Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2.1 PLASTIK
SEJARAH PERKEMBANGAN PLASTIK
Penemuan dan pembuatan plastik pertama kali oleh Dr.Mongomeri pada
tahun 1843, yaitu oleh penduduk Malaya dengan cara memanaskan getah karet
kemudian dibentuk dengan tangan dan dijadikan sebgai gagang pisau. Pada tahun
1845 J. Peluoze berhasil mensintesa selulosa nitrat. Cetakan bahan plastik yang
pertama, dipatenkan oleh J.L. Baldwin pada tanggal 11 Februari 1862 yang disebut
dengan molds for making daguerreotype cases. Cetakan ini kemudian digunakan
secara luas untuk membentuk bahan-bahan plastik yang terdidi dari campuran getah
karet dengan berbagai bahan pengisi, humektan, dan pemplastik.
Pertemuan selulosa nitrat atau seloloid pertama kali dilakukan oleh Dr.John
Wesley Hyatt dari New York yaitu untuk menggantikan bola billyard yang
sebelumnya terbuat dari gading. Tahun 1920 Dr. Leo Hendrik Baekeland (Belgia)
menemukan reaksi antara fenol dan formaldehid yang menghasilkan bakelite, dan
penemuan ini dianggap sebgai awal industri plastik. Berbagai jenis bahan kemasan
plastik baru bermunculan sesudah perang dunia kedua usai. Penemuan jenis-jenis
plastik diantaranya :
Polystirene (mudah remuk) tahun 1830
Vinil Chlorida tahun 1872
Karet sintesis tahun 1915
Neoprene tahun 1931
Polyethylene 1933
Butadiena-styrene tahun 1933
Karet-hidroklorida tahun 1934
Polystirene yang ditambah dengan karet sehingga lebih kuat tahun 1950
Polyprophylene tahun 1954
Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih renfah dari
pada serat.plastik dapat dicetak (dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan
dan dibutuhkan dengan menggunakan proses injection molding dan ekstrusi (
Anonim, 2010)
Plastik merupakan suatu bahan yang tidak mudah terdekomposisi oleh
mikroorganisme pengurai karena sifat khusus yang dimilikinya yaitu suatu polimer
rantai panjang sehingga bobol molekulnya tinggi. Hampir setiap produk seperti
produk makanan dan minumn serta produk dalam perikanan menggunakan plastik
sebagai kemasan.
Plastik juga merupakan produk polimer sintetis yang terbuat dari bahan-bahan
petrokimia yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Penggunaan plasti sintetik sebagai bahan pengemas memang memiliki berbagai
keunggulan seperti harganya murah dan kemudahan dalam proses pembuatan dan
aplikasinya.
Bahan baku pembuatan plastik minyak daan gas sebagai sumber bumi. Dalam
perkembangannya minyak dan gas ini mulai digantikan oleh bahan-bahan sintetis
sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerasi
, laminasi, dan ekstruksi (Syarief et al, 1989 ).
JENIS JENIS PLASTIK
Adapun jenis jenis plastik yang digunakaan dsebagai bahan pengemas
diantaranya :
PETE/PET (Polyethylene Terephthalate)
PE merupakan film yang lunak, transparan, dan fleksibel, mempunyai
kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. Secara sifat fisiknya bahan PE
dapat didaur ulang dengan mudah. Proses pemanasan pada suhu 110oC terhadap
plastik ini akan menjadikan plastik jenis ini lunak dan cair (Nurminah, 2002).
Proses pembuatan PE adalah dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen
yang dipeoleh dari hasilsamping industri minyak dan batubara. Polietilen banyak
digunakan sebagai pengemas makanan, hal ini dikarenakan sifatnya yang
thermoplastik. Plastik berbahan PE banyak digunakan untuk tutup plastik,
kantong/tas kresek dan plastik tipis lainnya.
HDPE ( High Density Polyethylene)
HDPE merupakan polietilen dengan jumlah rantai cabang yang lebih sedikit
dibandingkan dengan PE. Rantai cabang yang lebih sedikit ini membuat plastik
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap
suhu tinggi. Ikatan hidrogen antar molekul yang berada pada plastik ini juga berperan
dalam menentukan titik leleh plastik ( Harper, 1975). HDPE memilki titik leleh yang
cukup tinggi, oleh karena itu HDPE sering digunakan pada kemasan untuk botol
susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, kemasan den dan kemasan susu.
PVC (Polyviny Clhorida)
PVC merupakan plastik yang paling sulit didaur ulang. PVC mempunyai sifat
keras, kaku, jernih dan mengkilap, sangat sukar ditembus air, dan permeabilitas
gasnya rendah, sehingga sesuai untuk mengemas makanan yang banayk mengandung
air ( Suyitno, 1990).
LDPE (Low Density Polyethylene)
LDPE adalah tipe plastik cokelat sering dipakai tempat makanan, plastik
kemasan, dan botol-botol yang bersifat lunak. Plastik LDPE memiliki ciri kuat, agak
tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak (Billmeyer, 1971).
Walaupun baik untuk tempat makanan, barang berbahan LDPE ini sulit
dihancurkan.Selain itu pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa
kimia.Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat
makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan
bahan ini.
PP ( Polypropilene)
Plastik PP memiliki sifat sangat mirip dengan plastik PE, dan sifat-sifat
penggunaannya juga serupa (Brody, 1972). Plastik PP memiliki sifat lebih kuat dan
ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak,
stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap (Winarno dan Jenie, 1983).
PS (Polystyrene)
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan
styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini harus
dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon
estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan
sistem syaraf, selain itu bahan ini sulit didaur ulang.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PLASTIK SEBAGAI BAHAN
PENGEMAS
Diantara bahan bahan pengemas, plastik merupakan bahan kemasan yang
paling populer da sangat luas penggunaannya. Plastik tidak hanya dipakai untuk
kemasan pangan ( food grade), tetapi juga anyak diaplikasikan sebagai bahan
pelindung, pewadahan produk eletronik, dan zat kimia untuk industri.
