Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan
makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga
usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak
pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya
dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan penyakit misalnya penyakit
gout arthritis.
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak ditemui
pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 % penderita
gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumlahnya sekitar 1 mg per 100 mI,
lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan
tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn
mereka mencapai usia remaja.
Gout akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda
awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien
mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan

1
g
a

e
akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkoholP
dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu
jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya
penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku
dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.
Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari
walaupun tanpa pengobatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit Gout?

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 1
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar dari penyakit Gout dan konsep dasar
dalam pelaksanaan asuhan keperawatannya
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari sendi.
b. Untuk mengetahui pengertian dari Gout.
c. Untuk mengetahui etiologi penyakit Gout.
d. Untuk mengetahui klasifikasi dari Gout.
e. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit Gout.
f. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit Gout.
g. Untuk mengetahui komplikasi penyakit Gout.
h. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada
pasien gout.
i. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit Gout.

1.4 MANFAAT
1.4.1 Untuk mahasiswa
Dengan makalah ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada mahasiswa tentang memberikan asuhan keperawatan pada pasien Gout.

2
g
a

e
1.4.2 Untuk tenaga medis P
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu
memudahkan tenaga medis untuk menerapkan praktek kesehatan dalam
lingkungan medis.
1.4.3 Untuk institusi
Dengan adanya makalah ini dapat menambah literatur untuk
kepentingan mahasiswa Stikes Kendedes Malang.

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 ANATOMI
Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang
bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah
sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut
kapsul. Jaringan ini dilapisi membrane sinovial yang menghasilkan cairan sinovial
untuk “meminyaki” sendi.
Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada
tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat
dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai
fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan
memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan
beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan
matriks rawan yang baik pula. Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu:
 Proteoglikan: yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung70-
80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan
memungkinkan rawan sendi elastis.

3
g
a

e
 Kolagen: komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan P
terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga
rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan. Disamping itu
matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim

2.2 DEFINISI
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena
deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai akibat
dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam uratserum meningkat)
disebabkan karena penumpukan purin atau eksresi asam urat yang kurang dari
ginjal.

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 3
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi
inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan
mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya
endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat
dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi dan jari (depkes, 1992). Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang
mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak
terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan,
sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Gout arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat adalah
salah satu penyakit inflamasi yang menyerang persendian. Gout arthritis
disebabkan oleh penimbunan asam urat (kristal mononatrium urat), suatu produk
akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di jaringan. Kristal asam urat
merupakan produk akhir metabolisme purin yang menumpuk di sendi dan
jaringan pengikat sebagai hasil dari konsumsi purin yang terlalu banyak atau
metabolism yang tidak normal. Meskipun lutut, pergelangan tangan dan sendi
interphalangeal proximal dapat terserang penyakit ini, deposisi biasanya

4
g
a

e
ditemukan pada sendi metatarsophalangeal pada jempol kaki. P
Kadang-kadang terbentuk agregat kristal besar yang disebut sebagai tofi
(tophus) dan menyebabkan deformitas. Gout adalah peradangan akibat adanya
endapan kristal asam urat pada sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik
ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout
dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu
banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan
terapeutik yang telah diusulkan.
Gout adalah kerusakan metabolik yang ditandai dengan peningkatan
konsentrasi serum asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial
dan disekitar jaringan sendi. Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan
metabolisme purin herediter yang menyebabkan peningkatan asam urat yang

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 4
terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi. Gout merupakan kelompok keadaan
heterogenous yang berdasarkan efek genetik pada metabolisme purin
(hiperuresemia). Pada keadaan ini biasa terjadi over sekresi asam urat atau detek
renal yang mengakibatkan sekresi asam urat atau kombinasi keduanya.
Artritis pirai (gout) adalah jenis artropati kristal yang patogenesisnya
sudah diketahui secara jelas dan dapat diobati secara sempurna. Secara klinis,
artritis pirai merupakan penyakit heterogen meliputi hiperurikemia, serangan
artritis akut yang biasanya monoartikuler. Terjadi deposisi kristal urat di dalam
dan sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbulkan batu saluran kemih.
Kelainan ini dipengaruhi banyak faktor antara lain gangguan kinetik asam urat
misalhya hiperurikemia. Artritis pirai akut disebabkan oleh reaksi inflamasi
jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak
semua orang dengan hiperurikemia adalah penderita artritis pirai atau sedang
menderita artritis pirai. Akan tetapi risiko terjadi artritis pirai lebih besar dengan
meningkatnya konsentrasi asam urat darah.
Pada hiperurisemia primer, kenaikan kadar urat serum atau manifestasi
penumpukan urat tampaknya merupakan konsekuensi dari kesalahan metabolisme
asam urat. Hiperurisemia primer dapat disebabkan oleh diet yang ketat atau
starvasi, asupan makanan kaya purin seperti kerang-kerangan, jeroan yang
berlebihan atau kelainan herediter. Pada hiperurisemia sekunder, penyakit gout

