Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidur merupakan sebuah proses biologis yang terjadi pada setiap

individu. Tidur di perlukan oleh tiap individu untuk menjaga

keseimbangan dirinya, baik dari segi kesehatan fisik, mental, maupun

emosional. Kebutuhan tidur merupakn kebutuhan dasar yang terdapat

pada tingkat pertama hirearki Maslow (Potter & perry, 2009).

Kebutuhan tidur normal berbeda pada tiap individu. Selain

kualitas tidur, kualitas tidur yang baik juga perlu diperhatikan oleh tiap

individu. Komponen kualitas tidur meliputi mutu tidur, latensi / waktu

memulai tidur, durasi tidur, efisien tidur, gangguan tidur, penggunaan obat

tidur, dan terganggunya aktivitas akibat masalah tidur. Lingkungan yang

buruk, dan lingkungan dengan kurangnya variasi tempat tinggal dapat

membuat kejenuhan dan mempengaruhi kualitas tidur yang buruk pada

mahasiswa fakultas keperawatan. Salah satu penyebab kualitas tidur yang

buruk adalah Excessive Daytime Sleepiness (EDS). EDS merupakan

sebuah gangguan neurologis yang menyebabkan rasa takut yang

berlebihan di siang hari. Menurut National Sleep Foundation, EDS

disebabkan oleh beberapa fakror seperti Obstuctive Sleep Apnea (OSA),

insomnia, dan berbagai gangguan tidur lainnya (Wicaksono, 2012).

Pervalensi tertinggi kejadian kantung mata berlebih di siang hari

juga terjadi di kalangan mahasiswa. Sebuah penelitian mengidentifikasi


50% mahasiswa mengalami EDS (Excessive Daytime Sleepiness) dan

70% mahasiswa mengalami tidur yang tidak adekuat (Hershner &

Chervin, 2014). Dampak tersebut dapat mempengaruhi kemampuan

belajar, gangguan pada mood. Sebuah studi menyatakan bahwa 70%

mahasiswa mengalami kualitas tidur yang buruk (Hersner & Chervin

2014). Penelitian yang melibatkan 620 responden mahasiswa sarjana di

Hongkong, teridentifikasi 72,2% mahasiswa mengalami deprivasi tidur

(Tsui & Wing, 2009).

Mahasiswa merupakn kelompok usia yang memiliki stressor dan

mempengaruhi pola tidur di malam hari. Mahasiswa tingkat awal

merupakn kelompok mahasiswa yang harus beradaptasi dengan

lingkungan baru. Studi menunjukkan bahwa banyak mahasiswa tahun

pertama yang mengalami kesulitan dengan transisi dari SMA ke perguruan

tinggi (Higher Education Research Institute UCLA (Alipuria, 2007).

Kelompok mahasiswa merupakan kelompok yang memiliki

aktivitas yang cukup padat. Saat pagi hari sebagaian besar dari mahasiswa

sudah harus bangun awal untuk mempersiapkan kuliah. Remaja dapat

mengalami kesulitan jatuh tertidur sampai hari telah larut dan terbangun di

pagi buta. Adanya beban tugas juga menuntut mereka untuk terjaga hingga

larut, bahkan pagi hari karena harus segera menyelesaikan tugasnya.

Data menunjukkan mahasiswa tahun pertama memiliki jam tidur

yang lebih buruk dibandingkan dengan mahasiswa tahun ketiga dan

keempat (Blank, 2015). Hal ini dapat disebabkan oleh masa adaptasi
dalam hal akademis, oleh karena itu, pertanyaan yang diajukan adalah

bagaimana gambaran kejadisn EDS dan kualitas tidur dan hubunag antara

kejadian EDS dengan kualitas tidur pada mahasiswa tahun pertama.

Dalam menyelesaikan masa pendidikanya, mahasiswa cenderung

mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan dasar terutama tidur.

Tidur merupakan salah satu fungsi kehidupan. Setiap orang butuh tidur

untuk restoratif, keseimbangan faali, dan cadangan energi tubuh agar tetap

bugar. Selama individu tidur, terjadi perubahan dalam tubuh yang

mempengaruhi sistem kekebalan. Organ-organ tubuh menjadi relaks dan

beristirahat sehingga menetralkan kerusakan yang terjadi akibat kegiatan

sehari-hari.