Adapun kelebihan plastik dijadikan sebgai bahan pengemas yakni bahan
kemasan palatik mempunyai keunngulan yaitu fleksibel (dapat mengikuti bentuk
produk), transparan ( tembus pandang), tidak mudah pecah, bentuk laminasi( dapat
dikombinasikan dengan bahan kemasan lain), dan harga relatif murah.
Disamping memiliki keunggulan adapun kekurangan yang dimilki oleh bahan
kemasan plastik yaitu tidak tahan panas, dapat mencemari produk sehingga
mengandung resiko keamanan dan kesehatan konsumen dan juga plastik termasuk
bahan yang tidak dapat dihancurkan dengan cpat dan secara alami.
KEMASAN PLASTIK PADA PRODUK
PETE/PET (Polyethylene Terephthalate)
Biasa dipakai untuk botol plastik berwarna jernih, tembus pandang/transparan
seperti botol air mineral, botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap,
botol sambal, dan hampir semua botol minuman lainnya.
Gambar 1. Kemasan plastik PE
HDPE (High Density Polyethylene)
Jenis ini memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan
terhadap suhu tinggi. HDPE biasa dipakai untuk botol kosmestik, botol obat, botol
minuman, botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi
lipat, dan jerigen pelumas dan lain-lain.
2.2. KERTAS
SEJARAH KERTAS
Kertas adalah bahan yang tipis, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang
berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami dan
mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk
menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan
dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan,
kebersihan ataupun keperluan toilet. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam
dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum
ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan loh dari lempung yang
dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti
dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang
dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.
Tercatat dalam sejarah adalah peradaban China yang menyumbangkan kertas bagi
Dunia. Tsai Lun lah yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat
di daratan China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang
dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya
peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan
hal yang sangat rahasia. Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh
ketangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan
Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi dimana para
tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang
Arab sehingga dizaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di
Baghdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya, kemudian menyebar ke
Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari
bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.
Penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa
abad saja Cina sudah sanggup mengekspor kertas ke negara-negara Asia. Lama sekali
Cina merahasiakan cara pembuatan kertas ini. Di tahun 751, beberapa tenaga ahli
pembuat kertas tertawan oleh orang-orang Arab sehingga dalam tempo singkat kertas
sudah diprodusir di Bagdad dan Sarmarkand. Teknik pembuatan kertas menyebar ke
seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12 orang-orang Eropa belajar teknik ini.
Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg
menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing
sebagai sarana tulis-menulis di Barat. Kini penggunaan kertas begitu umumnya
sehingga tak seorang pun sanggup membayangkan bagaimana bentuk dunia tanpa
kertas.
Di Cina sebelum penemuan Tsai Lun umumnya buku dibuat dari bambu.
Sehingga buku-buku itu cukup berat dan kaku. Memang ada juga buku yang dibuat
dari sutera tetapi harganya amat mahal untuk umum. Sedangkan di Barat (pada saat
belum ada kertas) buku ditulis di atas kulit kambing atau lembu. Material ini sebagai
pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi dan Mesir. Baik
kulit maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka tetapi juga harga sulit
terjangkau. Tetapi, papyrus atau kertas ini terjangkau lebih mudah daripada kulit
seekor hewan.
Kertas dibuat dari bahan baku yang namanya pulp, apa itu pulp? pulp adalah
jalinan serat yang telah diolah sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah
lembaran. Pulp ini berasal dari serat tumbuhan bisa dari kayu, bambu, padi, bagas dan
tumbuhan lain yang mengandung serat. tetapi pada umumnya serat yang sering
digunakan untuk bahan baku kertas adalah kayu. Setelah kayu ditebang kemudian
diolah dan yang pertama dilakukan adalah memotong kayu tersebut dengan alat
chipper kemudian kayu tersebut dimasak untuk tujuan penghilangan getah dalam
kayu sehingga yang tersisa adalah serat. Adapun proses pemasakannya dengan
menggunakan proses Sulfat atau Sulfit. Setelah mengalami proses pemasakan
kemudian serat tersebut diputihkan atau dibleaching dengan menggunakan Chlorin,
senyawa yang mengandung chlor atau bahan kimia kain selain chlor seperti peroksida
dan setelah proses bleaching ini selesai kemudian dibentuk lembaran yang siap pakai
untuk membuat kertas. Proses pembuatan kertas itu sendiri tidaklah rumit, lembaran
pulp itu kemudian dihancurkan lagi lalu digiling dengan tujuan untuk meningkatkan
fleksibilitas serat sehingga mempunyai daya strength yang kuat.
Setelah mengalami penggilingan serat tersebut diberi beberapa bahan kimia
dengan aneka fungsi seperti :
1. Starch untuk meningkatkan kekuatan kertas seperti jebol, sobek ataupun tarik
selain itu juga untuk meningkatkan kehalusan permukaan kertas sehingga pada
saat di fotocopy atau di print hasilnya bagus tinta menempel,
2. Bahan pengisi untuk menutupi rongga - rongga yang kosong sehingga bisa
meningkatkan opasitas kertas,
3. OBA untuk meningkatkan derajat putih kertas,
4. Perentesi untuk membantu meningkatkan retensi bahan pengisi,
5. Sizing atau bahan darih yang berfungsi untuk meningkatkan ketahan kertas
terhadap air, tinta ataupun minyak sehingga kertas tidak mudah blobor ataupun
tembus pada saat kena air ataupun tinta. Setelah penambahan bahan kimia selesai,
serat tersebut dapat dibuat menjadi kertas yang kita gunakan tiap harinya
Pada abad ke-17, Nicholas Lois Robert menemukan cara membuat lembaran-
lembaran kertas dalam sebuah lempengan berupa wire screen yang bergerak. Alat
yang disebut sebagai mesin Fourdrinier ini kemudian dipatenkan dan menjadi mesin
dasar pembuatan kertas paling modern di abad tersebut. Pada tahun 1826, steam
cylider digunakan untuk menyempurnakan Fourdrinier, yaitu untuk mempercepat
proses pengeringan bubur kertas. Selanjutnya pengembangan proses mekanik
dikembangkan agar kayu bisa lebih mudah diekstraksi menjadi bubur kertas. Untuk
meningkatkan kualitas kertas, berbagai uji coba pun dilakukan. Di antaranya adalah
dengan menambahkan berbagai senyawa kimia, mulai dari soda hingga larutan sulfat.