5
g
a

e
merupakan gambaran klinik ringan yang terjadi sekunder akibat sejumlah proses P
genetik atau didapat, termasuk keadaan terjadinya peningkatan pergantian sel
(leukemia, multipel mieloma, beberapa tipe anemia, psoriasis) dan peningkatan
pemecahan sel. Perubahan faal tubulus renal yang bisa sebagai kerja utama atau
sebagai defek samping yang tidak dikehendaki dari preparat farmakologik
(diuretik seperti tiazid dan furosemid, salisilat dosis rendah) dan etanol dapat
menyebabkan undersekresi asam urat.

2.3 ETIOLOGI
Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari
penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik. Kelainan ini

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 5
berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperuresemia.
Hiperuresemia terjadi karena:
a. Pembentukan asam urat berlebihan
1) Gout primer metabolik: disebabkan sintesis langsung yang bertambah
2) Gout sekunder metabolik: disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan
sitostatistika, psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis
b. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
1) Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
2) Gout sekunder renal: disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik
c. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak
penting.
Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek
genetik dalam metabolisme purin. Inkompletnya metabolisme purin menyebabkan
pembentukan kristal asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi
asam urat. Over produksi asam urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat
beberapa penyakit antara lain:
a. Sickle cell anemia
b. Kanker maligna

6
g
a

e
c. Penyakit ginjal P
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama
(diuretik) dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal. Penyebab
Gout dapat terjadi akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau
starpasi, asupan makanan kaya purin (terang-terangan atau jeroan) yang
berlebihan atau kelainan Herediter.
Disamping etiologi yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa
faktor resiko yang mampu meningkatkan seseorang terkena Gout, yaitu :
· Usia & Jenis kelamin
· Obesitas
· Alkohol
· Hipertensi

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 6
· Gangguan Fungsi Ginjal
· Penyakit-penyakit metabolik
· Pola diet
· Obat: Aspirin dosis rendah, diuretik, obat-obat TBC

2.4 KLASIFIKASI
a. Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat
b. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi
asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat
tertentu.

2.5 MANIFESTASI KLINIS


a. Fase akut
Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda awitan serangan gout adalah
rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat
dengan reaksi sistemik berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala.
Yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki (sendi

7
g
a

e
metatarso falangeal) tapi sendi lainnya juga dapat terserang. Serangan ini P
cenderung sembuh spontan dalam waktu 10-14 hari meskipun tanpa terapi.
Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam
hari pada satu sendi biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 – 7 hari.
Serangan rasa sakit tersebut biasanya diakibatkan oleh peningkatan luka,
menggunakan diuretik (yang menyebabkan naiknya resorpsi tubular kristal
asam urat), meminum alkohol, atau memakan makanan yang mengandung
purin tinggi. Periodik interkritis akan terjadi setelah hal tersebut dan pasien
akan mengalami asimtomatik.

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 7
b. Fase kronis
Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa
nyeri, kaku, dan pegal. Akidat adanya kristal-kristal urat maka terjadi
peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besardan
berbentuk noduler.
Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik
akan memendek dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan
menderita rasa pegal/kaku dipagi hari, deformitas sendi, dan penebalan
jaringan sinovial. Tofus, pembentukan nodul – nodul kristal asam urat akan
muncul di telinga, jari tangan, tangan, dan tendon achilles. Demam, penyakit
ginjal, hipertensi, takikardia, dan malaise (rasa tidak enak badan) merupakan
manifestasi sistemik yang terjadi bersamaan dengan gejala lokal
Tanda yang mungkin muncul:
1) Tampak deformitas dan tofus subkutan.
2) Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.
3) Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal. Mikroskofik tanpak
kristal-kristal urat disekitar daerah nekrosisi.

