Anda di halaman 1dari 8

Artikel Riset

Pengaruh Kuat Arus Terhadap Konsentrasi COD dan pH


dengan Metode Elektrolisis pada Limbah Cair Pabrik Tahu
Sejahtera, Ungaran

Dimas Martha Zuwa1*, Akbar Gunawan1, Firna Nabila1, Herni Fitriand1, Nadia
Samiyah1
1
Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH,
Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
*Penulis korespondensi, e-mail: dimas.martha24@gmail.com

Abstrak
Peningkatan jumlah penggemar tahu berbanding lurus dengan perkembangan industri tahu di
Indonesia. Salah satunya adalah Pabrik Tahu Sejahtera, Ungaran yang beroperasi sejak tahun 1999.
Pabrik tahu ini menghasilkan limbah cair sejumlah 6.280 liter/hari dengan kualitas COD (Chemical
Oxygen Demand) tinggi serta pH (Power of Hydrogen) rendah. Limbah ini tidak dapat langsung dibuang
ke air karena akan menimbulkan kelebihan senyawa organik yang merusak ekosistem air. Selama ini
limbah tahu sudah diolah secara biologi, namun membutuhkan lahan yang luas dan waktu pengolahan
yang lama. Sehingga digunakan pengolahan elektrolisis yang lebih cepat dan ramah lingkungan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengolah limbah cair industri tahu dengan variasi kuat arus elektrolisis
yang berpengaruh terhadap perubahan konsentrasi COD dan pH. Metode yang digunakan adalah
mengukur COD sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia) 06-6989.2-2009, mengukur pH dengan pH
meter dan mengolah limbah cair menggunakan elektrolisis dengan variasi arus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa elektrolisis terbukti dapat mengolah limbah cair, pada arus 1 A dan 2 A terjadi
penurunan kadar COD secara berturut-turut sebesar 67,72% dan 84,12%. Selain itu nilai pH yang
mulanya 5,2 mengalami peningkatan menjadi 6,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar
kuat arus elektrolisis maka semakin berkurang COD, sedangkan pH limbah cair industri tahu semakin
besar.

Kata Kunci: limbah cair Pabrik Tahu Sejahtera; kuat arus; COD; pH; elektrolisis

Abstract
The increasing of tofu demand is directly proportional to the development of tofu industry in Indonesia.
One of them is Pabrik Tahu Sejahtera, Ungaran which has been operating since 1999. This tofu factory
produces 6.280 liters/day of wastewater with high COD (Chemical Oxygen Demand) and low pH (Power of
Hydrogen). This waste can’t be directly discharged into water because it will damage the aquatic
ecosystem. So far, tofu waste has been treated biologically, but it requires extensive land and long
processing time. So the electrolysis is used more quickly and environmentally. The purpose of this study is
to treat tofu industry wastewater with a variation of electrolysis currents that affect changes in COD and
pH. The method used is measuring COD according to SNI (Indonesian National Standard) 06-6989.2-
2009, measuring pH with pH meter and treating wastewater using electrolysis with current variations. The
results showed that at 1 A and 2 A currents there was decrease in COD levels respectively by 67,72% and
84,12%. In addition, the initial pH value of 5,2 has increased to 6,5. So it can be concluded that the greater
the electrolysis current, the lower the COD, while the pH of tofu industrial wastewater is getting bigger.