Di abad ke-19, bersamaan dengan dibuatnya pulpen dan pensil, harga kertas pun
menjadi semakin terjangkau. Buku-buku mudah didapat, sehingga transformasi ilmu
pengetahuan bisa berkembang pesat dan perekonomian dunia pun terangkat.
KANDUNGAN KERTAS
Komposisi Kimia Dari Kayu Kayu adalah suatu karbohidrat yang tersusun
terutama atas karbon, hidrogen dan oksigen. Tambahan pula kayu mengandung
senyawa anorganik yang tetap tinggal setelah terjadi pembakaran pada suhu tinggi
pada kondisi oksigen yang melimpah, residu semacam ini dikenal sebagai abu. Abu
dapat ditelusuri karena adanya senyawa yang tidak terbakar yang mengandung unsur-
unsur seperti kalsium, kalium, magnesium, mangan dan silikon. Kandungan silika
melebihi 0,5% secara relatif umum terdapat pada kayu-kayu keras tropika dan pada
sejumlah spesies kandungan ini mungkin lebih dari 2% dari beratnya. (Haygreen. J.
G. dan Bowyer. J. L. 2007)
Secara kimia, kayu terdiri dari empat komponen yaitu : selulosa, hemiselulosa,
lignin dan zat ekstraktif. Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung
beberapa komponen antara lain :
1. Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan
komponen paling disukai dalampembuatan kertas karena panjang, dan kuat.
2. Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa
lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
3. Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan
serat selulosa sehingga menjadikaku. Pulping kimia dan proses pemutihan
akanmenghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selusosa secara signifikan.
4. Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain.
Komponen ini sangat beracun bagikehidupan perairan dan mencapai jumlah
toksik akut dalam effluent industri kertas.
Keempat komponen ini sangat mempengaruhi kualitas pulp dan kertas yang
dihasilkan. Berdasarkan perbedaan keempat komponen dan penyusun serta jenis
kayu, kayu dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu : kayu keras (hard wood)
dan kayu lunak (soft wood). (Sjostrom. Eeoro. 1995)
Pulp merupakan bahan setengah jadi, apabila diolah lebih lanjut akan
menghasilkan kertas, serat rayon dan lain - lain. Bahan baku utama untuk pembuatan
pulp ini adalah selulosa. Selulosa dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan berserat.
Unsur utama tumbuhan berserat ada tiga, yaitu : selulosa = 45,80 % , Pentosan =
25,90 % dan lignin = 22,60 %
JENIS-JENIS KERTAS
a. HVS
Kertas ini bertekstur halus, putih, serta tipis dengan ketebalan mulai 60 gsm, 70
gsm, 80 gsm dan 100 gsm. Kertas ini termasuk kertas yang umum digunakan
perkantoran dan sekolah sebagai Laporan kerja, tugas sekolah, makalah, serta
digunakan juga untuk media kertas untuk Buku.
b. Book Paper
Kertas ini bertekstur sedikit kasar cenderung halus, kekuningan, ringan dan tipis.
Ketebalan kertas mulai 55 gsm,70, dan 90 gsm. Kertas ini kegunaannya khusus untuk
Buku yang sifat teks saja,karena untuk gambar kurang menghasilkan warna yang
tajam karena warna kertasnya sendiri cenderung kekuningan. Kertas ini diciptakan
agar membuat mata anda selalu nyaman berlama-lama dalam membaca buku.
c. Art Paper
Kertas ini bertektur halus, putih, licin, serta mengkilap dengan ketebalan sedikit
tipis yaitu 120 gsm dan 150 gsm. Kertas ini sering digunakan untuk brosur, poster,
bagian isi majalah, bagian isi company profile, dan bagian isi buku yang
membutuhkan gambar lebih detail. Kertas ini memang terkesan lebih lux apalagi
ditambah laminasi glossy ataupun dov.
d. Art Carton
Kertas ini bertekstur halus,putih, licin, mengkilap, dan tebal. Ketebalan kertas ini
mulai 190 gsm, 210 gsm, 230 gsm, 260 gsm, dan 310 gsm. Kertas ini biasa digunakan
untuk Kartu nama, Cover Buku, Cover Majalah, Company Profile, Poster, Sertifikat,
Box Produk, Undangan dan masih banyak lainnya. Untuk Kartu Nama dan Cover
Buku sendiri sangat cocok menggunakan ketebalan kertas 260 gsm.
e. Karton BW
Kertas ini bertekstur halus, putih, dengan ketebalan 240 gsm. Kertas ini biasa
digunakan untuk Sertifikat, Kartu Iuran Bulanan, Map, Undangan dan lainnya .
Kertas ini cocok untuk ditulis lewat pena seperti kertas HVS.
f. Jasmine
Kertas ini bertekstur halus, licin, mengkilap, dan ada partikel emas dipermukaan
kertas. Kertas ini biasa digunakan untuk Undangan dan Kartu Ucapan. Kertas ini
banyak memiliki varian warna
g. Concord
Kertas ini bertekstur kasar sedikit halus, dan memiliki permukaan timbul
seperti membentuk garis. Kertas ini biasa digunakan untuk Sertifikat, Proposal, Surat
Penting, dan lainnya. Kertas ini memiliki banyak varian warna yang soft.
h. Linen Jepang
Kertas ini halus, licin, dan memiliki tekstur seperti kain pada permukaan depan.
