu - buru untuk mempercepat lahirnya plasenta.
c. Abnormalitas plasenta abnormalitas plasenta meliputi bentuk plasenta dan
penanaman plasenta dalam uterus yang mempengaruhi mekanisme pelepasan plasent.
d. Kelahiran bayi yang terlalu cepat Kelahiran bayi yang terlalu cepat akan mengganggu
pemisahan plasenta secara fisiologis akibat gangguan dari retraksi sehingga dapat
terjadi gangguan retensi sisa plasenta
2.3 Tanda Gejala Retensio Sisa Plasenta
a. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap.
b. Terjadi perdarahan rembesan atau mengucur, saat kontraksi uterus keras, darah
berwarna merah muda, bila perdarahan hebat timbul syok, pada pememriksaan
inspekulo terdapat sisa plasenta.
c. Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang.

2
d. Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus
tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan
perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan
dengan sisa plasenta. Tertinggalnya sebagian plasenta (rest plasenta)
e. Keadaan umum lemah
f. Peningkatan denyut nadi
g. Tekanan darah menurun
h. Pernafasan cepat
i. Gangguan kesadaran (Syok)
j. Pasien pusing dan gelisah
2.4 Diagnosa
a. Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan penemuan melakukan
kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa plasenta dengan
perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagian besar pasien akan kembali lagi ke
tempat persalinan dengan keluhan perdarahan setelah 6-10 hari pulang ke rumah
dan sub involusi uterus. (Saifuddin dan Hamdin, 2009)
b. Perdarahan berlangsung terus menerus atau berulang.
c. Pada palpasi di dapatkan fundus uteri masih teraba lebih besar
d. Pada pemeriksaan dalam didapat uterus yang membesar, lunak, dan dari ostium
uteri keluar darah
2.5 Penanganan
a. Pasang infus
b. Lakukan ekplorasi digital (bila servik terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah
atau jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui alat kuretase, lakukan evakuasi sisa
plasenta denganAVM ataudilatasi dan kuretase.
c. Bila kadar Hb < 8 gr% beri tranfusi darah, bila kadar Hb > 8 gr% berikan sulfas
ferosus 600 mg/hari selama 10 hari (Saifuddin dan Hamdin, 2009)
d. Berikan terapi uterotonik
e. Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan gejala metritis.
Sisa plasenta bisa diduga bila kala uri berlangsung tidak lancar atau setelah
melakukan plasenta manual atau menemukan adanya kotiledon yang tidak lengkap pada
saat melakukan pemeriksaan plasenta dan masih ada perdarahan dari ostium uteri
eksternum pada saat kontraksi rahim sudah baik dan robekan jalan lahir sudah terjahit.
Untuk itu, harus dilakukan eksplorasi ke dalam rahim dengan cara manual/digital atau
3
kuret dan pemberian uterotonika. Anemia yang ditimbulkan setelah perdarahan dapat
diberi transfuse darah sesuai dengan keperluannya (Saifuddin, Ilmu Kebidanan, 2010)
2.6 Pencegahan Sisa Plasenta
Untuk menghindari terjadinya sisa plasenta dapat dilakukan dengan membersihkan
kavum uteri dengan membungkus tangan dengan sarung tangan sehingga kasar
mengupasnya sehingga mungkin sisa membran dapat sekaligus dibersihkan segera
setelah plasenta lahir dilakukan kuretase menggunak’an kuret postpartum yang besar.
(Manuaba, 2010)

4
BAB III
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Pengkajian
1) Data Subyektif
a) Biodata
(1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar
tidak keliru dalam memberikan penanganan. Untuk membedakan klien,
mengetahui dan mengenal pasien.
(2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang
dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum
siap. Sedangkan umur lebih 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan
dalam masa nifas. Untuk mengetahui umur ibu dan untuk mengetahui faktor
resiko yang ada hubungannya dengan umur ibu. (Ambarwati, Asuhan
kebidanan Nifas, 2010)
(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdo’a. Untuk memberi motivasi pasien sesuai
dengan agamanya. (Ambarwati, 2011)
(4) Suku / Bangsa
Berpengaruh pada adat-istiadat atau kebiasaan sehari-hari. Untuk
mengetahui faktor bawaan atau ras pasien. (Ambarwati, 2010)
(5) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling
sesuai dengan pendidikannya. (Ambarwati, 2010)
(6) Pekerjaan
Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,karena ini
juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. Untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh Pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan atau
untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi.