Kualitas tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya yaitu kondisi lingkungan, fisik, aktivitas, dan gaya hidup.

Kebiasaaan olahraga merupakan bentuk aktivitas fisik yang dapat

mempengaruhi tidur seseorang.kelelahan yang terjadi melakukan aktivitas

olahragha akan menimbulkan seseorang akan cepat tertidur (Sulistiyani,

2012).

Namun pada faktanya, jumlah jam tidur dan persepsi kepuasan

tidur terhadap kualitas tidur setiap orang hasilnya berbeda-beda,

mengapa demikian banyak hal-hal yang memengaruhinya. Hal ini dapat

dibandingkan dari kebutuhan normal tidur rerata manusia dewasa dan

lanjut usia adalah sekitar 6-8 jam per harinya dalam waktu 24 jam
termasuk jumlah jam tidur yang digunakan pada siang hari atau napping

(Barett et.al, 2010).

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar mausia. Kebutuan

tidur dirasakan dalam kehidupan setelah seharian lebih beraktivitas dan

secara otomatis tubuh akan memberi sinyal untuk istirahat. Tubuh manusia

mempunyai batasan dalam beraktivitas. Jika telah mencapai batasanya,

energy dalam tubuh akan menjadi berkurang dan manusia akan merasa

kelelahan. Saat mengalami kelelahan, seseorang harus tidur agar tubuh

bisa optimal untuk beraktivitas pada hari berikutnya. Kebutuhan tidur yang

cukup ditentukan oleh kualitas dan kuantitas tidur yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain penyakit, latihan dan kelelahan, stress

pesikologis, obat, nutrisi, lingkungan, dan motivasi (Apriana, 2015).

Kualitas tidur yang tidak dijaga akan mendatangkan efek negatif

untuk tubuh. Kelebihan atau kekurangan tidur sama-sama bisa berbahaya

bagi kesehatan. Orang yang kekurangan tidur memiliki resiko 2 atau 3 kali

lebih besar untuk mengalami kegagalan jantung kongestif, yaitu keadaan

jantung mengalami kelemahan dalam memompa darah keseluruh tubuh

sehingga menyebabkan ketidak seimbangan tubuh dan akan merusak

organ-organ lainnya (Hanif, 2015). Di sisi lain, orang yang terlalu banyak

tidur memiliki resiko terkena morbiditas atau sifat mudah terkena sakit

(hipertensi, diabetes, gangguan irama jantung, kesehatan buruk) dan

kematian (Hirshkowitz, et al., 2015).


Kurangnya kegiatan harian atau kegiatan yang tidak terstruktur

akan mempengaruhi pengurangan waktu tidur atau kualitas tidur (Fakihan,

2016). Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tidur adalah dengan

menjaga aktivitas tidur. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan

gangguan – gangguan seperti kecenderungan lebih rentan terhadap

penyakit, pelupa, serta menurunnya kemampuan berkonsentrasi dalam

membuat keputusan. Salah satu fakto yang mempengaruhi kualitas tidur

adalah stress. faktor –faktor yang mempengaruhi kualitas tidur antara lain

adalah gaya hidup, motivasi dan stress ( saryono dan widianti, 2010).

(Menurut kompier et al 2012), menyebutkan bahwa ada kaitan yang era

tantara stress dengan kulitas tidur.

Mahasiswa dengan Kualitas Tidur sangat penting terhadap dunia

kesehatan karena dua alasan yang utama, pertama, keluhan terhadap

kualitas tidur menjadi semakin sering.Survei epidemiologi mengindikasi

bahwa 15-35% dari populasi remaja dan orang dewasa mengeluhkan

gangguan kualitas tidur yang sering mereka alami, seperti gangguan

memasuki tidur atau gangguan mempertahankan tidur sehingga durasi

tidur menjadi memendek.Kedua, kualitas tidur yang buruk dapat dijadikan

gejala yang penting untuk banyak penyakit tidur dan penyakit medis

lainnya (Ardinata, 2013).

