BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti
Hasil data penelitian ini berguna bagi peneliti lain yang ingin lebih
dalam melanjutkan penelitian tentang gangguan perilaku pada anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perilaku
a. Definisi
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
atau lingkungan. Perilaku adalah sikap atau tingkah laku, setiap atau
seluruh aktivitas total seseorang, khususnya yang dapat diamati dari luar.
Perilaku merupakan kegiatan fisik yang terjadi di dalam tubuh dan
dikendalikan oleh otak. (Kamus Kedokteran Dorland, 2010; Davis R, 2015)
b. Klasifikasi
1) Perilaku Terbuka (Overt Behavior)
Kata 'terbuka' dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang jelas dan
terbuka ditampilkan. Perilaku yang dapat diamati seperti berjalan,
berbicara, tertawa, yang dapat dilihat dengan mudah dikategorikan
sebagai perilaku terbuka. (Psychestudy, 2017)
2) Perilaku Tertutup (Covert behaviors)
Perilaku tertutup adalah tindakan yang tidak teramati yang hanya dapat
disimpulkan oleh diri sendiri. Contoh perilaku ini adalah mengamati,
mengingat, penalaran, berpikir, menciptakan dan bermimpi di antara
banyak lainnya. (Psychestudy, 2017)
6
2. Gangguan Perilaku
a. Definisi
Gangguan perilaku merupakan masalah perilaku dan emosional yang
melibatkan gejala perilaku negatif termasuk agresi kepada orang lain dan
hewan, merusak barang disengaja, mencuri, berbohong, dan membolos
sekolah dan menyebabkan penurunan yang signifikan dalam fungsi sosial,
akademik.(AACAP, 2013; Janzen JF, 2014; Pradnyawati D, 2015)
b. Klasifikasi
Gangguan perilaku diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu
internalisasi dan gangguan eksternalisasi. (Lancefield KS, et al, 2016)
1) Gangguan Internalisasi
a) Kecemasan
Kecemasan merupakan perasaan khawatir dan gugup. Kecemasan
terjadi sebagai akibat interaksi faktor-faktor biopsikososial, stres atau
trauma yang menimbulkan sindroma klinis yang bermakna. Kecemasan
yang terjadi pada anak usia dini, seperti gangguan kecemasan akan
perpisahan, dan kondisi yang terutama muncul dari remaja dan
seterusnya, seperti fobia sosial dan gangguan panik. (Elvira SD, 2013,
Shen M, et al, 2015, Murray J, et al, 2016; Sonuga-Barke EJS, et al,
2016)
b) Depresi
Depresi adalah perasaan murung yang terbendung, sebagai akibat
dari sistem pendekatan perilaku aktif yang gagal untuk menghasilkan
efek positif atau motivasi. (AACAP, 2013; Shen M, et al, 2015; Murray
J, et al, 2016; Sonuga-Barke EJS, et al, 2016)
8
2) Gangguan Eksternalisasi
a) Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah pola pengalaman dan perilaku batin
yang bertahan lama yang sangat berbeda dari ekspektasi budaya
individu, bersifat pervasif dan tidak fleksibel dan menimbulkan
perasaan tertekan. Gangguan kepribadian ditandai dengan pola
mendalam dari perilaku antisosial dan agresif, pelanggaran yang
signifikan dari hak orang lain dan/atau norma-norma sosial. (Gorman
DA, et al, 2015; Murray J, et al, 2016; Decety J, et al, 2016;
Bienenfeld D, 2018)
b) Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH) /
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH)
adalah kondisi perkembangan yang kurang terhadap perhatian dan
konsentrasi yang dapat terganggu oleh rangsangan eksternal atau
oleh pikiran yang tidak relevan dengan atau tanpa hiperaktivitas
menyertai. Ada 3 bentuk dasar GPPH yaitu lalai, hiperaktif-impulsif
dan digabungkan. Gangguan pemusatan perhatian ditandai dengan
perkembangan tingkat hiperaktif yang tidak lazim, impulsif, dan/atau
kurangnya perhatian. (Gorman DA, et al, 2015; Murray J, et al, 2016;
Decety J, et al, 2016; Soreff S, 2017)
c. Epidemiologi
Prevalensi gangguan perilaku di AS adalah 9,5% (laki-laki=12,0%,
perempuan=7,1%). Hasil analisis mengidentifikasi lima subtipe gangguan
perilaku yaitu pelanggaran aturan, penipuan/pencurian, agresif, perilaku
yang tertutup, dan gejala gangguan perilaku yang menetap. Hasil juga
menunjukkan bahwa gangguan perilaku biasanya mempengaruhi suasana
9
d. Etiologi
Penyebab gangguan perilaku mungkin dari anak sendiri atau mungkin
dari lingkungannya, akan tetapi kedua faktor ini saling mempengaruhi.