1
Keywords: Pabrik Tahu Sejahtera’s wastewater; strong currents; COD; pH; electrolysis
1. Pendahuluan
Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenali bahkan menyukai tahu. Sehingga, tak heran
jika banyak industri tahu yang berdiri di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah Pabrik
Tahu Sejahtera, Ungaran. Pabrik tahu ini merupakan pabrik tahu berskala kecil yang beroperasi sejak
tahun 1999. Pabrik Tahu Sejahtera berlokasi di Dusun Rejosari, Desa Wonoyoso, Kecamatan Pringapus,
Kabupaten Ungaran. Pabrik ini memiliki 10 karyawan tetap dan setiap harinya selalu memproduksi tahu
sebanyak 3 sampai 4 kwintal.
Industri tahu dalam proses produksinya membutuhkan air sebanyak ±25 L per 1 kg bahan baku
kedelai. Sehingga dalam setiap harinya dihasilkan limbah cair yang mengandung bahan organik yang
tinggi. Limbah cair industri tahu memiliki kandungan berupa COD (Chemical Oxygen Demand) antara
1940-4800 mg/L, BOD (Biological Oxygen Demand) antara 1070–2600 mg/L, padatan tidak larut antara
2100–3800 mg/L dan pH (Power of Hydrogen) antara 4,5–5,7. Air limbah tersebut dihasilkan dari ±875 L
per 35 kg bahan baku kedelai. (Nuriswanto, 1995). Apabila langsung dibuang ke badan perairan tanpa
proses pengolahan akan terjadi blooming atau pengendapan bahan organik berlebih pada badan air.
Kondisi ini akan menimbulkan bau busuk, sumber penyakit seperti nyamuk DBD (Demah Berdarah
Dengue) serta penetrasi sinar ke dalam air berkurang. Akibatnya tanaman di dalam air akan terhambat
proses fotosisntesis dan kandungan oksigen di dalam air akan semakin berkurang. Selanjutnya terjadi
gangguan pada ekosistem air sehingga kondisi di dalam air menjadi anaerobik.
Selama ini teknologi yang sudah ada untuk pengolahan air limbah industri tahu yaitu secara
biologi kurang efektif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jasmiati, Sofia dan Thamtin (2010) dengan
menggunakan mikroba EM-4 pada limbah cair tahu sebanyak 1 L dengan waktu fermentasi 15 hari dapat
menurunkan nilai COD(Chemical Oxygen Demand) dan BOD dari 18.000mg/L dan 6000mg/L menjadi
262,50 mg/L dan 136,40 mg/L. Namun pengolahan secara biologi atau dengan memanfaatkan
mikroorganisme, membutuhkan lahan yang cukup luas dan waktu yang cukup lama untuk
mendegradasi air limbah (Winata, Hanry dan Agung 2010).
Untuk mengatasi kekurangan pada proses pengolahan limbah industri tahu yang sudah ada
maka digunakan teknologi elektrolisis. Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel
elektrolisis oleh arus listrik. Elektrolisis merupakan proses kimia yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi kimia. Pada proses elektrolisis terjadi pemisahan molekul air menjadi gas hidrogen dan
oksigen dengan cara mengalirkan arus listrik ke elektroda tempat larutan elektrolit (air dan katalis)
berada. Reaksi elektrolisis tergolong reaksi redoks tidak spontan dan dapat berlangsung karena
pengaruh energi listrik (Tjatur dan Supa’at, 2009). Teknologi ini termasuk dalam green technology
karena tidak menggunakan bahan kimia dan teknologi ini dapat mengolah limbah cair lebih cepat,
tidak membutuhkan lahan yang luas, serta menghasilkan hasil akhir yang ramah lingkungan.
Teknologi elektrolisis untuk mengolah limbah cair memiliki banyak kelebihan dibanding
dengan cara konvensional, mikrobiologi maupun membran filtrasi. Senyawa ini akan efektif untuk
mengdegradasi senyawa organik. Akhir-akhir ini telah banyak dilakukan penelitian elektrolisis dengan
menggunakan air yang ditambah garam untuk menghasilkan gas hidrogen. Proses penguraian
elektrolisis berlangsung dengan cepat dengan menghasilkan produk spesies aktif pada cairan yaitu
senyawa OH- yang merupakan salah satu senyawa oksidator terkuat. Oleh karena itu dengan teknologi
elektrolisis diharapkan dapat menurunkan nilai BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD
(Chemical Oxygen Demand) limbah cair industri tahu sebesar 70-95% serta menghasilkan energi
terbarukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengolah limbah cair industri tahu dengan variasi
kuat arus elektrolisis yang berpengaruh terhadap perubahan konsentrasi COD (Chemical Oxygen
Demand) dan pH (Power of Hydrogen).

2. Metode Penelitian
2.1 Sumber Sampel
2
Limbah cair yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah limbah cair yang
berasal dari Pabrik Tahu Sejahtera, Ungaran. Pabrik tahu ini beroperasi dengan tujuh tahapan yakni
tahap perendaman kedelai, penggilingan kedelai, perebusan kedelai, penyaringan, pengendapan ampas
tahu, pencetakan tahu dan penggorengan. Dari ketujuh tahapan tersebut, dihasilkan limbah cair dengan
karakteristik dan debit yang berbeda-beda. Dalam satu hari produksi, Pabrik Tahu Sejahtera mampu
menghasilkan limbah cair sejumlah 6.280 Liter. Namun dari keseluruhan populasi limbah cair yang
dihasilkan hanya 800 mL x 4 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.

2.2 Instrumen Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia, Universitas Diponegoro selama satu
bulan. Untuk menunjang penelitian maka digunakan beberapa alat diantaranya DC Powersupply
(Sunshine), Amperemeter (TAB), pH meter (Ohaus), Mikro Pipet (Dragon Lab), Heater dan Stirrer
(Nescolab), Pico Data Logger (Elitech), Reaktor Elektrolisis, dan Computer (Asus). Kemudian selain
limbah cair Pabrik Tahu Sejahtera, digunakan pula bahan-bahan seperti HgSO4 (Merck, 80%), Na2S2O3
(Pudak, 50%), dan Aquades.

2.3 Prosedur Penelitian


Penelitian dimulai dengan pengecekan nilai COD (Chemical Oxygen Demand) air limbah yang
mengacu pada Standar Nasional Indonesia (2009), namun dengan beberapa modifikasi. Kemudian
standarisasi larutan natrium thiosulfat (Na2S2O3) hingga tercapai titik ekuivalen larutan. Lalu
dilanjutkan dengan pengecekan pH (Power of Hydrogen) menggunakan alat pH meter pada limbah cair
industri tahu. Kemudian setelah diketahui konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand) dan pH (Power
of Hydrogen) maka sampel limbah cair dimasukkan ke dalam empat wadah yang berbeda. Keempat
wadah tadi akan diberi perlakuan untuk menurunkan paremeter COD (Chemical Oxygen Demand)
dalam air limbah. Perlakuan diberikan berdasarkan metode elektrolisis berupa reaktor. Elektrolisis
merupakan peristiwa penguraian atas suatu larutan elektrolit yang telah dialiri oleh arus listrik searah
(Wicaksono dan Muttaqin, 2018). Jumlah kuat arus yang diberikan pada limbah cair berbeda-beda yakni
0,5 A; 1,0 A; 1,5 A; dan 2,0 A. Diharapkan dengan perbedaan kuat arus ini dapat memberikan perbedaan
kualitas akhir limbah cair.

Gambar 1. Diagram Skematik Pengaturan Eksperimen

3 Hasil dan Pembahasan

3
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 pada bagian baku mutu
air limbah industri tahu dan tempe ditetapkan baku mutu untuk limbah industri tahu dan tempe
sebagai berikut.
Tabel 1 Baku Mutu Limbah Cair Industri Tahu dan Tempe
No Parameter Tahu Tempe
Beban Beban
Kadar Kadar
Pencemaran Pemcemaran
Maksimum Maksimum
Maksimum Maksimum
(mg/L) (mg/L)
(kg/ton) (kg/ton)
1. Temperatur 38o C - 38o C -
2. BOD
(Biological
150 3 150 1,5
Oxygen
Demand)
3. COD
(Chemical
275 5,5 275 2,75
Oxygen
Demand)
4. TSS (Total
Suspended 100 2 100 1
Solid)
5. PH (Power of 6,0-9,0 6,0-9,0
Hydrogen)
6. Debit 20 m3/ton kedelai 10 m3/ton kedelai
Maksimum

Analisis karakteristik awal sampel limbah cair Pabrik Tahu Sejahtera, Ungaran dilakukan
sebelum limbah cair diolah dengan menggunakan teknologi elektrolisis. Data karakteristik tersebut
terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan Data Hasil Uji Karakteristik Awal Sampel Limbah Cair Tahu dengan
Baku Mutu Limbah Cair Industri Tahu

No Parameter Hasil Uji Awal (mg/l) Baku Mutu (mg/l) Keterangan


1. COD 756 275 Tidak memenuhi
2. pH 5.2 6,0 – 9,0 Tidak memenuhi
Keterangan: *Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 5 Tahun 2012. Tentang Baku Mutu Air Limbah
Industri Tahu dan Tempe
Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan reaktor elektrolisis dengan variasi kuat arus,
didapat hasil terbentuknya busa akibat tumpukan antar senyawa organik yang terdapat dalam limbah
yang terpisah dengan cairannya.