Kertas ini memiliki ketebalan 240 gsm, sering digunakan untuk Sertifikat, dan Kartu
Nama karena permukaan kertas seperti kain. Dan sedikit memiliki varian warna.
i. Buffalo
Kertas ini halus, licin, dan memiliki tekstur seperti guratan kayu. Kertas ini
biasa tebal digunakan untuk cover jilid, dan beberapa untuk map serta kartu iuran.
Kertas ini juga memiliki banyak varian warna.
j. NCR
Kertas ini bertekstur halus, tipis, dan memiliki partikel karbon. Kertas ini biasa
digunakan pada Nota, Bon, Struk,Faktur, Surat Jalan dan lainnya. Kertas ini
mudah ditulis dan bisa mengcopy pada kertas hhalaman kedua karena ada partikel
karbonnya.
k. Stiker Cromo
Kertas ini bertekstur lincin, halus, mengkilap, dan memiliki lapisan lem pada
bagian permukaan belakang. Kertas ini biasa digunakan untuk media promosi yang
ditempel pada tempat-tempat tertentu.
l. Stiker Vinyl
Kertas ini hasil sintetis, dengan ciri licin, halus, mengkilap, lentur dan memiliki
lapisan lem pada permukaan belakang. Kertas ini biasa digunakan pada bagian
motor, mobil, helm, dan lainnya. Karena kertas ini biasa digunakan dalam otomotif
karena tidak mudah sobek dan terkikis hujan dan panas seperti pada kertas umumnya.
1. Kertas Kraft
Mempunyai sifat yang sangat kuat dan banyak digunakan untuk membuat
kantong kertas dalam ukuran besar. Kertas ini dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft
(yang berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas
Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering
lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan
untuk mengemas keju di Negara-negara eropa.
2. Kertas Perkamen
Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega,
margarine, biscuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau
digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, the dan kopi.
Sifat-sifat kertas perkamen adalah
– mempunyai ketahanan lemak yang baik
– mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih
– permukaannya bebas serat
– tidak berbau dan tidak berasa
– transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin
– tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan
bahan tertentu
3. Karton (Paperboard)
Karton adalah kertas tebal yang disebut sebagai paperboard, pembuatannya sama
dengan pembuatan kertas. Perbedaan kertas dengan karton umumnya pada ketebalan,
dimana ketebalan karton 10 kali lebih tebal dari ketebalan kertas dan gramatur karton
di atas 224 gr/m2 menurut International Organisation for Standardisation. Karton
dapat di bentuk menjadi satu lapis (single wall) atau berlapis (multi-ply). Karton yang
dibuat menjadi karton lipat dan kaku disebut dengan boxboard. Karton umumnya
dibuat menjadi karton gelombang (corrugated board) yang mudah dipotong, dibentuk,
ringan dan kuat yang sering di buat menjadi kemasan. Kemasan paperboard dapat
dibagi dalam beberapa kelas dan memiliki karakteristik yang berbeda, sesuai dengan
berbagai kebutuhan dan persyaratan.
a. Solid Bleached Sulfate (SBS)
Solid Bleached Sulfate (SBS) merupakan kelas paperboard mutu tinggi yang
dihasilkan dari 80% bleached pulp kayu asli. Umumnya bleached paperboard dilapis
tipis dengan kaolin untuk meningkatkan permukaan cetak dan juga dilapisi tipis
dengan polietilen (PE) yang berfungsi untuk menambah kekuatan pada keadaan basah
yang sering digunakan untuk kemasan makanan. Segmen pasar utama yang
menggunakan Solid Bleached Sulfate (SBS) adalah kemasan medis (medical
packaging), kemasan susu dan jus, aceptic, minuman kotak, kemasan kosmetik dan
parfum serta kemasan makanan beku (frozen food packaging).
b. Coated Unbleached Kraft Paperboard (CUK)
Coated unbleached kraft paperboard (CUK) adalah jenis karton kelas unggul yang
dihasilkan dari 80% unbleached pulp kayu asli. Paperboard CUK dilapis tipis dengan
kaolin yang berfungsi untuk meningkatkan permukaan cetak dan juga dilapisi tipis
dengan polietilen (PE) untuk menambah kekuatan dalam keadaan basah yang sering
digunakan untuk kemasan makanan. Segmen pasar utama yang menggunakan
paperboard CUK adalah kemasan makanan beku, kemasan karton susu,
pharmaceutical packaging.
c. Coated Recycled Paperboard
Bahan baku coated recylced paperboard adalah paperboard bekas yang diproduksi
kembali dengan mendaur ulang paperboard bekas dan dipublikasi. Biasanya diberi
lapisan tipis kaolin untuk meningkatkan peremukaan cetak. Segmen pasar utama yang
menggunakan coated recycled paperboard adalah kemasan sabun dan deterjen,
kemasan cookie dan creaker, kemasan cake mix, cereal kotak, kemasan makanan
kering.
4. Karton Tipis (Folding Box/Cardboard Box)
Penggunaan karton tipis untuk kemasan, mendapat tambahan bahan-bahan
tertentu dan kualitas karton tipis yang dihasilkan tergantung dari jenis bahan
tambahan tersebut. Misalnya : untuk bahan pangan yang harus selalu dalam keadaan
segar yang disimpan dalam lemari es, maka digunakan karton tipis yang dilapisi
plastik (PE coated) atau dilapisi lilin (wax coated). Jenis ini digunakan untuk
pengemasan udang, daging atau ikan beku atau mangkuk untuk es krim. Jika design
kemasan dibuat menarik, maka karton tipis dapat digunakan sebagai display box.
