Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI PERMINTAAN UANG


DOSEN PENGAMPU: SUROSO, S.E., M.M.

Kelas MN18 I
Disusun oleh kelompok 4:
Dian permana.s
Eggy yudaswara
Dodi hendrik
Risky febrianto
Muhammad endrian
Fajar bahari
Kinkin
Herlan hermawan
Sinta oktaviani
Febrianto
Arief Setiawan

UNIVERSITAS
BUANA PERJUANGAN KARAWANG
Jl. Hs. ronggowaluyo, puseur jaya, teluk jambe timur, karawang, jawa barat
KATAPENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul
“TEORI PERMINTAAN UANG“ Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang penulisan karyai lmiah salah satunya makalah yang baik dan benar. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih tidak jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Karawang, 25 September 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I

1.1 PENDAHULUAN..................................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................1

1.3 TUJUAN MASALAH............................................................................................................1

BAB II

2.1 PEMBAHASAN.....................................................................................................................2

2.2 TEORI PERMINTAAN UANG KLASIK.............................................................................2

2.3 TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES............................................................................5

2.4 MOTIF PERMINTAAN UANG UNTUK TUJUAN TRANSAKSI.....................................5

2.5 MOTIF PERMINTAAN UANG UNTUK TUJUAN SPEKULASI......................................6

BAB III

KESIMPULAN.............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................9

LAMPIRAN................................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam setiap pembahasan mengenai permintaan uang perlu diperjelas mengenai definisi
uang.Ha lini mengingat adanya banyak definisi mengenai uang. Dalam hal ini, uang didefinisikan
sebaga ialat tukar (medium ofexchange), yaitu suatu barang atau kekayaan riil yang secara umum
dapat diterima sebagai pembayaran.Uang juga dipergunakan sebagai penyimpan nilai dan sebagai
alat pengukur ,atau secara ringkasnya biasa dinyatakan dalam satuan uang .Jumlah uang yang
diminta dalam suatu perekonomian, termasuk berbagai jenis kekayaan moneter lain, sangat
dipengaruhi oleh kondisi kelembagaan, peraturan pemerintah dan perkembangan teknologi. Teori
permintaan uang sebenarnya dapat dijelaskan dengan menggunakan teori tentang alokasi sumber-
sumber ekonomi yang sifatnya terbatas, manusia haruslah memilih alokasi yang memberikan
kepuasan sebesar-besarnya. Salah satu bentuk kekayaan seseorang adalah uang. Semakin banyak
uang yang dipegang maka semakin kaya. Selain uang, kekayaan juga dapat diwujudkan dalam
bentuk surat berharga, deposito atau barang. Namun kebanyakan orang lebih banyak memilih
kekayaan dalam bentuk uang dari pada dirupakan menjadi surat berharga atau deposito berjangka.
Melalui makalah ini, pemakalah ingin menjawab pertanyaan mengenai penyebab seseorang
memilih kekayaannya dalam bentuk kas.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengertian tentang teori permintaan uang menurut pendapat Klasik?

Bagaimana pengertian tentang teori permintaan uang menurut pendapat Keynes?

1.3 Tujuan masalah

Memahami pengertian dari teori permintaan uang menurut pendapat Klasik.

Memahami pengertian dari teori permintaan uang menurut pendapat Keynes

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teori Permintaan Uang Klasik

Teori permintaanuang Klasik bermula dari teori tentang jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat (teori kuantitas uang).Teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan tentang alasan
seseorang menyimpan uang dalam bentuk kas, namun lebih pada peranan uang dalam
perekonomian. Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan
uang,beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara penawaran
uang atau jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan dua variable
dijabarkan lewat konsep si teori mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah uang
beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya
menentukan nilai uang.

Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut:

M.V=P.T

Dimana:

M =Jumlah Uang Beredar (JUB)

V =Perputaran uang dari satu orang ke orang lain dalam satu periode

P =Harga barang

T =Volume barang yang diperdagangkan

Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai barang yang diperdagangkan (sisi kanan dari tanda
sama dengan) sama besarnya dengan JUB dikalikan dengan kecepatan perputarannya. Meskipun
persamaan diatas tidak mencerminkan permintaan uang, namun dapat diubah bentuk menjadi
persamaan permintaan uang. Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari
penggunaan uang dalam proses transaksi. Setiap perekonomian dalam setiap tahap pertumbuhannya
mempunyai sistem kelembagaan yang menentukan sifat dari proses transaksi. Besar kecilnya nilai
perputaran uang setiap periode tertentu (V) ditentukan oleh sifat dari proses transaksi yang berlaku
dimasyarakat dalam suatu periode tertentu.