(Maramis WF, 2009)
1) Internal
a) Penyebab yang diturunkan. Diketahui bahwa ciri dan bentuk
anggota tubuh dapat diturunkan. Demikian juga beberapa sifat
kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orang tua kepada
anaknya. Karena anak itu mempunyai ciri dan sifat-sifat ini, maka
suatu keadaan atau hal tertentu mungkin menimbulkan stres pada
anak yang bersangkutan, tetapi tidak pada anak yang lain.
(Maramis WF, 2009)
b) Penyebab yang diperoleh pada waktu anak berkembang. Telah
lama diketahui bahwa gangguan otak seperti trauma kepala,
ensefalitis, neoplasma dan lain-lain dapat mengakibatkan
perubahan kepribadian. Anak dengan sindrom otak organik ini
12
2) Lingkungan
Faktor lingkungan sering lebih menetukan. Dan karena lingkungan
itu dapat diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat
dipengaruhi atau dapat dicegah. Beberapa penyebab gangguan
perilaku yang berasal dari lingkungan ialah:
a) Orang tua: sikap orang tua terhadap anak mereka merupakan faktor
yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak itu.
Perkawinan yang tidak bahagia atau perceraian menimbulkan
kebingungan pada anak. Bila orang tua hidup tidak rukun, maka
sering mereka tidak konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan
sering mereka bertengkar didiepan anak. Sebaliknya disiplin yang
dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang hebat.
Disiplin harus dipertahankan secara bijaksana, jangan sampai
seakan-akan ada dua blok dirumah, yaitu orang tua di satu pihak
dan anak-anak dilain pihak. Kadang-kadang dengan kata-kata yang
lemah lembut dari ibu atau ayah boleh saja “menolong” anak-anak
terhadap pendapat atau tuntutan salah satu orang tua yang lain
mengenai hal-hal yang tidak prinsipil dalam suasana penuh
pengertian dan tanpa perasaan “menang” atau “kalah”. Kepribadian
orang tua sendiri juga sangat penting. Misalnya ibu yang nerotik
atau psikopatik tidak dapat mengadakan hubungan anak otang tua
yang baik, sehingga pengembangan kepribadian anak akan
terganggu. Orang tua seperti ini pada umumnya bersikap menolak
terhadap pada anaknya. (Maramis WF, 2009)
b) Saudara-saudara: rasa iri hati saudara-saudara adalah normal,
biasanya lebih nyata pada anak pertama dan lebih besar antara
13
e. Manifestasi Klinis
1) Agresi terhadap manusia dan hewan
a) mengganggu, mengancam atau mengintimidasi orang lain
b) sering memulai perkelahian fisik
c) telah menggunakan senjata yang dapat menyebabkan kerusakan fisik
yang serius bagi orang lain (misalnya bata, pecahan botol, pisau atau
pistol)
d) secara fisik kejam terhadap orang atau binatang
e) mencuri dari korban saat menghadapi mereka (misalnya perkelahian)
14
f. Prosedur Diagnosis
1) Suatu pola yang diulang dan menetap dari tingkah laku yang berkaitan
dengan hak dasar orang lain atau agresifitas yang tidak sesuai dengan
norma-norma masyarakat atau melanggar aturan-aturan, seperti yang
nampak melalui tiga (lebih) dari kriteria berikut ini dan sudah
berlangsung selama 12 bulan,dengan paling sedikit satu kriteria muncul
dalam enam bulan. (Pradnyawati D, 2015)
a) Kriteria pertama yaitu agresi terhadap orang dan binatang (mengancam,
memulai perkelahian, melukai orang lain, mencuri, memaksa aktivitas
seksual)
b) Kriteria kedua yaitu merusak hak milik (dengan sengaja membakar atau
merusak milik orang lain)
c) Kriteria ketiga adalah berbohong
d) Kriteria terakhir adalah pelanggaran aturan yang serius (sering keluar
malam, kabur dari rumah, dan bolos sekolah). (Pradnyawati D, 2015)
2) Gangguan tertentu yang cenderung didiagnosis sebagai gangguan
perilaku adalah kecemasan, depresi, dan gangguan suasana hati yang
masuk masalah internalisasi. Gangguan oposisi pemberontak, gangguan
mood, psikosis, dan penyalahgunaan zat terlarang, merupakan gangguan
eksternalisasi. (Janzen JF, 2014)
3) Kriteria berdasarkan buku PPDGJ-III dan DSM-5, yaitu:
a) Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya suatu pola tingkah
laku dissosisal, agresif atau menentang yang berulang dan menetap.