2.3. KARTON
Karton atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai Paperboard adalah Material
yang terbuat dari pulp, baik pulp organik, pulp sintetis atau sisa produksi kertas (daur
ulang). Merujuk pada ISO 536, sebuah material yang terbuat dari kertas dengan berat
lebih dari 200 g/m2 dikategorikan sebagai karton. Kemunculan karton sebagai salah
satu rekayasa dibidang teknologi material untuk memenuhi beberapa kebutuhan
seperti Ekonomis dan mudah didaur ulang (eco friendly). Karton dapat di bentuk
menjadi satu lapis ( single wall ) atau berlapis (multi-ply). Karton yang dibuat
menjadi karton lipat dan kaku disebut dengan boxboard. Karton umumnya dibuat
menjadi karton gelombang ( corrugated board ) yang mudah dipotong, dibentuk,
ringan dan kuat yang sering di buat menjadi kemasan. Karton umumnya digunakan
untuk bahan pembuatan kartu pos, kartu remi,dan lainnya yang membutuhkan daya
tahan lebih tinggi dari kertas biasa. Tekstur kertas ini biasanya halus, tetapi juga dapat
bertekstur atau mengkilap.
SEJARAH KARTON
Karton pertama kali diproduksi pada tahun 1817 Di Inggris. Pada saat itu
diperlukan sebuah kemasan pelindung yang tidak terlalu memakan ruang pada bagasi
kapal dan dapat dirakit untuk kemudian digunakan berulang-ulang sebagai bentuk
penghematan pengeluaran jasa pengiriman akibat adanya perang.
KLASIFIKASI KARTON
Akibat banyaknya kemungkinan kesalahan penafsiran di beberapa negara
terkait karton, untuk membedakan antara istilah karton, karton box dan lainnya,
secara umum karton di Indonesia sendiri dikenal beberapa klasifikasi antara lain:
1. Karton box — adalah karton yang mudah dibentuk, dilipat tanpa merusak isi
benda yang diletakan didalamnya. Biasanya jika kita melihat irisan melintang
karton box, akan ditemukan sebuah lapisan bergelombang. Tujuannya adalah
untuk memberikan kekuatan karton agar tidak mudah rusak. Diluar indonesia,
karton box dikenal dengan istilah corrugated paperboard.
2. Flexible Packaging — Sama seperti karton box yang mudah dibentuk dan dilipat,
hanya saja Flexible Packaging digunakan untuk kemasan makanan/minuman cepat
saji dengan menambahkan lapisan anti jamur, atau bahan yang mencegah
kontaminasi kimia agar makanan dan minuman tidak terpapar zat racun yang
berbahaya bagi tubuh. Produksi folding box mengikuti standar kesehatan tiap-tiap
negara, untuk indonesia sendiri diatur oleh Depkes dan BPOM. Di Indonesia
istilah ini lebih familiar dengan nama Tetrapack.
3. Kertas Karton — Kertas karton biasanya digunakan untuk keperluan hasta karya.
Dan tidak diperkenankan sebagai pelindung bahan-bahan yang mudah rusak.
Namun beberapa kertas karton digunakan untuk melindungi permukaan suatu
benda agar tidak mudah lecet saat pengiriman. Kita bisa menemukan karton ini
dengan beragam warna dengan ukuran standar kertas plano (A0).
Kemasan paperboard dapat dibagi dalam beberapa kelas dan memiliki
karakteristik yang berbeda, sesuai dengan berbagai kebutuhan dan persyaratan.
1. Solid Bleached Sulfate (SBS)
Solid Bleached Sulfate (SBS) merupakan kelas paperboard mutu tinggi yang
dihasilkan dari 80% bleached pulp kayu asli. Umumnya bleached paperboard dilapis
tipis dengan kaolin untuk meningkatkan permukaan cetak dan juga dilapisi tipis
dengan polietilen (PE) yang berfungsi untuk menambah kekuatan pada keadaan basah
yang sering digunakan untuk kemasan makanan. Segmen pasar utama yang
menggunakan Solid Bleached Sulfate (SBS) adalah kemasan medis (medical
packaging), kemasan susu dan jus, aceptic, minuman kotak, kemasan kosmetik dan
parfum serta kemasan makanan beku (frozen food packaging).
2. Coated Unbleached Kraft Paperboard (CUK)
Coated unbleached kraft paperboard (CUK) adalah jenis karton kelas unggul yang
dihasilkan dari 80% unbleached pulp kayu asli. Paperboard CUK dilapis tipis dengan
kaolin yang berfungsi untuk meningkatkan permukaan cetak dan juga dilapisi tipis
dengan polietilen (PE) untuk menambah kekuatan dalam keadaan basah yang sering
digunakan untuk kemasan makanan. Segmen pasar utama yang menggunakan
paperboard CUK adalah kemasan makanan beku, kemasan karton susu,
pharmaceutical packaging
3. Uncoated Recycled Paperboard
Bahan baku uncoated recycled paperboard adalah bahan kertas bekas, yang daur
ulang kertas bekas dan dipublikasi biasanya diberi lapisan tipis kaolin untuk
meningkatkan permukaan cetak. Segmen pasar utama yang menggunakan uncoated
recyled paperboard adalah shoeboxes, composite cans dan fiber drums.
4. Coated Recycled Paperboard
Bahan baku coated recylced paperboard adalah paperboard bekas yang diproduksi
kembali dengan mendaur ulang paperboard bekas dan dipublikasi. Biasanya diberi
lapisan tipis kaolin untuk meningkatkan peremukaan cetak. Segmen pasar utama yang
menggunakan coated recycled paperboard adalah kemasan sabun dan deterjen,
kemasan cookie dan creaker, kemasan cake mix, cereal kotak, kemasan makanan
kering.