8
g
a

e
P

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 8
2.6 PATOFISIOL
Diet tinggi Pe kan
purin pemecahan sel Diekskresi
Asam urat
melalui urin
dalam serum
Katabolisme
Asam urat dlm
purin sel keluar Penyakit ginjal

Asam urat dl serum me Pe asam laktak sbg


(hiperuresemia) produk sampingan
Konsumsi metabolisme
alkohol
Hiperuresemia asam urat dlm plasma Pe asam laktak sbg
& garam urat di cairan tubuh produk sampingan
metabolisme

Terbentuk Kristal monosodium Dibungkus oleh Merangsang


urat (MNU) berbagai protein neutrofil (leukosit
(termasuk Ig.G) PMN)

Di ginjal Di jaringan lunak


dan persendian Terjadi fagositosis
Kristal oleh laukosit

Penumpukan & Penumpukan &


Terbentuk fagolisosom
agenda an. MSU agenda an. MSU

9
g
a

e
Merusak selaput
Pembentukan batu
P
Penumpukan tophus protein kristal
ginjal asam urat

Terjadi ikatan hydrogen


Protein uria, urin, Respon inflamasi
antaran permukaan Kristal
hipertensi ringan, dg membrane lisosom
urin asam dan pekat Pembesaran &
penonjolan sendi
Membrane lisosom robek,
G3 Eliminasi Urin Deformitas sendi terjadi pelepasan enzim &
oksida radikal ke
Sekresi mediator Kontraktur sendi sitoplasma (synovial)
nyeri (BHSP)
Kekakuan sendi Pe kerusakan jaringan

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 9
Nyeri hebat Hipotalamus G3 mobilitas

Pe set point
Nyeri G3 pola G3 citra tubuh
tidur
Pe suhu tubuh

Hipertermi

Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari
7,0 mg/dl) dapat (tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan kristal
monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan
atau penurunan mendadak kadar asam urat serum. Kalau kristal urat mengendap
dalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai.
Dengan serangan yang berulang – ulang, penumpukan kristal natrium urat yang
dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki,
tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis
yang terjadi sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul.

1
0
g
a

e
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik
P

menunjukkan bahwa faktor – faktor nonkristal mungkin berhubungan dengan


reaksi inflamasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan
imunoglobulin yang terutama berupa IgG. IgG akan meningkatkan fagositosis
kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas imunologik

2.7 KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
a. Deformitas pada persendian yang terserang
b. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
c. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 10
2.8 PEMERIKSAAN DIAGNOSTK
Pemeriksaan yang dilakukan mencakup evaluasi manifestasi lokal seperti
rasa sakit, eritema, tenderness, pembengkakan dan pembatasan gerak dan juga
memeriksa setiap manifestasi sistemik, penyebab percepatan penyakit tersebut,
serangan sebelumnya, dan riwayat keluarga mengenai gout (encok).
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari
7,0 mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR
serta WBC selama serangan. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk
mengetahui kondisi lain dan dapat menunjukkan adanya edema jaringan lunak dan
tofus.
a. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini
mengindikasikan hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau
gangguan ekskresi.
b. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3
selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih
dalam batas normal yaitu 5000 - 10.000/mm3.
c. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate

1
1
g
a

e
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
P

persendian.
d. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan
ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750
mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat
maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam
mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum
asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses
atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal
direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada
waktu itu diindikasikan.

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 11
e. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau
material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam,
memberikan diagnosis definitif gout.
f. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan
menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah
penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada
tulang yang berada di bawah sinavial sendi.

2.9 PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan medis:
Obat Dosis Efek Samping Tindakan Keperawatan
Probenecid 0,5 gram 2x Sakit kepala, Doronglah pasien untuk
(Benemid) sehari mual, muntah, mengkonsumsi banyak air
anoreksia, untuk mengurangi formasi
frekuensi kalkulus.
urinari Monitorlah level asam urik
serum.
Minumlah dengan makanan

1
2
g
a

e
atau antasida.
P

Hindari penggunaan
salisilat secara bersamaan
(akan menurunkan efek
uricosuric).
Sulfinpyrazo 400 – 800 Gangguan Berikan dengan makanan,
ne mg/hari gastrointestinal susu atau antasida
(Anturane) atas (mual,

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 12
gangguan Berikan konsumsi air yang
pencernaan), banyak.
reaktivasi
penyakit ulcer
peptic
Allopurinal 200 – 600 Ruam pada Monitorlah fungsi ginjal
penghambat mg/hari kulit, demam, dan liver pada bulan –
asam urik dingin, depresi bulan awal.
(Zyloprim) sumsum tulang, Berikan dengan makanan.
iritasi Berikan konsumsi air yang
gastrointestinal banyak.
Berikan alkaline urine
(hindari pemberian vitamin
C dalam dosis besar)
Colchicine 0,5 – 1,8 Depresi Monitorlah darah secara
mg/hari sumsum tulang, komplit untuk discrasias
anemia aplastik, darah dengan penggunaan
(prophylaxi) granulositopeni jangka panjang
: 0,5 – 1,2 a, leukopenia, Hindarkan alkohol saat
mg setiap 1 trombositopenia meminum obat

1
3
g
a

e
– 2 jam , mual, muntah, (meningkatkan toksisitas
P

(serangan diare, kram, gastrik dan menurunkan


akut) ruam kulit. keefektifan obat).
Obat diberikan dengan
makanan.
Jangan memberikan lebih
dari 12 tablet dalam 24 jam.
Berikan saat ada tanda
pertama serangan
Berikan dosis intravena
setelah 2 – 5 menit.

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 13
Jangan diberikan dengan
dextrose 5% atau air
bakteriostatic.
Berikan kompres dingin
dan jika terjadi ekstravasasi
berikan analgesik.
Jangan memberi lebih dari
4 mg/24 jam dengan cara
melewati pembuluh darah.

b. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan
sendi dan terapi makanan/diit.
Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh untuk
meninggikan bagian yang sakit untuk menghindari penahanan beban dan
tekanan yang berasal dari alas tempat tidur dan memberikan kompres
dingin untuk mengurangi rasa sakit.
Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan
kandungan purin yang tinggi, alkohol serta pengaturan berat badan.
Perawat harus mendorong pasien untuk minum 3 liter cairan setiap hari

1
4
g
a

e
untuk menghindari pembentukan calculi ginjal dan perintahkan untuk
P

menghindari salisilat.
Pola diet yang harus diperhatikan adalah :
1) Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis, kerang,
sardin, herring, ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam
kaleng
2) Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering,
kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun
pepaya, kangkung
3) Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 14
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan
4) Bahan makanan yang diperbolehkan :
 Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout
(dalam jumlah terbatas)
 Semua jenis buah-buahan
 Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol
 Semua macam bumbu
5) Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan
makanan gol.A, sedangkan konsumsi gol. B dibatasi.
 Batasi konsumsi lemak
 Banyak minum air putih

1
5
g
a

e
P

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
Pengumpulan data klien, baik subjektif ataupun objektif melalui anamnesis
riwayat penyakit, pengkajian psikososial, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
diagnostik
a. Anamnesis
1) Identitas Pasien
Nama :
Jenis kelamin : lebih sering pada laki-laki dari pada wanita
Usia : terutama pada usia 30- 40
Alamat :
Agama :
Bhs. Yg digunakan :
Status perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Asuransi Kesehatan :
Golongan darah :

1
6
g
a

e
Nomor register :
P

Tgl. MRS :
Diagnosa medis : Gout

2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada penyakit Gout adalah nyeri pada daerah
persendian. Untuk memeperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien,
perawat dapatmenggunakan metode PQRST
Provoking Incident : hal yang menjadi faktor presipitasi (pencetus) nyeri adalah
gangguan metabolism purin yang ditandai dengan hiperurisemia danserangan
sinovitis akut berulang
Quality of pain: nyeri yang dirasakan bersifat menusuk

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 16
Region/Radiation/Relief: Nyeri pada sendi metatarsofalangeal ibu jari kaki
Severity (Scale) of pain: Nyeri yang dirasakan antara 4-6 pada rentang
pengukuran 0-10. Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri dan luas
kerusakan yang terlihat pada pemeriksaan radiologi
Time: Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari
3) Riwayat Penyakit Dahulu
4) Riwayat Penyakit Keluarga
5) Pola ADL
- Persepsi dan pemeliharaan kesehatan.
 Keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain
 Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau
mengurangi serangan.
 riwayat gout artritis di dalam keluarga
 obat untuk mengatasi gout
- Pola nutrisi dan metabolik
 Peningkatan berat badan
 Peningkatan suhu tubuh
- Pola aktivitas dan latihan
 Respon sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah sendi yang terkena.

1
7
g
a

e
 Sendi bengkak dan merah (pertama metatarsal, sendi tarsal,
P

pergelangan kaki, lutut atau siku).


- Pola persepsi dan konsep diri
 Rasa cemas dan takut untuk melakukan gerakan atau aktifitas.
 Pesepsi Diri dalam melakukan mobilitas

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum
danpemeriksaan setempat.

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 17
B1 (Breathing)
Inspeksi : bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan
kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan otot
bantu pernafasan.
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara nafas hilang atau melemah pada sisi yang sakit, biasanya
didapatkan suara ronki atau mengi.

B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingindan pusing
karena nyeri.

B3(Brain)
B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa
pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan perubahan
fungsi pada system ini.

1
8
g
a

e
B5 (Bowel)
P

Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung. Dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakan obat alnagesik
dan anti hiperurisemia.

B6 ( Bone ).
Pada pengkajian ini di temukan:
Look : Keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari
pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah
bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 18
dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih
dibandingkan dengan gerakan yang lain. Deformitas sendi (pembentukan tofus)
terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki secara perlahan
membesar.
Feel : ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
Move : hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat

c. Pemeriksaan Diagnostik
- Kadar asam urat serum meningkat.
- Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
- Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.
- Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal
urat monosodium yang membuat diagnosis.
- Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan
perubahan sendi

3.2 DIAGNOSA
a. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membra sinovia,
tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan
pembentukan panus.

1
9
g
a

e
b. Gangguan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot,
P

dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erositulang rawan,


proloferasi sinovia, dan pembentukan panus.
c. Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.
d. Perubahan pola tidur b.d nyeri
e. Hipertermi b.d proses terjadinya inflamasi
f. Gangguan eliminasi urin b.d patofisiologi penyakit (gangguan ginjal)
g. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan
informasi mengenai penyakit

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 19
3.3 INTERVENSI
a. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membra sinovia,
tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan
pembentukan panus.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri
hilang, berkurang, teratasi
Kriteria Hasil:
1) Klien melaporkan penelusuran nyeri.
2) Pasien tau dan mau melakukan tekhnik manajemen nyeri non
farmakologis
3) Menunjukan perilaku yang lebiih rileks.
4) Memperagakan keterampilan reduksi nyeri.
5) Skala nyeri 0 – 1 atau teratasi
6) TTV, TD: 120/80 mmHg, N: 60-100 x/menit, S: 37 C, RR: 22 x/menit
INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Kaji lokasi, intensitas Dan tipe Nyeri merupakan respon subjektif
nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke yang dapat dikaji dengan
daerah yang baru. Kaji nyeri dengan menggunakan skala nyeri
skala 0 – 10

2
0
g
a

e
Kaji TTV, khususnya nadi Tachikardi dapat menandakan
P

adanya nyeri
Bantu klien dalam mengidentifikasi Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan
faktor pencetus dan peradangan pada sendi
Jelaskan dan bantu klien terkait Pendekatan dengan menggunakan
dengan tindakan pereda nyeri relaksasi dan farmakologi lain
nonfamakologi dan noninvasi menunjukan keefektifan dalam
mengurangi nyeri
Berikan kompres hangat dan dingin Pemberian kompres hangat dapat
memberikan efek vasodilatasi,
mempunyai efek membantu
pengeluaran endortin, dan dingin

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 20
dapat menghambat impuls-impuls
nyeri
Cegah agar tidak terjadi iritasi pada Bila terjadi iriitasi maka akan
tofi, misal menghindari penggunaan semakin nyeri
sepatu yang sempit, terantuk benda
yang keras
Ajarkan metode distraksi selama Mengalikan perhatian klien
nyeri akut terhadap nyeri ke hal yang
menyenangkan
Tingkatkan pengetahuaan tentang pegetahuan tersebut membatu
penyebab nyeri dan hubungan mengurangi nyeri dan dapat menbatu
dengan berapa lamanyeri akan meningkatkan kepatuhan klien
berlangsung terhadap rencana terapeutik
Hindarkan klien meminum alkohol, pemakaian alkohol, kafein, dan obat-
kafein, dan obat diuretic obatan diuretik akan menambah
peningkatan kadar asam urat dalam
serum
KOLABORASI
Kolaborasi dengan tim medis untuk Alopurinol menghambat biosentesis
pemberian alopurinol asam urat sehingga menurunkan

2
1
g
a

e
kadar asam urat serum
P

b. Gangguan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahanotot,


pada gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erositulang
rawan, proloferasi sinovia, dan pembentukan panus.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam,
diharapkan tidak terdapat hambatan mobilitas fisik sesuai dengan
kemampuannya.
Kriteria Hasil:
1) Pasien melaporkan adanya peningkatan aktivitas
2) Pasien mampu beraktivitas sesuai kemampuannya
3) Pasien tidak hanya bedrest

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 21
4) Tidak mengalami kontraktur sendi
5) Kekuatan otot bertambah
6) klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan
mempertahankan koordinasi optimal
INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Kaji tingkat inflamasi atau rasa Tingkat aktifitas / latihan tergantung
sakit pada sendi. dari perkembangan atau resolusi dan
proses inflamasi
Kaji mobilitas yang ada dan Mengetahui tingkat kemampuan
observasi adanya peningkatan kerusakan klien dalam melakukan aktifitas
Ajarkan pada klien untuk latihan Meningkatkan atau mempertahankan
ROM pada sendi yang terkena gout fungsi sendi, kekuatan otot dan
jika memungkinkan stamina umum.
Lakukan ambulasi dengan bantuan Menghindari cedera akibat
misal dengan menggunakan tongkat kecelakaan atau jatuh
dan berikan lingkungan yang aman
misalnya menggunakan pegangan
tangga pada bak atau pancuran dan
toilet

2
2
g
a

e
Pantau kemajuan dan perkembangan Untuk mendeteksi perkembangan
P

kemamapuan klien dalam klien


melakukan aktifitas
KOLABORASI
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi Kemampuan mobilisasi dapat
untuk latihan fisik klien. ditingkatkan dengan latihan fisik dari
tim fisio terapi

c. Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk tubuh dan terbenuknya tofus.


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam
diharapkan citra tubuh klien meningkat
Kriteria Hasil:

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 22
1) Klien mampu mengatakan atau mengkomunikasikan dengan orang
terdekat tentang situasi dan perubahan yang terjadi
2) Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi
3) Mengakui dan menggabungkan perubhan dalam konsep diri dengan cara
yang akurat tanpa merasakan harga dirinya negative
INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Kaji perubhan perspsi dan Menetukan bantuan individual dalm
hubungannya dengan derajat menyusun rencana perawatan atau
kletidak mampuan pemilihan intervensi
Ingantkan kembali realitas bahwa masih Membantu klian melihat bahwa
dapat menggunakan sisi yang sakit dan perawat menerima kedua bagian
belajar mengontrol sisi yang sehat dari seluruh tubuh dan mulai
menerima situasi baru
Bantu dan ajurkan perawatan yang baik Membantu meningkatkan perasaan
dan memperbaiki kebiasaan harga diri dan mengontrol lebih dari
satu area kehidupan
Anjurkan orang terdekat untuk Menghidupkan kembali perasaan
mengizinkan klien melakukan sebanyak mandiri dan membatu
mungkin hal untuk dirinya perkembangan harga diriserta

2
3
g
a

e
memengaruhi proses rehabilitasi
P

Bersama klien mencari alternatif Dukungan perawat kepada klien


koping yang positif dapat meningkat kan rasa percaya
diri klien
Dukung prilaku atau usaha Klien dapat beradaptasi terhadap
peningkata minat atau partisipasi perubahan dan memahami peran
dalam aktifitas rehabilitasi individu dimasa mendatang
KOLABORASI
Kolaborasi denagn ahli neuro Dapat memfasilitasi perubahan
psikologi dan konseling bila ada peran yang penting untuk
indikasi perkembangan perasaan

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 23
d. Perubahan pola tidur b.d nyeri
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan klien:
1) Nyeri berkurang atau terjadi perbaikan tingkat kenyamanan.
2) Meningkatkan atau mempertahankan tingkat mobilitas.
3) Mengalami perbaikan citra diri.
4) Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
Kriteria Hasil: Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Tentukan kebiasaan tidurnya dan Mengkaji pola tidurnya dan
perubahan saat tidur mengidentifikasi intervensi yang
tepat
Buat rutinitas tidur baru yang Bila rutinitas baru mengandung
dimasukkan dalam pola lama dan aspek sebanyak kebiasaan lama,
lingkungan baru stress dan ansietas yang berhubungan
dapat berkurang
Tingkatkan regimen kenyamanan Membantu menginduksi tidur
waktu tidur, misalnya mandi
hangat dan massage

2
4
g
a

e
Gunakan pagar tempat tidur sesuai Dapat merasakan takut jatuh karena
P

indikasi, rendahkan tempat tidur perubahan ukuran dan tinggi tempat


jika memungkinkan tidur, memberikan kenyamanan
pagar tempat untuk membantu
mengubah posisi
KOLABORASI
Kolaborasi dalam pemberian obat Di berikan untuk membantu pasien
sedative, hipnotik sesuai dengan tidur atau istirahat
indikasi

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 24
e. Hipertermi b.d proses terjadinya inflamasi
Ditandai dengan: suhu tubuh meningkat, kulit teraba hangat, kulit
kemerahan
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan menunjukkan suhu tubuh pasien dalam batas normal
Kriteria Hasil: - Kulit pasien tidak teraba hangat
- Suhu normal (36 - 37oC )
- Kulit tidak kemerahan
- Leukosit antara 4.000-10.000/ul darah
INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Pantau suhu pasien, perhatikan Untuk mengetahui suhu tubuh
menggigil /diaphoresis klien dan untuk menentukan
tidakan selanjutnya
Pantau suhu lingkungan, suhu ruangan/ jumlah selimut harus
batasi/tambahan linen tempat tidur diubahu n t u k m e m p e r t a h a n k a n
atau sesuai indikasi s u h u m e n d e k a t i normal
Berikan kompres hangat pada Dapat membantu mengurangi
lipatan paha dan axial, hindari demam.
penggunaan es/alcohol Catatan: penggunaan air es/alcohol

2
5
g
a

e
dapat menyebabkan kedinginan,
P

peningkatan suhu secara actual.


Selain itu alcohol juga dapat
mengeringkan kulit
Tingkatkan intake cairan dan Adanya peningkatan metabolisme
nutrisi menyebabkan kehilangan banyak
energi. Untuk itu diperlukan intake
cairan dan energy
KOLABORASI digunakan untuk
Beri antipiretik, misalnya ASA m e n g u r a n g i demam
(aspirin), asetaminofen dengan aksi sentral nya pada
(Tylenol) hipotalamus

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 25
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
a. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membra sinovia,
tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan
pembentukan panus.
IMPLEMENTASI EVALUASI
Mengobservasi karakteristik nyeri S : Klien melaporkan nyeri dengan
Melakukan pemeriksaan TTV sekala 1
Menjelaskan dan membantu klien O : - TTV
terkait dengan tindakan pereda N: 88x/menit
nyeri nonfamakologi dan noninvasi TD : 120/80 mmHg
Melaksanakan kompres hangat dan S : 37 oC
dingin RR : 22 x/menit
Mengjarkan metode distraksi - Px mau melakukan terapi
selama nyeri akut nyeri nonfarmakologi
Penyuluhan tentang penyebab nyeri A : Intervensi teratasi sebagian
Memberikan alopurinol sesuai P : Pertahankan intervensi
dosis

b. Gangguan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot,


dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erositulang rawan,

2
6
g
a

e
proloferasi sinovia, dan pembentukan panus.
P

IMPLEMENTASI EVALUASI
Observasi tingkat inflamasi S : Pasien melaporkan adanya
Observasi mobilitas pasien peningkatan aktivitas
Melakukan ROM kepada pasien O : - Pasien mampu beraktivitas
Memantau kemajuan dan perkembangan sesuai kemampuannya
kemamapuan klien dalam - Pasien tidak hanya bedrest
melakukan aktifitas - Tidak mengalami kontraktur
Melalukan fisioterapi untuk latihan sendi
fisik klien. - Kekuatan otot bertambah
- klien menunjukkan tindakan
untuk meningkatkan

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 26
mobilitas dan
mempertahankan koordinasi
optimal
A : Intervensi teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi

c. Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.


IMPLEMENTASI EVALIUASI
Observasi perubhan perspsi dan S : - OKlien mampu mengatakan
hubungannya dengan derajat atau mengkomunikasikan
kletidak mampuan dengan orang terdekat
Mengingantkan kembali realitas bahwa tentang situasi dan
masih dapat menggunakan sisi yang sakit perubahan yang terjadi
dan belajar mengontrol sisi yang - Kx mengatakan menerima
sehat diri terhadap situasi dan
Melakukan perawatan dengan baik perubahan pada tubuhnya
Menganjurkan orang terdekat untuk A : Intervensi terasi sebagian
mengizinkan klien melakukan sebanyak P : Pertahankan intervensi
mungkin hal untuk dirinya
Mencari alternatif koping yang

2
7
g
a

e
positif
P

Menduukung prilaku atau usaha


peningkata minatatau partisipasi
dalam aktifitas rehabilitasi
Melakukan kolaborasi denagn ahli
neuro psikologi dan konseling bila
ada indikasi

d. Perubahan pola tidur b.d nyeri


IMPLEMENTASI EVALUASI
Obervasi kebiasaan tidurnya dan S : Px mengatakan nyeri berkurang,
perubahan saat tidur dg skala 1

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 27
Membuat rutinitas tidur baru yang O : - meningkatkan mobilitas
dimasukkan dalam pola lama dan - kebutuhan istirahat tidur
lingkungan baru terpenuhi
Tingkatkan regimen kenyamanan A : Intervensi teratasi sebagian
waktu tidur, misalnya mandi hangat P : Pertahankan intervensi
dan massage
Memasang pagar tempat tidur sesuai
indikasi, rendahkan tempat tidur jika
memungkinkan
Memberikan obat sedative, hipnotik
sesuai dengan indikasi

2
8
g
a

e
P

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 28
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada
wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita
biasanya mendekati masa menopause.
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari
penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik.
gout terbagi dalam 2 klasifikasi yaitu : Gout primer yang merupkaan akibat
langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan
ekresi asam urat dan gout sekunder yang disebabkan karena pembentukan asam
urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain
atau pemakaian obat tertentu. Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi
jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yaitu
pembentukan asam urat berlebihan dan kurangnya pengeluaran asam urat melalui
ginjal.

2
9
g
a

e
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan
P

pada sendi yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia.
Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu
sendi biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 – 7 hari. Saat penyakit semakin
meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan memendek dan semakin
banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita rasa pegal/kaku dipagi
hari, deformitas sendi, penebalan jaringan sinovial dan timbul tofus.
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih
besar dari 7,0 mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium
dan ESR serta WBC selama serangan.
Penatalaksanaanya meliputi : Penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan
keperawatan yaitu kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi makanan/diit

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 29
Diagnosa keperawatan yang munkin muncul Gangguan rasa nyaman : Nyeri
berhubungan dengan proses penyakit, Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri persendian dan Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
pemahaman pengobatan dan perawatan di rumah

4.2 SARAN
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam melakukan asuhan
keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan
pada pasien dengan got, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin
hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan gout
maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan
klien yang mengalami gout.

3
0
g
a

e
P

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 30
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddath. 2001. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta: EGC.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2.
Jakarta: EGC.
Reeves, Charlene J. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Takim. 04/2009. Askep Gout. (Online). (http://keperawatantakim.blogspot.com,
diakses 24 Oktober 2012).
Fitriyah. 03/2012. Asuhan Keperawatan dengan Gout Pirai. (Online).
(http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com, diakses 24 Oktober 2012).
Sixxme. 10/2012. Askep Gout. (Online). (http://sixxmee.blogspot.com, diakses 24
Oktober 2012).
Sahara. 05/2012. Askep Gout. (Online). (http://himzzsaraaa.blogspot.com, diakses
24 Oktober 2012).
Dony. 03/2012. Gout. (Online). (http://health-fts.blogspot.com, diakses 24
Oktober 2012).
Bahan Keperawatan. 02/2012. Askep Gout Artritis. (Online).
(http://bahankeperawatan.blogspot.com, diakses 02 November 2012).
Halimah Feby. 01/07/2008. Archiv. (Online). (http://feby-halimah.blogspot.com,

3
1
g
a

e
diakses 02 November 2012).
P

Pudiyono. 10/2011. Askep Gout. (Online). (http://pudiyono.blogspot.com, diakses


02 November 2012).
Taufik. 12/2011. Askep Gout. (Online). (http://taufik-nh.blogspot.com, diakses 02
November 2012).
Ady. 04/2012. Asuhan Kperawatan Gout. (Online). (ady
http://loyalsains.blogspot.com, diakses 02 November 2012).
Jakartalantern. 03/07/2009. Content Health Topic. (Online).
(http://www.jakartalantern.com, diakses 02 November 2012).

Askep Penyakit Gout


S1 Keperawatan STIKes Kendedes Malang 31

Anda mungkin juga menyukai