KIMIA TANAH
Anggik Aprilia
05101281823024
1.2. Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah Mengetahui berapa tingkat
kemasaman tanah permanen, kejenuhan Alumunium, dan kejenuhan Hidrogen
terhadap tanah. Mengetahui kadar Al-dd dan H-dd pada sampel tanah dan
bagaimana cara perhitungan Al-dd dan H-dd terhadap kebutuhan kapur.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dalam penetapan kadar Al-dd dan H-dd tanah
dilaboratorium kali ini yaitu:
Jenis tanah H-dd Al-dd
Mineral 0 – 30 cm 0,90 0,81
Mineral 30 – 60 cm 6,28 0,16
Mineral 60 – 90 cm 5,5 0,15
Pasang surut 30 – 60 cm 1,62 0,83
Rawa lebak 60 – 90 cm 0,86 0,5
Keterangan:
Kelompok 1 : Rawa lebak 60-90 cm
Kelompok 2 : Pasang surut 30-60 cm
Kelompok 3 : Mineral 0-30 cm
Kelompok 4 : Mineral 60-90 cm
Kelompok 5 : Mineral 30-60 cm
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penetapan kadar Al-dd dan H-dd tanah dapat diketahui
bahwa tanah yang paling banyak mengandung kadar alumunium yaitu terdapat pada
tanah pasang surut di lapisan 30-60 sebesr 0,83 % seperti yang dijelaskan
sebelumnya bahwa Aldd adalah kadar Aluminium dalam tanah. Al dalam bentuk
dapat ditukarkan (Al-dd) umumnya terdapat pada tanah-tanah yang bersifat masam
dengan pH < 5,0. Tanah pasang surut ini memiliki pH H2O sebesar 3,66 dan pH
KCl sebesar 2,75, Pada tanah pasang surut ini memang tanah yang bersifat sangat
masam dari sampel tanah lainnya sehingga wajar saja jika tanah pasang surut ini
memiliki kadar Al-dd yang tinggi.
Tanah menjadi asam karena kelebihan ion hidrogen menggantikan kation yang
sifatnya basa. Prosesnya menjadi reversible bila kapur (Ca dan Mg)
ditambahkan. Dengan cara aksi massa, Ca dan Mg mengganti kembali kedudukan
ion-ion hidrogen dan Al. Al itu berasal dari mineral-mineral yang larut dalam
keadaan masam. Sedangkan hidrogen berasal dari asam-asam yang banyak sekali
sumbernya (air hujan, pupuk, masam, eksudat akar, dsb).
Dua masalah utama tanah adalah keracunan Al dan kejenuhan Al yang terlalu
tinggi. Keracunan Al langsung melukai akar tanaman, menghambat
pertumbuhannya, dan menghalangi pengambilan serta translokasi kalsium maupun
fosfor. Kejenuhan Al yang ada sangat tergantung pada tanaman.
Ion OH- yang dihasilkan segera menetralkan H+ dan Al3+, sehingga pH tanah
dpat mengikat dan Al mengendap sebagai aluminium hidroksida, kompleks jerapan
yang bebas dari Al dapat diisi oleh kation. Kation dari Ca dari kapur atau kation-
kation lain yang berasal dari pupuk atau mineral.
Reaksi pengapuran secara sederhana:
5.1. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari praktikum penetapan kadar Al-dd dan H-
dd tanah di laboratorium kali ini yaitu:
1. Kandungan Al-dd dan H-dd dapat ditetapkan dengan menggunakan metode
titrasi
2. Penerapan Al-dd bermanfaat sebagai tolok ukur kebutuhan kapur pada tanah
masam.
3. Semakin masam tanah atau pH rendah maka Al-dd semakin tinggi.
4. Tanah menjadi masam karena kelebihan ion Hidrogen menggantikan kation
yang sifatnya basa.
5. Kejenuhan Al tinggi pada tanah-tanah masam tergantung pada kadar Al dan
mineral yang larut dalam keadaan masam. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Al
dapat dikendalikan dengan cara pengapuran.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari praktikum penetapan kadar Al-dd dan H-
dd tanah di laboratorium kali ini yaitu diperlukan ketelitian dalam menghitung dan
melakukan percobaan, pada saat titrasi hendaknya dilakukan dengan sangat teliti
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan, dan hati-hati dalam
menggunakan bahan kimia yang berbahaya
DAFTAR PUSTAKA
Penambahan HCl 0,1 N dan warna pink Penambahan NaF 4% sampai warna
menghilang berubah pink