PROSES PEMBUATAN KARTON
Bahan baku karton sama seperti kertas, yaitu pulp yang berasal dari serat
kayu/selulosa atau limbah kertas. Setelah menjadi bubur kayu/bubur kertas, bahan
baku kemudian dikelompokan untuk diberi warna atau tidak. Jika hendak dibuat
karton dengan beraneka warna (biasanya untuk keperluan kreasi), maka bubur kayu
ini akan melalui proses bleaching, sebuah proses dimana warna bubur akan menjadi
putih dengan bantuan larutan Hidrogen Peroxida atau sejenisnya. Kemudian bubur
kayu ini akan dicampurkan dengan pewarna sesuai dengan kebutuhan dan tahap akhir
adalah pencetakan sesuai dengan ketebalan yang di inginkan.
PENGGUNAAN KARTON DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dikarenakan sifatnya yang mudah dibentuk dengan peralatan seperti cutter,
bernilai ekonomis (murah), dan bisa ditemukan dimana-mana, membuat karton
menjadi salah satu media kreasi yang cukup diminati oleh masyarakat. Terbukti
dengan banyaknya kreasi yang terbuat dari karton box digunakan untuk hiasan atau
peralatan yang bisa kita gunakan sehari-hari. Seperti kotak mainan yang memiliki
nilai edukasi, hingga membuat folding box dari kardus bekas
2.4. GELAS
SEJARAH PERKEMBANGAN GELAS
Kemasan gelas merupakan bahan kemas tertua dan telah populer sejak 3000
SM . Kemasan gelas sudah digunakan oleh bangsa Mesir Kuno. Pada zaman
perunggu, kepala anak panah menggunakan sejenis gelas yang dibuat dari bahan yang
berasal dari gunung api. Pliny melaporkan pada abad permulaan pelaut Venesia yang
berlabuh di suatu pulau membuat tungku perapian di tepi pantai yang digunakan
untuk mengatasi rasa dingin dan kegelapan malam. Tungku perapian ini dibuat di atas
pasir pantai menggunakan bongkahan soda abu (muatan kapal mereka). Keesokan
harinya dalam sisa pembakaran itu ditemukan gumpalan bening. Dari sini diketahui
bahwa soda dan pasir pada suhu yang tinggi akan melebur membentuk gelas.
Perkembangan teknologi dalam proses peleburan gelas menggunakan suhu
yang lebih tinggi, karena adanya penemuan bahan tahan api untuk bejana peleburan
gelas. Dengan adanya penemuan ini maka pembuatan berkembang dengan pesat serta
menggunakan bahan-bahan lain seperti pasir kuarsa, batu kapur dan bahan kimia
lainnya. Wadah gelas dalam bentuk botol dikenalkan oleh seorang dokter untuk
sistem distribusi susu segar yang bersih dan aman pada tahun 1884. M ekanisasi
pembuatan botol gelas besar-besaran pertama kali tahun 1892. Wadah-w adah gelas
terus berkembang hingga saat ini, mulai dari bejana-bejana sederhana hingga
berbagai bentuk yang sangat menarik.
Sebagai bahan kemasan, gelas mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan kemasan gelas adalah :
- Kedap terhadap air, gas , bau-bauan dan mikroorganisme
- Inert dan tidak dapat bereaksi atau bermigrasi ke dalam bahan pangan
a. Fused Silica
Gelas fused silica dibuat dengan meleburkan pasir. Ciri-ciri gelas ini adalah
koefisien ekspansinya rendah dan titik lunaknya cukup tinggi sehingga memberikan
tahanan terhadap panas yang baik. Gelas ini juga memberikan transmisi terhadap
cahaya ultra violet yang baik.
b. Alkali Silika
Gelas alkali silikat mudah larut dalam air dan banyak digunakan sebagai perekat
karton atau melapisi kulit telur supaya tahan terhadap serangan bakteri. Konstituen
penyusunnya terutama adalah pasir dan soda abu.
c. Gelas Soda-Kapur Silikat
Gelas ini merupakan gelas yan paling banyak diproduksi. Komposisinya
membuat gelas ini mempunyai titik lebur yang tidak terlalu tinggi dan cukup
kental sehingga tidak mengkristal dan mempunyai daerah kekentalan yang baik
untuk proses pembuatannya. Bahan utama gelas soda kapur silikat adalah SiO2,
CaO, N a2O, A l2O3, M gO dan K2O. Gelas ini mempunyai tingkat ketahanan
kimia yang rendah atau tingkat alkalinitasnya tinggi.
d. Gelas Barium
Gelas barium banyak digunakan untuk pembuatan gelas optik karena mempunyai
indeks reflaksi yang tinggi, sehingga banyak digunakan untuk pembuatan lensa
kacamata bifokus dan panel layar monitor televisi atau komputer.
e. Gelas borosilikat
Gelas borosilikat mempunyai koefisien ekspansi terhadap goncangan rendah,
tahan terhadap serangan kimia, dan mempunyai tahanan listrik yang tinggi.
Kandungan gelas borosilikat adalah 13-28% B2O3 dan 80-87% silika. B2O3
bertindak sebagai fluks terhadap silika. Gelas borosilikat banyak digunakan untuk
keperluan industri dan laboratorium. Contohnya gelas email yang merupakan gelas
pelapis, mempunyai titik lebur yang rendah, sehingga aplikasi pelapisan dapat
dilakukan pada suhu yang rendah dan tidak melebihi titik lunak gelas.
f. Gelas Aluminosilikat
Gelas aluminosilikat mengandung 20% alumina, sejumlah kecil CaO atau M gO
dan kadang-kadang menggunakan sedikit B2O3 sebagai fluks. Proses peleburan
dan pembuatan gelas tipe ini lebih sukar daripada gelas borosilikat. Gelas tipe
ini mempunyai titik lunak yang tinggi dan koefisien ekspansi yang rendah sehingga
sering digunakan untuk pembuatan termometer suhu tinggi, pipa-pipa pembakaran
dan lain- lain.
g. Gelas Spesial
Yang termasuk gelas spesial adalah gelas spesial adalah gelas yang berw arna, gelas
oval, gelas foto sensitif, gelas pengaman (safety glass), gelas optik, fiber glass dan
gelas keramik.