b) Penilaian tentang adanya gangguan tingkah laku perlu
memperhitungkan tingkat perkembangan anak. Temper tantrums,
merupakan gejala normal pada perkembangan anak berusia 3 tahun,
dan adanya gejala ini bukan merupakan dasar bagi diagnosis ini.
Begiru pula, pelanggaran terhadap hak orang lain (seperti pada tindak
pidana dengan kekerasan) tidak termasuk kemampuan anak berusia 7
16
g. Penatalaksanaan
1) Farmakologi
a) Kecemasan
Merupakan obat pilihan pertama, pemberian benzodazepin dimulai
dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon
terapi. Lama pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu, dilanjutkan
dengan masa tapering off selama 1-2 minggu.
Golongan benzodazepin yang diberikan adalah Diazepam (Valium)
dengan dosis 2-5 mg/kg/hari PO. (Elvira SD, 2013; Nutter DA, 2017)
b) Depresi
Antidepresan membutuhkan waktu 3 sampai 4 minggu untuk
memberikan efek terapi yang bermakna meskipun ada yang
menunjukan efek terapi lebih awal dan secara relative, semua
17
2) Non-farmakologi
a) Terapi kognitif perilaku dan terapi kemampuan sosial pada anak dilakukan
dengan beberapa target yang ingin dicapai, diantaranya : mengurangi
perilaku agresif, meningkatkan interaksi sosial, dan memperbaiki
18
kekurangan kognitif, gangguan dan evaluasi diri yang tidak akurat yang
dilakukan oleh anak lain. (Sonuga-Barke EJS, et al, 2016)
b) Terapi keluarga merupakan psikoterapi yang dapat diberikan pada anak
gangguan tingkah laku untuk meningkatkan kemampuan orang tua dalam
memanajemen perilaku dan meningkatkan juga kualitas hubungan orang
tua-anak. (Sonuga-Barke EJS, et al, 2016)
c) Salah satu terapi psikoanalisis adalah terapi seni, pengobatan dan
penyembuhan mental dan masalah psikologis masalah menggunakan
media seni dimana klien dapat mengungkapkan apa yang mereka rasakan
di dalam. (Hu H-F, 2016)
h. Prognosis
1) Anak dengan gangguan perilaku dikemudian hari rentan menjadi pemakai
zat terlarang dan berubah menjadi dewasa dengan gangguan psikologis di
masa depan. (Sonuga-Barke EJS, et al, 2016; Hu H-F, 2016)
2) Anak-anak dengan dukungan sosial rendah memiliki tingkat kecemasan
dan depresi yang tinggi. (Ross JM, 2015)
3) Perilaku antisosial, misalnya, kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma atau kejam, perilaku agresif, bermanifestasi sebagai
gangguan perilaku dimasa kecil, yang mungkin atau mungkin tidak
bertahan sebagai gangguan kepribadian antisosial diusia dewasa. (Samek
DR, 2015)
19
B. Kerangka Teori
C. Kerangka konsep
D. Definisi Operasional
1. Dikatakan anak jika berusia 6-12 tahun (WHO, 2007)
2. Dikatakan anak usia sekolah jika berusia 7-12 tahun (Kemendikbud, 2016)
3. Jenis kelamin adalah pembagian jenis seksual yang ditentukan secara
biologis dan anatomis yang dinyatakan dalam jenis kelamin laki-laki dan
jenis kelamin perempuan.
4. Dikatakan mengalami gangguan perilaku jika untuk anak yang berusia 4-6
tahun dan jumlah nilai adalah 24 atau lebih.