2
Sistem ke lembagaan ini mencakup faktor-faktor misalnya tingkat “monetisasi” sektor ekonomi
(masyarakat agraris tradisional) memerlukan uang yang lebih kecil untuk setiap volume transaksi
dari pada masyarakat industri), kebiasaan memberi kredit perdagangan oleh supplier kepada
pembeli juga bisa mengakibatkan menurunnya kebutuhanakan uang dan jaringan perbankan
memungkinkan dana bisa dikirim antar daerah secara cepat dan mengakibatkan kebutuhan uang
menurun.

Implikasi dari teori moneter dari Irving Fisher adalah:

1. Permintaan akan uang dalam masyarakat merupakan suatu proporsi dari volume transaksi, dan
volume transaksi merupakan suatu proporsi konstan pula dari tingkat pendapatan nasional. Jadi
permintaan uang pada analisa terakhir ditentukan oleh tingkat pendapatan nasional saja, tidak
dipengaruhi oleh faktor faktor lain seperti tingkat bunga.

2. Dari segi kebijaksanaan ekonomi makro, teori moneter ini mempunyai implikasi yang penting,
yaitu bahwa tingkat pendapatan nasional equilibrium tidak bisa dipengaruhi oleh kebijaksanaan
fiskal. Dalam kasus ini kebijaksanaan moneterlah yang paling efektif untuk mengendalikan
tingkat pendapatan nasional.

Selain Irving Fisher, Marshall dan Pigou juga berpendapat mengenai permintaan uang. Teori
Marshall dan Pigou (dikenal dengan teori Cambridge) tidak jauh seperti halnya teori Fisher, teori
Cambridge berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (meansofex change).
Karena itu, teori – teori Klasik melihat kebutuhan uang atau permintaan akan uang dari masyarakat
sebagai kebutuhan akan alat tukar yang likuid untuk tujuan transaksi. Perbedaan utama antara teori
ini dengan Fisher, terletak pada tekanan dalam teori permintaan uang Cambridge pada perilaku
individu dalam mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan,yang
salah satunya berbentuk uang. Perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung – rugi dari
pemegang kekayaan dalam bentuk uang. Teori Cambridge lebih menekankan faktor - Volume
transaksi dan faktor kelembagaan (Fisher), juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan
warga masyarakat, dan ramalan/harapan dari masyarakat mengenai masa mendatang.

3
Dalam teori Cambridge permintaan uang dirumuskan dengan:

M = K.P.Y

Dimana:

M = Jumlah uang yang beredar

K = hasil pertahun yang diterima

Y = Pendapatan nasional riil

P = Tingkat harga umum

Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-
faktor seperti tingkat bunga

dan expectation berubah, walaupun dalam jangka pendek. Dan kalau faktor – faktor berubah maka
juga berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau tingkat bunga naik, ada kecenderungan
masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang, meskipun volume transaksi yang mereka
rencanakan tetap. Demikian juga faktor expectation mempengaruhi, seandainya masa datang
tingkat bunga akan naik (yang berarti penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang akan
cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga yang dipegangnya dan menambah jumlah uang
tunai yang mereka pegang Teori Cambridge adalah selangkah lebih maju dari teori Fisher,
meskipun keduanya jelas masih dalam tradisi teori uang Klasik.

4
2.2. Teori Permintaan Uang Keynes

Keynes menerangkan mengapa seseorang memegang uang kas berdasarkan kegunaan uang.
Dalam teorinya tentang permintaan akan uang kas, Keynes membedakan antara motif transaksi (dan
berjaga - jaga) serta spekulasi. Seseorang memerlukan uang karena dia akan melakukan transaksi
dan untuk berjaga – jaga (kalau sakit, terkena musibah dan sebagainya yang pada akhirnya
merupakan kegiatan transaksi). Selain itu orang mau memegang uang karena motif spekulasi, dalam
hal ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh hasil dari uang yang dipegang maksimum, dengan
cara mengkombinasikan uang yang dipegang dengan bentuk kekayaan lainnya.

2.3. Motif permintaan uang untuk tujuan transaksi


Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk melakukan transaksi, Transaksi ini
sering terjadi tidak bersamaan waktunya dengan penerimaan uang. Pengeluaran ini seringkali tidak
bisa diperkirakan terlebih dahulu, sehingga sangat diperlukan adanya uang kas ditangan. Meskipun
seandainya pengeluaran dan penerimaan itu dapat diperkirakan dengan tepat, namun uang kas
ditangan tetap diperlukan. Sebab penerimaan yang diharapkan mungkin tidak jadi diterima, atau
pengeluaran untuk transaksi yang sangat penting untuk dilakukan sebelum waktu penerimaan
datang, atau mungkin suatu transaksi yang memberikan keuntungan besar sangat menarik untuk
dilakukan sebelum penerimaan datang dan sebagainya. Keynes mengatakan bahwa permintaan
uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung dari pendapatan. Semakin tinggi pendapatan
seseorang, semakin besar keinginan akan uang kas untuk transaksi. Masyarakat yang tingkat
pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak dibanding masyarakat yang
pendapatannya lebih rendah.

Ketergantungan permintaan uang untuk transaksi terhadap pendapatan dapat digambarkan


sebagai berikut:
Permintaan uang untuk transaksi ditunjukkan dengan. Terlihat semakin tinggi pendapatan maka
semakin banyak uang yang dipegang untuk keperluan transaksi (M). Hubungan antara permintaan
uang untuk transaksi dengan pendapatan riil (Y/P) tidak selalu linier (garis lurus) Berbeda dengan
kaum Klasik. Keynes lebih menekankan permintaanuang untuk spekulasi.

5
2.4. Motif permintaan uang untuk tujuan spekulasi

Sesuai dengan namanya, motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si pemegang uang tersebut meramal
apa yang akan terjadi dengan benar. Pada teori Cambridge faktor ketidaktentuan masa depan
(uncertainly) dan faktor harapan (expectations) dari pemilik kekayaan bisa mempengaruhi
permintaan akan uang dari pemilik kekayaan tersebut. Namun teori seperti itu tidak pernah
membakukan faktor – faktor tersebut ke dalam perumusan teori moneter mereka. Perumusan
permintaanu uang untuk motif spekulasi dari Keynes merupakan langkah “formalisasi” dari faktor-
faktor tertentu dalam teori moneter.

Keynes tidak membicarakan faktor “uncertainly” dan“ expectations” secara umum, seperti teori
Cambridge. Tetapi ia membatasi “uncertainly” dan “expectations” mengenai satu variable yaitu
tingkat bunga. Pada garis besarnya teori Keynes membatasi pada keadaan dimana pemilik kekayaan
bisa memilih memegang kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau obligasi (bond). Uang tunai
dianggap tidak memberikan penghasilan, sedangkan obligasi dianggap memberikan berupa
sejumlah uang tertentu setiap periode.

Dalam teori Keynes dibicarakan khusus obligasi yang memberikan suatu penghasilan berupa
sejumlah uang tertentu setiap periode selama waktu yang tak terbatas (perpetuity).

Secara umum bisa ditulis dengan persamaan sebagai berikut:

K=R.P

Dimana:

K =hasil pertahun yang diterima

R =tingkat bunga

P =harga pasar atau nilai sekarang dalam obligasi “perpetuity” tersebut.

Persamaan tersebut bisa juga ditulis sebagai berikut:

P = K/R

Yang menunjukkan bahwa (karena K adalah konstan) harga pasar obligasi (P) berbanding terbalik
dengan tingkat bunga R Apabila tingkat bunga turun, maka harga pasar obligasi naik, dan

6
sebaliknya apabila tingkat bunga naik maka harga pasar obligasi turun, atau dengan kata lain
semakin tinggi tingkat suku bunga semakin rendah permintaan uang kas oleh seseorang atau

masyarakat. Karena, semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar ongkos memegang
uang tunai sehingga seseorang atau masyarakat lebih baik membeli obligasi. Sebaliknya apabila
tingkat suku bunga semakin rendah maka semakin rendah pula ongkos memegang uang tunai dan
semakin besar seseorang atau masyarakat untuk menyimpan uang tunai.

Suatu hal yang perlu dicatat mengenai mekanisme permintaan akan uang untuk motif spekulasi
seperti yang dikemukakan disini adalah bahwa semuanya berkisar pada harapan mengenai
perubahan tingkat bunga dimasa mendatang. Apa yang menetukan harapan seseorang akan gerak
dari tingkat

bunga? Mengenai hal ini Keynes mengatakan bahwa pada suatu waktu seseorang mempunyai
pendapat mengenai tingkat bunga yang ia anggap “normal”.