5
(7) Penghasilan
Masyarakat yang mampu dan berpenghasilan cukup tinggi yang dapat
memperoleh pelayanan yang sempurna. (Saifuddin, Ilmu Kebidanan, 2010)
(8) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
Untuk mengetahui tempat tinggal pasien dan keadaan lingkungan sekitarnya.
b) Keluhan utama
Keluhan yang terjadi pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena
retensio sisa plasenta adalah mengalami perdarahan yang lebih banyak, pasien
mengeluh lemah, pucat, berkeringat dingin, dan menggigil.
c) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat penyakit yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau
penyakit akut, kronis seperti : jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat
mempengaruhi pada masa nifas.
(2) Riwayat penyakit sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit
yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan
bayinya.
(3) Riwayat penyakit keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu
apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
d) Riwayat Kebidanan
(1) Riwayat Haid
Menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus berapa lama, lama
haid, banyak darah, sifat darah (cair atau ada bekuan, warnanya, baunya,
dismenorhea atau tidak, haid yang terakhir.
(2) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinannya, lama perkawinan, syah atau
tidak, sudah berapa kali menikah, berapa jumlah anaknya.

6
(3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a. Riwayat kehamilan
Untuk mengetahui ada gangguan seperti muntah-muntah, hipertensi,
perdarahan waktu hamil muda.
b. Riwayat persalinan
Untuk mengetahui lahir aterm, preterm, posterm, ada perdarahan
waktu persalinan, proses lahir plasenta spontan atau buatan, di tolong siapa,
dimana tempat persalinan.
c. Riwayat Nifas
Untuk mengetahui apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi,
bagaimana proses laktasi dan apakah ada jahitan pada perineum. Riwayat
nifas berpengaruh pada ibu nifas dengan laserasi jalan lahir karena apabila
ibu sudah pernah mengalami masa nifas dengan laserasi maka ibu tidak
merasa kaget dengan rasa nyeri pada luka jahitan perineum. .
d. Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah menggunakan KB
atau tidak, jika pernah berapa lamanya, berapa tahun dan jenis kontrasepsi
yang digunakan. (Anggraini, 2010)
e) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil
(1) Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25 %, karena berguna untuk proses kesembuhan karena setelah
melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan
bayi. Semua itu akan meningkat beberapa kali dari kebutuhan biasa. Makanan
yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas
atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau
berwarna. Disampingitu makanan harus mengandung sumber tenaga (energi),
sumber pembangun (protein), sumber pengatur dan pelindung adalah mineral,
vitamin dan air.
(2) Pola Istirahat
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain
mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusio

7
uteri dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan merawat bayi dan diri sendiri. (Saifuddin, 2014)
(3) Eliminasi
BAB harus ada dalam 3 hari post partum dan BAK harus dilakukan
spontan dalam 6 jam post partum. (Sofian, 2013)
(4) Personal Hygiene
Membersihkan daerah kemaluan setiap kali habis BAK atau BAB dan ganti
pembalut setiap 3-4 kali sehari.
(5) Aktivitas
Ambulasi dini sangat dianjurkan, kecuali ada kontraindikasi. Ambulasi dini
akan meningkatkan sirkulasi dan mencegah risiko tromboflebitis,
meningkatkan fungsi kerja peristaltic dan kandung kemih, sehingga mencegah
distensi abdomen dan konstipasi (Bahiyatun, 2013)
f) Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, wanita
mengalami banyak perubahan emosi / psikologi selama masa nifas sementara ia
menyesuaikan diri menghadapi menjadi seorang ibu.
g) Riwayat sosial
(1) Dukungan keluarga
Bagaimana dukungan ibu atau keluarga terhadap ibu.
(2) Pantangan makanan
Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari
misalnya pola makan.
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang atau buruk.
Keadaan umum pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio
sisa plasenta adalah sedang.
(2) Kesadaran
Untuk mengetahi tingkat kesadaran ibu apakah compos menthis,
somnolen atau koma. Tingkat kesadaran pada ibu nifas dengan perdarahan
post partum karena retensio sisa plasenta adalah composmentis.

