Anda di halaman 1dari 26

Keperawatan dan

Kesehatan
Blog tentang materi mahasiswa keperawatan
Sunday, 5 March 2017

ASKEP POST PARTUM NORMAL (lengkap)


Laporan Pendahuluan
POST PARTUM

I. Landasan teori masa nifas


A. Pengertian
harjo, 2000. Nifas (puerperium) adalah masa mulai setelah partus dan berakhir kira – kira 6 minggu. Akan tetapi,
alat genetalia baru pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil membutuhkan waktu 3 bulan.
r 2000 Hal 316. Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah 6 minggu.
2006. Puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir
Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium dini, (immediate puerperium) : Dimana ibu telah diperbolehkaan berdiri dan berjalan
– jalan yaitu 0 – 24 jam post partum.
2. Puerperium intermediate. Waktu 1 – 7 hari post partum yaitu pulihnya alat – alat genetalia yang
lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium waktu 1 – 6 minggu post partum yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna.
B. Perubahan fisiologi pada masa nifas
1. Alat genetalia
Alat – alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur – angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil atau sering disebut involusi, selain itu juga perubahan – perubahan
penting lain, yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi karena lactogenik hormone dari
kelenjar hipofisis terhadap kelenjar mammae.
2. Fundus uteri
Setelah janin lahir, tinggi fundus uteri kira – kira setinggi pusat, segera setelah lahirnya plasenta TFU
kurang lebih 2 jari diatas pusat, pada hari ke – 5 post partum tinggi uterus yaitu 7 cm di atas
simphysis. Sesudah 12 hari post partum uterus tidak dapat diraba lagi diatas symphisis. Tebal
Dinding uterus sendiri adalah 1,25 cm, sedangkan pada bekas implantasi plasenta lebih tipis dari
bagian lain. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan penanganan suatu luka yang kasar
dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan otot – otot uterus berkontraksi
setelah post partum, pembuluh – pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot uterus
akan terjepit, proses ini yang mengakibatkan perdarahan dapat berhenti setelah plasenta
dilahirkan.
Proses involusi :

