Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Post partum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah


kelahiran. Lamanya “periode” ini tidak pasti, sebagian besar mengganggapnya
antara 4 sampai 6 minggu. Walaupun merupakan masa yang relatif tidak komplek
dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyaknya perubahan
fisiologi. Beberapa dari perubahan tersebut mungkin hanya sedikit mengganggu
ibu baru, walaupun komplikasi serius juga sering terjadi. (Cunningham, F, et al,
2013).

Asuhan keperawatan pasca persalinan diperlukan untuk meningkatkan status


kesehatan ibu dan anak. Masa nifas di mulai setelah dua jam lahirnya plasenta
atau setelah proses persalinan kala 1 sampai IV selesai. Berakhirnya proses
persalinan bukan berarti ibu terbebas dari bahaya atau komplikasi. Berbagai
komplikasi dapat dialami ibu pada masa nifas dan bila tidak tertangani dengan
baik akan memberi kontribusi yang cukup besar terhadap tingginya Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan
pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan terjadi pada fase laten yaitu
pembukaan < 4 cm. Ketuban pecah dini termasuk dalam kehamilan beresiko
tinggi, kesalahan dalam mengelola

KPD akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas


ibu maupun bayinya. ( Nugroho, T, 2012) Komplikasi potensial KPD yang sering
terjadi adalah resiko infeksi, prolaps tali pusar, gangguan janin, kelahiran
premature dan pada usia kehamilan 37 minggu sering terjadi komplikasi syndrom
distress pernafasan (RDS, Respiratory Distrees Syndrome) yang terjadi pada 10-
40% bayi baru lahir. Apabila terjadi pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu
dan belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan persalinan induksi. Pada
kasus tertentu bila induksi partus gagal, maka dilakukan tindakan operasi caesaria.
Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa
secara nasional Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 226/100.000 kelahiran
hidup. Angka ini masih jauh dari target tujuan pembangunan milenium
(Millenium Development Goals/MDGs), yakni hanya 102/100.000 kelahiran
tahun 2015. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil
menjadi factor penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang
harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi
lantaran indikasi yang lazim muncul, yakni 28 % pendarahan, 5% aborsi, 24%
eklamsi, 5% persalinan lama/macet, 8% komplikasi masa nifas, 11% infeksi dan
14% lain-lain. Menurut Depkes RI tahun 2011 menjelaskan sekitar 30% kejadian
mortalitas pada bayi preterm dengan ibu yang mengalami ketuban pecah dini
adalah akibat infeksi, biasanya infeksi saluran pernafasan (asfiksia).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Ny. L
G4P4A0 Post Partum Spontan dengan Riwayat Ketuban Pecah Dini di Ruang VK
(Ruang Bersalin) UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya?”

1.3 Manfaat Penulisan

Setelah melaksanakan studi kasus, diharapkan karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi :

1) Penulis
a) Dapat mengerti, memahami dan menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien post partum spontan dengan riwayat ketuban pecah dini.
b) Dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan
keperwatan pada pasien post partum spontan dengan riwayat ketuban
pecah dini.
2) Institusi Pendidikan
a) Dapat memberikan masukan-masukan bagi institusi mengenai asuhan
keperawatan khususnya pada pasien post partum spontan dengan
riwayat ketuban pecah dini
b) Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan maternitas khususnya pada pasien
post partum spontan dengan riwayat ketuban pecah dini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Masa nifas atau post partum disebut juga Puerperium yang berasal dari
bahasa latin yaitu “puer” yang berarti bayi dan “parous” yang berarti melahirkan.
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Aggraini 2010).

Periode postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang
disebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan (Bobak, et al., 2004).
Masa nifas di definisikan sebagai periode selama tepat setelah kelahiran. Namun
secara populer, diketahui istilah tersebut mencakup 6 minggu berikutnya saat
terjadi involusi kehamilan normal (Hugnes, 1972 dalam Chunnigham,2006).