h. Gelas Kristal
Gelas kristal disebut juga lead glass, memiliki tingkat kecemerlangan yang tinggi
sehingga banyak digunakan sebagai gelas seni (art glass). Gelas kristal mengandung
timbal (PbO) antara 20-74%, sehingga tidak bisa digunakan untuk makanan dan
minuman, melainkan hanya untuk barang hiasan dan barang teknis. Tingkat
kecemerlangan gelas kristal sesuai dengan tingginya kadar timbal. Gelas ini juga
mempunyai densitas yang lebih besar dari gelas soda kapur silikat, sehingga dengan
kadar PbO yang lebih tinggi, maka gelas kristal dapat digunakan sebagai perisai
nuklir, pada alat-alat yang menggunakan teknologi nuklir. Contoh produk gelas
kristal adalah gelas seni dan berbagai jenis lensa, gelas elekronika, dan gelas solder
yaitu bahan penyambung dua jenis gelas.
KOMPOSISI DAN PEMBUATAN
Gelas adalah padatan amorf dari suatu larutan silika oksida, kalsium, natrium dan
elemen-elemen lain. Bahan mentah gelas terutama pasir, soda abu dan batu kapur
dipilih secara hati-hati dan komposisi kimia dari setiap “adonan” diawasi secara ketat
untuk memperoleh sifat-sifat phisik yang diinginkan; misalnya sifat melebur,
kekentalan, tahan pecah pada waktu pendinginan, kekuatan maksimum pada produk
jadi, serta sifat-sifat kimia yang diinginkan. Komposisi kimia suatu wadah gelas
komersil menurut Sucipta et al (2017) yakni Silika oksida (SiO2) 72,7%, Aluminium
oksida (Al2O3) 2,0%, Besi oksida (FeO) 0,06%, Kalsium oksida (CaO) 10,4%,
Barium oksida (BaO) 0,5%, Natrium oksida (Na2O) 13,6%, Kalium oksida (K2O)
0,4%, Belerang oksida (SO3) 0,3%, Fluor (F2) 0,2%.
2.5. ALUMINIUM
SEJARAH ALUMINIUM
Awal abad ke-19, aluminium menghiasi mahkota raja Denmark. Napoleon III
menggunakannya sebagai peralatan makan. Sejak akhir abad ke-19 aluminium
digunakan sebagai kemasan karena harganya lebih murah dibanding tin foil (foil dari
timah). Penggunaan logam sebagai bahan pengemas diperkenalkan oleh Nicholas
Appert pada zaman perang Napoleon Bonaparte. Nicholas Appert membuktikan
makanan yang dikemas dalam kaleng, disegel dan disterilisasi dengan merebusnya
dapat disimpan untuk jangka waktu lama. Produsen kemasan kaleng membuat
kemasan seringan dan semurah mungkin dengan mengurangi ketebalan logam.
Banyak digunakan pada minuman kaleng dengan penutup yang mudah dibuka tanpa
alat. Agar kemasan lebih ringan, produsen mengurangi ketebalan dinding kaleng.
Produk minuman cola menggunakan logam tipis, namun bentuknya masih dapat
dipertahankan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh tekanan karbon-dioksida dari
dalam. Produk minuman ini menggunakan tiga material berbeda pada varian
produknya, yaitu logam, gelas, dan plastik (Astawan, 2008).
Teknik pengalengan makanan sebagai upaya pengawetan bahan pangan
pertama sekali dikembangkan pada tahun 1809 yaitu pada zaman pemerintahan
Napoleon Bonaparte yaitu dari hasil penemuan Nicholas Appert. Aspek legislasi
pengalengan makanan ditetapkan tahun 1810 yang dikenal dengan “l’art de
conserver”. Tahun 1810 Peter Duran dari Ingris menciptakan kaleng. Tahun 1817
William Underwood (imigran asal Inggris) mendirikan industri pengalengan makanan
yang pertama di Amerika Serikat. Kapten Edward Perry yang melakukan ekspedisi ke
kutub utara pada tahun 1819, 1824 dan 1826 telah menggunakan makanan kaleng
sebagai logistik mereka (Julianti, 2007).
Alumunium foil (alufo) diproduksi secara komersial pertama kali pada tahun
1910. Kaleng aluminium untuk kemasan bir digunakan pertama sekali tahun 1965.
Awalnya pembuatan kaleng dilakukan secara manual yaitu hanya dihasilkan 5-6
kaleng per jam. Akhir tahun 1900 ditemukan cara pembuatan kaleng termasuk cara
pengisian dan penutupannya yang lebih maju dan bersih. Kaleng alumunium awalnya
diperkenalkan sebagai wadah pelumas. Tahun 1866 ditemukan alat pembuka kaleng
yang berupa kunci pemutar untuk menggantikan paku atau pahat. Tahun 1875
ditemukan alat pembuka kaleng dengan prinsip ungkit. Tahun 1889 ditemukan
kaleng-kaleng aerosol, tetapi saat ini kaleng aerosol banyak ditentang karena dapat
merusak lapisan ozon (Julianti, 2007).
JENIS ALUMINIUM
1). Aluminium
Aluminium adalah logam yang lebih ringan dari baja, mempunyai daya
korosif oleh atmosfir yang rendah, mudah dilekuk-lekukkan sehingga lebihmudah
berubah bentuknya, tidak berbau, tidak berasa, tidak beracun dan dapat menahan
masuknya gas. Aluminium lebih sukar disolder sehingga sambungan-sambungannya
tidak dapat rapat. Kemasan yang dibuat dari alumiun dapat menyebabkan patahan –
patahan jika terlipat, sehingga dapat menimbulkan lubang-lubang.
Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat
yang lebih ringan dibanding baja.
Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.
Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar
disolder sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.
Pada umumnya penggunaan alumium secara komersial memerlukan sifat-sifat
khusus yang mungkin tidak menguntungkan bila digunakan aluminium yang murni.