Berdasarkan pemaparan mengenai kualitas tidur, peneliti tertarik

untuk meneliti dan ingin mengajukan masalah mengenai perbandingan


kualitas tidur pada mahasiswa sarjana Keperawatan tingkat dan awal dan

tingkat akhir di Unersitas Harapan Bangsa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada Perbandingan Kualitas Tidur

Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan tingkat awal dan tingkat akhir Di

Universitas Harapan Bangsa”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Peneliti bertujuan untuk mengetahui Perbandingan Kualitas Tidur

Pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan tingkat awal dan tingkat akhir

Di Universitas Harapan Bangsa.

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasi kualitas tidur mahasiswa sarjana keperawatan

semester awal

b. Teridentifikasi kualitas tidur mahasiswa sarjana keperawatan

semester akhir

c. Analisis perbandingan kualitas tidur pada mahasiswa semester

awal dan semester akhir Di Universitas Harapan Bangsa

D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi baru, wawasan

dan pengetahuan yang dapat memperkaya khasanah keilmuan,

khususnya dalam bidang belajar mahasiswa semester awal dan

semester akhir dapat mempengaruhi kualitas tidur pada remaja.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

a. Bagi remaja, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan

pertimbangan antara mahasiswa semester awal dan semester akhir ,

supaya tidak mengganggu aktivitas sehari –hari, terlebih pola tidur

yang dapat derakibat buruk pada kualitas tidur.

b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat berguna

sebagai bagan pertimbangan untuk meneliti hal yang sama di

peneliti selanjutnya. Bagi dari segi variable, metode penelitian,

sampai dengan subjek yang digunakan.

E. Keaslian Peneliti
No Judul Tahu Peneliti Metode Persamaan dan
. n Penelitian perbedaan
1. Kejadian 2017 Desta Penelitian ini Persamaan :
Excessive Bambangsafira bertujuan untuk menggunakan
Daytime , Tuti Nurani mengidentifikas rumus slovin
Sleepiness i hubungan dalam
(EDS) Dan antara kejadian menghitung
kualitas EDS dengan jumlah sampel
tidur pada kualitas tidur Perbedaan :
mahasiswa pada penelitian ini
kesehatan mahasiswa baru menggunakan
di rumpun ilmu teknik simple
kesehatan. random
Desain sampling
penelitian ini
adalah dengan
pendekatan
potong lintang
menggunakan
sampel
mahasiswa
rumpun ilmu
kesehatan
sebesar 107
responden yang
dipilih dengan
teknik
proportional
stratified
random
sampling.
Kejadian EDS
diukur
menggunakan
kuesioner
Epworth
Sleepiness
Scale (ESS)
sedangkan
kualitas tidur
diukur
menggunakan
kuesioner
Pittsburgh
Sleep Qualitiy
Index (PSQI).
2. Hubungan 2015 Jaka Penelitian ini Persamaan :
antara sarfriyanda, merupakan Penelitian ini
kualitas Darwin karim, metode menggunakan
tidur dan Ari pristiana deskriptif metodepurposiv
kuantitas dewi. analitik. Teknik e sampling.
tidur dengan pemilihan Perbedaan :
prestasi sempel dengan Penelitian ini
belajar purposive menggunakan
mahasiswa sampling metode
dengan jumlah deskriptif
sampel 30 analitik.
remaja di
rumah dan 30
remaja panti
asuhan dengan
cara ukur
menggunakan
kuesioner BDI-
II. Hasil
penelitian ini
didapatkan nilai
p value 0,001
3. Beberapa 2012 Cicik Penelitian ini Persamaan :
faktor yang Sulistiyani menggunakan Perbedaan :
berhubunga desain cross Penelitian ini
n dengan sectional.Tekni menggunakan
kualitas k pengambilan metode
tidur pada sampel dengan deskriptif
mahasiswa metode total kolerasional.
sampling yang
sesuai dengan
kriteria inklusi
sebanyak 156
mahasiswa. Uji
kolmogorov-
Smirnov
menunjukan p-
value 0,170.

Anda mungkin juga menyukai