Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan,
berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya,
koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip- prinsip yang mencirikannya sebagai
lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung
dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (self
reliance), dan kebersamaan (cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan
menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing
dengan para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi
sebagai badan usaha yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-
tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Pada
era Orde Baru (Orba), pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh
kesuksesan gerakan para petani di pedesaan yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa
(KUD).
Koperasi tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam
penyaluran sarana produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian hingga
kegiatan pemasaran ke Bulog dan pasaran umum. Selain itu, koperasi juga telah mulai
aktif dalam bidang usaha peternakan, perikanan, jasa distribusi/konsumen, dan simpan
pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi tersebut sudah diterima keberadaannya oleh
masyarakat sebagai gerakan ekonomi rakyat dalam mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur. Berdasarkan fenomena yang terjadi selama ini, sudah banyak
jumlah koperasi yang berdiri utamanya di pedesaan. Misalnya, KUD dan Kopersi
Simpan Pinjam (KSP) yang mampu memposisikan diri sebagai lembaga dalam
program pengadaan pangan nasional serta pengelolaan dan penyaluran keuangan
kepada masyarakat. Pendirian koperasi di desa umumnya disambut baik oleh warga
dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian desa. Menurut data statistik
perkoprasian 2007 menunjukkan bahwa tahun 2006 jumlah koperasi mencapai
141.326 unit meningkat sebesar 4,71% dari tahun 2005 sejumlah 134.963 unit

1
(www.depkop.go.id). Kondisi ini menggambarkan keberadaan koperasi setidaknya
diharapkan mampu menumbuhkan posisi tawar (bergaining position) rakyat terhadap
pasar.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan pendahuluan tersebut, maka makalah ini akan membahas
tentang :
 Apa sebenarnya koperasi simpan pinjam?
 Apa tujuan pendirian koperasi dan kegiatan apa saja yang dijalankan oleh koperasi
simpan pinjam tersebut?
1.3 Tujuan
Setelah melihat rumusan masalah dari makalah ini, diharapkan pembaca mampu
untuk ;
 Menjelaskan koperasi simpan pinjam
 Menguraikan sumber dana koperasi simpan pinjam
 Menjelaskan jenis-jenis koperasi
 Menjelaskan kegiatan usaha koperasi
 Menjelaskan keuntungan koperasi simpan pinjam
 Menjelaskan perjanjian atau syarat-syarat pendirian koperasi simpan pinjam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Simpan Pinjam


Secara harafiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Co operation yang
terdiri dari dua suku kata yaitu “co” yang berarti bersama dan “ operation” yang berarti
bekerja. Jadi koperasi berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk kerja sama dapat
disebut koperasi.
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan di operasikan oleh orang-
orang demi kepentingan bersama.
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal di
Indonesia. Pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia adalah Bun Hatta, dan
sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia. Definisi
koperasi menurut “Bapak Koperasi Indonesia” Moh. Hatta adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.
Dalam perjalanannya koperasi yang sebenarnya sangat sesuai dengan jiwa bangsa
Indonesia justru perkembangannya tidak menggembirakan. Koperasi yang di anggap
sebagai anak kandung dan tulang punggung ekonomi kerakyatan justru hidupnya
timbul tenggelam, sekalipun pemerintah telah berjuang keras untuk menghidupkan
dan memberdayakan koperasi di tengah-tengah masyarakat. Begitu banyak kemudahan
yang di peroleh oleh badan hukum koperasi melalui berbagai fasilitas, namun tidak
banyak mengubah kehidupan koperasi itu sendiri. Memang tidak dapat dipungkiri
bahwa ada sebagian kecil koperasi yang masih tetap eksis di tengah masyarakat.
Berikut ini akan dibahas rumusan masalah dalam makalah ini.

3
Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan atau
kepentingan bersama. Jadi koperasi merupakan bentukan dari sekelompok orang yang
memiliki tujuan bersama. Kelompok orang inilah yang akan menjadi anggota koperasi
yang didirikannya. Pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong
royong khususnya untuk membantu para anggotanya yang memerlukan bantuan
baik berbentuk barang ataupun pinjaman uang.
Dalam praktiknya terdapat banyak jenis-jenis koperasi. Pendirian jenis koperasi
tidak lepas dari keinginan para anggota koperasi tersebut. Dalam makalah ini hanya
akan bahas mengenai koperasi yang berkaitan dengan lembaga keuangan atau
pembiayaan. Koperasi yang dapat dikategorikan sebagai lembaga pembiayaan adalah
koperasi simpan pinjam. Walaupun banyak pihak tidak memasukkannya sebagai
lembaga pembiayaan.
Alasan memasukkan koperasi simpan pinjam sebagai lembaga pembiayaan
dikarenakan usaha yang dijalankan oleh koperasi simpan pinjam adalah usaha
pembiayaan, yaitu menghimpun dana dari pada anggotanya yang kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau masyarakat umum.
Hal ini tentunya sesuai pula dengan ciri-ciri dan definisi lembaga keuangan yang
kegiatannya menghimpun atau menyalurkan dana atau kedua-duanya.
Dalam menjalankan kegiatannya koperasi simpan pinjam memungut sejumlah uang
dari setiap anggota koperasi. Uang yang di kumpulkan para anggota tersebut.
Kemudian dijadikan modal untuk di kelola oleh pengurus koperasi, dipinjamkan
kembali bagi anggota yang membutuhkannya. Koperasi melandaskan kegiatan
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
(4) unsur koperasi Indonesia :
1. Koperasi adalah badan usaha;
2. Koperasi adalah kumpulan orang orang atau badan hukum koperasi;
3. Koperasi Indonesia , koperasi yang bekerja berdasarkan prinsip prinsip koperasi;
4. Koperasi Indonesia adalah gerakan ekonomi rakyat.

4
Berdasarkan UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 , tujuan koperasi
adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional , dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945
Prinsip-prinsip koperasi (cooperative principles) adalah ketentuan-ketentuan pokok
yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Lebih
jauh, prinsip-prinsip tersebut merupakan "rules of the game" dalam kehidupan
koperasi. Pada dasarnya, prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri
khas koperasi tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai
badan usaha berbeda dengan badan usaha lain.
Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di
Indonesia adalah sebagai berikut :
a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Prinsip ini mengandung pengertian
bahwa,seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi, namun harus
berdasar atas kesadaran sendiri. Setiap orang yang akan menjadi anggota harus
menyadari bahwa, koperasi akan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
sosial ekonominya. Dengan keyakinan tersebut, maka partisipasi aktif setiap
anggota terhadap organisasi dan usaha koperasi akan timbul.
b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. Prinsip pengelolaan secara demokratis
didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan
koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi dilaksanakan pada saat rapat anggota.
Para pengelola koperasi berasal dari para anggota koperasi itu sendiri.
c) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota. Setiap anggota yang memberikan partisipasi
aktif dalam usaha koperasi akan mendapat bagian sisa hasil usaha yang lebih besar
dari pada anggota yang pasif. Anggota yang menggunakan jasa koperasi akan
membayar nilai jasa tersebut terhadap koperasi, dan nilai jasa yang diperoleh dari
anggota tersebut akan diperhitungkan pada saat pembagian SHU.

5
d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Anggota adalah pemilik
koperasi, sekaligus sebagai pemodal dan pelanggan. Simpanan yang disetorkan oleh
anggota kepada koperasi akan digunakan koperasi untuk melayani anggota,
termasuk dirinya sendiri. Apabila anggota menuntut pemberian tingkat suku bunga
yang tinggi atas modal yang ditanamkan pada koperasi, maka hal tersebut berarti
akan membebani dirinya sendiri, karena bunga modal tersebut akan menjadi bagian
dari biaya pelayanan koperasi terhadapnya. Dengan demikian, tujuan berkoperasi
untuk meningkatkan efisiensi dalam mencapai kepentingan ekonomi bersama tidak
akan tercapai. Modal dalam koperasi pada dasarnya digunakan untuk melayani
anggota dan masyarakat sekitarnya, dengan mengutamakan pelayanan bagi anggota.
Dari pelayanan itu, diharapkan bahwa koperasi mendapatkan nilai lebih dari selisih
antara biaya pelayanan dan pendapatan.
e) Kemandirian. Kemandirian pada koperasi dimaksudkan bahwa koperasi harus
mampu berdiri sendiri dalam hal pengambilan keputusan usaha dan organisasi.
Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang
bertanggungjawab, otonomi, swadaya, dan keberanian mempertanggungjawabkan
segala tindakan/perbuatan sendiri dalam pengelolaan usaha dan organisasi. Agar
koperasi dapat mandiri, peran serta anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa
sangat menentukan. Bila setiap anggota konsekuen dengan keanggotaannya dalam
arti melakukan segala aktivitas ekonominya melalui koperasi dan koperasi mampu
menyediakannya, maka prinsip kemandirian ini akan tercapai.
f) Pendidikan perkoperasian. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Koperasi
(SDMK) adalah sangat vital dalam memajukan koperasinya. Hanya dengan kualitas
SDMK yang baiklah, maka cita-cita atau tujuan koperasi dapat diwujudkan.
Nampaknya UU No. 25/1992 mengantisipasi dampak dari globalisasi ekonomi di
mana SDMK menjadi penentu utama berhasil tidaknya koperasi melaksanakan
fungsi dan tugasnya.

6
g) Kerja sama antar koperasi. Kerja sama antarkoperasi dapat dilakukan di tingkat
lokal, nasional, dan internasional. Prinsip ini sebenarnya lebih bersifat "strategi"
dalam bisnis. Dalam teori bisnis ada dikenal "Synergy Strategy" yang salah satu
aplikasinya adalah kerja sama antar dua organisasi atau perusahaan.
Koperasi simpan pinjam memiliki tiga 3 prinsip utama:
1) Swadaya
Pengertian Koperasi Swadaya adalah memiliki prinsip bahwa tabungan hanya
diperoleh dari anggotanya,
2) Setia kawan
Pengertian Koperasi Setia Kawan adalah memiliki prinsip bahwa pinjaman hanya
diberikan kepada anggota.
3) Pendidikan dan Penyadaran Pengertian Koperasi Pendidikan dan Penyadaran adalah
memiliki prinsip membangun watak adalah yang utama, jadi hanya yang berwatak
baik yang dapat diberi pinjaman.
2.2 Penghimpun / Sumber-sumber Dana Koperasi
Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus melakukan
penghimpunan dana. Dana-dana tersebut bisa uang yang masuk kategori hutang atau
ekuitas atau kekayaan bersih. Jika dilihat jenis sumber dana maka dana yang berbentuk
hutang berasal dari tabungan kemudian simpanan berjangka atau pinjaman yang
diterima koperasi simpan pinjam sedangkan yang bersumber dari kekayaan bersin
diantaranya berasal dari sumber simpanan wajib anggota dan simpanan sukerela,
cadangan umum serta sehu di tahun berjalan. Dari keseluruhan sumber dana tersebut,
sumber dana utama adalah simpanan, sehingga perlu diberikan penjelasan yang lebih
mendalam tentang simpanan. Menurut PP 9 Tahun 1995 simpanan adalah dana yang
dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada
KSP/USP dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka. Pengertian
simpanan sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut adalah simpanan yang
merupakan hutang bagi KSP/USP, sementara itu terdapat jenis simpanan lain dari
anggota yang merupakan kekayaan bersih bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan
simpanan wajib (bagi KSP). Pembahasan mengenai simpanan di bawah ini, meliputi

7
simpanan yang merupakan kekayaan bersih, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib
serta simpanan yang merupakan hutang, yaitu tabungan dan simpanan berjangka.
Sumber dana merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan koperasi simpan
pinjam dalam rangka memenuhi kebutuhan dana para anggotanya. Bagi anggota
koperasi yang kelebihan dana diharapkan untuk menyimpan dananya di koperasi dan
kemudian oleh pihak koperasi dipinjamkan kembali kepada para anggota yang
membutuhkan dana dan jika memungkinkan koperasi juga dapat meminjamkan
dananya kepada masyarakat luas.
Setiap anggota koperasi diwajibkan untuk menyetor sejumlah uang sebagai
sumbangan pokok anggota, disamping itu, ditetapkan pula sumbangan wajib kepada
para anggotanya. Kemudian sumber dana lainnya dapat diperoleh dari berbagai
lembaga baik lembaga pemerintah maupun lembaga swasta yang kelebihan dana.
Secara umum sumber dana koperasi adalah :
1. Dari para anggota koperasi berupa :
a) Iuran Wajib
b) Iuran Pokok
c) Iuran Sukarela
2. Dari luar koperasi berupa :
(a) Badan Pemerintah
(b) Perbankan
(c) Lembaga Swasta Lainnya
Pembagian keuntungan diberikan kepada para anggota sangat tergantung kepada
keaktifan para anggotanya dalam meminjamkan dana. Sebagai contoh dalam koperasi
simpan pinjam semakin banyak seorang anggota meminjam sejumlah uang, maka
pembagian keuntungan akan lebih besar dibandingkan dengan anggota yang tidak
meminjam, demikian pula sebaliknya.

8
2.3 Jenis-jenis Koperasi
Salah satu tujuan pendirian koperasi didasarkan kepada kebutuhan dan
kepentingan para anggotanya. Masing-masing kelompok masyarakat yang mendirikan
koperasi memiliki kepentingan ataupun tujuan yang berbeda. Perbedaan kepentingan
ini menyebabkan koperasi dibentuk dalam beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan
kelompok tersebut.
2.3.1. Jenis-jenis koperasi menurut fungsinya :
1. Koperasi Produksi
2. Koperasi Konsumsi
3. Koperasi Simpan Pinjam
4. Koperasi Serbaguna
Koperasi produksi di utamakan diberikan kepada para anggotanya dalam rangka
berproduksi untuk menghasilkan barang maupun jasa. Produksi dapat dilakukan dalam
berbagai bidang seperti pertanian atau industry atau jasa.
Kemudian koperasi konsumsi, dalam kegiatan usahanya adalah menyediakan
kebutuhan akn barang-barang pokok sehari-hari seperti sandang, pangan dan
kebutuhan yang berbentuk barang lainnya. Koperasi jenis ini banyak dilakukan oleh
karyawan suatu perusahaan dengan menyediakan berbagai kebutuhan bagi para
anggotanya.
Sedangkan koperasi simpan pinjam melakukan usaha penyimpanan dan
peminjaman sejumlah uang untuk keperluan para anggotanya. Koperasi jenis ini sering
disebut dengan koperasi kredit yang khusus menyediakan dana bagi anggota yang
memerlukan dana dengan biaya murah tentunya.

9
2.3.2. Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja
a) Koperasi Primer adalah koperasi yang yang minimal memiliki anggota
sebanyak 20 orang perseorangan.
b) Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan
koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan
koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
1. Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi
primer.
2. Gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat.
3. Induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan
koperasi.
2.3.3 Jenis simpanan koperasi simpan pinjam
1. Simpanan Pokok (KSP) Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama
banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat
diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
2. Simpanan Wajib (KSP) Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu
yang tidak harus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam
waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama
yang bersangkutan menjadi anggota.
3. Tabungan Koperasi Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi
yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya
dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau kuasanya dengan
menggunakan Buku Tabungan Koperasi, setiap saat pada hari kerja Koperasi.

10
Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh KSP/USP agar anggota berminat
menyimpan di koperasi antara lain adalah:
a) Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya sesuai
dengan perjanjian.
b) Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan atau insentif lainnya
dan diterima oleh anggota sesuai dengan perjanjian.
c) Bahwa menabung di KSP/USP merupakan wujud dari partisipasi anggota di
dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa,dan karena itu anggota merasakan
adanya kedudukan yang lebih istimewa dibandingkan dengan menabung di
tempat lain. Keistimewaan anggota tersebut antara lain misalnya karena
menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun buku, ikut serta mengambil
keputusan koperasi dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan
tabungan dapat meliputi :
a) Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja;
b) Jumlah setoran minimal pertama (saat pembukaan tabungan) dan setoran
minimal selanjutnya;
c) Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan;
d) Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus pemilik tabungan;
e) Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik tabungan atau
yang diberikan kuasa;
f) Sebagai imbalan, KSP/USP memberikan bunga tabungan kepada
penyimpan;
g) Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu misalnya saldo rata-
rata harian, saldo terkecil atau yang lainnya;
h) Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan menambahkannya
ke dalam saldo tabungan;
i) Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian pembukuan.

11
4. Simpanan Berjangka Koperasi Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan
pada koperasi yang penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu jangka
waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara penyimpan dengan koperasi
yang bersangkutan dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu tersebut
berakhir. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan simpanan berjangka
dapat meliputi:
a) Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan terlebih dulu untuk
menjadi penabung.
b) Jumlah setoran minimal.
c) Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga sesuai dengan
jangka waktu dari simpanan berjangka tersebut.
d) Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap akhir bulan dengan
menambahkannya ke dalam saldo tabungan.
2.4 Keuntungan Koperasi
Tujuan utama didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggotanya. Dengan pernyataan inilah maka dapat disimpulkan bahwa koperasi
sangat menguntungkan bagi anggotanya baik secara keuangan (financial) maupun non
financial. Manfaat secara keuangan yang dirasakan oleh para anggotanya adalah
sebagai berikut :
a) Dengan adanya koperasi, anggota dapat meminjam uang pada koperasi untuk modal
usaha dengan bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan pinjaman kepada
rentenir,
b) Setiap anggota dapat membeli barang barang kebutuhan pokok dengan harga yang
lebih murah di koperasi,
c) Pada akhir tahun setiap anggota mendapat keuntungan yang disebut Sisa Hasil
Usaha (SHU) yang tentu saja setelah dikurangi biaya-biaya operasional. Dimana
pembagian keuntungan atau sisa hasil usaha ini dibagi secara adil sehingga tidak
ada yang dirugikan

12
Sedangkan secara no financial, anggota koperasi juga akan memperoleh keuntungan
yakni sebagai berikut :
a) Setiap anggota dapat berlatih berorganisasi dan bergotong royong
b) Setiap anggota dapat berlatih bertanggung jawab
Dengan terpenuhinya kebutuhan anggota maka semakin meningkatlah kesejahteraan
anggota koperasi. Dengan memajukan kesejahteraan anggotanya berarti koperasi juga
memajukan kesejahteraan masyarakat dan memajukan tatanan ekonomi nasional.
Dengan demikian koperasi memiliki peran yang besar di masyarakat. Jika banyak
orang yang dapat mengambil kemanfaatan koperasi maka perekonomian masyarakat
pun akan semakin kuat. Oleh karena itu tak heran jika koperasi disebut sebagai soko
guru atau tiang utama perekonomian di Indonesia.
Keuntungan dari koperasi juga adalah bunga yang dibebankan kepada peminjam.
Semakin banyak uang yang disalurkan akan memperbesar keuntungan koperasi.
Disamping itu, keuntungan lainnya adalah memperoleh biaya-biaya administrasi yang
dibebankan kepada peminjam. Kemudian keuntungan juga dapat diperoleh dari hasil
investasi lain yang dilakukan diluar kegiatan peminjaman misalnya penempatan uang
dalam bidang surat-surat berharga.
Pembagian keuntungan didalam koperasi simpan pinjam diberikan terutama bagi
peminjam yang tidak pernah lalai memenuhi kewajibannya. Keuntungan akan
diberikan sesuai dengan jumlah yang dipinjam dalam suatu periode. Semakin besar
pinjaman, maka pembagian keuntungannya pun semakin besar pula, demikian pula
sebaliknya. Dapat disimpulkan bahwa keuntungan koperasi adalah :
1. Biaya Bunga yang dibebankan kepada peminjam;
2. Biaya administrasi setiap kali transaksi;
3. Hasil investasi di luar kegiatan koperasi.

13
2.5 Pendirian Koperasi
Dasar hukum mendirikan koperasi adalah Undang-undang Nomor 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian, PP Nomor 4 tahun 1994 tentang persyaratan dan tata cara
pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi, kemudian
Peraturan Menteri Nomor 01 tahun 2006 yaitu tentang petunjuk pelaksanaan
pembentukan pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi.
Koperasi merupakan usaha yang dibentuk oleh sekelompok orang atau anggota
masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Dalam
agenda pendirian koperasi sebaiknya didahului dengan penyuluhan kepada seluruh
calon anggota sehingga memiliki persepsi yang sama. Mendirikan sebuah koperasi
jumlah minimal anggotanya adalah 20 orang. Dalam proses pendiriannya awali dengan
rapat pembentukan koperasi yang harus dihadiri oleh pejabat dinas atau instansi yang
membidangi permasalahan koperasi di wilayah setempat. Ada beberapa poin penting
yang wajib dibicarakan dalam rapat pembentukan koperasi tersebut antara lain:
kesepakatan nama dan tempat kedudukan koperasi, maksud dan tujuan, jenis koperasi
dan bidang usaha yang dilakoni, keanggotaan, rapat anggota, pengurus, pengawas dan
pengelola, membahas tentang permodalan, jangka waktu serta sisa hasil usaha. Hasil
dari keputusan rapat tersebut akan digunakan sebagai dasar pengajuan akta pendirian
ke notaris. Melalui notaris atau kuasa pendiri, berkas ijin pendirian koperasi simpan
pinjam tersebut diajukan ke pejabat yang berwenang untuk dievaluasi. Beberapa bukti
tertulis yang wajib dilampirkan antara lain berupa salinan akta pendirian bermaterai,
akta pendirian yang telah ditandatangani notaris, surat bukti tersedianya modal,
rencana kegiatan usaha kurang kurangnya untuk 3 tahun ke depan, dan RAPB.

14
2.5.1. Proses Pengajuan Permohonan Izin dan Pengesahan
Setelah semua berkas komplit, maka pejabat yang berwenang akan melakukan
penelitian dan pengecekan untuk memutuskan layak tidaknya usaha koperasi tersebut.
Jika dari hasil review dan inspeksi diputuskan bahwa koperasi tersebut telah memenuhi
syarat maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 bulan surat pengesahan izin pendirian
koperasi harus telah diterima oleh pengurus koperasi tersebut.
Lalu bagaimana jika pengajuan tersebut ditolak? Berkas akan dikembalikan
sertai dengan alasan penolakan. Dalam tempo 1 bulan para pendiri koperasi harus
berusaha memenuhi persyaratan yang belum lengkap untuk diajukan kembali agar
mendapat tinjauan ulang dari pejabat yang berwenang.
Persyaratan lengkap untuk membentuk dan mendirikan koperasi simpan pinjam
dapat dilihat pada daftar berikut:
1. Fotokopi akta pendirian koperasi dari notaris (rangkap dua)
2. Berita acara rapat pendirian koperasi
3. Daftar hadir rapat pendirian yang telah ditandatangani semua anggota
4. Fotokopi ktp pendiri
5. Kuasa pendiri atau pengurus terpilih yang bertugas untuk mengurus proses
pengesahan pembentukan koperasi
6. Surat bukti tersedianya modal
7. Rencana kegiatan usaha koperasi dalam tiga tahun kedepan
8. Rencana anggaran belanja dan pendapatan koperasi
9. Daftar susunan kepengurusan dan pengawas koperasi
10. Daftar sarana kerja koperasi
11. Surat pernyataan yang menyatakan tidak memiliki hubungan keluarga antara
pengurus
12. Susunan struktur organisasi koperasi

15
Khusus untuk koperasi simpan pinjam beberapa persyaratan tambahan antara lain:
1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, itu berupa deposito
pada bank pemerintah atas nama menteri negara koperasi dan umkm.
2. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan usp yang dikelola secara
kusus dan terpisah dari pembukuan koperasinya.
3. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas
4. Surat perjanjian kerja antara pengurus koperasi dengan pengelola USP koperasi
5. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan beberapa poin
berikut seperti bukti telah mengikuti pelatihan atau magang usaha simpan pinjam
koperasi, surat keterangan berkelakuan baik atau SKCK, surat pernyataan tidak
mempunyai hubungan sedarah dengan pengurus dan pengawas, dan terakhir
adalah surat pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara
purna waktu.
6. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
7. Menyediakan surat pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan USP
koperasinya oleh pejabat yang berwenang. Info lebih detail, dapat anda lihat di
situs Kementerian Negara Koperasi dan UKM.
Dalam kegiatan peminjaman koperasi simpan pinjam mengutamakan pemberian
pinjaman kepada para anggotanya dengan bunga yang relatif murah sekitar 12%
setahun. Besarnya pinjaman biasanya dibatasi sampai jumlah tertentu mengingat
banyaknya anggota koperasi, sedangkan dana yang tersedia biasanya terbatas. Jika
memang para anggota sudah tidak membutuhkan lagi dan dana masih lebih, maka tidak
menutup kemungkinan koperasi memberikan pinjaman kepada bukan anggota
koperasi.

16
2.6 Solusi Permasalahan yang ditawarkan dalam Koperasi
Permasalahan korupsi yang terjadi dikoperasi kebanyakan disebabkan oleh
tindakan kepengurusan yang kurang professional, serta kurangnya keterbukaan
dan kerja sama antar anggota yang terdapat dalam koperasi. Untuk mengatasi
permasalhan tersebut maka diperlukan penindakan yang tegas terhadap
kepengurusan koperasi dengan cara mengadakan pengawasan secara berkala
terhadap pengurus dan anggota koperasi. Selain itu diperlukan juga
kepengurusan yang professional. Kepungurusan professional adalah pengurus
yang memiliki keahlian yang nyata serta jiwa yang aktif, kreatif,
dan bertanggung jawab.
Meninjau dari permasalahan yang terjadi maka solusi yang tepat dalam menangani
kasus ini yaitu :
1. Membentuk badan pengawas yang mengawasi segala aktifitas dan keuangan yang
berkaitan dengan kegiatan kepengurusan dan anggota.
2. Menyeleksi setiap anggota dan pengurus yang akan bergabung dalam koperasi.
3. Memberikan pelatihan secara moral dan nyata tentang profesionalitas pengurus
koperasi.
4. Memberi dan selalu menerapkan akan pentingnya kejujuran dan kedisiplinan
dalam suatu koperasi.
Aktivitas penting dan strategis sehingga Indonesia dipercaya sebagai salah satu
pembicara untuk sharing tentang keberhasilan gerakan Koperasi terkait Tahun
Internasional Koperasi 2012. Pertama, meluncurkan program Gerakan Masyarakat
Koperasi (Gemaskop).Kedua, peluncuran logo gerakan koperasi yang baru, Sehingga
ada spirit baru yang diharapkan bisa merubah paradigma koperasi. Lalu, ketiga,
pelaksanaan revitalisasi koperasi. Keempat, penyelenggaraan konferensi internasional
tentang Micro Finance di Yogyakarta. Kelima, kami terangkan Cooperative
Entrepreneur. Jadi, entrepreneur tak hanya di bisnis, tapi juga di koperasi," papar
Menkop. Keenam, memfokuskan gerakan koperasi kepada generasi muda dan
mahasiswa sehingga semangat gerakan koperasi lebih meningkat kesadarannya.
Ketujuh, program pendampingan koperasi secara konsisten dari hulu hingga hilir.

17
Kedelapan, kerjasama secara sinergi dengan sejumlah Kementerian untuk menggiatkan
ekonomi rakyat melalui koperasi.Kesembilan, menggelar sejumlah training atau
pelatihan bagi koperasi pemuda. Dan ke-,10, menerbitkan revisi terhadap UU Koperasi
No 25/1992 menjadi UU No 17/2012 tentang Perkoperasian.
Keberadaan lembaga penjamin simpanan koperasi itu bertujuan memberi
perlindungan bagi nasabah koperasi. Dan Undang-Undang (UU) Koperasi Nomor 17
Tahun 2012 yang baru saja disahkan, sebenarnya merupakan pemberian amanat
inisiatif dibentuknya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Koperasi Selain itu,
banyaknya praktik rentenir di koperasi juga akan diminimalisasi oleh peraturan
pemerintah itu. Koperasi yang sehat juga harus melakukan rapat anggota tahunan
(RAT) secara rutin. Hasilnya akan diaudit oleh akuntan publik
UU baru itu akan memperbolehkan investor masuk menanamkan modalnya,
lnvestor dapat menjadi sumber pembiayaan yang efektif bagi koperasi karena tidak
mengenal dana hibah dan modal penyertaan. Seluruh kegiatan koperasi itu akan
diawasi oleh Lembaga Pengawas Koperasi (LPK).

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koperasi merupakan salah satu bidang usaha yang cocok dengan kepribadian
bangsa Indonesia yaitu gotong royong. Ada beragam jenis dan tingkatan koperasi di
Indonesia, salah satunya adalah koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam
memberikan berjuta manfaat bagi anggotanya, khususnya terkait dengan permodalan,
baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk berwirausaha. Di Indonesia
pembentukan usaha koperasi telah diatur dalam undang undang dan peraturan
pemerintah lainnya. Untuk mendirikan usaha koperasi simpan pinjam ada beberapa
hal yang harus di pahami. Koperasi Simpan Pinjam didirikan bertujuan untuk
memberi kesempatan kepada anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah
dan dengan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam juga berusaha untuk mencegah
para anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu
mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan menggiatkan tabungan dan
mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya,
Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya.

3.2. Saran
Koperasi perlu ditingkatkan dan dikembangkan dengan banyak pelatihan yang
diberikan utamanya kepada pengurus koperasi sehingga dapat membuat kinerja dan
pelayanan yang diberikan lebih baik dengan demikian akan semakin banyak
msyarakat yang tertarik untuk berkopersai, tentunya hal ini diperlukan perhatian yang
serius dari pemerintah khusunya instansi yang terkait. Kepada anggota koperasi untuk
lebih aktif berpartisipasi dalam koperasi sebagai usaha yang dikerjakan secara
barsama-sama dan untuk kepentingan bersama pula.

19
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Kasmir.1998.BankdanLembagaKeuanganLainnya
Jakarta:RajaGrafindo, PT http://www.koperasindo.net/2012/12/koperasi-simpan-
pinjam-dan- pengelolaanya.html http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi

20
LAMPIRAN

21
22
DOKUMENTASI

MN 18 I

23

Anda mungkin juga menyukai