5. Dikatakan mengalami gangguan perilaku jika untuk anak yang berusia >6
tahun dan jumlah nilai adalah 28 atau lebih.
6. Dikatakan depresi jika skor ≥ 5 pada PSC dengan memenuhi kriteria item
dengan nomor:
(11) Sedih Dan Murung
(13) Cepat Putus Asa
(19) Memandang Rendah Diri Sendiri
(22) Kecemasan Yang Berlebihan
(27) Kurang Gembira
7. Dikatakan cemas jika skor ≥ 5 pada PSC dengan memenuhi kriteria item
dengan nomor:
(11) Sedih Dan Murung
(13) Cepat Putus Asa
(19) Memandang Rendah Diri Sendiri
(22) Kecemasan Yang Berlebihan
(27) Kurang Gembira
8. Dikatakan gangguan kepribadian jika skor ≥ 7 pada PSC dengan
memenuhi kriteria item dengan nomor:
(16) Berkelahi Dengan Anak Lain
(29) Tidak Mengikuti Peraturan
(31) Tidak Memahami Perasaan Orang Lain
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Design Penelitian
1) Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada …. Desember 2018 - ….. Februari 2019.
2) Tempat Penelitian
Sekolah Dasar di Kecamatan Palu Utara yaitu SDN 8 Mamboro dan SDN 9
Mamboro, Kecamatan Palu yaitu Timur SDN INPRES 1 Lolu dan SDN
INPRES 6 Lolu, Kecamatan Palu Barat yaitu SDN 2 Palu dan SDN 6 Palu,
Kecamatan Palu Selatan yaitu SDN INPRES 1 Tatura dan SDN INPRES 3.
1) Populasi
Anak usia sekolah dasar
2) Subyek
Orang tua dari anak yang memenuhi kriteria penelitian
a) Kriteria Inklusi
1) Siswa SD di Kota Palu
2) Perempuan atau laki-laki
3) Orang tua lengkap
4) Anak diasuh orang tua atau keluarga dekat
5) Usia sekolah dasar (6-12 tahun)
6) Orangtua bersedia mengikuti dalam penelitian ini tanpa ada paksaan
setelah mendapat penjelasan
24
b) Kriteria Ekslusi
1) Anak panti asuhan
2) Siswa SD yang alami gangguan perkembangan (retardasi mental)
3) Anak dengan cacat bawaan (lumpuh,buta,dll.)
E. Besar Sampel
Keterangan:
s = Jumlah sample
N = Jumlah populasi
d2= Presisi yang ditetapkan
λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%
d = 0,05
P = Q = 0,5
8 Sekolah = 33 siswa(i)/sekolah
268 Sampel
25
G. Alur Penelitian
H. Prosedur Penelitian
1. Populasi yang akan diteliti adalah semua anak SD di Kota Palu. Diberikan
penjelasan kepada subyek penelitian dalam bahasa yang bisa dimengerti
oleh subyek:
a) Tentang latar belakang, tujuan, dan manfaat dari penelitian. Serta diberi
penjelasan mengenai perlakuan terhadap subyek selama penelitian dan
jaminan kerahasiaan data *serta jaminan keselamatan selama tindakan
penelitian.
b) Juga tentang hak-hak dari subyek, yaitu hak menolak dan mengundurkan
diri dari penelitian tanpa konsekuensi kehilangan hak mendapat pelayanan
kesehatan yang diperlukannya, hak untuk bertanya dan mendapat
penjelasan bila masih diperlukan. Subyek juga diberitahu bahwa semua
biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini akan ditanggung oleh peneliti.
c) Tentang persetujuan subyek tanpa paksaan, bisa menolak tanpa
konsekuensi.
2. Setelah subyek mengerti dengan semua penjelasan, maka peneliti akan
meminta persetujuan dari subyek tersebut untuk ikut serta menjadi subyek
penelitian dengan menandatangani formulir persetujuan.
3. Subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria
eksklusi akan diikutkan dalam penelitian.
4. Selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data dengan tanya jawab dan
diisi oleh peneliti di kuesioner.
5. Semua data data yang telah terkumpul akan di input ke dalam computer
dalam tabel untuk analisa deskriptif.
6. Selanjutnya akan dilakukan pengolahan dan analisis data lebih lanjut
dengan mengunakan program SPSS. Mula-mula secara deskriptif lalu
dengan analisa multivariant untuk mengetahui karakteristik masing-masing
jenis gangguan perilaku..