Involusi TFU
Segera setelah persalinan 2 cm di bawah pusar

12 jam setelah persalinan 1 cm diatas pusat dan menurun kira –


kira 1 cm setiap hari

Hari ke – 2 setelah persalinan 1 cm di bawah pusat

Hari ke 3 -4 setelah persalinan 2 cm di bawah pusat

Hari ke 10 pasca persalinan Tidak teraba

3. Serviks
Segera setelah persalinan / post partum, bentuk serviks agak menganga seperti corong. Bentuk
ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, seolah – olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks, uteri terbentuk semacam cincin.
4. Vagina dan perineum
 Vagina nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak hamil,
dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
 Perineum
Episiotomi :
Penyembuhan dalam 2 minggu.
Laserasi :
TK I : Kulit dan strukturnya dari permukaan s/d otot
TK II : Meluas sampai dengan otot perineal
TK III : Meluas sampai dengan otot spinkter
TK IV : melibatkan dinding anterior rektal
Pada post partum terdapat lochia, yaitu cairan / sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina.
Macam – macam lochia :
a. Lochia rubra
Berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, cairan yang keluar berwarna merah dan
berlangsung selama 2 hari pasca persalinan
b. Lochia sanguinolenta
Berisi darah dan lendir, cairan yang keluar berwarna merah agak kekuningan dan berlangsung
pada hari ke 3 – 7 pasca persalinan
c. Lochia serosa
Berisi darah berwarna kuning, berlangsung dari hari ke 7 – 14 hari pasca persalinan
d. Lochia alba
Cairan putih terjadi setelah 2 minggu pasca persalinan
5. Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen (prolaktin)
terhadap kelenjar payudara, kolostrum diproduksi mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke
3 – 5 post partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula
dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena
menetek merupakan suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI
6. Ligamen
Ligamen – ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang selama kehamilan dan
partus, setelah jalan lahir, berangsur – angsur ciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang
ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak
jarang pula wanita mengeluh “kandungnya turun” setelah melahirkan karena ligament, fasia dan
jaringan alat peunjang genetalia menjadi agak kedor. Untuk memulihkan kembali jaringan –
jaringan penunjang alat genetalia tersebut, juga otot – otot dinding perut dan dasar panggul
dianjurkan untuk melakukan latihan – latihan tertentu pada 2 hari post partum sudah dapat
diberikan fisioterapi, keuntungan lain ialah dapat mencegah stasis darah yang mengakibatkan
trombosis masa nifas.
7. Sistem pencernaan
 Mobilitas lambung menurun sehingga timbul konstipasi.
 Nafsu makan kembali normal.
 Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
8. Sistem perkemihan
Uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir.
Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema, seringkali disertai daerah –
daerah kecil hemoragi
9. Sistem integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit
yang meregang pada payudara, abdomen, paha dan panggul mungkin memudar tetapi tidak
hilang sebelumnya
C. Perubahan Psiklogi pada masa nifas
Bonding dan Attechment
1. Bonding
a. Pengertian Bonding
Bonding adalah Daya tarik awal dan dorongan untuk terjadinya ikatan batin antara orang
tua dan bayinya (Bobak,2000)
Bonding adalah menggambar suatu hubunagan yang berawal dari saling memikat
diantara orang-orang seperti orang tua dan anaknya ketika pertama kali bertemu
(Brazelton,1987)
Bonding merupakan langkah awal untuk saling tertarik dan berespon orang tua dan bayi
serta merupakan dasar untuk menciptakan kasih sayang dan menerima bayinya sebagai
anggota keluarga
b. Prinsip Bonding
Prinsip Bonding tidak sebatas memperhatikan bayi kepada ibu,memberitahu jenis
kelamin,panjang,dan berat badan saja tetapi ada prinsip-prinsip yang mendasarinya:
1) Pada menit pertama sesudah kelahiran adalah masa paling optimal untuk dilakukan bonding
2) Respon spesifik manusiawi ketika pertama kali diberikan kepada orang tua (memandang
berkata, dan melakukan sesuatu)
3) Monotropi adalah proses yang terstruktur dimana pad satu waktu orang tuanya hanya dapat
berespon pada satu bayi (Bowlb,1958)
4) Perlu umpan balik antara orang tua dan bayi melalui beberapa tanda seperti gerakan tubuh
dan gerakan mata
5) Awal penentu perkembangan masa depan
c. Proses terjadinya bonding
Ikatan batin diawali oleh rasa kasih sayang tehadap bayi. Bayi -bayi yang menderita karena
diabaikan, rasa jemu dan kecemasan, tidak merasa cukup aman untuk membentuk suatu ikatan
batin dengan orang tua. Tetapi, terbentuk bukan hanya karena bayi diberi makan dan
dimandikan saja atau hanya berespon kebutuhan - kebutuhan mendasar dari bayi, proses ikatan
batin tak akan berlangsung. Ikatan batin terjadi bila orang tua belajar untuk peka bahkan
terhadap sinyal – sinyal yang paling halus, seperti ekspresi wajah. Gerakan tangan dan
melakukan sesuatu. Cara terbaik untuk melakukan ikatan batin dengan bayi adalah
memperhatikan secermat mungkin apa yang dikatakan melalui bahasa tubuh selain
memberikan respon terhadap tanda-tanda yang lebih nyata sifatnya,seperti tangisan atau
anggukan (Bobak ,2000)
2. Attechment
a. Pengertian attachment
Attechment adalah suatu perubahan perasaan satu sam lain yang paling mendasar
ketika ada perasaan keterkaitan tanggung jawab dan kepuasan (Stanton,1983)
Attechment adalah suatu perasan kasih sayang atau kesehatan yang mengikat antara
satu orang dengan orang lain.Attechment adalah unik,spesifik dan memerlukan
kesabaran (Kalus,Kennel,1970)
b. Prinsip Penguatan suatu proses Attechment
Ketidaknyamanan dikurangi atau dirubah oleh ibu (pemberian perawatan dalam bentuk
yang lain) dan diganti dengan kesenangan,ibu memberikan dengan pertasaan senang dan
puas.Ibu akan mengulurkan tangan pada bayi,menjaga kontak mata antara ibu dengan
bayi,dan berbicara dengan baik, ibu menjadi infant, dicintai dan dapat berinteraksi sebagai
penguat agen atau setiap peristiwa.Ibu menjadi sesuatu yang bermakna lain pada kehidupan
Infant (Bobak,2000)
c. Proses terjadinya Attechment
Proses attachment dijelaskan sebagai suatu linear,dimulai saat ibu hamil,semakin menguat
pada awal periode pasca partum dan begitu terbentuk akan menjadi konstan dan konsisten.Hal
ini sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental sepanjang rentan kehidupan
(Parkes,Stevenson-Huilde,1992)
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah lengkap : Hb, Ht, leukosit, trombosit
2. Urine lengkap : Makroskopik (glukosa, prtein, bilirubin, urobilinogen, keasaman, keton)
E. Komplikasi
1. Infeksi Nifas
a. Definisi
 Infeksi nifas mencakup semua peradangan yg disebabkan oleh masuknya kuman-kuman
kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas.
 Demam dalam nifas sering disebabkan infeksi nifas, ditandai dengan suhu 38 ºC yg terjadi selama
2 hari berturut-turut.
 Kuman2 penyebab infeksi dapat berasal dari eksogen atau endogen, kuman - kumannya seperti
streptococcus, bacil coli, staphylococcus.
b. Faktor Predisposisi
 Perdarahan
 Trauma persalinan
 Partus lama
 Retensio plasenta
 KU ibu (anemia dan malnutrition)
c. Macam-macam infeksi nifas :
1) ENDOMETRITIS
Merupakan jenis infeksi yg paling sering, kuman-kuman memasuki endometrium biasanya pada
luka bekas insersio plasenta & dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
2) PERITONITIS
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus langsung mencapai
peritonium sehingga menyebabkan peritonitis.
2. BENDUNGAN ASI
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau
oleh kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu
(Mochtar, 1996).
Menurut Huliana (2003) payudara bengkak terjadi karena hambatan aliran darah vena
atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul
karena produksi yang berlebihan, sementara kebutuhan bayi pada hari pertama lahir masih
sedikit.
3. INFEKSI PAYUDARA
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mammae terutama pada
primipara. Tanda-tanda adanya infeksi adalah rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu,
penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi adalah staphilococcus
aureus. Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah, membengkak sedikit,
dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan bisa terjadi abses.
4. THROMBOPHLEBITIS
Penjalaran infeksi melalui vena. Sering terjadi dan menyebabkan kematian. Dua golongan vena
yg memegang peranan yaitu:
 Vena-vena dinding rahim ligamentum. Latum (vena ovarica, vena uterina, dan vena hipogastrika)
atau disebut tromboplebitis pelvic
 Vena-vena tungkai (vena femoralis, poplitea, dan saphena) atau disebut tromboplebitis femoralis
5. PERDARAHAN POST PARTUM
Perdarahan post partum adl perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir.
Tahap perdarahan Post Partum :
 Early post partum (primer), terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
 Late post partum (sekunder), terjadi lebih dr 24 jam pertama setelah bayi lahir
Hal-hal yang menyebabkan perdarahan Post Partum
1) Atonia uteri : Gagalnya uterus berkontraksi dgn baik setelah persalinan
2) Retenio plasenta : Keadaan dimana plasenta belum lahir dlm waktu lebih dr 30 menit setelah
bayi lahir
3) Inversio Uteri : Keadaan dimana keadaan fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya ke
dalam kavum uteri
4) Robekan jalan lahir : Robekan jalan lahir merupakan penyebab ke2 tersering dari perdarahan
Post Partum
Gejala : perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelahh bayi lahir, kontraksi uterus
baik, plasenta baik, kadang ibu terlihat pucat, lemah , menggigil
Robekan perinium di bagi 4 :
 Tingkat 1 : Robekan hanya pada selaput lender vagina atau tanpa mengenai, kulit perineum
 Tingkat 2 : Robekan mengenai selaput lender vagina & otot perinea transversalis tapi tidak
mengenai sfingter ani
 Tingkat 3 : Robekan mengenai seluruh perinium & otot springter ani
 Tingkat 4 : Robekan sampai mukosa rectum
F. Penanganan
Tindakan yang dibeikan untuk asuhan masa nifas normal pada ibu, yaitu :
1. Kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bgaiman membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air , pastikan
bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke
belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2x sehari, kain dapat
digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan dibawah matahari atau disetrika
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan abun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh daerah luka
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan - kegiatan rumah tangga biasa secara perlahan –
lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1) Mengurangi jumlah produksi ASI
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot – otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan
merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga rasa sakit pada
punggung
b. Jelaskan bahwa latihan – latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu
mempercepat mengembalikan otot – otot perut dan panggul kembali normal seperti :
1) Tidur terlentang dengan lengan samping, menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat
dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai 5. Rieks dan ulangi 10 kali
2) Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot – otot
pantat dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali
3) Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah
latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke – 6 setelah persalinan ibu harus mengerjakkan latihan
sebanyak 30 kali
4. Gizi
ibu menyusui harus :
a. Mengkonsumsi makanan tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d. Tablet zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
5. Perawatan Payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b. Menggunakan bra yang menyokong payudara
c. Apabila puting susu lecet, oleskan colostrum atau asi yang keluar pada sekitar putting susu setiap
kali menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari puting susu yang tidak lecet
d. Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. Asi di keluarkan dan diminumkan
dengan sendok
e. Apabila payudara bengkak, akibat bendungan asi, lakukan :
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju areola atau gunakan sisir untuk mengurut payudara
dengan arah “Z” menuju putting
3) Keluarkan asi sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak
4) Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh asi, keluarkan
dengan tangan
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
6) Payudara dikeringkan
6. Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan
ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada
pasangan yang bersangkutan.
7. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu
merencanaka keluarganyadengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya
selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama
kembali untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2 % kehamilan.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih
aman, terutama apabila ibu telah haid lagi.