2.2 Tanda dan Gejala


a) Peningkatan perdarahan : bekuan darah dan keluarnya jaringan
b) Keluar darah segar terus menerus setelah ppersalinan
c) Nyeri yang hebat
d) Peningkatan suhu
e) Perasaan kandung kemih yang penuh dan ketidakmampuan mengosongkan
f) Perluasan hematoma
g) Muka pucat, dingin, kulit lembab, peningkatan HR , chest pain, batuk.
2.3 Adaptasi Fisiologi dan Psikologi
a) Involusi rahim: terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil,yang
disebabkan karena adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding rahim
dipecah diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air kencing.
b) Inovasi tempat plasenta: setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat
permukaan kasar tidak rata kira2 sebesar telapak tangan,dengan cepat luka ini
mengecil pada akhir minggu kedua, hanya sebesar 3-4cm dan pada akhir nifas
1-2cm.
c) Perubahan pada serviks dan vagina: pada serviks terbentuk sel2 otot
terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu
persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran yang normal.
d) Perubahan pembuluh darah rahim : dalam kehamilan uterus mempunyai
pembuluh2 darah yang besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan
bagi peredaran darah yang banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi
saat nifas.
e) Dinding perut dan peritoneum : setelah persalinan dinding perut menjadi
longgar karena teregang begitu lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6
minggu.
f) Saluran kencing : dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga
menimbulkan obstruksi dan menyebabkan retensi urine,dilatasi ureter dan
pyelum kembali normal dalam 2minggu.
g) Laktasi : keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu
melainkan colostrum. colostrum adalah cairan kuning yang mengandung
banyak protein dan garam.
2.4 Patofisiologi

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni
memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh
lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.

Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah


yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga
seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi
dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.

Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu


kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia
kala. Nifas dibagi dalam tiga periode :

1. Puerperium dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri,


berjalan-jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
Pathway

Sumber : Mitayani (2009)


2.5 Penatalaksanaan
a) Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b) 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan
kiri
c) Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
d) Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e) Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
2.6 Komplikasi
a) Pembengkakan payudara
b) Mastitis (peradangan pada payudara)
c) Endometritis (peradangan pada endometrium)
d) Post partum blues
e) Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan
pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam
persalinan atau sesudah persalinan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian
a) Pengkajian Fisik
1. Riwayat kesehatan sebelumnya
2. Tanda-tanda Vital
3. Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara, management
engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.
4. Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, striae.
5. Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6. Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7. Rektum: hemoroid, dll.
8. Aktivitas sehari-hari.
b) Pengkajian Psikologis
1. Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan
2. Spesifik: depresi postpartum.
3. Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan libido.
3.2 Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
2. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran
kemih.
3. Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya mobilisasi; diet
yang tidak seimbang; trauma persalinan.
4. Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan; perdarahan;
diuresis; keringat berlebihan.
3.3 Intervensi

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
Nyeri akut b/d Setelah dilakukan  Lakukan  Mengetahui tingkat
agen injuri askep selama …x 24 pengkajian nyeri pengalaman nyeri klien
fisik jam, diharapkan nyeri secara dan tindakan
(peregangan berkurang komprehensif keperawatan yang akan
perineum; luka Kriteria Hasil : termasuk lokasi, dilakukan untuk
episiotomi;  Mampu karakteristik, mengurangi nyeri
involusi uteri; mengontrol nyeri durasi, frekuensi,  Reaksi terhadap nyeri
hemoroid; (tahu penyebab kualitas dan faktor biasanya ditunjukkan
pembengkakan nyeri) presipitasi dengan reaksi non
payudara).  Mampu (PQRST) verbal tanpa disengaja.
menggunakan  Observasi reaksi  Mengetahui
tehnik nonverbal dari pengalaman nyeri
nonfarmakologi ketidaknyamanan  Penanganan nyeri tidak
untuk mengurangi  Gunakan teknik selamanya diberikan
nyeri komunikasi obat. Nafas dalam
 Melaporkan bahwa terapeutik untuk dapat membantu
nyeri berkurang mengetahui mengurangi tingkat
dengan pengalaman nyeri nyeri
menggunakan pasien  Mengetahui
manajemen nyeri  Ajarkan tentang keefektifan control
 Mampu mengenali teknik non nyeri
nyeri (skala, farmakologi  Mengurangi rasa nyeri
intensitas, frekuensi  Evaluasi Menentukan intervensi
dan tanda nyeri) keefektifan kontrol keperawatan sesuai
 Menyatakan rasa nyeri skala nyeri.
nyaman setelah §
nyeri berkurang
Setelah dilakukan  Obs Tanda-tanda  Mengidentifikasi
Resiko defisit askep selama …x 24 vital setiap 4 jam. penyimpangan
volume cairan jam, Pasien dapat  Obs Warna urine. indikasi kemajuan
b/d mendemostrasikan · Status umum atau penyimpangan
pengeluaran status cairan setiap 8 jam. dari hasil yang
yang membaik.  Pertahanka catatan diharapkan.
berlebihan; Kriteria hasil : intake dan output  Memenuhi kebutuhan
perdarahan;  Tidak ada yang akura cairan tubuh klien
diuresis; manifestasi  Monitor masukan  Menjaga status
keringat dehidrasi, resolusi makanan / cairan balance cairan klien
berlebihan. oedema, haluaran dan hitung intake  Memenuhi
urine di atas 30 kalori harian kebutuhan cairan
ml/jam tubuh klien
 kulit kenyal/turgor
kulit baik.
Perubahan Setelah dilakukan  Kaji haluaran  Mengidentifikasi
pola eleminasi askep selama …x 24 urine, keluhan penyimpangan dalam
BAK (disuria) jam, Pola eleminasi serta keteraturan pola berkemih
b/d trauma (BAK) pasien teratur. pola berkemih. pasien.
perineum dan Kriteria hasil:  Anjurkan pasien  Membasahi bladder
saluran kemih.  Eleminasi BAK melakukan dengan air hangat
lancar, disuria ambulasi dini. dapat mengurangi
tidak ada, bladder  Anjurkan pasien ketegangan akibat
kosong, keluhan untuk membasahi adanya luka pada
kencing tidak ada. perineum dengan bladder.
air hangat sebelum  Menerapkan pola
berkemih. berkemih secara
 Anjurkan pasien teratur akan melatih
untuk berkemih pengosongan bladder
secara teratur. secara teratur.
 Minum banyak
mempercepat filtrasi
pada glomerolus dan
mempercepat
pengeluaran urine.
·