Bila pada suatu waktu tingkat bunga yang berlaku lebih tinggi dari tingkat bunga yang ia anggap
normal, maka ia akan mengharapkan bahwa tingkat bunga akan turun dimasa mendatang.

Teori moneter Keynes ini mempunyai implikasi – implikasi teori maupun kebijaksanaan yang
penting, yang berbeda dengan teori-teori Klasik, yaitu:
1. Teori Klasik mempunyai ciri dasar bahwa perubahan volume uang beredar tidak mempengaruhi
tingkat maupun komposisi pengeluaran dalam masyarakat. Volume jumlah uang yang beredar
hanya mempengaruhi tingkat harga umum (P).
2. Teori permintaan akan uang dari Keynes mempunyai implikasi bahwa permintaan uang adalah
fungsi yang tidak stabil, dalam arti bahwa fungsi ini bisa bergeser dan berubah posisi dengan
cepat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena Keynes menekankan peranan faktor
uncertaity dan expectation dalam menetukan posisi permintaan uang untuk tujuan spekulasi

7
BAB III
KESIMPULAN

Perkembangan teori permintaan uang ternyata semakin pesat. Berbagai studi empiris telah
dilakukan untuk mendukung perkembangan teori diatas. Perkembangan teori Keynes
menunjukkan bahwa motif permintaan uang untuk transaksi juga dipengaruhi oleh tingkat bunga.
Beberapa catatan mengenai model permintaan uang menyangkut masalah ketidakpastian, model
antar generasi, kendala cashin advance dan jangka waktu. Selain permasalahan di atas,
perkembangan teknologi transaksi dan institusi yang menjadi latar belakang studi masih
memberikan alternatif tantangan studi model permintaan uang. Kesimpulan – kesimpulan dari
hasil studi empiris model permintaan uang masih selalu bersifat tentatif. Berbagai permasalahan
ini menunjukkan bahwa studi tentang model permintaan uang belum berakhir dan masih tetap
menarik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nopirin, Ekonomi Moneter Buku I Edisi 4. 1998, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.


Boediono. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi: Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.(diakses pada
tanggal 5 November 2014).
Drs. Iswardono SP., M.A. Uang Dan Bank, Edisi 4, 1999, BPFE Yogyakarta: Yogyakarta
http://peaunsri.blogspot.co.id/2014/03/permintaan-dan-penawaran-uang.html
http://ekonomiakuntansiid.blogspot.co.id/2015/10/permintaan-dan-penawaran-uang.html
http://ekaprasetyaa.blogspot.co.id/2013/01/teori-permintaan-uang-menurut-klasik.html
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-teori-permintaan-uang.html
http://ekonomi-sosiologi-geografi.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-permintaan-dan-
penawaran.html

9
LAMPIRAN

10
11
12
Pertanyaan:
1. Apa saja yang mempengaruhi/faktor-faktor permintaan uang? (agung dari kelompok: 2)
2. Dampak permintaan uang menaik dan menurun? (steven dari kelompok: 3)
3. Perbedaan permintaan uang klasik dan keynes? (anita dari kelompok 1)
Jawab:
1. Pendapatan riil, tingkat suku bunga, tingkat harga umum, fasilitas kredit, tingkat diskonto,
cadangan kas, kebijakan pasar terbuka
2. a. Kebijakan moneter bank sentral
b. tingkat pendapatan masyarakat
c. tingkat harga
d. selera masyarakat
e. meningkatnya produksi barang dan jasa
f. kebijakan anggaran yang dianut
3. a. Teori Klasik mempunyai ciri dasar bahwa perubahan volume uang beredar tidak
mempengaruhi tingkat maupun komposisi pengeluaran dalam masyarakat. Volume jumlah
uang yang beredar hanya mempengaruhi tingkat harga umum (P).

b. Teori permintaan akan uang dari Keynes mempunyai implikasi bahwa permintaan uang
adalah fungsi yang tidak stabil, dalam arti bahwa fungsi ini bisa bergeser dan berubah posisi
dengan cepat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan karena Keynes menekankan peranan
faktor uncertaity (ketidakpastian) dan expectation (harapan) dalam menetukan posisi
permintaan uang untuk tujuan spekulasi

13

Anda mungkin juga menyukai