27
J. Aspek Etika
BAB IV
A. Hasil
Kecamatan Palu yaitu Timur SDN INPRES 1 Lolu dan SDN INPRES 6 Lolu,
Kecamatan Palu Barat yaitu SDN 2 Palu dan SDN 6 Palu, Kecamatan Palu
Selatan yaitu SDN INPRES 1 Tatura dan SDN INPRES 3 Tatura terhadap
langsung untuk mengisi kuesioner. Data yang di peroleh terdiri dari gambaran
Usia
6 16 6.0
7 28 10.4
8 43 16.0
9 43 16.0
10 50 18.7
11 48 17.9
12 40 14.9
0.4
0.2
0 0 0 0
0
6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun
Persentase%
Tabel 1. Dapat diketahui dari 268 siswa(i) yang memenuhi kriteria sampel
(16,0%), pada kelompok umur 9 tahun sebesar (16,0%) dengan anak yang
Palu
Jenis Kelamin
Persentase%
2 1.9
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8 0.7
0.6
0.4
0.2
0
Laki-laki Perempuan
Persentase%
Tabel 2. Dapat diketahui dari 268 siswa(i) yang memenuhi kriteria sampel
dengan yang mengalami gangguan sebesar (1,9%) dan pada kelompok laki-
Gambaran Perilaku
Gambaran
Frekuensi Persentase(%)
Perilaku
Positif 7 2.6
Tabel 3. Dapat diketahui dari 268 siswa(i) yang memenuhi kriteria sampel
Subskala Internalisasi
Depresi 5 1.9
Cemas 1 0,4
Tabel 4. Dapat diketahui dari 268 siswa(i) yang memenuhi kriteria sampel
Subskala Eksternalisasi
Gangguan
Frekuensi Persentase %
Eksternalisasi
ADHD 2 0,7
GK 10 3.7
Tabel 5. Dapat diketahui dari 268 siswa(i) yang memenuhi kriteria sampel
B. PEMBAHASAN
1. Menurut Usia
perilaku rentan pada usia 10 tahun. Hal ini terjadi karena adanya disfungsi
(Rehani, 2012).
perilaku pada saat usia 11 tahun. Data dari CDC menunjukan bahwa anak
adalah tertinggi pada perempuan (54,9%). Hal ini tidak sejalan dengan
secara fisik, mental dan psikologis mereka lebih kuat dibandingkan anak
36
Ditinjau dari subskala internalisasi pada penilitian ini yang tertinggi adalah
depresi (1,9%) dan yang terendah adalah cemas (0,4%). Hal ini tidak sejalan
adalah cemas (4%) dan yang terendah adalah depresi (1%). Kecemasan
pada anak usia dini, seperti gangguan kecemasan akan perpisahan, dan
kondisi yang terutama muncul dari remaja dan seterusnya, seperti fobia
sosial dan gangguan panik. (Elvira SD, 2013, Shen M, et al, 2015, Murray J,
aktif yang gagal untuk menghasilkan efek positif atau motivasi. (AACAP,
37
2013; Shen M, et al, 2015; Murray J, et al, 2016; Sonuga-Barke EJS, et al,
2016).
perhatian (0,7%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
bertahan lama yang sangat berbeda dari ekspektasi budaya individu, bersifat
agresif, pelanggaran yang signifikan dari hak orang lain dan/atau norma-
norma sosial. (Gorman DA, et al, 2015; Murray J, et al, 2016; Decety J, et al,
atau oleh pikiran yang tidak relevan dengan atau tanpa hiperaktivitas
menyertai. Ada 3 bentuk dasar GPPH yaitu lalai, hiperaktif impulsive dan
kurangnya perhatian. (Gorman DA, et al, 2015; Murray J, et al, 2016; Decety
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Palu mencakup Kecamatan Palu Utara yaitu SDN 8 Mamboro dan SDN 9
Mamboro, Kecamatan Palu yaitu Timur SDN INPRES 1 Lolu dan SDN
INPRES 6 Lolu, Kecamatan Palu Barat yaitu SDN 2 Palu dan SDN 6 Palu,
Kecamatan Palu Selatan yaitu SDN INPRES 1 Tatura dan SDN INPRES 3
(2,6%).