LANDASAN TEORI KEPERAWATAN

1. Pengkajian Dasar data Klien


a. Aktivitas / Istirahat
Dapat tampak berenergi atau kelelahan/keletihan mengantuk .
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (50-70 x/m) karena hipersensitifitas TD bervariasi, mungkin lebih rendah
pada respons terhadap analgesik / anestesta atau meningkat pada respon
terhadap pemberian oksotoxin atau hipertensi karena kehamilan.Edema, bila ada mungkin
dependen (misalnya, ditemukan pada ekstremitas bawah, atas dan bawah)
c. Integritas Ego
Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah, misalnya perilaku menunjukkan kurang
kedekatan, kelelahan.Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku
intrapartum atau kehilangan kontrol dapat mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi
baru lahir atau perawatan segera pada neonatal.
d. Eliminasi
Hemoroid sering ada menonjol kandung kemih mungkin teraba diatas simfisis pubis atau karakter
Uriruarius mungkin dipasang.
e. Makanan/Cairan
Dapat mencegah haus lapar atau mual
f. Neurosensori Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesia spinal
dan analgesia.
g. Nyeri b/d Ketidaknyamanan
Misalnya setelah nyeri trauma jaringan / perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh atau
perasaan dingin dengan menggigil.
h. Keamanan
Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit.
i. Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pola tidur b/d respon - respon hormonal dan psikologi atau ketidak nyamanan proses
kelelahan persalinan atau kebutuhan tuntutan anggota keluarga.
Dengan kriteria hasil :
 Mengungkapkan keluhan, kesulitan tidur
 Perasaan cepat marah
Hasil yang diharapkan :
 Mengidentifikasi penyesuaian untuk menerima perubahan yang diperlukan oleh tuntutan keluarga
 Sedikitnya 8 jam tidur setiap malam dan tudur siang setiap hari

No Intervensi Rasional
1 Kaji persepsi klien terhadap kelelahan, kebutuhan tidur Mengindentifikasi persepsi klien
dan kekurangan tidur tentang masalah

2 Kaji lingkungan Rumah sakit, ukuran dan situasi Bantu klien dalam
keluarga serta kesediaan bantuan merencanakan periode tidur
atau istirahat siang - malam,
secara kritis dalam jadwal
3 Anjurkan perlunya istirahat lebih awal daripada anggota keluarga.
biasanya
Klien punya tanggung jawab
untuk merawat bayi serta
melakukan peran - peran
4 Beri informasi yang berhubungan dengan aspek-aspek barunya, situasi ini
positif tentang istirahat dan tidur mengakibatkan kelelahan
berlebihan, memperberat
Anjurkan untuk pembatasan jumlah dan lamanya kekurangan tidur.
5 waktu kunjungan
Tidur dan ketidakefektifan
Anjurkan klien untuk menggunakan tablet vitamin dan mencerminkan laju metabolic
6 zat besi setiap hari dan pilih diet yang tepat basal dan memungkinkan
oksigen dan nutrient digunakan
untuk pemulihan

Kelelahan berlebihan dapat


diakibatkan dari penggunaan
waktu kunjungan yang sering

Membantu memperbaiki kadar


Hb yang diperlukan untuk
transfort oksigen dan
meningkatkan pemulihan,
membantu mengatasi
devisiensi nutrient yang
memperberat proses kelelahan
berlebihan dan tidak ada kadar
energy

b. Nyeri b/d pengeluaran lochia


Tujuan :
Nyeri teratasi
kriteria hasil :
 Ekspresi wajah tenang
 Secara verbal pasien menyatakan nyeri hilang atau berkurang
 Pasien tidak mengelus-elus perutnya lagi

No Intervensi Rasional
1 Kaji dan catat lokasi nyeri, lamanya, Dapat memberikan informasi tentang
intensitasnya, dan kaji tinggi fundus uteri nyeri dan membantu dalam pemilihan
intervensi

2 Berikan Health Education tentang Dengan beraktivitas, akan


pentingnya beraktivitas untuk memperlancar pengeluaran lochia dan
memperlancar pengeluaran lochia mengurangi rasa nyeri

3 Ajarkan tekhnik relaksasi napas dalam Menurunkan ketegangan otot dan


dengan menarik nafas panjang lewat hidung dapat meningkatkan koping pasien
dan menghembuskan lewat mulut, dilakukan terhadap nyeri
3-4 kali
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. NJ DENGAN POST PARTUM
DI RUANG OBSTETRI KELAS III
RSUD TULEHU AMBON

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Tanggal masuk RS : 27 Juli 2016 Jam masuk : 14.20 wit
Tanggal pengkajian : 29 Juli 2016 No. Register : 042677
Ruangan : Obstetri kls III
Jam pengkajian : 10.15 wit

Nama Pasien : Ny. Nj Nama Suami : Tn. H


Umur : 20 tahun Umur : 23 tahun
Suku/bangsa : Ambon/Indonesia Suku/Bangsa : Ambon/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Hurunala Alamat : Hurunala
Status perkawinan : Menikah Pekerjaan : Petani
Lama perkawinan : 2 tahun
2. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama masuk RS : Nyeri pada perut bagian bawah
b. Riwayat keluhan utama : Nyeri pada perineum
1) Mulai timbulnya : setelah melahirkan
2) Faktor pencetus : kontraksi uterus atau pengeluaran lochia
3) Lokasi keluhan : daerah perut bagian bawah
4) Sifat nyeri : seperti tertusuk - tusuk
5) Kuantitas : Hilang timbul
6) Kualitas : sedang (5)
7) Hal – hal yang memberatkan : saat pasien bergerak
8) Hal – hal yang meringankan : saat pasien berbaring
9) Upaya untuk mengatasi : ibu terlihat mengelus perutnya

Catatan Kronologis
Pada hari selasa, pukul 23.55 wit pasien mengeluh sakit perut sampai ke pinggang. Kemudian
pada hari rabu tanggal 27 juli 2016 pukul 14.20 wit, ibu masuk ruang kebidanan diantar oleh
keluarga dengan keluhan nyeri disertai dengan keluarnya lendir bercampur darah, dan
dilakukan vt oleh bidan, ibu sudah masuk pembukaan 8 cm. Kemudian pada pukul 14.50 wit,
bidan kembali melakukan VT dan didapatkan hasil ibu sudah masuk pembukaan lengkap10 cm
dan pada pukul 15.40 wit ibu melahirkan bayi laki – laki dengan Berat Badan 3.600 gram dan
panjang badan 51 cm, bayi lahir langsung menangis, kemudian pada pukul 15.55 wit plasenta
dilahirkan spontan dengan dibantu oleh bidan. Ada robekan perineum dan mendapat 4 jahitan
dalam dan 4 jahitan luar.

3. Riwayat Reproduksi
a. Riwayat Haid
1) Menarche : 12 tahun
2) Siklus haid : 28 hari
3) Banyak ganti duk : 2x/hari
4) Lamanya haid : 4 hari
5) Keluhan Haid : tidak ada
6) HPHT : 20 Oktober 2015
7) Ramalan persalinan : 27 Juli 2016
8) Usia kehamilan saat ini : 40 Minggu
b. Riwayat Obstetri
G : 1, P : 1, A : 1
c. Riwayat persalinan sekarang
1) Tanggal persalinan : 27 Juli 2016 / pukul : 15.40 wit
2) Tipe persalinan : spontan
3) Lama persalinan :
Kala I : Pada hari selasa, pukul 23.55 wit pasien mengeluh sakit perut sampai ke pinggang.
Kemudian pada hari rabu tanggal 27 juli 2016 pukul 14.20 wit, ibu masuk ruang kebidanan diantar
oleh keluarga dengan keluhan nyeri disertai dengan keluarnya lendir bercampur darah, dan
dilakukan vt oleh bidan, ibu sudah masuk pembukaan 8 cm. Kemudian pada pukul 14.50 wit,
bidan kembali melakukan VT dan didapatkan hasil ibu sudah masuk pembukaan lengkap10 cm.
Total Kala I : 9 jam 5 menit yaitu dari pukul 23.55 wit – 14.50 wit.
Kala II : Berlangsung ± 1 jam 10 menit dari pukul 14.50 wit – 15.40 wit ibu melahirkan secara spontan
Kala III : Berlangsung ±15 menit dari pukul 15.40 wit – 15.55 wit
Kala IV :
Observasi Kala IV

Jam Waktu TD Nadi Suhu Kontraksi Kandung


TFU Perdarahan
ke (wit) (MmHg) (x/m) (ºc) Uterus Kemih
1 15.55 100/70 80 36ºc 1 jari di Baik Kosong 50 cc (1 kali
bawah ganti duk)
pusar
16.10 100/70 80 36ºc 1 jari di Baik Kosong -
bawah
pusar
16.25 100/70 84 36ºc 1 jari di Baik Kosong -
bawah
pusar

Jam Waktu TD Nadi Suhu Kontraksi Kandung


TFU Perdarahan
ke (wit) (MmHg) (x/m) (ºc) Uterus Kemih
2 16.40 100/70 84 36ºc 1 jari di Baik Kosong -
bawah
pusar
16.55 100/70 80 36ºc 1 jari di Baik Kosong -
bawah
pusar

Observasi 2 jam dan 6 jam Post Partum

Waktu TD Nadi Suhu Kontraksi Kandung


No TFU Perdarahan
(wit) (MmHg) (x/m) (ºc) Uterus Kemih
1 18.55 100/70 80 36ºc 2 jari di Baik Kosong Pindah ke
bawah ruangan
pusar perawatan
22.55 100/70 80 36ºc 2 jari di Baik Kosong Ganti duk
bawah yang
pusar kedua
4) Jenis kelamin bayi : Laki - laki
5) Berat badan : 3600 gram
6) Panjang Badan : 51 cm
7) APGAR Score 5 menit pertama :
Bayi lahir dengan warna kulit merah seluruh tubuh (2), detak jantung 96x/menit (1), bayi menangis
kuat (2), gerakan aktif dan fleksi ekstremitas kuat (2), ada refleks bersin dan batuk (2).
Total APGAR Score : 9
8) APGAR Score 5 menit kedua :
Warna kulit merah seuruh tubuh (2), detak jantung 112x/m (2), bayi menangis kuat (2), gerakan
aktif dan fleksi ekstremitas kuat (2), Ada refleks bersin dan batuk (2)
Total APGAR Score : 10
d. Riwayat kehamilan dan kelahiran sebelumnya