8
(3) Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dengan di nilai hipertensi
dengan satuan mmHg. Batas normalnya tensi untuk ibu nifas normal adalah
90/60 – 130/90mmHg.
b. Suhu
Suhu badan waktu inpartu tidak melebihi dari 37,2oC, sesudah partus
dapat naik 0,5oC dari keadaan normal tetapi tidak melebihi 38oC.
Normalnya 36,6oC – 37,6oC..
c. Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien dengan menghitung dalam 1
menit, sedangkan normalnya denyut nadi dalam 1 menit adalah 60-100
x/menit.
d. Respirasi
Untuk mengetahui pernafasan pasien dalam waktu 1 menit. Sedangkan
normalnya pernafasan dalam 1 menit adalah 16-20x/menit.
(4) Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan
Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama hamil,
penambahan badan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu, tetapi nilai normal untuk
penambahan berat badan selama kehamilan 9-12 kg.
b. Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan klien kurang dari 145 cm atau tidak,
termasuk resiko tinggi atau tidak.
c. Lila
Untuk mengetahui lingkar lengan ibu 23,5 cm atau tidak, termasuk
resiko tinggi atau tidak.
b) Pemeriksaan Fisik
(1) Kepala
Untuk menilai warna rambut, kelebatan rambut, distribusi dan
karakteristik lainnya.
(2) Muka
Keadaan muka pucat atau tidak, apakah terdapat kelainan atau oedema.

9
(3) Mata
Conjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak.
(4) Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak .
(5) Telinga
Untuk mengetahui bagaimana keadaan dau telinga, liang telinga dan
timpani serta ketajaman pendengaran.
(6) Mulut dan gigi
Untuk mengetahui keadaan mulut apakah bersih atau ada caries dan
ada karang gigi atau tidak.
(7) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau kelenjar getah bening.
(8) Payudara
Simetris atau tidak, konstitensi, ada pembengkakan atau tidak, putting
menonjol atau tidak, lecet atau tidak .
(9) Genetalia dan perineum
Pada genetalia yang harus diperiksa adalah pengeluaran lochea,
penjahitan laserasi atau luka episiotomy, pembengkakan, luka dan hemoroid
(Saifuddin A. B., 2009)
(10) Anus
Adanya haemoroid atau tidak dan adanya varices atau tidak.
(11) Eksteremitas
Lakukan pemeriksaan kaki seperti varises, warna kemerahan pada betis, atau
edema (Bahiyatun, 2013)
c) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hb masa nifas untuk mencegah terjadinya subinvolusi uteri
yang dapat menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan terjadinya infeksi
purperium, pengeluaran ASI berkurang, anemia kala nifas dan mudah terjadi
infeksi mammae (Manuaba, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
2012).
3.2 Diagnosa Kebidanan
PAPIAH, postpartum spontan hari ke 1-42, laktasi lancer, involusi normal, lochea
normal, keadaan psikologi ibu baik, keadaan umum baik. Kemungkinan masalah nyeri
luka perineum, after pain, pembesaran payudara (Varney, 2008).
10
3.3 Perencanaan
Ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan kelanjutan
menejemen terhadap masalah atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi data yang
tidak lengkap dapat dilengkapi.
3.4 Pelaksanaan
Pada langkah ini perencanaan asuhan menyeluruh disusun secara efisien dan aman.
Tindakan yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan pada ibu nifas sesuai dengan
rencana yang telah disusun berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah timbul. Di
dalam tahap ini, bidan melakukan observasi sesuai kriteria evaluasi yang
direncanakannya.
Beberapa hal yang mendapatkan perhatian dalam tahap penatalaksanaan:
1. Intervensi yang dilakukan berdasarkan prosedur.
2. Pengawasan dilakukan secara cermat dan tepat sesuai dengan kriteria dan evaluasi
yang telah ditetapkan.
3. Pengendalian keadaan pasien sehingga secara berangsur-angsur mencapai kondisi
yang ditetapkan.
3.5 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi klasifikasi dan asuhan yang mudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan atau bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhannya sebagaimana telah didefinisikan dalam masalah/diagnosa masalah.
Langkah evaluasi dalam susunan kebidanan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP
menurut kemenkes.

11
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGI
NY. A USIA 24 TAHUN P10001 1 HARI POSTPARTUM
DENGAN RETENSIO SISA PLASENTA

Tempat Pengkajian : PMB Ny. T

Tanggal / Waktu Pengkajian : 3 Januari 2019 / 08.15 WIB


4.1 DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. A Tn. A
Umur : 24 tahun 26 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMU
Pekerjaan : IRT Swasta
Penghasilan : - Rp. 2.500.000,./ Bulan
Umur menikah : 23 Tahun 25 Tahun
Alamat : Jalan Tripandita No. 63, Magetan
 Ibu mengatakan ibu merasakan nyeri perut, mengeluh lemah, mengantuk, menggigil
dan mengeluarkan darah banyak bergumpal, dari jalan lahir sejak kemarin malam
jam 23.00 WIB serta 3-4 kali ganti pembalut.
 Saat ini ibu sehat dari keluarga tidak ada yang pernah menderita hipertensi, DM,
jantung, ginjal, asma, TBC, tidak ada riwayat gemelli.
 Menarche 13 tahun, Lama haid 5-7 hari, Siklus haid 28-30 hari, konsistensi encer,
warna merah segar, tidak ada keluhan selama haid. HPHT : 03-04-2018
HPL : 10-01-2019
 Ibu hamil anak pertama, rutin ANC terpadu, mendapat terapi Fe dan Kalk, mendapat
penyuluhan kebutuhan dasar ibu hamil, P4K, tanda-tanda persalinan.
 Ibu melahirkan anak pertama tanggal 2 Januari 2019 pukul 20.00 WIB. Jenis
kelamin Laki-laki, spontan, BB lahir 3000 gram, PB 49 cm. Plasenta lahir pukul
20.15 WB keadaan plasenta tidak lengkap

12
 Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun, dan setelah melahirkan ibu
berencana menggunakan kb suntik 3 bulan.
 Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi setengah kali lebih banyak dari sebelum hamil
dengan nasi, lauk, sayur, buah, minum susu 1 gelas per hari 250 ml dan minum air
putih 8 gelas perhari(1 gelas=250 ml). Ibu tidak memiliki alergi makanan.
 Ibu BAK 4-5 kali perhari tidak ada keluhan warna kuning jerami, BAB 1 x sehari
setiap pagi konsistensi lunak
 Ibu melakukan kegiatan rumah seperti menyapu, mencuci memasak, berjalan-jalan
pagi disekitar rumah
 Ibu tidur malam 6-7 jam, tidur siang 1-2 jam sehari
 Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian 2x sehari, gosok gigi 3 x sehari, keramas 2x
seminggu, sudah mengerti cara membersihkan payudara dengan benar.
 Ibu sudah tidak melakukan hubungan seksual sejak usia kehamilan 36 minggu.
 Ibu tidak mempunyai ketergantungan terhadap jamu, rokok, alkhohol, teh, kopi dan
obat-obatan selain yang diresepkan dokter atau bidan.
 Ibu tidak ada kebiasaan yang merugikan ibu dan janin
 Ibu taat beribadah, ibu dan keluarga senang dengan kehamilannya saat ini berharap
lahir dengan normal dan selamat

4.2 DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
KU : Sedang
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 90/60 MmHg S : 37,6oC
N : 100x/menit R : 18x/menit
BB sebelum hamil : 50 kg
BB terakhir periksa (4 Januari 2019) : 57 kg
BB saat ini : 57 kg
IMT : 21
TB : 155 cm
LILA : 25 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : kulit kepala bersih, tidak ada luka

13
Wajah : simetris, pucat
Mata : sklera putih, konjungtiva pucat
Mulut : bibir kering, tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe
Dada : simetris, puting susu menonjol, tidak ada pembengkakan/benjolan
abnormal, ASI sudah keluar
Abdomen : TFU 1 jari atas pusat, kontraksi uterus lemah, tidak ada luka bekas
operasi, perut tampak lembek
Genetalia : jahitan sudah kering, pembalut penuh darah, pengeluaran darah
+350cc, tidak ada odema pada vulva
Ektermitas : simetris kanan kiri, tidak ada cacat, tidak oedem
3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 10 gr%
Golongan darah :A
HbsAg : negatif

4.3 ASSESMENT
Ny. A usia 24 tahun P10001, postpartum hari ke 1, ASI lancer, involusi tidak
normal, lochea normal dengan retensio sisa plasenta

4.4 PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami anemia karena perdarahan
sehingga perlu dilakukan pemasangan infuse. Ibu mengetahui kondisinya saat ini
2. Melakukan eksplorasi jaringan
a. Mencuci tangan dan memakasi sarung tangan panjang steril
b. Membersihkan daerah perineum dan vulva dengan kapas antiseptik
c. Mengantiseptik sarung tangan secaara merata memasukkan jari telunjuk kedalam
vagina kemudian membersihkan gumpalan darah
d. Masukkan tangan secara obstetri
e. Setelah menyentuh cavum uteri melakukan eksplorasi untuk mengeluarkan sisa
plasenta dan kiri berada di fundus uteri
f. Memindahkan tangan kiri ke supra sympisis untuk menahan uterus pada saat sisa
plasenta dikeluarkan
14
g. memastikan tidak ada sisa plasenta yang tertinggal dicavum uteri
h. Mengeluarkan tangan secara obstetri
i. Dekontaminasi sarung tangan kedalam larutan klorin dan buka secara terbalik
j. Cuci tangan
Eksplorasi telah dilakukan, ada sisa plasenta yang tertinggal dan sudah berhasil
dikeluarkan
3. Memberikan misoprostl per rektal. Misoprostol telah diberikan
4. Melakukan injeksi ergometrin 0,2 mg secara IM untuk membantu kontraksi uterus.
Injeksi ergometrin sudah diberikan
5. Melakukan pemantauan perdarahan, tanda- tanda vital dan kontraksi uterus selama 2
jam. Perdarahan berhenti dan uterus berkontraksi dengan baik
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. Ibu tampak lebih tenang dan ibu mau
minum satu gelas teh manis
7. Memberikan terapi asam mefanamat 500 mg diminum 3x sehari dan amoxilin 500 mg
diminum 3x sehari serta diberikan tablet Fe 600 mg per hari. Ibu telah diberikan terapi
obat

15
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. (2011). Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika.


Ambarwati. (2010). Asuhan kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Bahiyatun. (2013). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Manuaba. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Maritalia. (2012). Asuhan Kebidanan Mifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rukiyah. (2010). Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta: Trans Info Media.
Saifuddin dan Hamdin. (2009). Kebidanan Komunitas Editor Monica Esterdan Esty. Jakarta:
EGC.
Saifuddin. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: BinaPustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin. (2014). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta: YBPSP.
Saifuddin, A. B. (2009). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: PT Bina Pustaka.
Saleha, Sitti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sofian. (2013). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi,
Edisi 3, Jilid 1. Jakarta: EGC.
Varney. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai