Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
17C10093
1
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengertian
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir rendah pada saat kelahiran
kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan..
Menurut WHO,BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah.
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari
2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya
kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan
pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu
kelangsungan hidupnya.
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction).
Berat badan lahir rendah (BBLR) terdapat 2 penyebab kelahiran bayi dengan
berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena kehamilan kurang dari 37 minggu,
berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur kehamilan cukup atau
kombinasi keduanya.
c. Bayi baru lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir <1000 gram
Klasifikasi BBLR
Bayi dengan berat lahir rendah dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
a. Prematuritas Murni
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
2
kehamilan atau bisa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan
( NKB-SMK /neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan)
b. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena bayi mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK). Dismaturitas dapat terjadi dalam preterm, term dan
post term yang terbagi dalam :
2. Etiologi
4. Ibu
a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
3
a. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali,
rubella bawaan), ketuban pecah dini, gawat janin, dan kehamilan kembar .
b. Faktor plasenta
c. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena
radiasi, serta terpapar zat beracun.
3. Patofisiologi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu, faktor ibu, faktor plasenta, faktor janin dan faktor lingkungan. Faktor ibu meliputi
penyakit yang diderita ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Faktor
janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik ketuban pecah dini, gawat
janin dan kehamilan kembar. Faktor plasenta meliputi: hidramnion, plasenta previa,
solutio plasenta. Faktor lingkungan meliputi : tempat tinggal, radiasi dan zat-zat
beracun. Dimana faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim mengalami gangguan dan suplai makanan ke bayi
menjadi berkurang. Hal tersebut dapat mengakibatkan bayi lahir prematur dan desmatur
dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau disebut dengan BBLR. Pada bayi
prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah,
kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempuma. Hal
tersebut menimbulkan masalah keperawatan Resiko Infeksi. Oleh karena itu upaya
preventif sudah dilakukan sejak pengawasan sehingga tidak terjadi persalinan
prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas
secara khusus dan terisolasi dengan baik. Pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir
rendah cenderung memiliki jaringan lemak pada subkutan yang kurang dan permukaan
badan relatif luas. Hal tersebut menyebabkan cepat akan kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermia dan juga menyebabkan penguapan berlebih yang mengakibatkan
kehilangan cairan (Dehidrasi), karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi
4
dengan baik sehingga menimbulkan masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan
thermoregulasi, oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator
sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bayi dengan berat badan lahir
rendah memiliki organ tubuh yang belum berfungsi dengan baik. Berikut ini beberapa
organ yang belum berfungsi secara baik. (a) Pada hati , karena belum matangnya fungsi
hati dalam menyebabkan konjugasi bilirubin yang belum baik akan menyebabkan
peningkatan bilirubin (hiperbilirubin) sehingga menyebabkan ikterus (bayi menjadi
kuning).(b) Pada usus, pada bayi berat badan lahir rendah dinding lambung masih lunak
sehingga menyebabkan mudah kembung. Selain itu peristaltic usus belum sempurna
sehingga proses pengosongan lambung belum baik. (c) Pada ginjal, terjadi imaturasi
ginjal sehingga harus memelurkan sekunder terapi. (d) Pada otak, otak merupakan
system koordinasi utama, jika otak tidak berfungsi dengan baik maka akan beresiko
menyebabkan imaturitas setrum-setrum organ-organ vital. Sehingga menyebabkan
saraf yang berhubungan dengan refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan
baik dan masih lemah sehingga menyebabkan absorbsi nutrisi tidak berjalan dengan
baik ke tubuh. Hal tersebut mengakibatkan nutrisi tidak adekuat sehingga bisa
menyebabkan resiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Dan apabila terjadi pada system regulasi penafasan seperti paru-paru (pertumbuhan
dinding dada belum sempurna) maka akan menyebabkan pola nafas menjadi tidak
teratur , suara nafas paru immature dan menyebabkan penafasan Biot . Dari hal tersebut
munculah masalah keperawatan pola nafas tidak efektif. (e) Pada mata, pada bayi berat
badan lahir rendah lensa mata akan belum terbentuk secara sempurna (imaturasi)
sehingga bisa menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah retina abnormal yang dapat
menyebabkan perlukaan atau lepasnya retina. Dan menyebabkan terjadinya kelainan
pada mata yang disebut Retrolentral Fibroplasia / Retinopaty of prematurity (ROP). (f)
Pada kulit, dimana jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadi lecet. Sehingga
bisa menimbulkan resiko infeksi pioderma (infeksi kulit akibat bakteri) jika tidak
ditangani bisa menyebabkan sepsis (bakteri di dalam darah yang dapat menyebabkan
kematian)