Penambahan komponen campuran dapat memperbaiki sifat-sifatnya dan daya tahan
korosi. Bahan –bahan yang umum digunakan sebagai campuran diantaranya adalah
tembaga, magnesium, mangan khronium, seng, besi dan titanium. Sifat-sifat yang
spesifik dari aluminium memungkinkan penmggunaan logam terbebut sebagai tutup
kaleng kemasan berbagai jenis makanan dan minuman atau untuk tube logam lunak /
collapsible tube ( Iskandar ,1987).
Campuran Alumunium
Untuk memberikan sifat-sifat khusus pada kemasan alumunium,
ditambahkan campuran (alloy) :
1. Tembaga, Memperlambat pembentukan lubang pada kemasan
2. Magnesium, Campuran al-Mg mempunyai daya tahan tahan kuat terhadap korosi
3. Mangan, Menaikan daya tahan terhadap korosi
4. Khromium, Menaikan daya tahan korosi untuk penambahan bahan 0.1-0.3%.
5. Seng, Hanya sedikit mempunyai pengaruh terhadap daya tahanantikarat. Seng
cenderung menurunkan daya tahan korosi pada media asam. Peningkatan daya
tahan korosi terjadi pada media alkali
6. Besi, Mengurangi daya tahan anti karat. Diduga menjadi penyebab utama
terjadinya lubang pada alumunium lakur
7. Titanium, Pengaruhnya kecil pada ketahanan korosi dari alumunium lakur
* Alumunium untuk kaleng diberi perlakuan anti karat dengan proses anodisasi
dalam asam sulfat yang diencerkan. Bagian dalam kaleng dilapisi
vernis.
Komposisi Kimia Beberapa Jenis Alumunium
Serrated Seal: Seperti standard seal, tapi terdapat cekungan yang berfungsi untuk
meningkatkan kekuatan
Heat Sealing: Foil dilapisi bahan sealer atay film plastik, kemudian diberi
perlakuan panas untuk merekatkannya.
3. Plat Timah
Jenis kemasan logam yang biasa dibuat dari plat timah adalah jenis kemasan
kaleng. Plat timah ini berupa lembaran atau gulungan baja berkarbon rendah dengan
ketebalan 0.15-0.5 mm dan kandungan timah putih berkisar antara 1.0-1.25% dari
berat kaleng (Tjahjadi, 2011). Kemasan plat timah digunakan untuk produk yang
mengalami sterilisasi. Selain itu mempunyai daya tahan terhadap karat yang rendah,
tetapi daya tahannya terhadap reaksi-reaksi dengan bahan pangan yang dikemasnya
lebih lambat dibanding baja. Warna dari timah yaitu silver-putih dan berkemampuan
tinggi untuk korosi, kemasan timah terbuat dari tin-plate, lembar baja dan lainnya
yang telah digunakan sejak lama sebagai bahan pengemas (Abdel, 2015).
4. Kemasan Kaleng Bebas Timah (Baja)
Kaleng bebas timah (tin-free-steel = TFS) adalah lembaran baja yang tidak
dilapisi timah putih. Jenis TFS yang paling banyak digunakan untuk pengalengan
makanan adalah jenis Tin Free Steel Chrome Type (TFS-CT), yaitu lembaran baja
yang dilapisi kromium secara elektris, sehingga terbentuk khromium oksida di
seluruh permukaannya. Jenis ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu harganya
murah karena tidak menggunakan timah putih, dan daya adhesinya terhadap bahan
organik baik. Tetapi kelemahannya peluang untuk berkarat lebih tinggi, sehingga
harus diberi lapisan pada kedua belah permukaannya (permukaan dalam dan luar)
(Sutrisno,2013).
Kaleng Tipe L = Low Metalloids adalah kaleng yang mempunyai daya korosif
rendah, sehingga dapat digunakan untuk makanan yang berasam tingi. Kaleng tipe
MR (Medium Residual) dan tipe MC (Medium Metalloids Cold Reduces) adalah
kaleng yang mempunyai daya korosif rendah sehingga digunakan untuk makanan
berasam rendah. Kaleng dengan lapisan timah yang tebal digunakan untuk makanan
dengan daya korosif yang tinggi.
5. Kemasan Drum
Drum logam untuk bahan pangan umumnya terbuat dari baja atau aluminium.
Drum baja banyak digunakan untuk minyak goreng. Bentuk drum yang lain yaitu,
jemblung dibuat dari kaleng dengan bahan dasar seng, biasanya digunakan untuk
kerupuk atau makanan jajanan kering lainnya. Drum logam untuk minyak goreng,
biasanya dipakai secara berulang sehingga jarang ditemui drum yang masih baru.
Pada dinding drum biasanya dibentuk gelanggelang (simpay) dengan menekan keluar
dinding sisi, agar drum mudah digelindingkan. Bagian penutup mempunyai dua
lubang, yaitu lubang kecil untuk lubang angin, dan lubang besar untuk mengeluarkan
produk.
SIFAT KEMASAN
Logam memiliki beberapa sifat yaitu (Ahsyaf, 2014):
a. Penghantar panas (konduktor) dan listrik yang baik
b. Dapat ditempa atau dibengkokan dalam keadaan padat
c. Mempunyai kilap logam
d. Tidak tembus pandang
e. Densitas tinggi
f. Berbentuk padat (kecuali merkuri)
Dari sifat-sifat logam tersebut, kemasan logam memiliki beberapa keuntungan
yaitu (Ahsyaf, 2014):
a. Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi
b. Barrier yang baik terhadap gas,uap air, jasad renik, dan kotoran
c. Toksisitasnya relatif rendah, meskipun ada kemungkinan migrasi unsur logam
kebahan yang dikemas
d. Tahan terhadap perubahan-perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim
e. Mempunyai permukaan yang ideal untuk dekorasi dan pelabelan
BAB III KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan