Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Malaria-Kel12 Kelas A
Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Malaria-Kel12 Kelas A
Malaria
Di Susun Oleh :
Kelompok 12
1. Lovi Martini
2. M. Vaizul Rahman
3. Marnis Indah
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Konsep Teoritis dan Asuhan Keperawatan pada Penyakit
Malaria” tanpa ada halangan. Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam membimbing penyelesaian Makalah ini. Dalam penyusunan
makalah ini penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan penyusun. Namun sebagai manusia biasa penulis tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata
bahasa.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan
para pembaca pada umumnya. Penyusun mengharapkan saran serta kritik
dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
2.1.2 Etiologi
3.Plasmodium malariae
4.Plasmodium ovale
2.1.4 Patofisiologi
Gigitan nyamuk
Sporozoa masuk ketubuh
anopheles betina
Diaphoresis Kelemahan
poliuri Resiko syok
Resiko (hipovolemik)
Intoleransi aktifitas
ketidakseimbangan Mialgia dan atralgia
elektolit
Nyeri Resiko penurunan
Hipertemi perfusi jaringan
otak
a. Malaria selebral: Coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS
adalah kurang dari sebelas yang terjadi 30 menit setelah kejang; yang tidak
disebabkan oleh penyakit lain.
b. Anemia berat, dengan Hb<5 gr% atau hematokrit <15% pada keadaan
hitung parasit >10.000.
c. Gagal ginjal akut, denagn urine <400 ml/24 jam pada orang dewasa atau
<12 ml/kg BB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, disertai
kreatinin >3mg%.
d. Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary
wedge pressure menurun. Ditandai dengan pernapasan yang dalam dan
cepat yakni >35 kali/menit.
e. Hipoglikemia: gula darah <40 mg%. Hal ini disebabkan kebutuhan
metabolik dan parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.
f. Syok: tekanan sistolik <70 mmHg (anak 1-5 tahun <50 mmHg) yang
disertai keringat dingin denagn perbedaan temperatur kulit-mukosa >1°C.
g. Pendarahan spontan dari hidung, gusi, GIT, atau disertai kelainan
laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskular.
h. Pendarahan spontan dari hidung, gusi, GIT Pendarahan spontan dari
hidung, gusi, GIT >2 kali/24 jam setelah pendinginan pada hipertermia.
i. Asidemia, ph <7,25 atau asidosis (plasma bikarbonat <15 mmol/L)
j. Makroskopik hemoglobinuri karena infeksi malaria akut.
k. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada
pembuluh kapiler pada jaringan anak.
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
2. Res serosol
-Untuk diagnostik akut (+) bila beberapa hari setelah infeksi parasit.
3. Pemeriksaan GBC
Artesunat : 50 mg/tablet
Semua pasien (kecuali ibu hamil dan anak usia < 1 tahun)
diberikan tablet Primakuin (1 tablet berisi 15 mg primkauin basa) dengan
dosis 0,75 mg/kg BB/oral, dosis tunggal pada hari I (Hari pertama minum
obat). Dosis pada tabel diatas merupakan perhitungan kasar bila penderita
tidak ditimbang berat badannya. Dosis yang direkomendasi berdasarkan
berat badan adalah :
Tetrasiklin/ - - - - - 4 x 1/
Dokisiklin 1x1
¾ 1½
Primakuin - - 2 2-3
Keterangan :
- Kina : pada usia < 1 tahun harus berdasarkan berat badan yaitu 30
mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis.
- Doksisiklin : tidak diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 8 tahun.
Dosis doksisiklin untuk anak usia 8-14 tahun adalah 2 mg/kg BB/hari.
- Primakuin : tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak usia < 1
tahun. Dosis primakuin : 0,75 mg/kg BB, dosis tunggal.
2. Malaria Vivax/Ovale
Primakuin - - ¼ ¼ ¾ 1
¼ ½
Klorokuin 1 1 3 3-4
¼ ¼ ¾
Primakuin - - 1
1/8 ¼ ½ ½ 1½
Klorokuin 2
¼ ¾
Primakuin - - ½ 1
¼ ½ ¾
4-14 Primakuin - - 1
Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama maka diberikan pengobatan lini
kedua seperti tabel dibawah ini :
1- ¼ ½ ¾
Primakuin - - 1
14
Dosis berdasarkan berat badan :
3. Malaria Berat
Untuk dewasa : dosis inisial 160 mg (2 ampul) IM pada hari ke-1, diikuti
80 mg (1 ampul) IM pada hari ke-2 s.d ke 5.
Dosis anak tergantung berat badan yaitu :
Untuk lini kedua diberikan Kina per infus/drip. Cara pemberian kina per
infus yaitu :
Dosis dewasa (termasuk ibu hamil) : Kina HCL 25% dosis 10 mg/kg BB (
1 ampul isi 2 ml ꞊ 500 mg kina HCL 25%) yang dilarutkan dalam 500 ml
dekstrose 5 % atau NaCl 0,9% diberikan selama 8 jam, diulang dengan
cairan yang sama setiap 8 jam terus-menerus sampai penderita dapat
minum obat atau kina HCL 25% (per infus), dosis 10 mg/kg BB/jam
diberikan setiap 8 jam, diulang dengan cairan dan dosis yang sama setiap 8
jam sampai penderita dapat minum obat.
Dosis anak-anak : kina HCL 25% (per infus) dosis 10 mg/kg BB (bila
umur < 2 bulan : 6-8 mg/kg BB) diencerkan dengan 5-10 cc dekstrose 5%
atau NaCl 0,9%/kg BB diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam-
penderita sadar dan dapat minum obat.
Apabila tidak memungkinkan pemberian kina per infus maka kina dapat
diberikan intramuskular. Sediaan yang ada untuk pemberian intramuskular
yaitu Kinin Antipirin dengan dosis : 10 mg/kg BB IM (dosis tunggal).
2.2.1 Pengkajian
a. Biodata
Data yang didapat mengenai klien yang terdiri dari nama, umur,
jenis kelamin, status, alamat, agama, tanggal MRS, diagnose medis,
keluarga yang dapat dihubungi, catatan keberangkatan, MR.
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama:
Biasanya klien dengan penyakit malaria datang ke RS dengan keluhan
demam, tidak nafsu makan, kepala terasa pusing, perut bagian kanan
atas terasa sakit, terasa mual dan ingin muntah.
Riwayat kesehatan sekarang:
Biasanya klien yang menderita penyakit malaria pada saat dilakukan
pengkajian keluhan yang dirasakan oleh pasien adalah masih terasa
demam, lemas, mual, tidak nafsu makan.
Riwayat kesehatan dahulu:
Biasanya pasien mengalami penyakit malaria mempunyai riwayat
pernah mengalami penyakit malaria sebelumnya, dan pernah dirawat di
RS atau berobat dengan gejala atau penyakit yang sama.
Riwayat kesehatan keluarga:
Biasanya pasien yang menderita penyakit malaria ini didalam
keluarganya juga ada yang menderita penyakit malaria.
2.Data subjektif
Data yang dikeluhkan oleh klien dan hanya dapat diuraikan oleh
klien
Kadang-kadang disebut symptom=over data
Sumber data :
1.Primer : klien
2.Sekunder :
Orang-orang penting
Tenaga kesehatan
Medical records
Catatan dan laporan lainya
Literature.
Jadi, dapat disimpulkan mengidentifikasi pola/masalah yang
mengalami gangguan yang ada mulai dari pengkajian pola fungsi
kesehatan
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri : -Suhu 38,9 – 41,1 c menunjukkan
-Pantau suhu pasien,perhatikan pasien proses penyakit infeksius akut. Pola
menggigil atau diaporesis. demam dapat membantu dalam
diagnosis misalnya;kurva demam lanjut
berakhir lebih dari 24 jam
menunjukkan penumonia,demam.
Menggigil merupakan puncak suhu.
-Pantau suhu lingkungan,batasin atau -Suhu ruangan/jumlah selimut harus
tambahkan linen tempat tidur sesuai diubah untuk mempertahankan suhu
indikasi mendekati normal.
-Berikan kompres mandi -Dapat membantu mengurangi demam.
hangat,hindari pengunaan alkohol
Kolaborasi : -Dingunakan untuk mengurangi demam
-Berikan antiperetik misalnya dengan aksisentral pada
aspirin,asetaminopen. hipotalamus,meskipun demam
mungkin dapat berguna dalam
membatasain pertumbuhan organisme
dan meningkatkan autodestruksi dari
sel-sel terinfeksi.
-Berikan selimut tipis dan dingin yang -Digunakan untuk mengurangi demam
menyerap keringat. dengan umumnya lebih besar dari 39,5-
40 c pada waktu terjadi kerusakan /
gangguan pada otak.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi b.d mual, muntah dan anoreksia.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
-Catat status nutrisi pasien, catat turgor -Berguna untuk mendefinisikan
kulit, berat badan dan derajat derajat/luasnya masalah dan pilihan
kekurangan berat badan, integritas kulit, intervensi yang tepat. Membantu
adanya tonus usus, riwayat mual/muntah dalam mengidentifikasi
atau diare. kebutuhan/kekuatan khusus.
Pastikan pola diet biasa pasien, yang Pertimbangkan keinginan individu
disukai/tidak disukai. untuk memperbaiki makanan.
-Berguna dalam mengukur
-Awasi masukan/pengeluaran dan berat keefektifan nutrisi dan dukungan
badan secara periodik cairan.
Sedikit anoreksia, mual, muntah dan Dapat mempengaruhi pilihan diet dan
catat kemungkinan hubungan dnegan mengidentifikasi area pemecahan
obat. Awasi frekuensi, volume, masalah untuk meningkatkan
konsistensi feses. pemasukan/ penggunaan nutrien.
-Membantu menghemat energi
-Anjurkan makan sering dengan porsi khususnya bila kebutuhan metabolik
sedikit. meningkat saat demam.
-Menurunkan rasa tak enak karena
-Berikan perawatn mulut sesudah sisa muntah atau obat untuk
maupun sebelum tindakan. pengobatan respirasi yang
merangsang pusat muntah.
-Dorong orang terdekat untuk -Membuat lingkungan sosial lebih
memberikan makanan. normal selama makan dan membantu
memenuhi kebutuhan personal dan
kultural dan memberikan bantuan
dalam perencanaan diet dengan
nutrisi adekuat untuk kebutuhan
metabolik pasien.
Kolaborasi :
-Rujuk ke ahli diet untuk menentukan -Dapat membantu menurunkan
komposisi diet. insiden mual/muntah sehubungan
-Konsul dengan terapi pernafasan untuk dengan obat/efek pengobatan
jadwal pengobatan 1-2 jam sebelum- pernafasan pada perut yang penuh.
sesudah makan. Awasi pemeriksaan -Nilai rendah menunjukkan
laboratorium contohnya : BUN, protein, malnutrisi dan menunjukkan
serum, dan albumin. kebutuhan intervensi/perubahan
-Berikan terapi yang tepat. program terapi.
-Demam meningkatkan Kebutuhan
metabolik dan juga konsumsi kalori
3. Nyeri akut, sakit kepala b.d peningkatakan tekanan vakuler serebral.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
-Pertahankan tirah baring pada pasien selama -Meminimalkan stimulasi/meningkatkan
fase akut. relaksasi.
-Berikan tindakan non farmakologi untuk -Menurunkan tekanan vaskuler serebral
menghilangkan sakit kepala,misal:kompresi dan memperlambat respon simpatis
dingin, pijat, relaksasi. efektif dalam menghilangkan sakit
-Minimalkan aktivitas yang dapat kepala dan komplikasinya.
meningkatkan sakit kepala. -Aktivitas yang meningkat
menyebabkan sakit kepala karena
-Bantu pasien dalam ambulasi sesuai adanya peningkatkan tekanan vaskuler
kebutuhan . selebral.
-Pasien biasanya mengalami pusing juga
-Berikan cairan, makanan lunak, perawatan kadang mengalami hipotensipotural.
mulut yang teratur jika terjadi pendarahan -Meningkatkan kenyamanan
hidung. umum.Kompres hidung dapat
menggangu menelan atau membutuhkan
nafas mulut.
Kolaborasi : -Menurunkan nyeri dan menurunkan
-Berikan analgesik sesuai indikasi: rangsang simpatis.
-Berikan antiansietas;lorazepan,diazepan -Mengurangi tegangan dan
ketidaknyamanan yang diperberat oleh
stres.
4. Gangguan mobilitas b.d kelemahan tubuh
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
-Tingkatkan tirah baring atau -Meningkatkan istirahat dan ketenangan.
duduk.Berikan ligkungan tenang. -Meningkatkan fungsi pernafasan dan
-Ubah posisi dengan sering.Berikan meminimalkan tekanan pada area tertentu.
perawatan kulit yang baik. -Memungkinkan periode tambahan
istirahat tapa gangguan.
-Lakukan tugas dengan cepat sesuai -Tirah baring lama dapat menurunkan
dengan toleransi. kemampuan.
-Tingkatkan aktivitas sesuai
toleransi,bantu melakukan latihan -Meningkatkan relaksasi dan memusatkan
rentang gerak sendi pasif atau aktif. kembali perhatian serta dapat
-Gunakan teknik manajemen meningkatkan koping.
stres,contoh relasasi bimbingan -Menunjukan kurangnya
imajinasi.Berikan aktivitas hiburan. resolusi/eksaserbasi,memerlukan istirahat
-Awasi terulangnya anoreksia dan lanjut.
nyeri tekan pembesaran hati.
Kolaborasi : -Membantu dalam manajemen kebutuhan
-Berikan obat sesuai tidur.
indikasi:sedatif,agen antiansietas
2.2.5 Implementasi
2.2.6 Evaluasi
KASUS MALARIA
I. Asuhan Keperawatan :
A. Pengkajian
1. Anamnesa (identitas klien)
Nama : Ny.R
Umur : 40 tahun
2. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
malaria yang nantinya membantu dalam membuat rencana
tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya
penyakit.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab penyakit
malaria dasar data pengkjian .
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan otot dan penurunan kekuatan
b. Sirkulasi
Tanda : tekanan darah normal atau sedikit menurun, denyut
perifer kuat dan cepat (fase demam) kulit hangat, divresis
karena vasodilatasi, pucat dan lembab.
c. Eliminasi
Gejala : diare / konstipasi
Tanda : distensi abdomen
d. Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia mual dan muntah
Tanda : penurunan berat badan, penurunan
e. Neori sensori
Gejala : sakit kepala, pusing dan pingsan
Tanda : gelisah, dan ketakutan
Data Subjektif :
klien mengatakan badan terasa dingin dan menggigil yang hilang timbul
klien mengeluhkan mual muntah sudah 3 hari
klien mengatakan badannya semakin lama makin panas dan banyak
mengeluarkan keringat
Data Objektif :
TD : 100/70
Mukosa bibir kering
T : 40o
Tampak gelisah
Klien tampak meringis sambil memegang kepala
Skala nyeri = 7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
https://www.voaindonesia.com/a/kasus-malaria-di-indonesia-masih-tinggi/16485
07.html
https://lifestyle.sindonews.com/read/1193384/155
http://www.depkes.go.id/article/print/16050200003/inilah-fakta-keberhasilan-
pengendalian-malaria.html