Perubahan Setelah dilakukan  Kaji pola BAB,  Mengidentifikasi


pola eleminasi askep selama …x 24 kesulitan BAB, penyimpangan serta
BAB jam, Pola eleminasi warna, bau, kemajuan dalam pola
(konstipasi) (BAB) teratur. konsistensi dan eleminasi (BAB).
b/d kurangnya Kriteria hasil: jumlah.  Cairan dalam jumlah
mobilisasi; diet  pola eleminasi  Anjurkan pasien cukup mencegah
yang tidak teratur, feses lunak untuk minum terjadinya penyerapan
seimbang; dan warna khas banyak 2500- cairan dalam rektum
trauma feses, bau khas 3000 ml/24 jam. yang dapat
persalinan. feses, tidak ada  Kaji bising usus menyebabkan feses
kesulitan BAB, setiap 8 jam. menjadi keras.
tidak ada feses  Bising usus
bercampur darah mengidentifikasikan
dan lendir, pencernaan dalam
konstipasi tidak kondisi baik.
ada.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN

Nama Mahasiswa : Mairita Andani


Nim : 2019.NS.A.07.051
Ruang Praktik : VK (UPT Puskesmas Pahandut)
Tanggal Praktik : 18 – 23 November 2019
Tanggal dan Jam Pengkajian : 20 November 2019, pukul 08.00 WIB

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. L
Tempat/Tgl lahir : Buntok, 03-05-1986
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan terkahir : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Gol. Darah : AB
Alamat : Jalan Manda
Diagnosa Medis : G4.P4.A0
Penghasilan perbulan : Rp. 2.000.000,00

II. IDENTITAS SUAMI


Nama : Tn. M
Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : banjar/indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Gol. Darah : B
Alamat : Jalan Manda
III. STATUS KESEHATAN
1. Keluhan utama : Klien mengatakan “perutnya terasa nyeri (kontraksi) keluar cairan
bening bercampur dengan darah sedikit ”.P: nyeri saat bergerak, Q: nyeri seperti
ditusuk-tusuk, R: lokasi nyeri dibagian perinium, S: skala nyeri 1-10 (5 nyeri sedang),
T: dengan durasi 1-2 menit.
2. Riwayat Kesehatan sekarang : (PQRST)
Klien mengatakan sebelum dibawa ke puskesmas pahandut pukul 21.00 WIB klien
merasakan nyeri perut dan keluar lendir disertai sedikit darah dari jalan lahir sejak
pukul 17.00 WIB, karena nyeri yang dirasakan semakin sering klien meminta dengan
suami dan keluarga untuk membawa ke puskesmas Pahandut, saat sampai di
puskesmas pahandut, saat sampai di ruang VK klien mendapatkan pemeriksaan oleh
bidan dan juga pemerksaan dalam (VT) dan di dapatkan hasil ibunya masih dalam
pembukaan 3. Lalu klien di sarankan oleh bidan untuk berjalan jalan atau beraktivitas
untuk mempermudah proses kelahiran. Setelah 2 jam kemudian klien pun merasa mau
mengejan, dan juga disarankan oleh bidan untuk berbaring di ruang bersalin dank lien
juga mendapatkan tindakan pemasangan infus RL + Oksitosin 20 t/menitdi tangan
sebelah kiri sambil menunggu proses persalinan
3. Riwayat Kesehatan yang lalu
Klien mengatakan selama ini belum pernah di rawat di rumah sakit dan juga tidak ada
riwayat operasi
4. Riwayat Kesehatan keluarga
Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
keturunan seperti DM, Hipertensi, Stroke, jantung, serta tidak ada penyakit menular
seperti Hepatitis, TBC.
GENOGRAM KELUARGA