No Kehamilan Persalinan Anak Keterangan


Usia Jenis Jenis
penyulit Penyulit penolong BB PB LD keadaan umur
kehamilan kelamin kelamin
40 51 2
1 - P - Bidan L 3600 gr - Baik
minggu cm hari
e. Riwayat keluarga berencana
1) Apakah pernah memakai kontrasepsi : Tidak pernah
2) Jenis kontrasepsi yang dipakai : Tidak ada
3) Sejak kapan : Tidak ada
4) Adakah rencana mengikuti KB : Ya, ada
5) Dimana ibu berencana mengikuti KB : Puskesmas
6) Jenis kontrasepsi apa yang ingin dipakai : Suntik
7) Apakah keluarga atau suami mengizinkan : Ya
f. Riwayat imunisasi
1) Imunisasi TT1 : 1x
2) Imunisasi TT2 : 1x
3) Berapa kali mengikuti imunisasi : 2x
4) Usia kehamilan saat mengikuti imunisasi : 4 & 6 bulan
g. Riwayat penyakit yang diderita
1) Tidak ada riwayat penyakit serius seperti DM, Tumor, Hipertensi, PMS, TBC.
2) Tidak ada penyakit yang menyertai kehamilan seperti sakit kepala hebat, nyeri perut hebat dan
kejang.
3) Tidak ada riwayat ketergantungan obat, alkohol dan merokok.
h. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram 3 generasi
Keterangan :

: tinggal serumah

: pasien

: perempuan

: laki - laki

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis, menular, dan turunan
i. Aspek psikososial, ekonomi, dan spiritual
1) Status emosional : Baik
2) Pola interaksi klien : pasien dapat berinteraksi dengan petugas, keluarga maupun lingkungan
dengan baik
3) Harapan ibu : ibu berharap bisa segera sembuh dan cepat pulang
4) Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
5) Penghasilan dapat mencukupi kebutuhan sehari – hari
6) Ibu percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa ia akan segera pulih
j. Pola aktivitas sehari – hari

No Pola Aktivitas Sebelum Pengkajian Saat pengkajian


1 Pola Makan
a. Frekuensi makan sehari 3x/hari 3x/hari
b. Waktu makan Pagi, siang, malam Pagi, siang, malam
c. Porsi makan yang dihabiskan 1 porsi 1 porsi
d. Jenis makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
e. Keluhan saat makan Tidak ada Tidak ada
Pola minum
a. Frekuensi minum sehari 5 – 6 gelas/hari 7 – 8 gelas/hari
b. Keluhan saat minum Tidak ada Tidak ada
Pola eliminasi
2a. BAB
1) Frekuensi/hari
2x/hari Belum BAB
2) Konsistensi
Lembek Tidak ada
3) Warna
Kuning Tidak ada
4) Bau
Khas Tidak ada
5) Keluhan saat BAB
Tidak ada Ibu takut BAB karena ada jahitan

b. BAK
1) Frekuensi/hari
2) Warna 4 – 5x/hari 3 – 4x/hari
3) Bau Kuning jernih Kuning kemerahan
4) Keluhan Pesing Pesing
Pola istirahat & tidur Tidak ada Nyeri
a. Tidur siang
1 – 2 jam/hari 1 – 2 jam/hari
3b. Tidur malam
7 – 8 jam/hari 4 – 5 jam/hari
c. Keluhan
Personal hygiene Tidak ada Sering terbangun, ibu sering
a. Kebiasaan mandi/hari memikirkan peran barunya
b. Kebiasaan gosok gigi 2x/hari
4c. Kebiasaan mencuci rambut 2x/hari 1x/hari
Pola Aktivitas & Latihan 2x/seminggu 2x/hari
a. Jenis olah raga 1x/seminggu
1) Frekuensi
52) Aktivitas 1x seminggu
b. Pekerjaan Jalan santai Tidak ada
1) Jenis pekerjaan Tidak ada
2) Keluhan Pekerjaan rumah tangga
Tidak ada Tidak ada
Aktivitas dibantu keluarga

B. Pemeriksaan fisik
1. Pengamatan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Tingkat kesadaran : compos mentis
2. Tanda – tanda vital
a. Suhu : 36ºc
b. Nadi : 80x/menit
c. Respirasi : 20x/menit
d. Tekanan darah : 120/70 mmHg
3. Pengukuran Antropometri
a. Berat Badan : 49 kg
b. Tinggi Badan : 154 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Bentuk : Simetris
2) Keadaan rambut : Bersih
3) Warna : Hitam
4) Nyeri kepala : Tidak ada
5) Wajah : ekspresi tampak meringis jika bergerak
b. Mata
1) Bentuk : simetris kiri dan kanan
2) Konjungtiva : anemis
3) Sklera : tidak ikterus
4) Fungsi penglihatan : baik
c. Hidung
1) Struktur : simetris kiri dan kanan
2) Fungsi penciuman : baik
d. Telinga
1) Struktur : simetris kiri dan kanan
2) Fungsi pendengaran : baik
e. Leher
1) Vena jugularis : teraba
2) Arteri karotis : teraba
3) Kelenjar limfe / tiroid : tidak ada pembesaran
f. Dada
Payudara
1) Bentuk : simetris kiri dan kanan
2) Areola : hiperpigmentasi
3) Colostrum : ada kolostrum yang keluar
4) Puting susu : tidak ada kelainan
5) Keluhan : tidak ada
g. Abdomen
1) Inspeksi
 Striae livida : ada
 Linea nigra : ada
2) Palpasi
 Tinggi fundus uteri : 2 jari di bawah pusar
 Kontraksi uterus : baik (teraba bundar dan keras)
h. Genetalia
1) Genetalia eksterna
 Labia mayora : lecet
 Labia minora : lecet
2) Genetalia interna
gina : pengeluaran lochia rubra hari ke -1warna merah kehitaman, bau amis, banyaknya ±50 cc (setiap
ganti duk)
neum : terdapat luka jahitan perineum dengan D: 4 jahitan, L : 4 jahitan
C. Klasifikasi Data

Data Subjektif Data Objektif


Ibu mengatakan : 1. Ekspresi wajah sesekali meringis bila bergerak,
1. Nyeri perut bagian bawah kualitas nyeri sedang 5
2. Nyeri seperti tertusuk – tusuk 2. Ekspresi wajah sesekali meringis bila bergerak
3. Nyeri dirasakan hilang timbul 3. Terdapat pengeluaran lochia rubra
4. Ganti duk 3 x/ sehari setelah melahirkan 4. Labia mayora : lecet
5. Kelelahan 5. Labia minora : lecet
6. Ibu pertama kali melahirkan (primigravida) 6. Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusar
7. Ibu sulit tidur karena memikirkan peran7. Mata cekung
barunya 8. Konjungtiva : anemis
8. Tidur malam 4 jam

D. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Ds : pasien mengatakan Luka jahit perineum dan Nyeri
involusio
1. Nyeri perut bagian bawah
2. Nyeri seperti ditusuk – tusuk
3. Nyeri dirasakan hilang timbul
Do :
1. Ekspresi wajah
sesekali meringis
2. Skala nyeri sedang 4
3. Terdapat luka jahitan
perineum dengan D = 4, L =
4
4. Ibu terlihat mengelus
– elus perutnya
Data Etiologi Masalah
Ds : pasien mengatakan Respon psikologis Gangguan pola tidur
1. Sering terbangun,
ibu sering memikirkan peran
barunya
2. Tidur malam ±4 jam
3. Tidak tidur siang
Do :
1. Mata cekung

E. Perumusan Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan luka jahit perineum dan involusio, yang ditandai dengan :
Ds : pasien mengatakan
 Nyeri perut bagian bawah
 Nyeri seperti ditusuk – tusuk
 Nyeri dirasakan hilang timbul
Do :
 Ekspresi wajah sesekali meringis
 Skala nyeri sedang 5
 Ibu terlihat mengelus – elus perutnya
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon psikologis, yang ditandai dengan :
Ds : pasien mengatakan
 Sering terbangun, ibu sering memikirkan bagaimana peran barunya
 Ibu belum siap menjadi orang tua
 Tidur malam ±4 jam
 Tidak tidur siang
Do :
 Konjungtiva : anemis
F. Prioritas masalah
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon psikologis

IMPLEMENTASI & EVALUASI


Nama : Ny. Nj Hari/tanggal : 29 Juli 2016
Umur : 20 tahun Ruang : Obstetri
Jenis kelamin : perempuan No. Register : 042677

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Tanggal 29 juli 206 Tanggal 29 juli 2016
Jam : 12.00 wit Jam : 14.00 wit
S : pasien mengatakan :

a. Mengkaji lokasi nyeri, lamanya, intensitasnya, Masih ada nyeri pada perut bagian
bawah
dan kaji tinggi fundus uteri
 Skala nyeri 3
Hasil : O:
1) Faktor pencetus : kontraksi uterus atau  Wajah sesekali masih tampak meringis
pengeluaran lochia  TFU 3 jari dibawah pusar
2) Lokasi keluhan : daerah perut bagian bawah Perut teraba keras dan bundar
A : Masalah teratasi sebagian
3) Sifat nyeri : seperti tertusuk - tusuk
P : Intervensi 1, 2, 3 dilanjutkan
4) Kuantitas : Hilang timbul
5) Kualitas : sedang (4)
6) TFU : 2 jari dibawah pusat
7) Wajah pasien tampak sesekali meringis jika
bergerak
Jam : 12.10 wit
b. Memberikan Health Education tentang
pentingnya beraktivitas untuk
memperlancar pengeluaran lochia
Hasil :
1) Pasien mengerti apa yang disampaikan
perawat
2) Pasien mengikuti apa yang diinstruksikan
perawat, pasien mulai melakukan aktivitas
ringan seperti jalan – jalan kecil
Jam : 12.45 wit
c. Mengajarkan tekhnik relaksasi napas dalam
dengan menarik nafas panjang lewat hidung
dan menghembuskan lewat mulut, dilakukan
3-4 kali
Hasil :
Pasien mengerti apa yang disampaikan
perawat dan mengikuti apa yang diinstruksikan
oleh perawat

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


2. Tanggal 29Juli 2016 Tanggal 30 Juli 2016
Tanggal 28 januari 2016
Jam : 10.00 wit
Jam : 13.35 wit
a. Mengkaji persepsi klien terhadap kelelahan, S : pasien mengatakan
kebutuhan tidur dan kekurangan tidur  Tidak lagi memikirkan tentang
Hasil : bagaimana peran barunya sebagai ibu
1) Klien tidur malam ±4 jam  Pasien mulai membatasi jumlah
kunjungan
2) Klien mengatakan sering terbangun karena
 Pasien merasa segar setelah bangun
memikirkan bagaimana peran barunya tidur
sebagai ibu  Tidur malam ±6 jam
Jam : 10.10 wit O:
b. Menganjurkan perlunya istirahat lebih awal  Ku : baik
 Konjungtiva : tidak anemis
daripada biasanya
A : masalah teratasi
Hasil : P : intervensi dihentikan
Klien memahami apa yang disampaikan oleh
perawat
Jam : 10.15 wit
c. Memberikan informasi yang berhubungan
dengan aspek – aspek positif tentang istirahat
dan tidur
Hasil :
1) Memberikan informasi kepada ibu mengenai
pentingnya tidur, tidur yang cukup akan
mempengaruhi ibu dari aspek fisiologis seperti
klien akan merasa lebih kuat dan dari aspek
psikologis yang akan berpengaruh terhadap
emosional klien
2) Klien memahami apa yang disampaikan oleh
perawat
Jam : 10.25 wit
d. Menganjurkan untuk pembatasan jumlah dan
lamanya waktu kunjungan
1) Ibu memahami dan mengikuti apa yang
disampaikan oleh perawat
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta : EGC
Bobak .I.M dan Jansen M.D 2000, Keperawatan Maternitas dan ginekologi, jilid I, yayasan IAPKP,
bandung
Bagian Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UNPAD, 1993, Obstetri Fisiologi, Elemen,
Bandung
Manuaba, LB.G 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan
Prawiroharjo S, 1999. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan praktek klinik asuhan keperawatan ini telah disetujui dan diketahui oleh
pembimbing klinik lapangan dan pembimbing klinik institusi pendidikan serta disahkan oleh KAUR
MINDIK.

Ambon, Agustus 2016

DIKETAHUI OLEH :

PEMBIMBING LAPANGAN PEMBIMBING INSTITUSI

HJ. AISA NAHUMARURY, Amd. Keb Ny. M. MAILOA, AMK

MENGETAHUI :
KAUR MINDIK

Dr. H. TUANAKOTTA, M.KES


Pathway post partum
By Nine di 3/05/2017 03:59:00 am

Reaksi:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

1 comment:
1.
Rudi Haryanto17 February 2019 at 06:41

Nice blog..mampir juga ya di blog saya


https://www.askepjurnalkeperawatan.online/
Reply
Newer PostOlder PostHome
Subscribe to: Post Comments (Atom)
ANTI MIKROBA

ANTIMIKROBA PENDAHULUAN Antimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba,


khususnya mikroba yang merugikan manusia (kesehatan) : mikroba ...

 ASKEP POST PARTUM NORMAL (lengkap)


Laporan Pendahuluan POST PARTUM I. Landasan teori masa nifas
A. Pengertian Prawiroharjo, 2000. Nifas ...
 ASUHN KEPERAWATAN BRONKHITIS NANDA NIC NOC (LENGKAP)
LANDASAN TEORI MEDIS BRONKHITIS I. PENGERTIAN Bronkhitis adalah
suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebab...
 asuha keperawatan cephalgia
LAPORAN PENDAHULUAN CHEPALGIA A. LANDASAN TEORI MEDIS
1. Definisi Nyeri kepala (headache atau chepalgia) merupakan ke...
YASMIN

Keperawatan dan
Kesehatan
Blog tentang materi mahasiswa keperawatan
Popular Posts
 ASKEP POST PARTUM NORMAL (lengkap)
Laporan Pendahuluan POST PARTUM I. Landasan teori masa nifas
A. Pengertian Prawiroharjo, 2000. Nifas ...
 ASUHN KEPERAWATAN BRONKHITIS NANDA NIC NOC (LENGKAP)
LANDASAN TEORI MEDIS BRONKHITIS I. PENGERTIAN Bronkhitis adalah
suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebab...
Search This Blog

Search

 Home
About Me

Nine
View my complete profile
Report Abuse
Blog Archive

 ► 2018 (10)
 ▼ 2017 (39)
o ► November (4)
o ► October (8)
o ► July (4)
o ► June (1)
o ► April (11)
o ▼ March (8)
 RESUME ISCHIALGIA LENGKAP (RST)
 ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN (lp)
 ASKEP POST PERTUM NORMAL ATAU SPONTAN RSU TULEHU
 ASUHAN KEPERAWATAN ANGINA PECTORIS RS ALFATHAH Amb...
 ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS IMMINENS TULEHU 2016 (L...
 ASKEP POST PARTUM NORMAL (lengkap)
 askep anak Demam Thypoid Lengkap
 RJP dan Airway Breathing
o ► February (3)
Berusaha yang terbaik untuk menggapai mimpi

Nine
View my complete profile
Blogger © copyright 2015. Simple theme. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai