Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan

1. Perencanaan

Pada perencanaan,proses terdiri dari pengajuan proposal, permohonan izin

kepada puskesmas, persiapan bahan penyuluhan dan peragaan, persiapan

kuesioner, dan persiapan tempat acara di Posyandu Anggrek Kelurahan Sungai

Besar.

2. Pengorganisasian

Dalam pengorganisasian tidak ada hambatan yang berarti. Kerjasama

dengan pemegang usaha pemberantasan penyakit menular sangat kooperatif

sehingga permasalahan dapat teridentifikasi dengan baik. Kerjasama yang baik

juga terjalin antara kepala puskesmas dan pemegang upaya kesahatan masyarakat

yang sangat mendukung diadakannya penyuluhan ini.

3. Pelaksanaan

Kegiatan PBL berupa penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan dahak

dini dan cara mengeluarkan dahak yang benar pada masyarakat berisiko terinfeksi

TB dalam rangka peningkatan case detection rate TB paru di Puskesmas Sei Besar

Banjarbaru. Pada kegiatan ini dilakukan pemberian pretest, penyampaian materi

dan pemutaran video tentang pentingnya pemeriksaan dahak dini dan cara

mengeluarkan dahak yang benar, peragaan cara mengeluarkan dahak yang benar,

sesi tanya jawab post test, dan pembagian leaflet. Kegiatan dilaksanakan di

18
19

wilayah Puskesmas Sungai Besar pada tanggal 18 Juli 2017 jam 10.00 WITA s/d

11.30 WITAdi Puskesmas Sungai Besar didapatkan 24 orang sebagai peserta

dalam kegiatan penyuluhan. Jumlah peserta diambil dengan metode purposive

sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditentukan

sebelumnya.

Pada tahap pelaksanaan peserta menanggapi sangat antusias, sehingga

penyuluhan dapat dilakukan dengan baik. Pihak puskesmas juga mengirimkan

seorang pendamping untuk penyuluhan sehingga penyuluhan dapat terlaksana

dengan baik karena telah terbentuk koordinasi yang baik dalam pembagian tugas.

4. Evaluasi

a. Gambaran Karakteristik Peserta Penyuluhan

Dalam kegeiatan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan dahak dini

dan cara mengeluarkan dahak yang benar ini, karakteristik peserta penyuluhan

sudah ditentukan sebelumnya, yaitu masyarakat yang beresiko terinfeksi TB paru

dan bertempat tinggal di Kelurahan Sei Besar Banjarbaru. Sedangkan

karakteristik peserta penyuluhan berdasarkan status pekerjaan dapat dilihat pada

tabel 4.1

Tabel 4.1 Distribusi peserta kegiatan penyuluhan berdasarkan status pendidikan


Status Pendidikan Frekuensi (orang) %
SD 3 12,5
SMP 2 8,3
SMA 17 70,8 %
D3 1 4,2 %
S1 1 4,2 %
Total 24 100 %
20

Tingkat Pendidikan Masyarakat

SD
SMP
SMA
Diploma
S1

Gambar 4.1 Distribusi peserta kegiatan penyuluhan berdasarkan status


pendidikan

b. Gambaran Hasil Kegiatan Penyuluhan

Pada kegiatan penyuluhan ini, pengetahuan peserta dinilai berdasarkan 2

kuesioner yang telah disediakan, yaitu kuesioner sebelum penyuluhan (lampiran

2) dam sesudah penyuluhan, berisi 18 pertanyaan yang mencakup pengetahuan

mengenai TB paru dan pengetahuan pemeriksaan dahak secara dini agar

penanganan TB paru ditangani secara tepat.

Berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan diatas, tingkat pengetahuan peserta

di Kelurahan Sei Besar Banjarbaru sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan

pada pretest didapatkan jumlah nilai 1863 dan meningkat menjadi 2238 pada post

test kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.2


21

Tabel 4.2 Distribusi Nilai Pengetahuan Mengenai TB paru dan Pemeriksaan Dahak
Pada TB paru sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
No Pretest Salah Posttest Salah
1 75 3 83 2
2 67 4 83 2
3 83 2 100 0
4 67 4 91 1
5 67 4 83 2
6 50 5 83 2
7 50 5 75 3
8 83 2 100 0
9 83 2 100 0
10 83 2 100 0
11 67 4 83 2
12 83 2 100 0
13 67 4 91 1
14 91 1 100 0
15 75 3 100 0
16 75 3 91 1
17 91 1 100 0
18 91 1 100 0
19 67 4 75 3
20 91 1 100 0
21 91 1 100 0
22 100 0 100 0
23 91 1 100 0
24 75 3 100 0
Total 1863 2238
Rata-
77,62 93,25
rata