Bagan 3.1 Genogram keluarga klien Ny. L

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Hubungan keluarga
: Tinggal satu rumah
: Klien

IV. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI


1. Riwayat Ginekologi
a. Riwayat Menstruasi :
- Menarche 12 Tahun Lamanya haid : 2-6 hari
- Siklus : 28 hari Banyaknya : ± 50 cc/hari
- Sifat darah (warna, bau/gumpalan, dysmenorhoe) :Warna merah tua, bau normal
- HPHT : ? – 02 - 2019
- Taksiran persalinan :19-11-2019
b. Riwayat Perkawinan : (suami dan isteri)
- Lamanya pernikahan : 4 Tahun
- Pernikahan yang ke : 1
c. Riwayat Keluarga Berencana :
- Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : suntik KB
- Waktu dan lamanya penggunaan : 3 bulan
- Apakah ada masalah dengan cara tersebut :
- Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang :
- Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 3
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G4 P4 A0

Um Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keada
ur
No partu partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
ham Bayi
s s g n mil r s Anak
il
1 02 39 norma Klinik Laki 2.5 Tida Tida Tida Tida Normal
maret ming l laki 55 k k k ada k
2015 gu g ada ada ada
2 25 39 norma klinik Laki 3.0 Tida Tida Tida Tida Normal
Mei ming l laki 50 k k k ada k
2018 gu gr ada ada ada
3. 13 39 norma klinik peremp 2.6 Tida Tida Tida Tida Normal
Maret ming l uan gr k k k ada k
2019 gu ada ada ada
4. 19 39 norma puskesm Laki 4.0 Tida Tida Tida Tida Normal
Nove ming l as laki gr k k k ada k
mber gu ada ada ada
2019

b. Riwayat Kehamilan sekarang :


Keluhan klien waktu hamil mual,muntah, dan tidak nafsu makan pada tri semester
I, imunisasi TT dilakukan tiga kali, penambahan berat badan selama hamil 9 kg,
pemeriksaan kehamilan teratur dilakukan di Puskesmas Pahandut.
c. Riwayat Persalinan sekarang :
G4P4A0, tanggal melahirkan 19 November 2019, jenis persalinan normal, jenis
kelamin bayi laki-laki, berat badan bayi 4 kg, dan panjang bayi 47 cm.

3. Pemerikasaan Fisik
a) Ibu
1) Keadaan umum
Kesadaran compos menthis, klien tampak meringis, klien tampak lemah,
berat badan sebelum hamil 70 kg, Suhu 36,7OC, Nadi 102 x/menit,
pernapasan 20x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, berat badan saat hamil
78 kg, tinggi badan 156 cm.
2) Kepala
Warna rambut hitam dan merata, keadaan rambut bersih, tidak edema pada
muka, mukosa mulut dan bibir lembab, keadaan gigi bersih dan tidak ada
karies, fungsi pengecapan dapat merasakan asam asin dan manis, keadaan
mulut bersih, fungsi menelan baik, konjunctiva merah muda, sclera tidak
ikterik berwarna putih, fungsi penglihatan baik klien dapat membaca buku
yang diberikan oleh perawat dengan benar, tidak ada peradangan/perdarahan
pada hidung dan keadaan hidung bersih, dan tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
3) Daerah dada
Suara napas vesikuler, bunyi jantung S1 S2 (lup, dup), tidak ada retraksi
dada, tidak ada hiperpigmentasi aerola, keadaan puting susu bersih, dan tidak
ada nyeri pada payudara.
4) Abdomen
Tinggi pundus 2 jari diatas pusat, tidak ada kontraksi uterus,tidak ada asites,
dan bising usus 10 x/menit.
5) Genitalia eksterna
Tidak ada edema,dan ada pengeluaran lochea.
6) Anus
Tidak terdapat haemoroid
7) Ekstermitas atas dan bawah
Refleks pattela positif kanan dan kiri, ekstermitas simetris, dan tidak ada
edema.
4. Pola Aktivitas Sehari-hari
a) Pola nutrisi
Frekuensi makan 3x/hari, jenis makanan nasi, sayur, buah dan lauk-pauk dengan
porsi makan 1 piring, makanan yang disukai soup, tidak ada alergi terhadap makanan,
dan jenis minuman seperti susu, air putih dan teh.
b) Eliminasi
1) Buang air besar (BAB)
BAB 1x/hari, warna kuning kecoklatan, bau khas dengan konsistensi lunak, dan
tidak ada keluhan BAB.
2) Buang air kecil (BAK)
Frekuensi 4-5 kali/sehari, warna kuning jernih, bau khas amoniak dan tidak ada
keluhan BAK.
c) Pola tidur dan istirahat
Tidur saat siang ± 2 jam dan malam ± 7-8 jam, tidak ada masalah dalam istirahat dan
tidur
d) Pola aktivitas dan latihan
Mengurus rumah. Selama hamil klien beraktivitas seperti biasa saja. Saat datang ke
Ruang VK Puskesmas Pahandut klien hanya mampu terbaring ditempat tidur.
Kegiatan diwaktu luang klien beristirahat. Latihan yang dilakukan klien seperti
miring, duduk dan berjalan.
e) Personal hygiene
Kulit berwarna kuning langsat dan tampak bersih, rambut rapi, mulut dan gigi lembab
tidak ada karies gigi, dan cara berpakaian rapi.
f) Ketergantungan fisik
Tidak ada merokok, minum minuman keras, obat-obatan
5. Aspek Psikososial dan Spiritual
a) Pola pikir dan presepsi
Klien bingung dan tidak tahu bagaimana cara menyusui yang baik dan benar.
b) Persepsi diri
Klien berharap ingin cepat sembuh dan dapat beraktifitas seperti biasanya.
c) Konsep diri
Klien adalah seorang wanita, klien sebagai ibu rumah tangga, klien ingin cepat
sembuh, Ny. L adalah seorang klien yang berusia 33 tahun.
d) Hubungan/komunikasi
Klien berkomunikasi dengan jelas dan relevan, bahasa utama yaitu bahasa Indonesia
dan bahasa daerah yaitu bahasa banjar, suami klien mempunyai peranan penting
dalam rumah tangganya, dan suami klien tidak merokok.
e) Kebiasaan seksual
Tidak ada masalah dalam hubungan seksual
f) Sistem nilai-kepercayaan
Sumber kekuatan adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan klien beragama Islam dan taat
beribadah di Masjid.
6. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada

V. PENGOBATAN
No. Jenis Obat Indikasi
1. Infus RL 20 tpm Mengembalikan keseimbangan elektrolit.
2. Methyl Ergometrian 3x1 Mencegah dan menangani perdarahan
3. Paracetamol 3x1 tab Untuk menurunkan demam pada segala usia
4. Vitamin C 3x1 tab Mengah dan mengurangi vitamin C
5. Vitamin BC 3x1 tab Membantu memenuhi kebutuhan vitamin B
komplex
6. FE 2x1 tab Membentuk enzim, dan kolagen dan berperan
bagi ketahanan tubuh
7. Vitamin A 1x1 Capsul Membantu pembentukan tulang dan
memelihara kesehatan reproduksi

Palangka Raya, 26 November 2019

Mahasiswa
ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN


MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Klien mengatakan Nyeri Kontraksi otot uterus Nyeri Akut
di bagian bawah pusat meningkat
Q= nyeri terasa di tusuk
Kepala bayi masuk
tusuk
R= nyeri terasa di bawah PAP

pusat, disekitaran alat


kelamin Trauma pada jalan lahir
S= skala nyeri 5 (sedang)
T= nyeri timbul saat
beraktivitas Post partum fisiologis

DO:
- Klien tampak meringis Episiotomi
saat bergerak
Terputusnya inkotinyuitas
- Klien tampak jaringan
memegang area nyeri
- S ( 36,7OC) , N (102
Luka jahitan perinium
x/menit), RR
(20x/menit), TD
(120/80 mmHg)
DS: - Post partum fisiologis Resiko infeksi
DO:
- Terdapat luka pos SC
Episiotomi
- Perban luka tampak
berdarah
- Hb :13,2 g/dl Terputusnya inkontinyuitas
- S ( 36,7OC) , N (102 jaringan

x/menit), RR
(20x/menit), TD (120/80 Luka jahitan perinimun
mmHg)
PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jalan lahir.


2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka jahitan perinimum.
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.L

Ruang Rawat : VK

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional

Nyeri akut berhubungan Setelah di lakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui ttv
dengan trauma jalan keperawatan selama 1x5 jam 2. Ukur skala nyeri dalam batas normal
di harapkan nyeri dapat 3. Berikan posisi senyaman 2. Mengidentifikasi skala
lahir.
ditoleransi dengan kriteria mungkin nyeri dan menentukan
hasil: 4. Ajarkan klien dan intervensi
keluarga teknik distraksi 3. Posisi yang nyaman
1. Klien tidak mengeluh dan relaksasi merupakan cara untuk
nyeri 5. Kolaborasi dengan tenaga klien merasa tenang
2. Skala nyeri berkurang medis dalam pemberian 4. Teknik distraksi dan
(1-3) atau ringan analgesik relaksasi adalah cara
3. TTV dalam batas untuk mengalihkan nyeri
normal (ringan-sedang)
S= 36,5-37,5ºC, N= 5. Pemberian terapi obat
60-100 x/m, RR= 15- adalah cara untuk
20x/menit, menghilangkan sensasi
TD=120/80 mmHg nyeri
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. L

Ruang Rawat : VK

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional

Resiko infeksi Setelah di lakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui ttv
berhubungan engan luka keperawatan selama 1x5 jam 2. Ajarkan klien dan dalam batas normal
jahitan perinium di harapkan luka post Sc keluarga mengenai tanda 2. Untuk lebih mngerti jika
mengering kriteria hasil: dan gejala infeksi terjadi inya infeksi post
3. Ajarkan perawatan luka SC
1. Tidak ada cairan yang 4. Berikan posisi senyaman 3. Agar ketika dirumah bisa
berbau busuk mungkin di pergakan sendiri tampa
2. Tidak ada kemerahan bantuan medis
pada luka post SC 4. Posisi yang nyaman
3. Tidak ada demam merupakan cara untuk
4. TTV dalam batas klien merasa tenang
normal
S= 36,5-37,5ºC, N=
60-100 x/m, RR= 15-
20 x/menit,
TD=120/80 mmHg
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanda tangan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan

Nama Perawat

Selasa, 19/11/2019 1. Mengukur skala nyeri S: Klien mengatakan Nyeri di bagian Mairita Andani
2. Memberikan posisi senyaman bawah pusat
Pukul 04.00 WiB Q= nyeri terasa di tusuk tusuk
mungkin
R= nyeri terasa di bawah pusat,
3. Mengajarkan klien dan keluarga disekitaran alat kelamin
teknik distraksi dan relaksasi S= skala nyeri 3 (ringan)
T= nyeri timbul saat beraktivitas
4. Berkolaborasi dengan tenaga
O:
medis dalam pemberian analgesik - Klien menyatakan nyeri berkurang
- Klien tampak tenang
- TTV: S=36,5ºC, N=85 x/m, RR=
18 x/m, TD= 110/70 mmHg
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanda tangan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan

Nama Perawat

Selasa, 19/11/2019 1. Mengobservasi TTV S: klien mengatakan luka belum Mairita Andani

Pukul 04.00 WiB 2. Mengajarkan klien dan keluarga kering


mengenai tanda dan gejala infeksi O:
3. Memberikan posisi senyaman - Klien tampak tenang
mungkin - Tidak ada pus, cairan tidak
berbau dan tidak ada
kemerahan pada luka post Sc
- TTV: S=36,5ºC, N=85 x/m,
RR= 18 x/m, TD= 110/70
mmHg

A: Masalah teratasi
P: hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2011. Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice.Edisi


VIII, Philadelphia, Lippincot Company, USA

Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2011. Rencana Perawatan Maternal/Bayi :


Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II,
EGC, Jakarta.

Gordon et.al,2001,Nursing Diagnoses : Definition and Clasification 2011-


2012,Philadelphia,USA.

Hacker Moore. 2010. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Hadijono, Soerjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka

Hanifa Wikyasastro. 2012. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC).


United States of America: Mosby.

Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America: Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai