Anda di halaman 1dari 8

RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (0-6 BULAN) PADA IBU

BEKERJA DI POLI TUMBUH KEMBANG RSUD SANJIWANI


GIANYAR

Disusun Oleh:

LUH PUTU SUMAHARDEWI (1908153030)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BULELENG
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendakNya Makalah
“Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja di Poli Tumbang RSUD Sanjiwani
Gianyar” telah berhasil disusun dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
perkuliahan Evidance Based Program Pendidikan S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Buleleng.
Mengingat segala keterbatasan yang kami miliki, makalah ini masih jauh dari sempurna.
Semoga ke depan dapat disempurnakan lagi. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini hingga dapat diselesaikan
tepat waktu.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1


1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 1

BAB II HASIL KAJIAN .................................................................................................... 2

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 4

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 4

3.2 Saran ............................................................................................................................. 4

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air susu ibu(ASI) adalah asupan terbaik untuk bayi, sampai saat ini masih sedikit ibu yang
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga dua tahun dengan makanan
pendamping ASI (MPASI) pada anak. Dari hasil observasi yang dilakukan di Poli Tumbuh
Kembang RSUD Sanjiwani Gianyar di peroleh data bahwa 8 dari 10 ibu bekerja yang menyusui
(bayi umur 6-12 bulan) tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan 9 dari 10 ibu tidak
bekerja yang menyusui (bayi umur 6-12 bulan) memberikan ASI ekskusif pada bayinya.
Pencapaian ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai 80%. Berdasarkan laporan SDKI
tahun 2017 pencapaian ASI eksklusif adalah 52% dan persentase anak yang tidak mendapatkan
ASI naik dari 8% pada SDKI 2012 menjadi 12% pada SDKI 2018. Berdasarkan Profil Kesehatan
Kabupaten Gianyar Tahun 2017 dari 13 Puskesmas yang ada di Kabupaten Gianyar terdapat 536
(56,3%) bayi yang diberi ASI eksklusif dan terdapat 416 (43,6%) bayi yang tidak diberi ASI
eksklusif sementara target yang harus dicapai adalah sebesar 80% (Dinkes Kab.Gianyar,2017).
Penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia adalah kematian neonatal dan dua pertiga dari
kematian neonatal adalah pada satu minggu pertama dimana daya imun bayi masih sangat
rendah. Angka kematian bayi yang cukup tinggi dapat dihindari dengan pemberian air susu ibu
(ASI). Beberapa faktor yang menyebabkan bayi tidak diberikan ASI dengan baik adalah faktor
karakteristik ibu, faktor bayi, lingkungan, dukungan keluarga, pendidikan kesehatan, sosial
ekonomi, dan budaya (Budiharjo, 2013). Di daerah perkotaan dimana relative lebih banyak ibu
yang bekerja untuk mencari nafkah mengakibatkan ibu tidak dapat menyusui bayinya dengan
baik dan teratur. Hal ini menjadi signifikan karena situasi tempat kerja belum mendukung
praktek pemberian ASI, misalnya tidak tersedianya tempat memerah dan menyimpan ASI, belum
banyak tersedia atau tidak adanya tempat penitipan bayi agar ibu bekerja dapat menyusui
bayinya pada saat tertentu (Sari, 2011).

1.2 Tujuan
Mampu mengidentifikasi dan menyusun sebuah kerangka pemikiran ilmiah tentang rendahnya
pemberian ASI eksklusif (0-6 bulan) pada ibu bekerja.

1
BAB II
HASIL KAJIAN

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi tanpa makanan dan minuman
pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai
dengan usia 6 bulan. Setelah bayi berumur enam bulan, bayi boleh diberikan makanan
pendamping ASI (MP-ASI), karena ASI tidak dapat memenuhi lagi keseluruhan kebutuhan
gizi bayi sesudah umur enam bulan. Akan tetapi, pemberian ASI bisa diteruskan hingga bayi
berusia 2 tahun (Dahlan dkk., 2013).
Meskipun menyusui bayi sudah menjadi budaya Indonesia, namun upaya
meningkatkan perilaku ibu menyusui ASI Eksklusif masih diperlukan karena pada
kenyataannya praktek pemberian ASI Eksklusif belum dilaksanakan sepenuhnya. Salah satu
penyebab belum berhasilnya pelaksanaan ASI Eksklusif di Indonesia adalah faktor ibu yang
bekerja (meski itu bukan satu-satunya faktor penyebab kegagalan).
Pada ibu yang aktif bekerja, upaya pemberian ASI Eksklusif seringkali mengalami
hambatan lantaran singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan mengakibatkan sebelum masa
pemberian ASI Eksklusif berakhir mereka sudah harus kembali bekerja, inilah yang
menjadikan bayi tidak memperoleh ASI secara Eksklusif, serta banyak ibu yang bekerja
beranggapan bahwa ASI nya tidak mencukupi kebutuhan bayi saat ibu bekerja sehingga ibu-
ibu memberikan ASI tambahan berupa susu formula (Azzisya, 2010).
Tujuan dari pembangunan kesehatan salah satunya adalah menurunkan angka kematian
bayi. Angka kematian bayi menurut Sustainanble Depelovment Goals (SDGs) tahun 2015
berjumlah 40 per 1000 kelahiran hidup dan masih menempati peringkat ke-4 tertinggi
kematian bayi se-ASEAN. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi
dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan RI
,2015). Penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia adalah kematian neonatal dan dua
pertiga dari kematian neonatal adalah pada satu minggu pertama dimana daya imun bayi
masih sangat rendah. Angka kematian bayi yang cukup tinggi dapat dihindari dengan
pemberian air susu ibu (ASI). Banyak penelitian dilakukan, tehnologi canggih digunakan,
namun tindakan preventif yang paling ampuh dilakukan untuk menyelamatkan bayi-bayi

2
Indonesia adalah melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan memberikan ASI
eksklusif(Moaskara,2011).
Berdasarkan laporan SDKI tahun 2017 pencapaian ASI eksklusif adalah 52% dan
persentase anak yang tidak mendapatkan ASI naik dari 8% pada SDKI 2012 menjadi 12%
pada SDKI 2018. Sedangkan menurut laporan (RISKESDAS 2018) proporsi ASI eksklusif
pada anak usia 0-5 bulan menurut karakteristik berdasakan jenis kelamin, anak laki-laki
sebesar 38,7% dan anak perempuan sebesar 35.9%. Berdasarkan Profil Kesehatan
Kabupaten Gianyar Tahun 2017 dari 13 Puskesmas yang ada di Kabupaten Gianyar terdapat
536 (56,3%) bayi yang diberi ASI eksklusif dan terdapat 416 (43,6%) bayi yang tidak diberi
ASI eksklusif sementara target yang harus dicapai adalah sebesar 80% (Dinkes
Kab.Gianyar,2017).
Pemerintah membuat Regulasi tentang ASI Eksklusif yaitu UU No.36 TH 2009 tentang
Kesehatan, pasal 128 ayat (1) dan ayat (2), ada sangsi jika peraturan itu dilanggar pada UU
No.36 TH 2009 Pasal 200. Pemprov Bali membuat surat edaran Gubernur Bali
No.440/3403/Kesmas. Diskes, prihal Upaya Peningkatan Cakupan ASI Eksklusif dan
Kabupaten Gianyar juga membuat Peraturan Bupati Gianyar No.10 TH 2015 tentang
Pemberian ASI Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja. Dengan banyaknya regulasi yang
dikeluarkan oleh pemerintah namun cakupan ASI Eksklusif belum memenuhi target yang
harus dicapai adalah sebesar 80%.
Berdasarkan dari hasil Tanya jawab saya dg ibu-ibu di tempat kerja ( yg memiliki bayi
usia 6-12 bln) dan lingkungan tempat tinggal saya, ada 2 faktor yang mempengaruhi ibu
tidak memberikan ASI Esklusif yaitu Faktor Internal: kurangnya pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif, susah menyusui karena puting susu yang rata, kurangnya produksi ASI dan
kondisi ibu secara fisik dan psikologi, kemudian Faktor Eksternal: keterbatasan waktu akibat
bekerja, jauhnya jarak antara rumah dengan tempat ibu bekerja, kurangnya dukungan suami
dan keluarga serta kurangnya fasilitas yang mendukung pemberian ASI Eksklusif di tempat
bekerja. Faktor lain yang juga mempengaruhi masih rendahnya pemberian ASI eksklusif
adalah masih gencarnya iklan produk susu formula mengalahkan iklan tentang pentingnya
ASI Eksklusif, terjangkau dan masih mudahnya susu formula masuk ke Negara kita.
Berdasarkan latar belakang diatas mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menyusun
konsep pemikiran ilmiah tentang rendahnya pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja.

3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Air susu ibu(ASI) adalah asupan terbaik untuk bayi, sampai saat ini masih sedikit ibu
yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga dua tahun dengan
makanan pendamping ASI (MPASI) pada anak. Dari hasil observasi yang dilakukan di
Poli Tumbuh Kembang RSUD Sanjiwani Gianyar di peroleh data bahwa 8 dari 10 ibu
bekerja yang menyusui (bayi umur 6-12 bulan) tidak memberikan ASI eksklusif pada
bayinya dan 9 dari 10 ibu tidak bekerja yang menyusui (bayi umur 6-12 bulan)
memberikan ASI ekskusif pada bayinya.

3.2 Saran
1. Bagi ibu menyusui yang memiliki 0-6 bulan diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan informasi dari berbagai sumber tentang pentingnya ASI Eksklusif sehingga
menumbuhkan motivasi ibu untuk berprilaku baik dalam memberikan ASI Eksklusif
kepada bayinya.
2. Bagi tenaga kesehatan disarankan berperan aktif dalam memberikan penyuluhan
tentang pemberian ASI Ekskusif serta memberikan informasi bermanfaat yang dapat
menambah pengetahuan ibu tentang cara memberikan ASI Eksklusif walaupun ibu
bekerja.

4
5

Anda mungkin juga menyukai