B. Saran
gangguan perilaku.
mlibatkan orang tua siswa dan bila perlu berkonsultasi dengan psikiater.
DAFTAR PUSTAKA
1. Janzen JF. Parent and teacher involvement : children with emotional and
https://krex.kstate.edu/dspace/bitstream/handle/2097/17602/JessicaWhite
2014.pdf?sequence=1
http://ojs.unud.ac.id/index.php/medicina/article/view/18091
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4855987/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4855628/pdf/JCPP-57-
575.pdf
http://www.aimjournal.ir/pdffiles/69_Jan016_009.pdf
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4762324/pdf/JCPP-57-
321.pdf
http://www.kjms-online.com/article/S1607-551X(16)00003-6/pdf
8. Ho N-F, Chong JSX, Koh HL, Koukouna E, Lee T-S, Fung D, et al.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4583510/pdf/pone.013901
8.pdf
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4710829/pdf/bmjopen-
2015-007802.pdf
10. Decety J, Yoder KJ, Lahey BB. Sex Differences In Abnormal White Matter
30. p. 1. Dari:
42
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4536170/pdf/nihms709412
11. Gorman DA, Gardner DM, Murphy AL, Feldman M, Bélanger SA, Steele
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4344948/pdf/cjp-2015-
vol60-february-62-76.pdf
12. Lindhiem O, Bennett CB, Hipwell AE, Pardini DA. Beyond Symptom
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4561600/pdf/nihms673769
13. Ross JM, Coxe S, Schuster RM, Rojas A, Gonzalez R. The Moderating
2,10. Dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4441872/pdf/nihms-
682867.pdf
43
14. Samek DR, Elkins IJ, Keyes MA, Iacono WG, McGue M. High School
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4478127/pdf/nihms674023
15. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. 2010. Behaviour disorder; h.241.
https://www.psychestudy.com/behavioral/behavior/overt
https://www.psychestudy.com/behavioral/behavior/covert
Centers for Disease Control and Prevention. [Online]. [cited 2017 Feb
11]; dari:
https://www.cdc.gov/childrensmentalhealth/data.html
http://www.studylecturenotes.com/social-sciences/sociology/120-factors-
of-personality
20. Maramis WF, Maramis AA. Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya:
Disorder : Facts for Families. No. 33. 2013 August. [Online]. [cited 2018
https://www.aacap.org/aacap/Families_and_Youth/Facts_for_Families/Fa
cts_for_Families_Pages/Conduct_Disorder_33.aspx
22. Elvira SD, Hadikusanto G. Buku Ajar Psikiatri. Edisi Kedua. Jakarta:
Children and Teens. No. 4. 2013 July. [Online]. [cited 2018 Apr 11]; dari:
https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/F
FF-Guide/The-Depressed-Child-004.aspx
Medicine. 2018 Feb 15. [Online]. [cited 2018 Apr 12]; dari:
https://emedicine.medscape.com/article/294307-overview
University. 2017 Oct 26. [Online]. [cited 2018 Apr 12]; dari:
https://emedicine.medscape.com/article/289350-overview
Students in Tehran City. Islamic Azad University, Iran. 2011. p. 697. Dari:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042811027558
45
27. Nock MK, Kazdin AE, Hiripi E, Kessler RC. Prevalence, Subtypes, and
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1925033/pdf/nihms22387.
Masalah Emosional Dan Perilaku Pada Anak Usia 9-11 Tahun Dengan
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/viewFile/10697/8490
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4566873/
30. Giardino AP. Pediatric Depression Medication. 2017 Nov 15. [online].
https://emedicine.medscape.com/article/914192-medication#3
31. Elvira SD, Hadikusanto G. Buku Ajar Psikiatri. Bab 15. Gangguan
32. Nutter DA. Pediatric Generalized Anxiety Disorder Medication. 2017 Oct
https://emedicine.medscape.com/article/916933-medication
33. Elvira SD, Hadikusanto G. Buku Ajar Psikiatri. Bab 16. Gangguan Cemas
34. Elvira SD, Hadikusanto G. Buku Ajar Psikiatri. Bab 27. Gangguan
35. Elvira SD, Hadikusanto G. Buku Ajar Psikiatri. Bab 34. Gangguan
Medication. 2017 Apr 23. [online]. [cited 2018 Apr 20]. Dari:
https://emedicine.medscape.com/article/912633-medication