4. Manifestasi klinis
A. Fisik
B. Bayi kecil
C. Pergerakan kurang dan masih lemah
5
D. Kepala lebih besar dari pada badan
E. BB <2500 gr , panjang badan ≤ 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm.
F. Pernapasan 40 – 50 kali/ menit dan nadi 100-140 kali/ menit
G. Kulit dan Kelamin
H. Kulit tipis dan transparan
I. Jaringan lemak sub kutan tipis atau kurang
J. Lanugo banyak
K. Genitalia belum sempurna
L. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
M. Otot hipotonik lemah merupakan otot yang tidak ada gerakan aktif pada lengan dan
sikunya
N. Sistem saraf : Reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna
O. Lebih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum teratur
6
1. (+) : bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin
artinya surfaktan terdapat dalam paru dalam jumlah yang cukup.
2. (-) : bila tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½
permukaan artinya paru – paru belum matang / tidak ada surfaktan.
3. ragu : bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin jika hasilnya
ragu maka tes harus diulang.
2. Pemeriksaan diagnostic
a. Radiologi
1) foto thoraks / baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang
bulan. Dapat dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto toraks pad bayi
dengan penyakit membran hyaline karena kekurangan surfaktan berupa
terdapatnya retikulogranularpada parenkin dan grukogram udara. Pada
kondisi berat hanya tampak gambaran white long.
2) USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai
pada umur 2 hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan
intra cranial dengan menyisualisasi ventrikel dan struktur otak garis tengah
dengan fontanel anterior yang terbuka.(merensten,2002)
b. Laboratorium
1) Darah rutin
i. Hematokrit ( HCT)
- bayi usia 1 hari 48 – 69 %
- bayi usia 2 hari 48 – 75%
- bayi usia 3 hari 44 – 72 %
ii. Hemoglobin (Hb) untuk bayi usia 1-3 hari 14,5 – 22,5 g/dl
iii. Jumlah Leukosit
- bayi baru lahir 9,0 - 30,0 x 103 sel/mm3(NL)
- bayi usia 1 hari / 24 jam 9,4 - 43,0x 103 sel/mm3(NL)
- bayi usia 1 bulan 9,0 - 19,5 x103 sel/mm3 (NL)
2) Bilirubin
kadar setelah 1 bulan sebagai berikut :
- terkonjungsi 0 - 0,3 mg/dl (0,5 Nmol/L)
- tak terkonjungsi 0,1 - 0,7 mg/dl (2-12 Nmol/L)
3) Glukosa ( 8 - 12 jam post natal ) disebut hipoglikemia bila kosentrasi
glukosa plasma < 50 ml/dl
7
4) Analisa gas darah
a) Tekanan potensial CO2 (PCO2) bayi baru lahir 27-40mmHg
b) Tekanan potensial O2 (PO2)
- lahir 8-24mmHg
- 5-8 menit 33-75 mmHg
- 30 menit 31-85 mmHg
- 71 jam 55-80 mmHg
- 1 hari 54-95 mmHg
- kemudian (menurun sesuai usia ) 83-108 mmHg
c) saturasi oksigen
- bayi baru lahir 85 - 90 %
- kemudian 95 - 99 %
d) PH bayi premature (48 jam) 7,35 – 7,50
5) Elektrolit Darah
a) Natrium
Serum atau Plasma
- bayi baru lahir 136 – 146 mEa/L
- bayi 139 – 146 mEa/L
Urin 24 jam 40 – 220 mEa/L
b) Kalium
Serum bayi baru lahir 3,0 – 6,0 mEa/L
Plasma (heparin) 3,4- 4,5 mEa/L
Urin 24 jam 2,5 – 125 mEa/L
c) Klorida
Serum/Plasma
- Tali pusat 96 – 104 mEa/L
- Bayi baru lahir 97- 110 mEa/L
8
- Sistem Kardiovaskuler: Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus
Arteriosus)
- Termoregulasi : Pengaturan suhu, perawatan bayi dalam incubator
- Glukosa (Hiperglikemia): Penyuntikan disusul pemberian infuse
glukosa
- Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
- Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik
yang tepat
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pengaturan suhu
Bayi BBLR mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di
lingkungan dingin. Bila bayi dirawat di dalam inkubator, maka suhunya
untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah 35°C dan untuk bayi
berat badan 2-2,5 kg 34°C agar ia dapat mempertahankan suhu tubu sekitar
37°C suhu inkubator dapat diturukan 1°C perminggu untuk bayi dengan
berat badan kurang dari 2 kg secara berangsur-angsur ia dapat diletakan
didalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27°C-29°C. Bila
inkubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi
dan meletakkan botol-botol hangat di sekitar atau dengan memasang lampu
petromaks didekatkan pada tempat tidur bayi. Bayi dalam inkubator hanya
dipakaikan popok. Hal ini penting untuk memudahkan pengawasan
mengenai keadaan umum, tingkah laku, pernapasan dan kejang
(Winkjosastro, 2006). Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) mengalami
hipotermi, sebab itu suhu tubuhnya harus di pertahankan dengan ketat
(Sarwono, 2006) .
