Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krokot ini memiliki klasifikasi sebagai berikut, divisi: Spermatophyta, sub divisi:
Angiospermae, bangsa: Caryophyllales, suku: Portulacaceae, marga: Portulaca, jenis: Portulaca
oleracea L. (Dalimartha, 2009). (KAK INI TAMBAHKAN DI BAWAH PARAGRAF 1 YA,
SAMPAI YG DALIMARTHA)

(YG KARDINAN INI DI BAWAH PARAGRAF BIJI KROKOT MENGANDUNG..... )

Tanaman krokot (Portulaca oleracea L.) berkhasiat sebagai penurun panas,


menghilangkan rasa sakit, peluruh air seni, anti toksi, penenang, menurunkan gula darah, anti
skorbut (bibir retak akibat kekurangan vitamin C), menguatkan jantung, menghilangkan
bengkak, melancarkan darah, dan sebagai antioksidan pencegah pertumbuhan sel kanker di
tubuh. Hal ini dikarenakan krokot memiliki kandungan gizi yang baik, seperti yang tertera pada
tabel (Kardinan, 2007).
Tabel. Kandungan Gizi Krokot (Portulaca oleracea L.) per 100 gram
Keterangan Jumlah Satuan
Bagian Dapat Dimakan (BDD) 80 %
Protein 1,7 gram
Karbohidrat 3,8 gram
Lemak 0,4 gram
Kalsium 103 mg
Fosfor 39 mg
Kalori 21 kkal
Vitamin C 25 mg
Vitamin B1 0,03 mg
Vitamin A 2550 IU
Zat Besi 4 mg
Lanjutan setelah paragraf terakhir

Aktivitas masyarakat di Desa mayoritas bekerja sebagai ..............


Aktivitas yang begitu padat tak jarang membuat masyarakat lupa untuk mengonsumsi asupan
gizi yang cukup untuk tubuh. Daya tahan tubuh pun menjadi melemah ketika asupan gizi kurang
mengakibatkan tubuh rentan terhadap serangan penyakit. Hal ini tentu akan mengurangi
produktivitas seseorang.
Melihat adanya potensi pada tanaman krokot yang mengandung Omega-3, asam lemak
18:3n-3 sebesar 43,7% dan 18:2n-6 sebesar 27,1%, protein, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor,
kalor, vitamin C, vitamin B1, vitamin A, zat besi dan zat lain yang berguna bagi tubuh membuat
tanaman krokot dapat dijadikan sebagai suplemen daya tahan tubuh.
Tanaman gulma yang awalnya bersifat merugikan karena dapat menyebabkan penurunan
hasil produksi panen membuat masyarakat cederung memusnahkan atau memberantasnya.
Terkadang pemberantasan dan pemusnahan ini dapat berujung pada rusaknya alam dan
lingkungan sekitar. Sehingga dengan adanya program ini dapat menambah wawasan masyarakat
untuk melihat kandungan gizi dan nutrisi pada tanaman krokot yang dapat dimanfaatkan sebagai
suplemen daya tahan tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka rumusan masalah program kegiatan
ini adalah :

1. Bagaimana cara memanfaatkan tanaman krokot sebagai suplemen daya tahan tubuh ?
2. Bagaimana strategi dan teknologi pengolahan tanaman krokot sebagai suplemen daya
tahan tubuh di Desa ..................... ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari program kegiatan ini adalah:

1. Mampu memanfaatkan tanaman gulama (tanaman krokot) sebagi suplemen daya tahan
tubuh.

2. Sebagai solusi untuk menanggulangi maraknya suplemen dengan bahan kimia berbahaya.
3. Sebagai solusi untuk pemberantasan tanaman gulma secara efektif dengan cara
memanfaatkannya sebagai produk yang berguna bagi masyarakat.

1.4 Luaran

Luaran program yang di harapkan adalah kemampuan masyarakat dalam mengolah dan
memanfaatkan tanaman gulma seperti tanaman krokot sebagai suplemen daya tahan tubuh.
Sehingga, mempermudah dalam memenuhi kebutuhan akan suplemen kesehatan dan mengurangi
ketergantungan terhadap suplemen – suplemen kesehatan yang menggunakan bahan kimia
berbahaya.

1.5 Kegunaan Program

1. Teoritis

Mengaplikasikan ilmu pengetahuan khususnya kimia organik sebagai upaya mengolah


sumber daya alam secara efektif tanpa merusak alam.

2. Praktis

a. Team

Memberikan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat


dalam jenjang pendidikan dengan mengabdikan diri kepada masyarakat sebagai upaya
perantara dalam membuat suplemen daya tahan tubuh dari tanaman krokot.

b. Masyarakat

Dengan adanya program ini dapat membentuk masyarakat yang cinta lingkungan serta
akan membantu masyarakat ............... untuk bisa memanfaatkan tanaman gulma yang
sering sekali dianggap menggangu hasil pertanian, ternyata juga dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan akan suplemen daya tahan tubuh yang ekonomis dan
alami tanpa bahan kimia berbahaya.

c. Lingkungan

Pengolahan tanaman krokot sebagai suplemen daya tahan tubuh juga sebagai salah
satu cara menmberantas tanaman hama dengan cara yang efektif tanpa merusak alam.
DAFTAR PUSTAKA

Anggarani, N, D., dkk. (2012). “Table Kroasia” Tablet Krokot Berkhasiat, Inovasi Effervescent

dari Tanaman Krokot (Portulacaoleracea L) Sebagai Alternatif Minuman Bersuplemen

bagi Penderita Radang Usus Buntu. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. 2(2) : 91 – 96.

Azizah, N, R., Putra, B., dan Tobis, R. (2018). Aktivitas Hipolipidemik Ekstrak Etanol Herba

Krokot (Portulaca Oleracea L.) Pada Tikus Obesitas dengan Parameter Trigliserida.

Jurnal Farmasi. 10 (1) : 66-73.

Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Trubus Agriwidya.

Hidayah, T., dan Sugiarto. (2013). Studi Kasus Konsumsi Suplemen Pada Member Fitness

Center di Kota Yogyakarta. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 3(1) : 30 – 38.

Hildayanti, W., Setiawati, M., dan Jusadi, D. (2016). Pemanfaatan Minyak Biji Krokot

(Portulaca oleracea) Sebagai Sumber Asam Lemak Esensial Pada Pakan Ikan Mas,

Cyprinus Carpio Linnaeus 1758. Jurnal Iktiologi Indonesia. 16(2) : 145-157.

Kardinan, A. (2005). Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta : Agro Media Pustaka.
Karlina, Y, C., Ibrahim, M., dan Trimulyono, G. (2013). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Herba

Krokot (Portulaca oleracea L.) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

Jurnal Lentera Bio. 2(1) : 87–93.

Irmawati. (2017). Kronikus (Krokot Brownies Kukus) : Pemanfaatan Tumbuhan Krokot

(Portulaca Oleracea L.) Sebagai Camilan Sumber Omega-3. Jurnal Dinamika

Pendidikan. 22(2) : 150 – 156.

Anda mungkin juga menyukai