Grafik distribusi hasil benar pretest kuesioner responden

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan

diagram. Kemudian data yang sudah dikumpulkan diolah dalam bentuk


22

deskriptif dan dianalisa dengan uji T berpasangan apabila data berdistribusi

normal, Namun apabila data tidak berdistribusi normal maka akan dilakukan

uji Wilcoxon untuk menilai apakah terdapat perbedaan pengetahuan yang

bermakna antara sebelum dan sesudah penyuluhan.

Data diuji statistik dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 21

untuk melihat adanya perbedaan antar kelompok. Data yang sudah dikumpulkan

diolah dalam bentuk deskriptif dan dianalisis menggunakan uji parametrik

paired t-test untuk melihat adanya perbedaan antar kelompok jika data

terdistribusi normal. Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan upaya

transformasi data agar data dapat terdistribusi normal.Jika data tetap tidak

terdistribusi normal, maka dilakukan analisis non parametrik Wilcoxon-signed

rank test untuk melihat adanya perbedaan antar kelompok. Tahap analisis yang

dilakukan adalah:

Uji normalitas data dengan menggunakan Shapiro-Wilk menunjukkan nilai p

pretest=0,030 (p>=0,05) dan p postest=0,000 (p<0,05) yang menunjukkan data tidak

terdistribusi normal.

Karena data tetap tidak homogen setelah dilakukan upaya transformasi data, maka

dilakukan analisis non parametrik Wilcoxon-signed rank test sebagai uji alternatif.

Dari hasil uji statistik dengan uji Wilcoxon-signed rank test, data nilai

pengetahuan pasien mengenai pentingnya pemeriksaan dahak dini dan cara

mengeluarkan dahak yang benar menunjukkan angka p = 0,000 (p<0,05) yang

menunjukkan adanya perbedaan signifikan pengetahuan antara sebelum dan

setelah dilakukan penyuluhan.


23

Tabel 4.4. Hasil analisis tingkat pengetahuan pentingnya pemeriksaan dahak dini
dan cara mengeluarkan dahak yang benar di Kelurahan Sei Besar
sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan dengan uji Wilcoxon.

Hasil
Tingkat Total P value
Pengetahuan Baik Cukup Kurang (%)
(%) (%) (%)
12 10 2 24
Sebelum penyuluhan
(50%) (5%) (45%) (100%) p=0,000
23 1 0 24
Sesudah penyuluhan
(95%) (5%) (%) (100%)

B. Pembahasan

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dukungan dari pemegang kebijakan sangat

mempengaruhi kelancaran dari sebuah program kerja. Kegiatan ini dapat

terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari pihak puskesmas.

Penetapan tujuan dan sasaran yang jelas juga merupakan faktor yang

penting dalam penyuluhan. Sasaran yang jelas dan tujuan yang jelas membuat

pelaksanaan program berjalan mengikuti alur yang telah ada.

2. Pengorganisasian

Kendala dalam penyuluhan ini terdapat di masalah pengorganisasian

dimana jumlah orang yang terlibat sangat sedikit sehingga kesulitan dalam

pembagian tugas.Namun, panitia sangat terbantu dengan kebijakan puskesmas

yang mengirimkan pendamping sehingga dapat terbentuk koordinasi yang baik

sehingga acara dapat terlaksana dengan lancar.

3. Pelaksanaan
24

Perencanaan yang matang dan dukungan dari pihak terkait membuat

proses penyuluhan berlangsung lancar. Penyuluhan di mulai pada pukul 10.00

dengan 24 peserta. peserta dikumpulkan di Posyandu Anggrek. Kemudian dimulai

dengan kata sambutan oleh kader penanggung jawab posyandu. Dilanjutkan

dengan pembagian soal pretest, mengerjakan soal pretest selama 15 menit.Setelah

itu dilakukan pemberian materi dan pemutaran video mengenai pentingnya

pemeriksaan dahak dini dan cara mengeluarkan dahak yang benar, diselingi

dengan peragaan cara mengeluarkan dahak yang benar oleh peraga. Dilanjutkan

ke sesi tanya jawab, pada sesi ini terdapat tujuh pertanyaan dari peserta yang

langsung dibahas oleh narasumber. Peserta bersikap kritis dan menunjukkan

ketertarikan tinggi dalam masalah pentingnya pemeriksaan dahak dini dan cara

mengeluarkan dahak yang benar. Terakhir, sesi dilanjutkan dengan post test

disertai pemberian leaflet, dan diakhiri dengan sesi penutupan acara.

4. Evaluasi

Berdasarkan tabel 4.1 tentang distribusi peserta kegiatan penyuluhan

berdasarkan status pendidikan diketahui bahwa peserta dengan status pendidikan

SD adalah sebanyak 3 orang (12,5%), status pendidikan SMP adalah sebanyak 2

orang (8,3%), status pendidikan SMA adalah sebanyak 17 orang (70,8%), status

pendidikan D3 adalah 1 orang (4,3%) dan S1 adalah 1 orang (4,3%). Dari data

tersebut, mayoritas status pendidikan peserta dalam kegiatan penyuluhan adalah

SMA.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pengetahuan peserta sebelum

dilakukan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan dahak dini dan cara


25

mengeluarkan dahak yang benar sebagian besar memiliki pengetahuan baik

dengan jumlah peserta 12 orang (50%), pengetahuan cukup sebanyak 10 orang

(41,5%), dan peserta dengan pengetahuan kurang yaitu 2 orang (8,5%). Hasil dari

data tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan peserta mengenai pentingnya

pemeriksaan dahak dini dan cara mengeluarkan dahak yang benar di Kelurahan

Sei Besar Banjarbaru mayoritas memiliki pengetahuan yang baik yakni sebanyak

12 orang (50%). Menurut Notoadmodjo, bahwa pengetahuan seseorang biasanya

dipengaruhi berbagai faktor, antara lain pengalaman, pendidikan, keyakinan, dan

penghasilan. Pengetahuan responden/sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini

mayoritas dikategorikan baik salah satunya dipengaruhi faktor pendidikan, dimana

sebagian besar status pendidikan peserta adalah SMA.8,9

Pendidikan mempengaruhi proses belajar semakin tinggi status pendidikan

seseorang semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.8,9

Salah satu faktor yang berperan untuk tercapainya cakupan CDR TB di

wilayah tertentu adalah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan

dahak dini dan cara mengeluarkan dahak yang benar, dimana tingkat pengetahuan

akan mempengaruhi prilaku individu. Semakin banyak pengetahuan masyarakat

tentang pemeriksaan dahak dini dan cara mengeluarkan dahak yang benar maka

akan semakin tinggi tingkat kesadarannya untuk berperan serta dalam kesehatan

disekitarnya.8
26

Untuk meningkatkan pengetahuan peserta terhadap pentingnya

pemeriksaan dahak dini dan cara mengeluarkan dahak yang benar, maka

dilakukan kegiatan penyuluhan yang diharapkan agar peserta yakni masyarakat

yang tinggal di sekitar penderita TB Paru di wilayah Sei Besar Banjarbaru lebih

mengerti akan pentingnya pemeriksaan dahak dini dan cara mengeluarkan dahak

yang benar sehingga dapat meningkatkan cakupan CDR TB Paru di wilayah

puskesmas sungai besar.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pengetahuan peserta setelah

dilakukan penyuluhan mengalami peningkatan dan kemajuan. Hal ini dapat dilihat

dari distribusi frekuensi dan presentasi pengatuhan yang baik setelah dilakukan

penyuluhan sebanyak 23 orang (96,4%) atau meningkat 46,4 % dari sebelum

dilakukan penyuluhan.

Berdasarkan tabel 4.4 terdapat 11 peserta mempunyai pengetahuan yang

lebih baik dari sebelum penyuluhan. Setelah dianalis dengan uji Wilcoxon

menunjukan bahwa nilai significancy 0.000 (P < 0,05). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna antara

sebelum dan sesudah penyuluhan. Hal ini membuktikan bahwa penyeluhan

tentang penpentingnya pemeriksaan dahak dini dan cara mengeluarkan dahak

yang benar efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat

tentang pentingnya pemeriksaan dahak dini dan cara mengeluarkan dahak yang

benar.

Anda mungkin juga menyukai