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Setelah lahir adalah
mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, dan juga sangat rentan
terjadinya hiportermi, karena tipisnya cadangan lemak dibawah kulit dan
masih belum matangnya pusat pengaturan panas di otak, untuk itu BBLR
harus selalu dijaga kehangatanya. Cara paling efektif mempertahakan suhu
tubuh normal adalah sering memeluk dan mengendong bayi. Ada suatu
cara yang disebut metode kangguru atau atau perawatan bayi lekat, yaitu
bayi selalu didekat ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi
dengan kulit ibu. Cara lain, bayi jangan segera dimandikan sebelum enam
9
jamBBLR.
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) mudah dan cepat mengalami
hipotermi, kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi relativ
lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak, dan
kekurangan lemak coklat (brown fat) ( Koswara, 2009).
b. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi
sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini
berupa glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko hipoglikemia,
dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit
berat dapat dicoba minum melalui mulut. Umumnya bayi dengan berat
kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa lambung
karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap dengan
menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5 % yang
steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 – 4 ml untuk bayi
dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat
lebih dari 1500 Gr.
Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami
kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam.
c. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena daya
tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum terbentuk dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Prosedur
pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
- Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama
2 menit sebelum masuk ke ruang rawat bayi.
- Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah
memegang seorang bayi.
- Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang
berhubungan dengan bayi.
- Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
- Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat bayi
10
B. TINJAUAN KASUS
1. Data Subjektif
Pengkajian pada kasus BBLR dapat dilakukan dengan teknik wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Pengelompokan Data
a. Identitas Klien
- Identitas bayi: Nama, jenis kelamin, BB, TB, LK, LD.
- Identitas orang tua: Nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama yang muncul pada BBLR diantaranya bayi kecil, tidak
aktif, sulit menetek, malas menetek.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5 menit,0
sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan
sedang,dan 7-10 normal
3) Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat prenatal
Meliputi kehamilan ibu yang keberapa, frekuensi pemeriksaan
kehamilan, imunisasi TT, konsumsi tablet Fe, keluhan utama selama
kehamilan, kebiasaan ibu tentang obat-obatan, alkohol. Kenaikan BB
selama kehamilan, jarak kelahiran sebelumnya, tempat ibu
memeriksakan kehamilannya (tempat PNC ).
Kaji : Meliputi penyakit yang diderita ibu pada waktu hamil misalnya
toxamie gravidarum, perdarahan antepartun, trauma fisik, DM, usia ibu
pada waktu hamil dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, adanya
gangguan psikologis dan keadaan sosial ekonomi yang rendah. Apakah
kehamilan kembar atau hidramnion. Apakah pernah terpapar zat-zat
beracun atau terkena infeksi.
b) Riwayat Intra Natal
Persalinan yang keberapa, jenis persalinan, umur kandungan, penolong
persalinan, lamanya, APGAR SCORE ,meliputi appearance (warna
kulit), pulse (denyut jantung), grimace (reflex atau respon terhadap
11
rangsang), activity (tonus otot), dan respiratory effort (usaha bernafas).,
lilitan tali pusat serta komplikasi pada saat persalinan. Kaji adanya
infeksi dijalan lahir.
c) Riwayat post Natal
Berat badan bayi saat lahir, tinggi badan, ukuran proporsi kepala, lingkar
dada, pengeluaran mekonium dalam 24 jam pertama, riwayat asfiksia.
refleks yang terdapat pada bayi dengan umur 1 bulan seperti refleks
menghisap, refleks menelan, refleks rooting, grasping, babinsky dan
refleks lainnya yang umum terdapat pada bayi, perawatan bayi segera
setelah lahir, apakah segera diberi ASI, pengeluaran mekonium dalam 24
jam pertama.
d) Neonatal
Refleks yang terdapat pada bayi dengan umur 1 bulan seperti refleks
menghisap, refleks menelan, refleks rooting, grasping, babyinski dan
refleks lainnya yang terdapat pada bayi umunya, pemberian ASI,
imunisasi, aktivitas tumbuh kembang, nutrisi, istirahat, eliminasi BAB
dan BAK, personal hygiene.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji struktur internal membuat diagram struktur keluarga untuk
mengklarifikasi informasi yang berhubungan dengan komposisi keluarga,
aspek yang dikaji dalam struktur internal : Komposisi dalam keluarga, siapa
saja yang ada dalam keluarga, urutan tingkatan, jenis kelamin. Selain itu
riwayat kesehatan keluarga dapat tergambar melalui ecomap yaitu mengkaji
budaya keluarga : pandangan hidup, bahasa yang digunakan, berapa lama
keluarga tersebut tinggal di daerah tersebut, kelompok suku tertentu yang
diikuti, latar belakang etnis yang mempengaruhi, agama, status kelas sosial
dan mobilitas lingkungan : rumah, tetangga, komunitas keluarga besar : asal-
usul keluarga dan saudara angkat, mengkaji kemungkinan adanya perbedaan
RH atau ABO incompability, riwayat penyakit keturunan maupun menular
yang sedang diderita didalam keluarga inti, riwayat keluarga dengan
kehamilan kembar atau prematur, cara mengatasi kesehatan dalam keluarga,
fungsi penolong, fungsi ekspresif, komunikasi emosional, komunikasi
verbal, komunikasi sirkuler, penyelesaian masalah, peran, pengawasan.
12
c. Pola Kebiasaan
- Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya
absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
- Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
- Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
- Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
- Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,produksi
urin rendah
2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
- Kesadaran compos mentis
- Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-
140X/menit
- RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit
- Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
Bayi
Keadaan bayi saat lahir; BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK 33 cm, LD < 30
cm.
a) Inspeksi
- Kepala lebih besar daripada badan, ubun-ubun dan sutura lebar.
- Lanugo banyak terdapat pada dahi, pelipis, telinga dan tangan.
- Kulit tipis, transparan dan mengkilap.
- Rambut halus, tipis dan alis tidak ada.
- Garis telapak kaki sedikit.
- Retraksi sternum dengan iga
- Kulit menggantung dalam lipatan (tidak ada lemak sub kutan).
b) Palpasi
- Hati mudah dipalpasi.
- Tulang teraba lunak.
- Limpa mudah teraba ujungnya.
- Ginjal dapat dipalpasi.
13
- Daya isap lemah.
- Retraksi tonus – leher lemah, refleks Moro (+).
c) Perkusi
- Pada paru : sonor
- Pada jantung : tidak terkaji
- Pada abdomen : tympani
d) Auskultasi
- Nadi lemah.
- Denyut jantung 140 – 150 x/menit, respirasi 60 x/menit.
3. Diagnosa Keperawatan
Pada bayi dengan berat badan lahir rendah termasuk kelompok resiko tinggi dapat
ditemukan beberapa diagnose atau masalah keperawatan yang kemungkinan
terjadi diantaranya :
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan,
ketidakseimbangan metabolik.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
c. Hipotermi berhubungan dengan proses kehilangan panas
d. Ikterus neonatus berhubungan dengan peningkatan kadar bilirubin
e. Ketidakadekuatan pemberian ASI berhubungan reflek menelan belum
sempurna.
f. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
4. Perencanaan
a. Prioritas masalah
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat perrnafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan,
keseimbangan metabolik.
14
b. Rencana Perawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau respirasi klien 1. Menentukan intervensi
efektif keperawatan selama… x24 2. Atur posisi klien selanjutnya
berhubungan jam diharapkan pasien pola senyaman mungkin saat 2. posisi menentukan perasaan /
dengan maturitas nafas efektif dengan dilakukan pengkajian ketidajknyamanaan dari klien
pusat pernafasan, kriteria hasil 3. Ajarkan ibu untuk 3. agar ibu dapat mengetahui
keterbatasan melakukan pengukuran ketidaknormalan repirasi dari si
1. Respirasi klien
perkembangan respirasi anak
normal (60 –
otot, penurunan 4. Kolaborasikan dalam 4. untuk menjaga keefektifan jalan
100x/menit)
energi/kelelahan, pemberian ventilator nafas pasien
2. Tekanan ekspirasi
ketidakseimbangan
dan inspirasi
metabolik.
normal
3. Pernafasan cuping
hidung menurun
4. Frekuensi napas
membaik
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. observasi integritas 1. untuk mengetahui apakah klien
berhubungan keperawatan selama… x24 kulit mengalami infeksi atau tidak
15
dengan penurunan jam diharapkan 2. membantu dalam 2. untuk meminimalkan terjadinya
daya tahan tubuh. meminimalkan resiko memandikan klien infeksi
infeksi klien dengan 3. ajarkan keluarga pasien 3. untuk meminimalkan terjadinya
kriteria hasil untuk menjaga nutrisi infeksi dengan pemberian nutrisi
klien yang baik
a. tidak mengalami
kerusakan
integritas kulit
b. tidak mengalami
sianosis
c. kulit lembab
3 Hipotermi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji suhu klien 1. untuk merencakan intervensi apa
berhubungan keperawatan selama… x24 2. Monitor dalam selanjutnya
dengan proses jam diharapkan suhu pasien pemberian cairan 2. untuk menjaga temperature suhu
kehilangan panas kembali normal dengan 3. Edukasikan kepada klien tetap normal
kriteria hasil keluarga untuk menjaga 3. untuk menjaga temperature suhu
suhu lingkungan klien tetap normal
a. suhu klien normal ( S
: 36, 5 – 37, 4)
16
b. kulit teraba hangat 4. Kolaborasi dalam 4. untuk memberikan cairan
c. tidak menggigil pemberian cairan IV tambahan melaui intravena
4. Ikterus neonatus Setelah dilakukan tindakan 1. kaji TTV klien 1. untuk memantau kondisi klinis
berhubungan keperawatan selama… x24 2. ajarkan keluarga klien dari klien dan dapat melakukan
dengan jam diharapkan icterus dalam menjemur klien intervensi selanjutnya
peningkatan kadar pada klien tidak ada dengan dibawah sinar matahari 2. sinar matahari pagi dari 7 – 9 pagi
bilirubin kriteria hasil pagi baik untuk kesehatan bayi baru
3. kolaborasi dalam lahir
a. warna kebiruan
pemberian foto therapi 3. untuk menurunkan kadar
tidak ada pada
bilirubin dalam tubuh klien
seluruh tubuh
b. turgor kulit baik
c. mata tidak cekung
5. Ketidakadekuatan Setelah dilakukan tindakan 1. observasi ibu pasien 1. untuk mengetahui pengetahuan
pemberian ASI keperawatan selama… x24 dalam pemberian asi ibu dalam pemberian asi
berhubungan jam diharapkan pemberian
17
reflek menelan asi adekuat dengan kriteria 2. melakukan perawatan 2. untuk menjaga kebersihan dari
belum sempurna hasil : payudara dengan baik payudara si ibu
3. ajarkan kepada ibu 3. memberikan posisi yang terbaik
a. pemberian asi
tentang Teknik dalam pemberian asi
kepada klien
menyusui yang benar 4. memberikan pilihan bagi ibu
berhasil
4. ajarkan ibu dalam dalam pemberian asi kepada bayi
b. bayi mendapatkan
melakukan pemberian
asi dengan baik
asi dengan cara
pumping
6 Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. kaji tingkat pengeluaran 1. untuk mengetahui tingkat refluk
berhubungan keperawatan selama… x24 (muntah) klien selama pada klien
dengan jam diharapkan nutrisi pemberian nutrisi 2. agar nutrisi klien tetap terjaga
ketidakmampuan klien terpenuhi dengan 2. kolaborasi dalam
mencerna makanan kriteria hasil pemberian nutrisi
dengan sonde
a. mukosa bibir
lembab
b. berat badan
meningkat
18
c. tidak mengalami
muntah saat
pemberian nutrisi
4. Implementasi
a. Pola nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan proses system pernafasan dalam inspirasi dan ekspirasi yang tidak memberikan
ventilasi adekuat.
b. Hipotermi adalah kondisi dimana tubuh mengalami penurunan suhu tubuh dibawah 35ºC
5. Evaluasi
a. Pola nafas tidak efektif
- Respirasi klien normal (60 – 100x/menit)
- Tekanan ekspirasi dan inspirasi normal
- Pernafasan cuping hidung menurun
- Frekuensi napas membaik
b. Hipotermi
a. suhu klien dalam batas normal ( S : 36, 5 – 37, 4ºC)
b. kulit teraba hangat
c. tidak menggil.
19
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna dan Y.Sriati Rismintari. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas :
Plus Contoh Askeb. Jakarta : Nuha Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemb
a Medika.
Kristiyanasari, Weni dan Arief ZR.2010. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak.
Yogyakarta : NUHA MEDIKA
20
21