4
Gambar 2 Sampel Limbah Cair Pabrik Tahu Sejahtera, Ungaran Sebelum Diolah

Gambar 3 Sampel Limbah Cair Pabrik Tahu Sejahtera, Ungaran Setelah Elektrolisis

3.1 Pengaruh Variasi Kuat Arus Terhadap Kandungan COD (Chemical Oxygen
Demand)
Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan konsentrasi COD (Chemical
Oxygen Demand) secara signifikan seiring dengan besarnya kuat arus yang digunakan. Pada pengujian
diberikan perbedaan kuat arus antara lain, 0,5 A; 1,0 A; 1,5 A; dan 2,0 A. Penurunan konsentrasi COD
(Chemical Oxygen Demand) terhadap besarnya kuat arus dapat dilihat pada grafik dibawah.

5
600

Kadar COD (ppm)


450

300
cod
150

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Kuat Arus (Ampere)

Gambar 4 Penurunan Konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand) terhadap Kuat Arus

Besarnya kuat arus yang digunakan berpengaruh terhadap penurunan konsentrasi COD
(Chemical Oxygen Demand) secara signifikan. Hal ini disebabkan akibat terjadinya perbedaan jumlah
elektron yang mengalir sehingga menunjukkan adanya ionisasi, disosiasi, dan eksitasi dalam kuat arus
yang berbeda. Semakin tinggi kuat arus yang dialirkan maka arus listrik yang dihasilkan semakin besar
dan arus listrik yang mengalir dalam reaktor semakin banyak sehingga semakin banyak pula elektron
yang terbentuk pada reaktor. Pada proses elektrolisis terbentuk spesies aktif yaitu OH -. Hampir semua
senyawa yang termasuk spesies aktif memiliki tingkat potensial oksidasi yang tinggi yang berpotensi
dalam menguraikan senyawa organik dalam air seperti yang ditunjukkan pada tabel 3 (Sugiarto, 2006).
Tabel 3 Potensial Oksidasi Spesies Aktif
No Spesies Aktif Potensial Oksidasi (V)
-
1. Radikal Hidroksil (OH ) 2.80
2. Ozon (O3) 2.07
3. Hidrogen Peroksida (H2O2) 1.78
4. Radikal perhidroksi (•H+) 1.70

Spesies aktif yang dihasilkan tersebut sangat reaktif dan berperan penting untuk mendegradasi
senyawa organik dalam limbah cair tahu menurut reaksi sebagai berikut. Reaksi Senyawa Organik
dengan •OH-
CaHbOc + d•OH- H2O/H+ e CO2 + f H2O (Eckenvelder, 2000)
Oleh karena itu, semakin banyak spesies aktif yang terbentuk maka semakin efektif pula
penyisihan zat organik dalam limbah cair tahu. Pada industri tahu, limbah cair mengandung senyawa
organik tinggi disebabkan karena adanya senyawa organik kedelai yang banyak mengandung senyawa
karbohidrat, protein, dan asam amino. Peningkatan kuat arus dapat meningkatkan jumlah elektron
sehingga memungkinkan tumbukan lebih banyak , akibatnya spesies aktif yang terbentuk semakin
banyak. Oleh karena itu peningkatkan arus akan menaikkan efisiensi pengolahan limbah cair tahu.

3.2 Pengaruh Variasi Kuat Arus Terhadap pH (Power of Hydrogen)


Parameter pH atau disebut kadar keasaman mengindikasikan kebasaan dari suatu larutan.
Semakin banyak ion OH- dan gas hidrogen yang dihasilkan melalui reaksi reduksi molekul air (H2O)
pada katoda maka nilai pH atau kebasaan dari limbah cair yang diolah akan semakin meningkat (Ni’am,
Othman, Sohaili, dan Fauzia 2007). Menurut Abdel dan Husein (1993) bahwa nilai pH sekitar katoda
semakin tinggi selama proses elektrolisis berlangsung.

6
Tabel 4 pH setelah Elektrolisis
No Kuat Arus yang pH sebelum elektrolisis pH setelah elektrolisis
digunakan
1. 0,5 A 5,2 5,6
2. 1,0 A 5,2 5,9
3. 1,5 A 5,2 6,3
4. 2,0 A 5,2 6,5

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan pengaruh variasi kuat arus elektrolisis terhadap nilai pH
limbah cair tahu. Semakin besar kuat arus yang diberikan maka nilai pH limbah cair tahu semakin naik.
Nilai pH awal limbah cair tahu saat karakterisasi sebesar 5,2, kemudian setelah dilakukan proses
elektrolisis, nilai pH meningkat menjadi 6,5 pada kuat arus 2,0 A. Menurut Ni’am, Othman, Sohaili, dan
Fauzia (2007), peningkatan nilai pH yang terjadi disebabkan karena pada proses elektrolisis terjadi
akumulasi OH- . Hal ini menunjukkan bahwa proses elektrolisis yang diterapkan pada limbah cair tahu
berdampak pada pH yang semakin meningkat sehingga memenuhi baku mutu limbah industri tahu dan
tempe berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012.

4 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Besarnya pengurangan kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) dan bertambanya nilai pH
pada limbah cair Pabrik Tahu Sejahtera, Ungaran dipengaruhi oleh kuat arus elektrolisis.
Dimana semakin besar kuat arus elektrolisis maka semakin berkurang COD (Chemical Oxygen
Demand), sedangkan pH limbah cair industri tahu semakin besar. Misalnya pada kuat arus 2,0 A,
sampe limbah cair Pabrik Tahu Sejahtera, Ungaran yang mulanya memiliki kandungan COD
(Chemical Oxygen Demand) sebesar 756 mg/l mengalami penurunan sebesar 84,12 % sedangkan
nilai pH (Power of Hydrogen) yang mulanya 5,2 meningkat hingga 6,5. Hal ini disebabkan akibat
terjadinya perbedaan jumlah elektron yang mengalir sehingga menunjukkan adanya ionisasi,
disosiasi, dan eksitasi dalam kuat arus yang berbeda.
2. Pada penelitian lebih lanjut diharapkan untuk melakukan perhitungan kebutuhan konsumsi
energi selama proses, dalam penelitian juga diharapkan dapat menggunakan tabung
penyimpangan gas dengan kapasitas yang lebih besar agar pembacaan keluaran tegangan
maksimum sensor tidak terlalu cepat serta reactor gas harus dalam keadaan hampa udara agar
data yang didapat lebih signifikan.

5 Daftar Pustaka
Abdel AK, Husein IA. 1993. Parametric Study for Saline Water Electrolysis: Part III-Precipitate
Formation and Recovery of Magnesium Salts. Int. J. Hydrogen Energy; 1992 Dec 9; Dharan,
Saudi Arabia. 31261. 18(7). 553- 556.
Badan Standar Nasional (BSN). 2009. SNI 06-6989.2-2009. Air dan Air Limbah-Bagian 2: Cara Uji
Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand / COD) dengan Refluks Tertutup
Secara Spektrofotometri. Serpong: BSN
Eckenfelder, W. Wesley, 2000, Industrial Water Pollution Control, New York: McGraw Hills Companies.
Jasmiati, Sofia, A., Thamtin. 2010. Bioremediasi Limbah Cair Industri Tahu menggunakan Efektif
Mikroorganisme (EM4). Journal Of Environmental Science (Program Studi Ilmu Lingkungan):
PPS Universitas Riau
Ni’am M, Othman F, Sohaili J, Fauzia Z. 2007. Removal of COD and Turbidity to improve Wastewater
Quality using Electrocoagulation Technique. The Malaysian Journal of Analytical Science. 11(1),
198-205.
Nuriswanto. 1995. Rekayasa Pengolahan Air Limbah Industri Kecil Tempe. Balai Informasi dan
Penelitian Industri Pangan. Surabaya.
7
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah
Sugiarto A.T., 2006, Electrical Discharge dalam Air dengan Metode Spektroskopik, Tangerang, Pusat
Penelitian KIM-LIPI.
Tjatur, Rusminto dan Supa’at Nurhayati. 2009. Proses Elektrolisis pada Prototipe Kompor Air dengan
Pengaturan Arus dan Temperatur. Surabaya: Politeknik Negeri Surabaya-ITS.
Wicaksono, Akbar Rizal. dan Muttaqin, Addarul. 2018. Pemantauan Proses Elektrolisis Berbasis
Mikrokontroler. Jurnal Mahasiswa TEUB 6 (5)
Winata, Hanry Sutan dan Agung, Tuhu R. 2010. Pengolahan Air Limbah Industri Tahu Dengan Winata,
Hanry Sutan, dkk. 2010. Pengolahan Air Limbah Industri Tahu Dengan Menggunakan Teknologi
Plasma. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Surabaya. Menggunakan
Teknologi Plasma. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai